You are a my girl
Pairing : Eren Jaeger X Annie Leonhartd
Rated : T
Alur : Gaje , Typo , Maju dan Mundur
Genre : Romance
Disclaimer :Hajime Isayama
Summary : Annie Leonhartd, gadis pemurung yang sangat dingin sedingin gunung es. Tatapan matanya yang terasa seperti gletser yang tak pernah bisa leleh. Akan kah Eren Jaeger mampu melelehkannya.
Happy read ^^
Chapter 1
Pagi yang indah, burung2 berkicauan diantara rimbun pepohonan belakang rumah. Aku menggeliat dikasur empukku. Masih terlalu pagi bagiku untuk bangun, kutarik selimutku agar kehangatannya merayap ketubuhku. Dinginn sekalii…
"Eren.. bangun .. udah pagi" seseorang menggoyangkan bahuku dengan tidak sopannya.
"ntar.." jawabku singkat dan kembali meringkuk, tapi sosok itu masih terus mengguncang-ngguncangkan bahuku dengan keras tanpa perasaan.
"nanti kau terlambat sekolah lhoo.. oneechan mu sudah siap daritadi. Kau tidak ingin terlambat sekolah dihari pertama,kan?" dengus sosok itu sambil menghamburkan selimutku, menjadikan tubuhku membeku seketika. Huuh…. Aku bangkit dan menuju kamar mandi setelah melihat sosok itu yang ternyata ibuku melemparkan sebuah senyuman. Entah kenapa aku malas sekali untuk berangkat sekolah pagi ini. Setelah lama libur musim dingin, membuat semangat bersekolah para murid menurun drastis. Terutama bagiku, rasanya aku ingin meringkuk seharian dikasur kesayanganku yang dipenuhi oleh ribuan pulau dan mungkin pulaunya lebih banyak daripada pulau diseluruh dunia ini.
"haaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh…." Dengusku panjang sambil mengguyur seluruh tubuhku dengan air dingin. Aku bakal mati kedinginan, yakin.
"Eren ,,, ayoo cepat. Aku sudah menunggumu" seseorang berseru sambil membuka pintu kamar mandi yang entah kenapa aku lupa menguncinya.
"GYAAAA… neechan kenapa buka pintu sih?! Ketuk dulu donk" ujarku kesal sambil jongkok didalam bath tub.
"kau lama sih? Kukira kelelep" kata seorang gadis berambut hitam panjang yang indah, dan dia kakak perempuanku. Sebenernya bukan sih, dia adalah saudara jauh ayah dan karena satu hal (yang aku tidak tau kenapa?) dia menjadi kakak angkatku. Namanya Mikasa Ackerman.
"hush.. keluar nee.. kenapa neechan tenang aja melihat adiknya yang hampir usia 17 tahun ini telanjang" teriakku mengusirnya. Tapi dia malah terkekeh pelan dan berujar "neechan bahkan udah sering liat kau telanjang kan, waktu kecil kau malah minta dimandiin neechan"dengan gaya yang dibuat-buat.
"PERGIIII!" aku menendang pintu hingga tertutup rapat dan berhasil mengusir neechanku dengan sukses, aku menghembuskan nafas dengan kasar saking malunya.
"hahaha… cepat ya eren . aku tunggu diluar" tawanya dengan gaya nenek lampir.
~O~
Aku berjalan menuruni tangga dengan super malas. Kulihat ibuku dan neechan sedang merajut dan berbincang bincang layaknya ibu-ibu arisan. "Ohayou.." sapaku sambil duduk dan memakan roti dengan muka malas. "harusnya konichiwa,bukan ohayou" sindir ibuku sambil meletakkan alat rajutannya dan mendekat kearahku,mengelus puncak kepala ku dan tersenyum.
"okelahh,, kau udah siap kan eren? Ibuu kami berangkat dulu" kata neechanku sambil bangkit dan mengambil tas selempangnya lalu, mencium kedua pipi ibu.
"Hmm…." Kataku ikut bangkit dan membiarkan ibuku mencium keningku dengan sayang.
"hati-hati lhoo ya, mikasa jaga adikmu" ibu tersenyum lalu kembali kerutinitasnya didalam rumah seperti kebanyakan ibu rumah tangga.
Aku berdiri dihalte ditemani dengan kakak perempuanku yang selalu saja menarik perhatian orang lewat. Bukan … dia bukan berjoget untuk menarik perhatian orang-orang, dia hanya berdiri disampingku dengan ekspresi datar. Hanya itu. Dia cantik dan rambutnya benar2 indah, dia juga berbakat dalam berbagai hal, peringkat dia selalu diatas,dan juga dia sangat tegas dan bijaksana. Huuhh…. Kenapa aku bisa memiliki kakak yang super sempurna sementara aku hanya biasa2 saja.
"Mikasa.. Eren.. " teriak seseorang sambil berlari mendekat kearah kami berdiri. Rambut pirangnya bergoyang-goyang dengan indahnya.
"Armin… kau mau bareng?" tawar neechan dengan senyum simpulnya.
"haik.. aku tidak mau terlambat dihari pertama,mikasa. Eren kau terlihat kacau?" kata armin sambil menatapku seolah aku adalah rumus fisika yang perlu diperbaiki dan dikerjakan dengan benar.
"Damare,Armin" balasku singkat sambil menguap. Neechan tersenyum melihatku.
Sebuah bis berhenti didepan kami, segera aku melangkahkan kaki menaiki bis itu diikuti oleh neechan dan armin dibelakangku. Aku duduk dibangku dekat jendela nomor 2 dari pintu belakang. Armin duduk disebelahku sementara neechan duduk dibangku salah satu teman sekelasnya dan merangkap sebagai teman sekelasku. Jean Kirschtein. Armin membuka sebuah buku tebal dan mulai sibuk membacanya , nyuekin gitu ceritanya. Huuhh… kutelusuri seluruh penjuru bis tak kutemukan sosok yang selalu menghiasi mimpiku. Sosok gadis dengan tudung hijau dan bulu mata yang letik.
Bis berhenti dihalte untuk membiarkan penumpang masuk. Aku menoleh dan menatap teman sekelasku Annie yang sedang duduk di bangku dekat dengan pintu, aku menatapnya lama ketika dia mengetahui dia hanya melirik sekilas lalu tenggelam dalam pemandangan diluar jendela. Huuhh.. aku menghembuskan napas pelan, gadis yang kucari selalu duduk disitu, ditempat Annie biasanya duduk. Aku bertemu dengan gadis bertudung itu sekitar kelas 3 SMP. Saat aku pulang sore sehabis bimbel. Waktu itu bis sangat penuh dan hanya tempat duduk disebelahnya yang kosong, aku memberanikan diri duduk disebelahnya. Dia hanya diam dan menikmati pemandangan diluar jendela, diammm… diamm… dan diammm…. Setelah lama aku jadi penasaran, aku menengok kearah wajahnya yang ditutupi tudung, dia tertidur. Wajahnya tidak terlalu jelas tapi aku melihat bulu matanya sangat panjang dan letik terlihat sekali saat dia menutup matanya.. bulu mata yang indah, sangat indah.
~O~
"Eren….Eren…..ERENN!" aku tersentak dari lamunanku, kulihat armin sedang menatapku dengan khawatir.
"kita sudah sampai, ayoo turun" ajaknya sambil tersenyum. Aku bangkit dari tempat duduk dan mengikuti armin menuruni bis. Dibawah bis sudah ada neechan yang sedang menungguku.
"Eren, Armin ayoo.." katanya sambil menggandeng tanganku.
"Neechan… aku sudah besar, jangan begini donk" rengekku berusaha melepas tangan kakak perempuanku itu.
"kau tidak akan bisa apa2 tanpa aku eren." Balasnya datar dan hanya mengerling kearahku yang hanya kutanggapi dengan memutar bola mataku bosan.
Aku berjalan (diiringi 2 dahyang super sempurna dan pintar) kekelasku yang berada dilantai atas sekolah. Sekolah ada 4 lantai, dan (sangat) kebetulan sekali kelasku ada dilantai atas yang tentu saja naiknya harus pakai tangga bukan lift. Ini kan bukan apartemen.
"Mikasa.." panggil seorang cowok yang berdiri kurang lebih tiga tangga dibawahku.
"Jean… yeahh kemarilah" balas neechanku yang entah kesambet apa jadi berubah bertampang 2x lebih manis. Sudah seminggu sejak liburan musim dingin kakakku ini berpacaran dengan jean. Jean adalah tipe orang yang blak-blak kan , sebelum menjadi pacar kakakku mikasa, aku dan dia selalu berselisih. Yahhh… karena sifat neechan yang super-duper brother complex itu.
Aku berjalan mendahului neechan,armin mengikutiku dibelakang. Terus menaiki tangga menuju kelas, samar2 kudengar neechan berteriak memberi tahu dia akan kemana dulu,tapi aku mengabaikannya. Sungguh, hari ini aku terlalu malas melakukan apa2 (termasuk bernafas sekalipun *mati saja sana*) .
"Eren.. kau terlihat sangat kacau. Apa kau belum mengerjakan PR musim dingin?" Tanya armin dengan tampang polosnya padaku yang sontak membuatku terkejut setengah mati.
"Iyaaa…aku lupa. Kenapa kau ingetin sih,Armin? Kan jadi tambah BT" teriakku tepat didepan muka polos Armin.
"ehh… maaff aku gak tau. Aku memang tidak berguna" balasnya lemah dan pundung.
ASTAGAAA….
"Warui.. bukan gitu maksudnya, ayoo dehh masuk kelas" kataku sambil menggaruk pipiku yang tidak gatal lalu, aku masuk kelas diikuti armin yang masih betah memasang wajah 'Aku minta maaf sekali'. Aku mengusap kepalanya pelan dan meringkuk ditempat dudukku. Sementara Armin sudah dikerubungi fans setianya yang akan mencontek PR musim dinginnya yang aku yakin betul semua.
Aku meringkuk malas dibangkuku, mood ku yang hari ini kacau sekali menjadi benar-benar kacau berkat Armin. Thanks banget ya Armin.
~O~
Semilir angin membelai dedaunan, menimbulkan bunyi gemersik yang menyejukkan hati siapa saja yang mendengarnya. Sang surya sudah mulai meninggi, siap mengeringkan pakaian disetiap rumah-rumah, dan juga mulai mengumpulkan tenaga untuk segera naik kepuncak, dimana ditempat itulah matahari sering disebut dengan siang bolong. Hembusan angin masih sepoi-sepoi dan itu sukses sekali membuatku merasa mengantuk, atap sekolah memang tempat yang tepat untuk tidur dan menikmati langit biru berhiaskan awan yang berbentuk bermacam-macam warna (?) . kukerjap kerjapkan mataku, untuk mencegah rasa kantuk yang menyerang karna aku ingin menatap langit yang indah itu lagi. Tapi, semakin aku berkedip, kantuknya akan selalu bertambah. Hoammmmmmmmmm…. Aku menguap lebar sekali sambil meregangkan badan.
Yeahh… disinilah aku sekarang berada, diatap sekolah. Yap… benar, berkat Armin aku dengan sukses membolos pelajaran, mungkin sekarang kakakku mikasa sedang sibuk tanya sana sini mencariku. Aku bukan tipe pembolos sebenarnya, entah mengapa hari ini benar-benar membosankan. Mungkin aku akan kembali saat jam ketiga.
TENG….TENG….TENG…..
Sial …. Baru saja bilang gitu, bel tanda jam kedua berakhir. Aku bangkit dari keterpurukan (?) dan segera melangkahkan kaki menuju pintu. Kubuka pintu dengan malas 45 dan segera menuruni tangga menuju kekelas.
"Eren…." Panggil seseorang yang hampir membuatku melompat kaget. Kali-kali aja ada guru.
"Lhooo.. neechan darimana? Bukannya ada kelas?" tanyaku heran setelah mengetahui bahwa 'seseorang' itu ternyata adalah kakakku sendiri.
Dia keluar dari kantin.
Bergandengan dengan Jean.
Dan ternyata disana banyak teman sekelasku yang lagi nongkrong.
Kenapa mereka semua disini?
"Kau habis darimana Eren? Kukira tadi kau ada digerombolan si Reiner." Kata Jean memecah pikiranku.
"Kalian semua kenapa ada disini?" tanyaku heran. Bukannya mereka seharusnya ada dikelas ya, kan pelajaran.
"Lhooo.. kau lupa? Sekarang ulang tahun wali kelas kita. Levi-sensei. Kita tadi makan2 disini, semua murid juga kok. Para sensei juga ada, jadi yaa pak kepsek nyuruh kita makan2 dikantin buat ngerayain. Eh.. kau sudah dapat bagian kan? Kuenya udah abis, makanannya juga. Tinggal minuman doank, tuh." Cerocos Jean yang entah sadar atau tidak dengan perubahan raut muka ku yang tadi asem sekarang malah lebih asem lagi.
"jadi tidak ada pelajaran?" tanyaku sekali lagi memastikan.
"ya gak lah. Makan2 doang kok" jawab Jean santai.
TIDAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKKKKK…..
"Lalu PR musim dinginnya?" tanyaku lagi , memastikan untuk kedua kalinya.
"Ditunda minggu depan mungkin. Aku akan membantumu mengerjakannya" jawab neechan dengan serius.
SIIIIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAALLLLLLLLLLLLL….
"tapi, tadi ada bel…" kataku lagi, ahhh semakin terpuruklah aku.
"Oh.. bel tadi manggil anak2 buat apel siang. Pembukaan ajaran baru mungkin, kan ada murid baru tiap musim semi."
"apel siang?" aku merasakan tanda2 akan ada pengumuman kematian dimasjid.
"iya.. cepat pakai topi, kau sakit lohh.. ayoo" dengan cepat neechan memakaikan topi dan menggandengku kelapangan.
Apel siang..
NGAPAIN GUE TURUN TADIIIIIIIIIIIIIIIIIII!
Telah meninggal dunia pada hari ini. Warga tembok maria bernama Eren Jaeger. *author ngumumin dimasjid*
TBC
Selesai sudah, maaf ya agak 'aneh', maklum sayah masih belajar jadi agak-agak gimana gitu. Masih baru masuk dunia fanfiction ini. Jadi yang udah senior mohon bantuannya ^^.
Ohh iyaa review nya ditunggu, kalo ada perlu PM juga boleh ^^..
Tee hee.. ^^ *salam Shizuka_kun*
