The Heirs
Naruto Masashi Kishimoto
High School DxD Ichie Ishibumi
Warning : AU, OOC, OC, TYPO, Semi Canon, dan Lain – lain
DevilNaru, SmartNaru
Summary: Menjadi pewaris bukanlah hal yang begitu menyenangkan, terlebih pewaris dari Pillar Iblis yang telah punah. Buktinya, Naruto Paimon, Heirs dari Paimon harus bekerja keras bersama peeragenya untuk menghadapi situasi politik yang pelik di dunia hanya untuk membangkitkan kembali Pillarnya.
Prologue
Underworld, sebuah wilayah dengan daratan yang luas dan tanpa lautan. Total luas wilayahnya sebanding dengan 10 kali wilayah bumi yang menjadi tempat tinggal bagi keturunan adam dan hawa, manusia. Selain tidak memiliki lautan, perbedaan yang paling mencolok antara underworld dan dunia manusia adalah keberadaan langit ungunya yang memberi kesan kelam, batu – batu karang dan jurang yang terjal. Wilayah itu menjadi habitat bagi dua makhluk supranatural yakni iblis dan malaikat jatuh.
Malaikat jatuh yang tak memiliki tempat tinggal setelah didepak dari suga membentuk perkumpulan di Underworld dan mendeklarasikan sepihak daerah mereka dengan sebutan Grigory. Deklarasi sepihak para malaikat jatuh dianggap sebagai tabuhan perang oleh para iblis yang terlebih dahulu menduduki Underworld, mengingat kedua ras sama – sama memiliki ego yang tinggi, perang antara kedua ras pun tak dapat dihindarkan. God of Bibble, pencipta dari kedua ras tersebut merasa prihatin begitu peperangan mulai menimbulkan akibat pada dunia manusia, atas perintahnya para Malaikat turun ke Underworld untuk menghentikan perang. Namun, kedahsyatan perang memaksa pihak Malaikat malah menjadi ras yang ikut berperang pula. Peperangan dahsyat itu kian memanas kala dua ekor naga surgawi memilih tempat peperangan mereka sebagai laga bertarung untuk menguji kerivalitasan mereka. Melihat jalannya peperangan yang semakin tak menentu, God of Bibble turun dari tahtanya berhadapan langsung dengan kedua naga surgawi hingga berhasil menyegel kedua naga tersebut ke dalam artifak suci Sacred Gear.
Akan tetapi, masalah tak berhenti di sana. Lucifer, sang raja iblis memanfaatkan kelelahan ayahnya untuk menantangnya bertarung. Peperangan menuju titik akhirnya ketika God Of Bibble harus tewas setelah kelelahan membunuh keempat Maou dan Gubernur Malaikat Jatuh. Sebelum menghilang dalam butiran cahaya emas, God of Bibble sempat memberikan amanah dan berkah kepada putranya, Michael, sang Archangel untuk melindungi Heaven dan bumi. Penderitaan besar dialami ketiga ras akibat kehilangan pemimpin mereka masing – masing, peperangan pun berakhir tanpa ada pemenang. Bahkan, hingga beratus – ratus tahun peperangan itu masih dikenang dengan nama Great War. Kenangan itu pula yang membuat ketiga ras enggan untuk berdamai dan terus melakukan perang dingin.
Pihak iblis menderita kerugian paling besar karena setelah Great War, mereka harus dilanda Civil War yang dilandasi perbedaan pendapat antara kelompok Old Satan dan Anti – Satan. Kelompok Old – Satan merupakan keturunan dari para Maou terdahulu didukung oleh Pillar – pillar yang setia pada keempat Maou, sedangkan Anti – satan dipimpin oleh pewaris dari Pillar Gremory, Sitri, Astaroth, dan Gasya – Labolas. Civil War yang terjadi cukup lama itu membuat populasi Iblis semakin menipis hingga puncaknya ketika 72 Pillar iblis hanya tersisa 35 akibat gempuran dari kelompok Anti – satan yang menerima bocoran informasi dari salah satu Pillar Old – Satan yang berkhianat karena muak dengan Civil War dan ideology gila para keturunan Maou. Keempat pemimpin Anti – Satan kemudian diangkat menjadi Maou baru, pemimpin dari kaum iblis. Sedangkan pillar yang membocorkan informasi tersebut telah berhasil dirahasiakan informasinya agar eksistensi mereka tetap aman.
.
Meikai, Paimon Households
Paimon, satu Pillar dari 35 Pillar Ilbis yang tersisa. Dahulunya Paimon merupakan salah satu pendukung Old – Satan, namun ketika Minato Paimon naik tahta menjadi Lord Paimon setelah menikahi seorang gadis manusia Kushina Uzumaki, Paimon secara sembunyi – sembunyi menyuplai informasi kepada golongan Anti – satan. Kharisma Minato sebagai pemimpin berhasil membuat seluruh anggota Pillarnya mendukung aksinya tersebut hingga golongan Old – Satan berhasil ditumbangkan, dan para petinggi Meikai yang baru memberikan mereka hadiah peningkatan status yang setara dengan Agares, yang semakin membuat iblis – iblis Paimon mengelu – elukan Lord baru mereka, Minato Paimon.
Minato Paimon, iblis jantan dengan penampilan pria dewasa bersurai pirang jabrik menatap pemandangan di depannya dengan sendu. Jubah yang memiliki lambang Paimon di punggungnya itu tertiup semilir angin, begitu matanya menyipit melihat bocah bersurai pirang yang sedang berusaha memanjat pohon di taman istana miliknya.
" Ia memang memiliki penampilanku, namun kepribadiannya jelas diwariskan darimu Kushina … " bisik Minato lirih. Sedikit senyum kecil terkembang begitu melihat bocah pirang yang merupakan putranya itu berteriak – teriak kencang memanggil dirinya dengan dada terbusung ke depan menunjukkan rasa bangga setelah berhasil memanjat sebuah pohon yang setinggi 5 meter.
" Tou – chan lihat – lihat ! Naru berhasil ! "
Minato menggeleng – gelengkan kepalanya, beberapa maid dan pengawal mulai berkerumunan di bawah pohon tersebut, memohon dan membujuk sang Heir dari Paimon untuk turun karena mengkhawatirkan keselamatannya.
" Naruto turunlah, keluarga Agares akan datang sebentar lagi " Minato mengulum senyum lembut saat menyelesaikan perintahnya. Bocah pirang itu tersenyum lebar dan bersiap untuk melompat turun yang membuat beberapa maid terpekik panik begitu melihat bocah yang baru menginjak usia 11 tahun itu benar – benar melompat turun.
Gravity Seals : Momentum
Para miad dan pengawal di pekarangan itu segera menghembuskan nafas lega begitu melihat pewaris Pillar mereka secara turun secara perlahan akibat teknik pemimpin Pillar mereka sendiri. Minato menggeleng – gelengkan kepalanya melihat putranya yang tersenyum lebar begitu kedua kakinya telah menapak tanah.
" Ayo, Tou – chan … nanti kita terlambat " sahut bocah pirang tersebut yang telah berlari dengan semangat menuju kamarnya untuk bersiap. Sang ayah hanya dapat terkekeh, membubarkan para pengawal dan maidnya yang masih terdiam di sana melihat aktifnya Naruto. Wajar saja Naruto sangat semangat sekarang, mengingat ia belum pernah bertemu dengan orang lain di luar Pillar mereka. Mengingat alasannya yang membuatnya harus melatih dan mengekang Naruto pada usia dini membuatnya menjadi murung seketika.
Seorang kepala pelayan mendekat kepada Minato.
" Minato – dono, keluarga Agares telah sampai " Pemberitahuan itu mengejutkan Minato. Dengan cepat ia menghapus jejak air mata pada wajahnya, lalu memberi intruksi kepada kepala pelayan itu untuk menyiapkan penjamuan bagi tamu mereka, sementara para maid diminta untuk lebih cepat mempersiapkan Naruto.
XoX
Ketiga iblis dewasa di ruangan luas berlantaikan tatami hanya dapat mengulas senyum begitu melihat sepasang iblis muda pirang yang saat ini tengah berkutat dengan permainan catur. Iblis betina dengan surai pirang pudar semampai menyipitkan iris mata dibalik lensanya begitu melihat lawannya menjalankan sebuah bishop.
" Nah, bagaimana See – chan ? Kau bingung kan ? " iblis jantan itu tersenyum lebar melihat gurat bingung pada lawannya, akan tetapi senyumannya itu luntur begitu sang gadis dengan santainnya menggerakkan pawn untuk mengeliminasi bishop yang baru saja ia gerakkan.
" Perhatikan kembali sebelum mengambil tindakan Uzumaki – san. Dan lagi, jangan membuat panggilan konyol seperti itu kepada orang lain ! " gadis itu bersedekap dada, memberikan pandangan mematikan dalam tegurannya.
" See – chan tidak asyik " ujar sang iblis pirang jantan dengan nada merajuk.
" Berhenti memanggilku See – chan ! "
Dua iblis yang masing – masing merupakan ayah dari kedua iblis muda yang masih sibuk berdebat dalam permainan catur tersebut terkekeh pelan melihat interaksi mereka. Iblis betina dewasa yang berdiri di samping suaminya menatap lembut kepada Minato.
" Minato – dono, bukankah usia anda muda ? Kupikir ada baiknya jika anda mencari ibu pengganti bagi Naru – chan, aku dapat melihat dari senyum lebarnya tersebut tersembunyi kesepian karena tiadanya sosok ibu "
" Nah, yang dikatakan istriku ada benarnya Minato. Pillarmu sekarang telah bergelar Archduke, dengan gelar tersebut, kau dapat dengan mudah menggaet wanita manapun untuk menjadi istri ataupun selirmu " pria dewasa bersurai pirang pucat menimpali saran istrinya.
Minato mendesah lelah, ia menatap sebentar kepada putranya yang sekarang mulai terlihat frustasi karena bidaknya untuk melawan putri dari kedua tamunya ini tinggal sedikit. Sepasang suami istri Agares itu tanpa sadar mengikuti arah pandang Minato, 10 menit berikutnya mereka hanya terdiam karena terkejut begitu jalannya pertandingan catur berbalik, dimana Naruto berhasil membuat hasil akhir pertandingan menjadi remis.
Minato tersenyum lembut melihat putranya cemberut karena tidak dapat memenangkan pertandingan catur ini. Ia melirik kembali kepada kedua tamunya hanya untuk menemukan kedua tamunya terpana, seperti melihat pemandangan di depan mereka merupakan hal yang mustahil.
" Aku pernah bertanya kepada Naruto, apakah ia kesepian karena ibunya telah meninggal beberapa hari setelah kelahirannya ? Apakah ia terbebani dengan setiap pelatihan dan kekanganku selama hidupnya ? " Suami istri Agares itu menoleh kepada Minato, menemukan pemimpin Pillar Paimon tersebut mengeluarkan cengiran yang serupa dengan putranya.
" Beberapa tahun belakangan ini, aku selalu menderita karena kehilangan Kushina. Pada awalnya aku tak pernah membayangkan akan membesarkan Naruto seorang diri, insiden Kushina masih terus terbayang di kepalaku, andai saja … andai saja aku lebih cepat saat itu, ia pasti tidak harus tewas. Tapi, hal itu membuatku sadar bahwa aku memang harus melatih Naruto sedari kecil, karena aku mungkin tak akan dapat bersamanya selamanya. Tidak ada tempat yang aman bagi seorang pengkhianat … " Kalimat terakhir dari Minato keluar dengan nada yang lirih.
Iblis jantan Agares menganggukkan kepalanya. Ia memandang sekali lagi kepada putra putri mereka. Dan tanpa sadar senyum lembut itu tercipta kembali kala melihat putrinya memaksa Naruto untuk bertanding sekali lagi.
" Kau tak perlu cemas Minato. Politik dan Pemerintahan Meikai telah stabil sekarang, jika kau tidak berkhianat dahulunya, kemungkinan besar anak – anak kita tak akan dapat merasakan suasana damai seperti ini. Bukankah ini tujuan kita, memberikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi generasi baru untuk tumbuh dan berkembang "
Minato mengangguk. Lady Agares ikut tersenyum melihat interaksi kedua iblis dewasa tersebut. Iris matanya melebar begitu melihat interaksi putrinya, dan dengan segera ia menarik lembut pergelangan tangan suaminya menariknya mendekat sehingga ia dapat membisikkan rencananya.
Minato menangkat alisnya bingung begitu Lord Agares tersenyum lebar mendengar bisikan istrinya.
" Minato, aku memiliki penawaran untukmu "
" Penawaran seperti apa ? "
" Memperkuat Aliansi dengan pernikahan politik antara kedua pewaris kita, bagaimana ? "
Minato melebarkan matanya, untuk kedua Pillar yang sama – sama bergelar Archduke melalukan pembentukan aliansi dengan pernikahan politik merupakan sebuah kasus yang langka.
" Ah ~ bagaimana mengatakannya ya … kau telah selangkah Sean " Minato mengganti panggilannya begitu pembahasan mereka berkembang menuju masalah keluarga pribadi, bukanlah lagi masalah Pillar.
" Apa maksudmu Minato ? " suami istri Agares itu mengangkat alis bingung dengan kata – kata Minato yang sepertinya mengarah kepada penolakan.
" Seminggu yang lalu, aku telah menerima terlebih dahulu pinangan atas putraku dari Phenex. Mereka ingin agar Naruto dapat menikah dengan putri bungsu mereka, Ravel Phenex. Kau tahu bukan, aku tidak dapat menolaknya mengingat permintaan ini datang dari teman dekat kita "
Sean, Lord Agares tersenyum kecil. " Tidak masalah Minato. Kau, aku, dan Razel ( Lord Phenex ) telah berteman sejak kecil. Bukanlah sebuah kejutan jika kau dan Razel benar – benar akan menjadi besan mengingat kalian pernah membuat janji seperti itu sebelumnya. "
" Tapi Minato – dono, aku ingin Naru – chan tetap berteman dengan See – chan. Ini pertama kalinya See – chan dapat berinteraksi baik dengan iblis muda lainnya terutama laki – laki. Perjalanan mereka masih panjang, dan lagi siapa yang dapat memprediksi jika memang mereka berdua berjodoh "
Minato terkekeh mendengar saran dari istri teman dekatnya itu. " Kau tenang saja Lady Agares, aku tak pernah melarang Naruto untuk bergaul dengan siapapun. Lebih banyak teman, lebih baik bukan ? "
" Tapi, aku benar – benar tak menyangka Razel bergerak begitu cepat. Bukannya putrinya baru menginjak usia 8 tahun ? " Sean menggurut pelipisnya sambil menggeleng – gelengkan kepalanya.
" Kau seperti tak mengenal politik Phenex saja Sean. " Minato tersenyum kecil dan kembali menatap putranya yang masih bermain catur.
XoX
4 Tahun berikutnya
4 tahun terakhir ini benar – benar membuat hidup Minato Paimon benar – benar terombang – ambing, dan alasan dari semua itu adalah putranya sendiri, Naruto Paimon. Bocah yang telah genap berusia 15 energy yang begitu besar membuat pewaris muda itu memecahkan rekor menguasai salah satu teknik segel yang menjadi afinitas Paimon. Pada usia 14 tahun, Naruto berhasil menguasai teknik Room Seals : Hiraishin, walaupun masih kurang efektif penggunaannya. Dan sekarang Naruto telah memperoleh beberapa perkamen dan buku – buku dari ayahnya untuk menguasai teknik – teknik segel lainnya, bahkan ia juga menerima buku catatan ibunya yang bertuliskan segala jenis teknik bertarung yang dimiliki sang ibu dan juga bagaimana keseharian sang ibu, bisa dibilang itu merupakan diary sang ibu, salah satu hartanya yang paling berharga.
Cukup sudah dengan membanggakan prestasi putranya di usia gemilang, Minato masih harus merutuk begitu harus berkali – kali mencari alasan untuk menolak proposal pernikahan yang dikirimkan Pillar – pillar lain, padahal Minato dan Razel sudah sangat jelas mengumumkan bahwa kedua putra putri mereka telah dipertunangkan pada saat Naruto berusia 12 tahun. Kedua sahabat karib itu selalu tersenyum bahagia begitu melihat interaksi Naruto dan Ravel. Naruto yang jenius dan jahil sangat cocok untuk Ravel yang anggun namun tsundere.
Minato menyandarkan punggung letihnya pada bantalan empuk kursi kerjanya. Matanya menatap awas pada seberkas laporan dari pihak pertahanan Pillarnya yang mendeteksi adanya gerakan – gerakan yang tidak teridentifikasi sejak seminggu terakhir di pinggiran teritorinya. Alis Minato mengernyit begitu mendengar ketukan dari arah pintu kerjanya, para pelayan dan pengawalnya tentu mengetahui ia sama sekali tak akan menerima tamu jika saatnya jam istirahat dan lagi Naruto tak mungkin pulang sekarang, putranya itu terakhir berpesan bahwa ia akan bermain ke Agares setelah menemani Ravel mengunjungi perpustakaan Sitri, jadi bocah itu pasti akan lebih sore pulangnya.
" Paimon – sama ~ " Tubuh Minato merinding seketika mendengar nada menjijikkan dari sesosok yang memanggilnya dari balik pintu. Lord Paimon itu berdiri dengan mata terbuka lebar melihat pintu mewah ruang kerjanya hancur berantakan menampilkan sekelompok iblis yang cukup familiar di depannya terlebih iblis bersurai perak yang berdiri paling depan dari kelompok tersebut.
" Pa – Paimon – sama la – ri ! " Minato melebarkan matanya baru menyadari iblis bersurai perak yang memimpin kelompok tersebut sedang menginjak sadis tubuh iblis reinkarnasi yang merupakan rooknya. Belum sempat berbuat apa – apa, Minato hanya dapat terdiam melihat anggota Evil Piecesnya yang begitu berharga berubah menjadi debu hitam taktala sang iblis bersurai perak itu dengan sadisnya menginjak keras kepala sang iblis reinkarnasi hingga pecah berantakan. Tanpa niatan untuk membersihkan sepatunya, iblis bersurai perak itu melangkah masuk ruangan tersebut mengotori karpet putih bersih di sana dengan jejak sepatu berlumuran darah.
" Lihat ruangan mewah hasil yang kau dapat dari mengkhianati kami, Paimon ! Lihat bagaimana aku mengotorinya Ugyagyagya " sosok iblis bersurai perak itu tertawa ganas dengan melompatkan – lompatkan tubuhnya sehingga membuat darah pada sepatunya bercipratan di sekitar ruangan tersebut sukses membuat sekelompok iblis yang ia bawa tertawa keras mengikuti pemimpin mereka. Lord Paimon menggeram keras melihat tingkah sang musuh, terlebih tawa itu jelas terdengar sebagai hinaan pada telinganya.
Dua lingkaran sihir muncul di kiri kanannya, dan dari lingkaran sihir tersebut muncul dua orang pemuda.
Seorang pemuda berkulit kecoklatan dengan kaos merahnya menatap tajam pada pemandangan di depannya. Proyektil – proyektil sihir mulai terbentuk di tangannya membentuk dua pedang pendek yang berwarna hitam dan putih.
" Hati – hati Shirou … kau tentu tahu siapa dia! " pemuda itu mengangguk atas peringatan dari Kingnya, Minato.
" Minato – sama, selain datang untuk menjagamu kami juga membawa kabar buruk. Pasukan pertahanan semuanya telah tereliminasi dan banyak warga yang telah terbunuh tapi para bidak anda yang lain telah berhasil mengungsi beberapa dan memastikan para penyusup tidak dapat menjangkau mereka. " Pemuda satu lagi dengan perawakan tinggi tegap dan menggunakan pakaian ketat senada dengan rambutnya, yakni biru, melaporkan keadaan pada Minato sambil mengetukkan tombak merah pada pundaknya.
" Bagaimana dengan para tetua, dan … Naruto ? " Pemuda bersurai biru itu meneguk ludah kepayahan.
" Kami gagal menyelamatkan seluruh tetua, dari 7 tetua yang tersisa hanyalah 2 orang. Dan kami belum mengetahui bagaimana Naruto – sama, kabar terakhir ia belum pulang sejak keberangkatannya tadi pagi "
Minato mengulas senyum lega mendengar kalimat terakhir dari Knight birunya itu. " Begitu ya … baguslah " bisik Minato lirih.
" Oi oi apa kalian sudah selesai dengan laporannya ?! Kalian tahu bukan aku paling tidak suka diabaikan ?! "
Minato bersama dengan dua bidaknya menatap datar iblis bersurai perak yang menatapnya dengan tatapan mengejek tersebut.
" Rizevim, tak kusangka kau berani menampakkan diri di depan wajahku. " Minato maju selangkah, atmosfir di ruangan itu menjadi begitu menegangkan begitu Minato dan Rizevim serentak mengeluarkan nafsu membunuh mereka.
Rizevim tersenyum miring khas orang – orang putus syaraf " Kheh, walaupun banyak yang menyandingkan kau merupakan Super Devil layaknya diriku, Sirzech – kun, dan Ajuka – kun … kau tetap yang terlemah di antara kita berempat. "
Senyuman dari putra Lucifer sejati itu semakin melebar begitu melihat lawan bicaranya mengeratkan kepalan tangannya yang bergetar.
" Kau lihat ruangan ini ?! " Rizevim membentangkan kedua tangannya dan ia meledak dalam tawa panjang " Aku juga akan berbuat yang sama pada daerahmu dan semua orang yang kau sayangi sebagai balasan atas pengkhianatanmu dulu Minato – kun " Aura kekuatan Rizevim meningkat tajam dan dalam sekejap setelah menyelesaikan sumpahnya itu, dua belas pilar cahaya kehitaman turun dari langit, meruntuhkan kastil Paimon dalam sekejap. Minato pada detik – detik terakhir berhasil menyelamatkan dirinya bersama dengan kedua bidaknya walaupun sampai harus merelakan tangan kanannya terpotong.
" Minato – sama ! " kedua bidak Minato berteriak khawatir akan darah yang terus bercucuran dari tangan kanan Minato yang terputus. Mereka telah sedikit menjauh dari reruntuhan istana tersebut, dan kedua bidak tersebut hanya dapat merutuk kelemahan mereka dan tidak adanya air mata Phoenix di tangan mereka saat ini karena telah dipakai sebelumnya untuk berhadapan dengan penyusup lainnya.
" Ughya ghya …. Lihat keadaanmu Minato – kun … aku bahkan belum serius sedikitpun "
Minato tersenyum kecil yang terlihat mengejek di mata Rizevim " Kau bahkan sama sekali tak mempedulikan nasib bawahanmu. Golongan Old Satan tak pantas menerima pelayanan dan kepercayaan dariku ! "
Kedua bidak Minato tersenyum hangat mendengar kata – kata Minato. Tanpa ragu, kedua iblis reinkarnasi itu maju ke depan Minato kendati mengetahui mereka sama sekali tak memiliki peluang untuk selamat jika berhadapan dengan musuh yang menyusup ke wilayah Pillar king mereka.
" Minato – sama, sampai waktunya kau pulih dan siap bertarung kembali … kami akan menjadi perisaimu " Shirou meneriakkan sumpah setianya.
" Kheh, kau mengambil kata – kataku Shirou … kuharap kau tidak menjadi beban bagiku Shirou ! " bidak Knight lain bersiap dengan tombak merahnya yang telah terpancung ke depan.
" Tidak akan Lancer ! " Shirou melesat maju bersama dengan Lancer. Rizevim menunjukkan ekspresi tertarik, ia membuka lebar kedua tangannya seakan menyambut kedua serangan tersebut.
" Majulah iblis – iblis rendahan ! Kalian akan mengerti dimana batasan kemampuan kalian yang menggelikan itu uhyayayaya "
' Lancer … Shirou … ! ' batin Minato lirih.
Sementara itu di depan pintu gerbang, Naruto menendang pelan kerikil kecil yang ia temui dalam perjalannya. " See – chan selalu membosankan ! Dari kecil minta mainnya catur mulu ! "gerutu pewaris itu melewati saja pagar kediaman istananya tanpa menyadari sesuatu janggal.
Naruto masih sibuk menggerutu atas sikap Seekvaira yang terlalu strict ketika sampai pada taman Pillarnya. Gerutuannya terhenti begitu hidungnya menangkap bau amis, ia mengedarkan pandangan di sekitarnya dan irisnya membola seketika melihat beberapa mayat dari pelayan dan pengawal yang ia kenal dan juga terdapat beberapa debu yang ia yakini berasal dari iblis – iblis lain. Instingnya berteriak nyaring, dan dengan gerakan refleks ia melompat ke samping.
TING
" Kheh kau beruntung bocah ! " Iris Naruto melebar sekali lagi melihat iblis yang tak ia kenal. Iblis itu begitu buruk rupa, tubuhnya dipenuhi sisik layaknya ikan hiu dan terdapat codetan kebiruan pada kedua pipinya. Lagipula pedang yang digunakan untuk menebas Naruto tadi juga sangatlah unik, pedang itu memiliki mulut dan sederet gigi taring tajam, tak lupa lidah yang menjulur kepadanya.
" Kau memiliki cadangan energy yang begitu besar rupanya, Samehada menunjukkan itu padaku "
Iris Naruto mengilat, hanya dari sana saja ia telah dapat menarik beberapa kesimpulan. Pedang unik itu bernama samehada dan kemungkinan besar memiliki kemampuan aneh, yang Naruto yakini menyerap energy. Naruto baru saja akan bertindak jika saja seekor katak raksasa tidak menghalanginya.
" Oi bocah ! Pergilah dari sini ! " Seorang tua Bangka dengan surai perak panjangnya berteriak nyaring kepada Naruto dari atas kepala katak raksasa tersebut.
" Ero – jiji ! " teriak Naruto spontan.
" Urusai ! Panggilku aku Jiraiya – Jiji – sama bocah ! " Jiraiya sibuk mendumel tak menyadari sang lawan telah melompat untuk mencapai tempat Jiraiya berdiri. Akan tetapi katak raksasa tersebut telah terlebih dahulu menepuk iblis tersebut hingga terpental ratusan meter. Setelah yakin tidak ada lagi ancaman di sekitarnya, katak raksasa itu menyahut menegur masternya.
" Jiraiya – sama, lebih baik kita patrol sekitar lagi. Masih banyak iblis liar kuat yang berkeliaran "
Jiraiya menghentikan omelannya. Ia menatap Naruto dengan serius. " Dengar bocah ! Saat ini Pillarmu sedang diserang, aku tak tahu pasti berapa jumlahnya dan juga parahnya kita jaringan untuk meminta bantuan keluar terhambat. Menjauhlah dari sini, kembalilah ke Phenex atau Agares dan minta bantuan ! – "
" Kurasa itu mustahil, Jiraiya – sama … Lihat ! " Katak itu menunjuk area terluar wilayah Paimon, Jiraiya menggeram begitu menyadari terdapat kekkai tipis di sana, dan lagi begitu ia melihat Naruto hanya dapat terdiam dengan lingkaran sihirnya. " Mereka benar – benar terencana. Bahkan menggunakan kekkai yang dapat menghentikan Hiraishinmu "
" Tou – chan pasti bisa ! Aku akan pergi mencari Tou – chan. " Naruto menghilang menggunakan hiraishinnya, ia dapat melakukannya karena titik perpindahan yang ia gunakan masih di daerah sekitar Paimon.
" Sial ! " Jiraiya merutuk kesal begitu kehilangan jejak Naruto. Ia mengigit ibu jarinya memanggil satu lagi katak yang berukuran sedang " Gamakichi, segera cari Naruto dan bawa ia menjauh dari tempat ini ! "
" Gamaya – " Jiraiya menghentikan perintah selanjutnya karena harus menghindar dari Samehada yang meluncur cepat ke arahnya.
" Khehehe ini pasti menarik. Untuk berpikir dapat berhadapan dengan manusia yang katanya kemampuannya merivali sang Gubernur Da – tenshi " Jiraiya merutuk kesal mendengar suara iblis bersisik biru tersebut.
" Gamayabi, pergilah ke tempat lain. Iblis bersisik biru ini berbahaya, ia adalah Kisame, iblis liar rank SSS. Tak kusangka Old – Satan sampai memintamu untuk menyerang Minato "
" oi – oi aku tak peduli ada dendam apa Old – Satan pada Paimon. Aku hanya tertarik karena mendengar banyak orang kuat di sini "
Iris hitam Jiraiya menyipit. " Kalau begitu … kau harus kuhabisi sekarang juga ! "
Tinggalkan dulu pertarungan antara manusia dan iblis tersebut. Naruto saat ini tengah mengendap – ngendap di balik semak – semak, hatinya teriris begitu melihat beberapa mayat iblis Paimon yang belum sepenuhnya berubah menjadi debu. Pemandangan seperti ini sangat mengiris hatinya, namun ia tetap bergerak mencari sang ayah, menganggap bahwa ayahnya pasti dapat menyelesaikan semua ini.
" Tou – chan ! " bisik Naruto sedikit terpekik begitu mulai mendeteksi aura sang ayah berada di sekitarnya. Akan tetapi kebahagiaan Naruto terhenti begitu dari semak – semak ia melihat pemandangan yang mengerikan.
Lancer dan Shirou, dua bidak terkuat ayahnya telah terbujur kaku. Sebagian tubuh mereka telah menjadi debu sementara itu ayahnya saat ini sedang dalam posisi berlutut memuntahkan darah akibat bahunya ditusuk oleh tombak hitam pekat yang digenggam oleh iblis paru baya yang tersenyum miring. Jantung Naruto berhenti berdetak begitu melihat 6 pasang sayap kelelawar di balik punggung sang penusuk bahu ayahnya.
" Khaha Minato – kun, jujur aku terhibur dengan pertarungan kita tadi. Sudah sangat lama, aku tidak merasakan atmosfir pertarungan seperti itu … " Rizevim mencabut paksa tombak hitamnya, dari tangannya aura hitam yang membentuk tombak hitam itu menggelora menjadi sebilah pedang lebar nan tajam, iris sang Lucifer menusuk Minato yang telah pasrah dengan tatapan keji. " Tapi, ini akan berakhir ! "
Naruto menahan napasnya begitu dalam gerakan lambat melihat pedang hitam itu bergerak memisahkan leher sang ayah dari tubuhnya. Tanpa ia sadari, waktu di sekitarnya melambat, dan iris birunya memudar menjadi seperti riak air.
" TOU – CHAN ! "
Rizevim sontak menghentikan tebasannya, ia menatap kosong pada semak – semak tempat Naruto berada. Dan begitu pandangannya bertabrakan dengan pola riak air dari mata Naruto, sebuah dorongan kasat mata menghempaskannya 100 meter.
Minato hanya dapat menatap bingung pada Rizevim, ia menatap ke belakang dengan tatapan tak percaya, terlebih kepada sepasang iris putranya.
' iris itu … seperti Lord Paimon pertama '
Namun hanya sekejap, iris Naruto kembali normal. Pewaris muda itu tergopoh – gopoh mendekati ayahnya. Ia segera meraih sebotol kecil air mata Phoenix di sakunya dan menuangkannya pada sang ayah.
Tidak banyak yang berubah, luka di sekujur tubuh Minato tidak memulih, namun energinya kembali seperti sedia kala. " Itu tadi buatan sendiri dari Ravel, walaupun masih belum sempurna " jelas Naruto.
" Begitu ya … " Minato menjawab lirih, ia melirik ke tempat Rizevim terhempas sebelumnya. Matanya menyipit berbahaya begitu merasakan kehadiran tiga iblis lainnya yang begitu ia kenal. Tapi sebuah helaan nafas lega terdengar begitu seorang paru baya dengan surai putih jabriknya mendarat di sekitar mereka.
" Jiraiya – sensei … aku mohon kau bawa Naruto pergi dari sini "
" Ap – " Minato tak memberikan kesempatan bagi putranya untuk protes, ia segera menyodorkan buku catatan Kushina dan beberapa kertas lainnya.
" Tou – chan telah menyegel beberapa dokumen yang kau butuhkan untuk pengembangan teknik segelmu. Pelajarilah itu bersama Jiraiya – sensei dengan tekun, jangan terlalu banyak makan ramen, perbanyaklah makanan bergizi, jauhi alcohol sebelum kau dewasa, dan untuk wanita … pilihlah yang seperti ibumu "
" A – "
" Itulah pesan ibumu … pesan ketika ia pertama kali melahirkanmu. Kau tahu, ibumu begitu cerewet " Minato tersenyum lebar kembali tak memberikan kesempatan bagi putranya untuk protes.
Jiraiya hanya dapat tertunduk sedih, ia juga tak dapat berbuat apa – apa lagi. Setelah berhasil membunuh Kisame, ia secepat tenaga kemari namun sepertinya ia terlambat ketika melihat 3 iblis yang berdiri berdampingan dengan Rizevim.
Jiraiya melebarkan matanya melihat segel yang Minato buat, segel Hiraishin untuk dirinya dan Naruto telah tercipta namun akan memakan waktu karena harus melewati kekkai tersebut.
" Jiraiya – sensei aku percayakan Naruto padamu ! "
Jiraiya tak dapat berbuat apa – apa selain menganggukkan kepalanya dan segera memeluk tubuh Naruto yang berniat menggapai sang ayah. Ia sekuat tenaga menahan setiap berontakan Naruto.
" Well – well kau tak perlu menggunakan ucapan perpisahan seperti itu … " seorang iblis dengan surai hitam coklat menyeletuk, ia Shalba Beelzebub.
" Bah, jangan begitu Shalba … berikan dulu mereka momen keluarga, lalu dalam sekejap kita habisi mereka "
" Kheh … idemu benar – benar luar biasa Katarea – chan "
" Dapatkah kalian tidak membuang – buang waktu, Shalba, Katarea, dan Creeusery. Kita harus segera menghabisi mereka! " Rizevim menghardik ketiga keturunan para Maou sejati lainnya, berbeda dengannya ketiga iblis di sampingnya sama sekali tidak special, mereka hanyalah iblis besar kepala yang kekuatannya hanya setera Ultimate High Class Devil.
Rizevim menembakkan laser kehitaman dengan cepat menuju Minato yang memunggungi Naruto.
Jiraiya melebarkan matanya, ia sama sekali tak bisa membuat pertahanan untuk melindungi Minato, dan lagi laser kehitaman itu pasti akan menembus Minato dan berakhir menembus Naruto dan dirinya pula. Minato juga tak berbuat apa – apa begitu sibuk dengan segel akhir yang ia buat.
Dalam keputus asaan tersebut, sebuah cahaya putih tiba – tiba menyelimuti Minato dan memantulkan laser itu menuju Katarea.
Jrassh
" Ohok .. apa yang terjadi ?! " Katarea mengerang tak mengerti, laser kehitaman Rizevim berakhir menusuk tepat pada jantungnya. Shalba mengernyit begitu menyadari cahaya putih yang menyelimuti minato itu merupakan
" Cermin ? Tapi darimana datangnya ?! " Creussery bertanya spontan.
Minato melihat sekelilingnya, dan tatapannya berhenti pada Naruto. " Begitu ya … sekali lagi Kushina melindungimu Naruto "
Naruto menatap ayahnya tak mengerti, sama sekali mengabaikan Jiraiya yang menatap bocah itu dengan tatapan takjub dan tak percaya.
" Naruto Paimon … setelah ini kau akan menghadapi banyak kesulitan … tapi kesulitan itulah yang akan membuatmu menjadi Lord Paimon yang hebat, bahkan lebih hebat dari ayahmu ini. Ayah percayakan Paimon selanjutnya padamu, Putraku … "
Naruto tak diberikan kesempatan untuk merespon begitu akhirnya ia dan Jiraiya diteleport menuju wilayah Phenex.
Cermin yang mengelilingi Minato memudar. Dan keempat keturunan Maou Lama itu hanya dapat melebarkan mata mereka begitu melihat daerah sekitar mereka menggelap. Creeusery yang pertama kali mendongak, dan ia hanya dapat terduduk begitu melihat pemadangan di atas mereka.
" Bulannya … bulannya jatuh ke arah kita ?! " Shalba dan Katarea sama paniknya sementara Rizevim mendecih, jika saja energinya masih seperti semula, bulan bukanlah masalah baginya akan tetapi pertarungan dengan Minato sebelumnya telah menguras tenaganya.
" Matilah kalian para Keturunan Maou Biadab. Kalian tak pantas untuk memimpin tanah Meikai, dengan pengorbanan atas nyawa dan tanahku, aku pasti akan mengakhiri nyawa kalian berempat di sini ! "
Kelompok Old Satan yang tersisa hanya dapat menatap kosong pada bulan yang semakin mendekat. Mereka tak dapat berbuat apa – apa karena Rizevim, sang pembuat kekkai di sekitar Paimon telah terlebih dahulu meninggalkan mereka dalam daerah terisolir tersebut.
Shalba, Katarea, dan Creussery sibuk menembakkan demonic power dan teknik – teknik terkuat mereka untuk menghancurkan bulan tersebut, atau setidaknya berhasil membuat bulan tersebut mengecil hingga kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Menyerang Minato sang pengguna teknik itu sama sekali tak ada gunanya karena Lord Paimon itu telah menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengucapkan sumpahnya tersebut, teknik segel tertinggi tersebut ia ciptakan dengan menggunakan energy kehidupannya.
Keputus asaan semakin tergambar jelas bagi para kelompok Old – Satan yang tersisa, mereka yang terlambat membantu para pemimpin mereka hanya dapat meneguk ludah begitu jarak bulan hanya tinggal beberapa meter di atas mereka. Minato benar – benar telah memastikan tidak ada lagi Iblis Paimon di sekitar daerahnya, sehingga tak ragu untuk mengeluarkan teknik tersebut. Ini dapat menjadi hasil imbang bagi Old Satan dan Anti – Satan. Dimana Anti – Satan harus kehilangan satu lagi Pillar mereka dan Old Satan harus kehilangan tiga pemimpin mereka ditambah sekelompok besar iblis rendah Old – Satan.
DUUUUAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRR
Ledakan besar yang terbentuk hingga radius 1000 KM, seluruh wilayah Paimon terkena imbasnya dan yang tersisa hanyalah sebuah kawah raksasa. Sama sekali tak ada tampak tanda – tanda kehidupan di tempat tersebut.
XoX
Ravel mengernyit bingung begitu melihat cangkir tehnya yang telah kosong, isinya tertumpah pada meja kecil di hadapannya. Sebuah getaran kecil terlihat pada meja tersebut, dan Ravel segera melebarkan matanya dengan horror begitu daerah sekitarnya berguncang, ia bahkan harus bersusah payah hanya untuk berdiri dan tak lama kemudian sebuah ledakan yang membuat Langit Meikai menjadi merah pekat benar – benar membuatnya panik.
Kepanikannya semakin bertambah begitu seluruh anggota keluarganya keluar dari istana untuk menatap asap hitam pekat yang jauh di barat sana.
" Anata, arah itu … " Lady Phenex yang pertama kali menghentikan keheningan dengan bisikannya. Tanpa perlu mendengar penjelasan istrinya, Lord Phenex mengangguk mengerti. Ia segera mengaktifkan sihir komunikasinya mencoba menghubungi seorang teman dekat yang kemungkinan dalam keadaan bahaya sekarang.
" Ada apa Mom ?! " Ravel dan Raiser bertanya penasaran terlebih melihat ayah mereka yang berulang kali menggunakan sihir komunikasi dengan raut frustasi semakin membuat mereka khawatir. Ruval sebagai putra sulung dan terjenius di keluarganya menatap jauh pada tempat asap hitam itu berasal, matanya menyipit begitu menyadari sesuatu.
" Bukankah tempat itu berasal dari … Paimon ? " bisikan Ruval cukup terdengar bagi Ravel dan Raiser. Raiser hanya mendecih pelan mendengar nama Pillar dari calon adik iparnya sementara itu Ravel melebarkan matanya, intensitas kepanikan meningkat begitu mendengar bahwa ada kemungkinan besar ledakan yang bahkan masih mewarnai langit Meikai dengan cat merah pekat berasal dari tempat tunangannya tinggal.
" Bagaimana Anata ?! " Lady Phenex tak mengambil tindakan untuk menenangkan putrinya, ia juga sangat panik dengan gempa bumi local yang masih terjadi ini. Lord Phenex dengan wajah yang dibanjiri keringat dingin menggelengkan kepalanya pelan, Lady Phenex mengangguk kecil dengan wajah pucat, ia mendekati putrinya untuk menenangkan sang putrid yang dengan kejeniusannya sepertinya mengerti apa yang telah terjadi.
Sring
Bertepatan saat Lord Phenex menghentikan sihir komunikasinya, sebuah lingkaran sihir kuning keemasan berlambang Paimon berhasil membuat Lord dan Lady Phenex, Ruval, dan Ravel menghela nafas lega, akan tetapi kelegaan mereka hanya bertahan sebentar begitu melihat yang datang dari lingkaran sihir tersebut hanyalah dua orang, seorang pria paru baya bersurai putih jabrik yang tengah menggendong pemuda bersurai kuning jabrik.
" Jiraiya – sama ! Apa yang terjadi pada Minato ?! dan mengapa Naruto seperti ini ?! " Lady Phenex segera mengeluarkan pertanyaan beruntun. Jiraiya berjalan menuju Lord Phenex untuk menyerahkan Naruto kepada sahabat karib dari Minato, tanpa mendengar penjelasan itu, Lord Phenex segera menerima tubuh Naruto dan menyerahkannya pada Ruval dan Ravel untuk menanganinya.
Lady Phenex dan Lord Phenex segera berpaling kembali kepada Jiraiya begitu para anak muda telah meninggalkan mereka bertiga. " Aku hanya akan menjelaskannya dengan singkat … dan kuharap kalian dapat menjelaskan ini kepada para Maou dan petinggi Meikai ! "
TBC
Yosh, ini fic yang kemarin kumaksud. Terdapat sedikit perubahan dari fic aslinya yang bahasa inggris, namanya aja Remake hehe. Untuk sekarang aku hanya akan menambakan beberapa profil yang pasti akan menjadi bidak Naruto
Naruto Uzumaki
Bidak : King
Ket : Pasca insiden pembantaian Pillarnya, Naruto meminta Jiraiya untuk melatihnya secara intensif selama 3 tahun selagi juga mencari para Paimon yang tersisa dan anggota peeragenya. Jiraiya menyanggupinya karena Naruto merupakan anak dari Kushina, anak angkatnya. Darah manusia ibunya membuat ia memiliki Longinus : Innovate Clear. Dan iris riak airnya didaulat oleh Minato merupakan produk special dalam Pillar Paimon. Hal itulah yang membuat para petinggi Paimon menerima keberadaan Kushina, karena memprediksi bahwa Naruto berpotensi menjadi Lord Paimon terkuat sepanjang masa mengalahkan Lord Paimon pertama.
Ravel Phenex
Bidak : Queen
Nickname : Lady Paimon ( by Naruto ), the Princess of Phoenix
Ket : Setelah tiga tahun pergi berlatih bersama Jiraiya, Ravel akan menawarkan dirinya untuk menjadi Queen untuk menguatkan hubungan pertunangan mereka yang sempat merenggang setelah beberapa insiden yang terjadi pada chap – chap depan.
Le Fay Pendragon
Bidak : Bishop
Ket : Dalam salah satu pengembaraan bersama Jiraiya, Naruto bertemu dengan Le Fay yang tersesat dalam misinya untuk mencari sang kakak yang telah menghilang selama 2 tahun. Naruto dan Jiraiya membantu Le Fay mencari kakaknya hanya untuk berhadapan dengan satu guild dari penyihir liar. Pada akhirnya misi mereka berhasil, dengan hasil Arthur, kakak dari Le Fay menitipkan adiknya kepada Naruto.
Hidan
Bidak : Pawn ( 1 Pieces )
Ket : Salah satu pemuja aliran sesat yang Naruto dan Jiraiya temui pada awal pengembaraan mereka. Hidan yang pertama kalinya bertemu dengan Naruto sontak menyembahnya dan mengatakan bahwa ia adalah Lord Jashin, Tuhannya. Tanpa ambil banyak pusing, Naruto merekrutnya menjadi anggota pertamanya. Ia sangat menghormati Naruto, bahkan tak ragu – ragu untuk menebas siapa saja yang menghina Kingnya tersebut.
Asia Argento
Bidak : Pawan ( 3 Pieces )
Ket : Naruto dan Jiraiya memperoleh informasi bahwa terdapat beberapa Paimon yang masih selamat dari insiden terakhir dan mereka menyembunyikan diri sebagai Iblis liar di daerah sekitar Roma. Pada kesempatan tersebut, Asia yang baru saja mengobati salah satu Paimon yang terluka diusir oleh gereja dan diburu karena dianggap sebagai pengkhianat gereja. Sekali lagi, Naruto dan Jiraiya harus berhadapan dengan fraksi Tenshi yang hingga membuat Gabriel turun dari tahtanya untuk menyelesaikan konflik tersebut. Kesepakatan berhasil diraih dimana Asia akan menjadi iblis, namun masih tetap dapat berdoa kepada God of Bibble.
Shikamaru Nara
Bidak : Bishop
Ket : Shikamaru merupakan pemuda jenius yatim piatu yang berasal dari keluarga pendeta Shinto. Ia memiliki sacred gear yang berafinitas bayangan yang disebut Polar Night. Sacred Gear ini menggiring para Da – Tenshi untuk memburunya. Di tengah keadaan antara hidup dan mati, Shikamaru berharap memperoleh seorang teman sejati, dan saat itulah Naruto dan Jiraiya melintas.
Gaara
Bidak : Rook ( 2 Pieces )
Ket : Gaara merupakan keturunan dari salah satu Youkai Legendaris, Shukaku si Rakun. Pada awalnya, karena status darahnya ia dikucilkan dan dididik menjadi pembunuh. Setelah bertemu dengan Naruto, ia mulai berubah menjadi lebih tenang dan berwibawa dan memproklamirkan kesetiaannya kepada Naruto.
Asada Shino
Bidak : Knight
Nickname : Sinon.
Ket : Sinon adalah gadis hasil peranakan dari Nekoshou dan manusia. Ia memiliki sacred gear yang membuatnya ahli dalam menggunakan berbagai jenis senjata, terutama pistol. Pada awalnya, ia merupakan pemburu iblis karena dendamnya melihat keluarga Nekoshounya dibantai oleh bangsa iblis pasca pemberontakan Kuroka. Ia juga menaruh dendam pada Kuroka dan Koneko yang menurutnya menjadi penyebab utama bangsa iblis menghancurkan ras Nekoshou. Pada awalnya, ia berniat membunuh Naruto, namun pertarungan mereka diinterupsi oleh Kuroka yang tengah dikejar oleh salah satu pemburu mereka. Sinon pun menghentikan pertarungannya dengan Naruto, berpaling untuk menghabisi Kuroka, akan tetapi iblis yang mengejar Kuroka malah menganggap mereka bertiga sebagai musuh hingga membuat ketiga anak muda itu bekerja sama menghadapi sang iblis yang berkekuatan Ultimate High Class Devil. Hasil pertarungan imbang, dan Sinon memperoleh penjelasan dari Kuroka. Setelah mengerti keadaannya, Sinon masih tak dapat memaafkan Kuroka dan bangsa iblis, tapi ia mengakui Naruto dan memintanya untuk mereinkarnasikannya dalam peeragenya.
Linze Sillhoueska
Posisi : Contracted Magician
Ket : Linze merupakan salah satu penyihir berbakat yang berasal dari Inggris, setelah mendengar Naruto dan Jiraiya membantu Le Fay dan berhasil menghancurkan guild penyihir liar yang bertanggung jawab membunuh kakak kembarnya, ia menawarkan dirinya untuk menjadi Contracted Magician Naruto. Linze menguasai tiga sihir elemen utama, yakni air, api, dan cahaya yang membuat Naruto langsung menerimanya.
