Chalice : Konnichiwa, minna~ *guling-guling lalu nabrak sesuatu*
Natsume : *senyum menyeramkan* Ah, author-san~ Konnichiwa
Chalice : Hallo Natsume, OC ku yang menyeramkan... *muka ketakutan*
Natsuki : kenapa ketakutan? author-san
Chalice : bukan berati aku ngebuat Oc seperti kalian, kalian jadinya nempel ke aku terus...
Natsume & Natsuki : Kenapa? memang tidak boleh?
Chalice : Aku tidak mau OCku yang bagian buat Horror nempel melulu *nangis* kan serem jika di tempelin mahluk yang menyeram-
Natsume : *nyiapin Golok* aku lapar... 6:
Natsuki : *nyiapin Pisau* mau nyembelehin Chalice 6:
Chalice : *ngacir*
Disclaimer : Vocaloid bukan punya sayaaa XD tapi Yamaha, Kalau Oc dan Alur cerita yang GaJe ini baru punya saya~
Warning : Kaga serem-serem amat, GaJe, Horror kaga terasa DX, SArap, Aneh, kaga jelas apa maksud author, author maksa banget, ingat kalau chalice itu ratu TYPO #plak, tidak memenuhi syarat EYD, OC nyasar disini, OOC, dll.
Rated T untuk keadaan blood gore dan scene (masih belum ada disini~)
~happy Reading~
-di sebuah Villa tua-
"hihihihi~~~ kakak~" terlihat anak perempuan berambut biru kehitaman, bermata perak, rambut di gerai yang sepanjang bahu 5 cm, memakai baju kimono yag berwarna merah seperti darah. berlari-lari didalam Villa tersebut.
"ada apa?" terlihat seorang gadis berambut hitam, bermata merah darah, berambut sepanjang punggung, memakai baju ala gothic. sedang membaca buku.
"Permainan~" ucap gadis itu dengan senyuman mengerikan.
"?" sang kakak hanya kebingungan.
-di suatu tempat-
"Hei, teman-teman. kalian pernah dengar sebuah villa di hutan kematian?" tanya Len keteman-temannya.
"kaga" ucap mereka.
"aku tahu, aku pernah baca di internet, dulu pemilik rumah itu mempunyai 2 anak perempuan, lalu pemilik rumah itu dan istrinya meninggal, tertinggalah dua anak perempuan itu, orang-orang dulu yakin 2 anak itu adalah penyihir dan membunuh 2 anak perempuan itu, 2 perempuan itu kakak dan adik, aku membaca di buku kuno katanya sang kakak umurnya 16 tahun dan sang adik 6 tahun" ucap Miku dengan muka serius.
"dan katanya setiap ada yang datang kerumah itu mereka akan membunuhnya" ucap Len menyambung perkataan Miku.
"lalu?" ucap Rin.
Len hanya ber-smirk-ria
Wait a minute.
.
.
.
.
"JANGAN BILANG KALAU KITA AKAN KESANA UNTUK UJI NYALI!" teriak Miku dan Rin.
"yap~~" ucap Len happy.
"Hell no!" teriak Rin dan Miku sambil menyilangkan tangan.
"kelihatannya menarik" ucap Luka, Gakupo dan Kaito bersamaan.
"Baiklah, 2 : 4, yang menang 4 jadi kalian harus ikut!" ucap Len.
"Tidak!" teriak Rin dan Miku sayangnya mereka di tarik Len dan Kaito.
"TIDAAAAAAAAAAAAK!" teriak mereka
BRAK! (suara pintu mobil di tutup)
"ready?" ucap Len sambil memegang setir mobil BMW nya.
"Hei, tunggu. kau sejak kapan bisa nyetir?!" teriak mereka semua (min Len)
"umm... sejak kemarin, aku kemarin diajarin nyetir sama Lenka-nee" ucap Len innocent.
"EKH?! Lenka-senpai bisa nyetir?!" teriak mereka lagi.
"tentu, memang kalian pikir Lenka-nee tidak bisa nyetir?" ucap Len santai.
semua angguk-angguk.
"jangan buku dari judulnya, Minna" ucap Len dengan kata-kata bijak dan mulai menyetir.
semuanya hanya diam.
BROOOOM! (suara mobil jalan)
-di hutan-
mereka semua sudah masuk beberapa jam yang lalu cuman...
"kok, dari tadi jalannya kaya begini semua ya" ucap Luka sadar.
"paling-paling cuman gara-gara pohonnya sama semua" ucap Rin.
"tidak, kita kembali lagi di tempat awal, lihat" ucap Kaito dan mengambil sesuatu di lantai.
"apa itu?" tanya Gakupo.
"ini adalah stik es krim yang kubuang disini untuk menjadi tanda, dan aku menjatuhkannya di pintu masuk hutan ini cuman..." ucap Kaito sambil memegang stik eskrim itu tanpa mengetahui tatapan wajah teman-temannya yang berubah cengo.
'demi Dewi Pisang (?), sejak kapan Kaito jadi pintar?!' batin Len.
'demi para penggemar jeruk, sejak kapan Kaito jadi pintar?' batin Rin.
'demi dewi perkebunan yang berbaik hati menyuburkan negi (?), kenapa Kaito bisa jadi sepintar ini?!' batin Miku.
'demi para leluhur ikan Tuna, apa sebentar lagi dunia kiamat? sehingga kaito bisa jadi sepintar ini dengan dratis nya' batin Luka.
'aku berlindung kepada dewa terong (?), kenapa?! kenapa?! Kepintaran Kaito melebihi ku!? (maksudnya gakupo kalah pintar karena dia dan kaito di cap baka)' batin Gakupo
"ada apa? kenapa melihatku kaya begitu?" ucap KAito.
"..." semuanya hanya diam lalu pada berunding dengan cara berbentuk lingkaran yang kaya pemain sepak bola itu lho.
"hei, kok si BaKaito bisa mempunyai ide secermelang itu?" bisik Miku.
"kaga tahu" ucap Rin.
"dia makan apa ya hingga bisa sepintar itu?" ucap Len.
"jangan-jangan dia makan otak si Gumiya, sebelum kesini, makanya jadi pintar begitu" bisikm Gakupo.
"Baka Terong (?)" bisik Luka sambil memukul Gakupo pakai terong.
"ouch... kenapa , Luka-sama memukul ku?" ucap Gakupo dengan muka memelas.
"kalau Kaito makan otak Gumiya, berati Gumiya udah mati kali! dan dia bukan kanibal bukan!" bisik Luka dengan amarah.
"iya,ya" ucap Gakupo sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.
"nah, yang kubingungin si Kaito bisa punya ide kaya begitu ya? aku saja yang pintar ini kaga punya ide kaya gitu" ucap Len menyombongkan diri.
"wuuu... sombong" cibir Rin.
"diam" ucap Len.
"jangan-jangan itu adalah kekuatan tersembunyi Kaito lagi" ucap Miku.
"mungkin saja" ucap Luka.
dan mereka menggangguk-angguk dan mengakhirin perdebatan mereka lalu mereka berjalan ke arah Kaito yang sedang asyik makan es krim.
"kalian lagi bicara soal apa?' tanyanya sambil makan es krim.
"kaga ada apa-apa" ucap Len.
"ayo kita jalan lagi" ucap Luka dan disambut anggukan semuanya.
setelah mereka berjalan berjam-jam (kuat bener)
hari sudah malam.
"aduh... sudah malam, kita belum jalan keluar lagi..." ucap Miku khawatir.
"bener juga ya..." ucap Len.
"masa kita tidur disini?" ucap Gakupo.
"makanya sudah di bilangin jangan kesini! akhirnya jadi kaya begini kan!" ucap Rin kesal.
semuanya hanya diam.
"eh! ada rumah!" teriak Kaito.
semuanya menengok arah yang di tunjuk Kaito.
benar, ada sebuah villa yang bisa dibilang cukup mewah disana.
"ayo kita kesana, minta izin menginap disana" ajak Len.
semuanya menggangguk dan segera kesana dan mengetuk pintu.
"permisi" ucap Len sambil mengetuk pintu.
TOK! TOK! TOK!
"apa ada orang?" tanya Len.
CKLEK!
pintu terbuka dan menampakkan gadis yang manis.
"ah, siapa ya?" tanya gadis itu dengan senyum manis.
Gakupo, Kaito dan Len yang melihat gadis itu tersenyum hanya blushing.
Luka, Miku dan Rin yang melihat pacar mereka kaya begitu hanya menampilkan wajah kesal (atau bisa di bilang cemburu #gaploked.)
BAG! BUG! PRANG! DUAK!
nasib para cowo-cowo sekarang mengenaskan.
gadis itu hanya sweadropped melihatnya.
"hahaha... kami kesini mau minta izin menginap, karena kami tersesat" ucap Rin.
"oh.. ya sudah silakan masuk" ucap gadis itu.
"ngomong-ngomong, siapa namamu, nona cantik?" ucap GAkupo yang sudah bangkit dari kubur sambil memegang tangan gadis itu
tindakan Gakupo alhasil membuatnya di hajar Luka.
Gadis itu yang melihatnya hanya tersenyum.
mereka semua sudah masuk.
gadis itu menutup pintu dan berkata...
"ngomong-ngomong soal nama, namaku Natsume Kageyami" ucap Natsume.
"oh salam kenal, namaku Miku hatsune, ini Kaito Shion, Len Kagamine, Rin Kagahime, Luka Megurine, Kamui gakupo" ucap Miku mengenalkan diri.
"kau tinggal sendiri?" tanya LEn.
"tidak, aku bersama adikku" ucap Natsume.
"oh..." ucap len dan dia merasa mengingat sesuatu tapi dia lupa apa itu.
"kau kenapa tinggal disini? kan serem" ucap Rin.
"hehehe... aku dan adikku tidak suka keramaian" ucap Natsume.
"oh..."
"kalian mau minum apa? pasti kalian lapar juga kan? akan kubuat makanan" ucap Natsume.
"terimakasih" ucap Miku.
NAtsume hanya tersenyum dan segera kedapur.
-di dapur-
keihatan Natsume lagi memasak dan disana terdapat adiknya.
"fufufu... mereka sudah menjadi bagian permainan kita" ucap adiknya sambil memeluk boneka.
"benar" ucap Nastume sambil memasak dengan seringai.
~TBC~
chalice : entah angin apa sehingga aku bikin horror, kemarin bikin Fic horror di Fictionpress, sekarang di sini *ngelap keringet*
Natsuki : *dalam keadaan mengerikan* Author-saaaan~~~ *meluk chalice*
Chalice : Hiii! tobat! tobat! saya kaga ganggu kalian jadi mohon tidur lah dengan tenang!
Natsuki : ?
Natsume : kenapa dengan pembuat kitaa, natsuki?
Natsuki : *angkat bahu*
Natsume & Natsuki : *menulis sesuatu di Kaca dengan darah mereka*
REVIEW PLEASE, REVIEW, REVIEW, REVIEW PLEASE,PLEASE (bergema udah kaya radio rusak saja *Sweadropped lalu digampar dua N (?)*
