Chapter 1- Penyihir dan Vampire


"Lucy-hime. Bangunlah, sudah pagi" ucap seorang gadis dengan pakaian maid.

Gadis yang bernama Lucy ini masih bergelung dengan selimutnya. Ia merasa kesulitan untuk membuka kedua matanya karena rasa kantuk yang berlebihan.

"Hmm, sebentar lagi" ucapnya

"Baiklah, saya akan siapkan air hangat untuk anda mandi pagi ini" ucap maid tersebut sambil berlalu meninggalkan sosok Lucy yang berada didalam selimutnya.

Lucy membuka selimutnya, mencoba membuka kedua matanya dengan perlahan dan menguap sesekali.

"Kenapa pagi cepat sekali datang…" gerutunya

Crown of Power

by Anyui

.

Disclaimer of Fairy tail is

Hiro Mashima

WARNING : TYPO(S), ROMANCE, SUPERNATURAL, PAIRING(S), OOC

.

.

.

.

.

.

.

"Sabara-sama, apakah hari ini saya akan menjalankan misi kami?" tanya seorang pemuda dengan rambut ikal pendek berwarna coklat susu.

"Ya. Kau harus temukan penyihir itu. Dan bunuh dia, selagi kekuatannya belum bangkit sepenuhnya" sahut seorang yang disebut Sabara-sama.

"Baiklah, saya akan temukan penyihir itu secepatnya" ujar pemuda tersebut dengan seringainya.

"Kau menjalankan misi ini tidak hanya sendiri, tetapi bersama dengan yang lain, Taka" ucap Sabara

"Ap—apa?! Jadi ini bukan misi khusus untukku?" ujar pemuda yang bernama Taka.

"Ya begitulah. Masuklah kalian yang berada diluar" perintah Sabara.

Beberapa detik kemudian, beberapa orang telah masuk kedalam ruangan. Dan Taka melihat itu.

"Hello, Taka. Kau sangat curang, kawan" sapa pemuda berbadan besar dengan tato naga dilengan kanannya.

"Taka-chan, kami juga harus ikut" timpal seorang gadis dengan rambut panjang berwarna violet dimana ia memakai jepit rambut berbentuk bunga mawar merah.

"Cih, seenaknya saja kau ini, Taka" gerutu seorang gadis yang memakai jubah hitam dengan membawa bola Kristal.

"Ka—kalian?" ucap Taka dengan nada shock

"Dimana anak itu? Kenapa kalian hanya bertiga?" tanya Sabara

"Dia sedang dalam perjalanan, Sabara-Sama. Kau tahu dia tidak bisa bangun pagi seperti kita" jawab pemuda yang berbadan besar dengan santainya.

Tiba-tiba terdengar pintu dibuka dengan keras

BRAK!

"O-ha-you, minna-saaaan" sapa pemuda dengan rambut spike berwarna merah maroon dengan riangnya.

"Ah kau datang-datang sudah menghancurkan pintu, Kira" gerutu gadis yang berambut violet

"Ah gomen-gomen. Aku terlalu antusias." Ucap pemuda yang bernama Kira.

"Ah iya, ohayou Sabara-sama" sapanya

"Sudah tidak usah banyak basa-basi. Sabara-sama, jelaskan pada kami apa misi kami?" tanya Taka

"Baiklah…"

XXX

"Ohayou Otousan, Okaasan" sapa Lucy dengan ceria

"Ohayou sayang" sahut ibunya

"Ohayou" sahut ayahnya

Lucy meminum tehnya dengan pelan-pelan dan memakan sarapannya. Begitupun dengan ayah dan ibunya. Setelah selesai, Lucy meletakkan serbet makannya ke meja.

"Otousan, Okaasan. Aku pergi keluar dengan Loki ya" pamit Lucy. Lucy berdiri tetapi dia terdiam karena ayahnya memanggilnya.

"Lucy, tunggu sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucap ayahnya.

Lucy duduk kembali dan menatap ayah dan ibunya secara bergantian.

"Eh? Ada apa?" tanyanya

"Begini, nanti malam akan ada pesta dan diselenggarakan oleh teman ayahmu. Kau harus ikut dengan kami ya? Apa kau bisa, Lucy?" jelas ayahnya

Lucy berpikir. Pesta? Semacam pesta yang didalamnya berkumpul para bangsawan itu? Sebenarnya Lucy tidak terlalu tertarik. Ya bangsawan. Itulah julukan bagi keluarganya. Heartfilia.

"Hmm bagaimana ya. Sebenarnya aku tidak ada rencana apapun malam ini. Tapi kalian tahu kan, kalau aku tidak suka dengan pesta-pesta mewah seperti itu" jelas Lucy.

Lucy mungkin berbeda dengan yang lainnya. Ia memang gadis yang lahir didalam keluarga bangsawan, tetapi ia lebih senang untuk berada diluar istananya. Hmm bukan istana, tapi rumahnya yang seperti istana. Ia sangat suka berkeliling dengan diantar oleh pemuda yang bernama Loki yang merupakan sahabatnya sekaligus anak dari supir dikeluarganya. Lucy pun juga akrab dengan para peayan dirumahnya, termasuk dengan Virgo. Maid yang sering menyiapkan apapun kebutuhan Lucy.

"Tapi sayang, keluarga mereka ingin mengenal dirimu" ucap ibunya.

Lucy menaikkan alisnya. Ia tidak mengerti dengan yang dimaksud "ingin mengenal dirinya".

"Apa maksud Okaa-san? Mengenalku? Untuk apa?" tanya Lucy yang sekarang dilanda dengan rasa bingung.

"Mereka ingin mengenalkanmu dengan anak mereka. mungkin kalian bisa berteman atau bisa berhubungan lebih jauh lagi…" jelas ayahnya

"Maksud ayah? Aku akan dijodohkan? Begitu?" tanya Lucy untuk meyakinkan dirinya.

Ibu dan ayahnya mengangguk bersamaan dan tidak lupa, mereka tersenyum. Lucy merasa ini sangat menjengkelkan.

'Kami-sama, kenapa harus segala ada perjodohan'

"Baiklah, aku akan datang. Jadi izinkan aku untuk keluar rumah dengan Loki untuk mencari gaun" pamit Lucy

"Baiklah. Hati-hati sayang" ucap ibunya.

XXX

Didalam mobil. Lucy hanya bergerutu. Loki hanya bisa tertawa.

"Kenapa kau tertawakan aku? Kau tega sekali.." ucap Lucy sambil mendengus.

"Hahaha mereka menjodohkanmu karena kau sampai sekarang belum terlihat mempunyai pasangan. Coba saja kau berkenalan dengan pemuda selain diriku. Kau tidak akan kesusahan seperti ini, Lucy" ucap Loki

"Bagaimana aku bisa berkenalan dengan pemuda selain dirimu, lihat aku Loki. Aku ini sekolah di sekolah khusus dimana para siswanya bergender perempuan. Dan belum lagi, aku berjalan keluar dari rumah denganmu, yang notabenenya kau ini pemuda tampan. Mana mungkin ada pemuda yang menggodaku dijalan pada saat aku berjalan dengan pemuda sepertimu. Hmm? Jadi sebenarnya bukan sepenuhnya salahku" keluh Lucy tanpa henti. Loki hanya tersenyum mendengar keluhan sahabatnya.

Walaupun mereka telah bersahabat sejak lama, tidak ada perasaan apapun selain saling menyayangi sesama sahabat. Lucy telah menganggap Loki seperti kakaknya sendiri. Loki pun menganggap Lucy seperti adik kecilnya yang manja dan cerewet.

"Baiklah, aku minta maaf kalau aku menjadi pemuda yang tampan" ledek Loki

Lucy hanya mengerucutkan bibirnya. Ia salah telah memuji Loki dengan kata "tampan".

"Ya ya ya terserah kau, Loki" ucap Lucy dengan tidak menghiraukan ledekan Loki.

"Bagaimana dengan penggunaan sihirmu, Lucy? kau sudah bisa mengendalikannya?" tanya Loki

Lucy menoleh keluar jendela. Pandangannya menerawang jauh.

"Sedikit." Jawabnya

Loki menatapnya. "Ada apa?" tanya Loki

"Aku beberapa hari ini bermimpi buruk. Dan mimpinya selalu itu-itu saja. Seperti firasat" jelas Lucy

"Mimpi…buruk?" tanya Loki dengan wajah bingung.

Loki meminggirkan mobilnya dan memberhentikan mobilnya. Lucy bingung dengan apa yang dilakukan oleh Loki.

"Kenapa kau berhenti disini? Kita harus ke butik, Loki" ujar Lucy

"Sebentar, kau bilang. Kau mimpi buruk? Mimpi seperti apa?" tanya Loki dengan penasaran.

"Hmm entahlah, aku tidak yakin" jawab Lucy dengan penuh keraguan

"Apa maksudnya dengan tidak yakin? Jangan bilang kau lupa" ucap Loki dengan facepalm

"Eh? Hahaha iya sebenarnya aku lupa haha. Maaf ya Loki" jawab Lucy sambil tertawa.

"Dasar! Kalau kau ingat dengan mimpimu. Ceritakan padaku" ujar Loki

Lucy mengangguk. Loki menjalankan lagi mobilnya untuk menuju butik yang dituju. Lucy memandang keluar kembali. Lucy memejamkan matanya. Ia tidak lupa akan mimpinya. Dimana mimpinya memperlihatkan seringai jahat dari seorang pemuda. Darah berceceran dan juga suara. Seperti bisikan.

'Larilah…'

Bisikan itu terus menerus terngiang-ngiang di telinga Lucy. Lucy bertanya, siapa itu? Apa hanya perasaannya saja? Lucy menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya.

"Lucy, kau kenapa sih? Geleng-geleng seperti orang yang celeng" ledek Loki

Lucy menoleh dan tertawa aneh. "Hehe ti—tidak apa-apa"

Loki menaikkan satu alisnya, ia menganggap Lucy berkelakuan aneh hari ini. Ya walaupun memang ia menganggap sahabatnya ini aneh. tapi…Entahlah..

XXX

"Reiki, apa kau tidak tahu dimana penyihir itu berada?" tanya Taka kepada gadis yang memakai jubah hitam.

"Tidak, aku tidak bisa melacak keberadaannya dengan bola kristalku. Dia. Dia memakai perisai" jawab gadis yang bernama Reiki tersebut.

"Perisai? Eeeeh?! Itu sama seperti Kira. Kira dimana kau?!" ucap pemuda dengan badan besar.

"Kau memanggilku, Aki?" jawab Kira yang sekarang sudah berada disebelahnya, sedang duduk bersantai.

"Kau mengagetkanku, Kira." Ucap gadis berambut panjang berwarna violet.

"Ah gomen-gomen, Hestia" sahut Kira pada gadis yang bernama Hestia tersebut.

"Kau tahu, aku sudah tahu siapa penyihir hebat itu. Yang memakai perisai seperti diriku" ucap Kira

Teman-temannya kaget dengan pernyataan Kira. Ia tidak menyangka bisa secepat itu ia mengetahui penyihir yang akan mereka bunuh.

"APA?! KAU SUDAH MENGETAHUINYA? SIAPA? DIMANA DIA?" tanya Taka dengan antusias

"Dia dekat sekali, kawan." Jawab Kira. Matanya yang merah bersinar terang. Seringai jahatnya terpampang jelas di wajahnya.

XXX

Lucy tiba-tiba merasa jantungnya berdetak lebih kencang.

'Ada apa ini?' batinnya

Lucy sampai di butik langganannya. Ia masuk ditemani oleh Loki. Lucy segera disambut oleh peayan toko tersebut dan menunjukkan gaun terbaru. Setelah selesai memilih, Lucy membayar gaun dan juga sepatu yang dibelinya. Dan segera pergi dari butik.

Loki mengajak Lucy berjalan-jalan dan makan siang di restoran dikota tersebut. Sampai sore hari, Lucy dan Loki telah sampai kerumah.

"Aku pulang" ucap Lucy

"Hime, kau sudah pulang. Mari saya bawakan paperbagnya" tawar Virgo. Lucy menyerahkan paperbag tersebut dan berjalan menuju kamarnya.

Lucy menghempaskan tubuhnya ke tempat tidurnya. Tubuhnya merasa sangat capek. Lebih capek dari yang biasanya. Remuk. Kata itu yang paling tepat mendeskripsikan keadaannya.

"Apa ini karena daya sihirku yang semakin besar?" ucapnya sambil menghela nafas.

XXX

Dibagian timur kota Fiore, terdapat rumah besar dan terlihat mewah. Dibandingkan dengan rumah Lucy, memang tidak ada apa-apanya. Tapi rumah ini satu-satunya yang terlihat megah dikota tersebut.

"Natsu." panggil seorang pemuda berambut raven kepada pemuda dengan rambut spike yang berwarna salmon? Iya benar pemuda ini berambut salmon yang sedang memejamkan matanya.

"Hmm?" jawab pemuda yang bernama Natsu tersebut

"Aku haus, apa kau tidak haus?" tanyanya

"Minumlah. Kenapa kau haus harus melapor padaku, Ice-Freak!" ujar Natsu

"Aku ingin berburu, Flame-head!" sahut pemuda yang dijuluki Ice-Freak tersebut.

Natsu menghela nafas dan membuka kedua matanya. Terlihat mata onyxnya dengan bola matanya yang berwarna hitam.

"Kau lihat? Masih ada matahari, baka!" bentak Natsu

"Kalian berdua! Selalu saja bertengkar!" bentak gadis dengan rambut merah. Dia sudah mengepalkan tangannya, bersiap untuk meninju para pemuda yang sedang bertengkar.

"Erza, si Stripper ini haus. Dia mau berburu. Dia tidak lihat, matahari saja masih berada pada tempatnya" ujar Natsu

"Aku tidak tahan, Erza" keluh pemuda yang berambut raven ini.

"Sebentar lagi matahari juga akan terbenam. Sabarlah sedikit, Gray. Kau kau berburu sekarang, mungkin manusia akan mengetahui keberadaan kita" jelas Erza.

"Dengar itu, Stripper!" timpal Natsu

Tiba-tiba, Gray sudah bersiap untuk menyerang Natsu dengan kekuatannya.

"Ice make: Lance!" ucap Gray

Panah panjang melayang menuju kearah Natsu. Natsu menghindari serangan dan menghanguskan panah panjang yang terbuat dari es tersebut.

"Oh ayolah, Gray. Kekuatanmu bisa membuat rumah ini hancur. Berhentilah menjadi anak kecil" ledek Natsu.

"Cih! Aku benci padamu, Flame-head" gerutu Gray

"Aku sayang padamu, Gray" jawab Natsu dengan nada meledek.

Erza hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

XXX

Lucy telah siap untuk datang kepesta. Ia memakai gaun yang ia beli tadi. Dimana gaun panjang mengembang berbahan satin dan juga tutu berwarna ivory dengan pita yang manis memakai high heels yang ia beli tadi. Rambut pirangnya dibiarkan jatuh menutupi pundaknya, ia hanya memakai aksesori sebuah mahkota kecil dikepalanya. Ia memakai kalung mutiara dan juga anting yang sama dengan kalungnya. Lucy hanya memakai make-up secara natural.

"Hime apa kau sudah selesai?" panggil Virgo dari luar kamar.

"Iya, sudah." Jawab Lucy sambil meraih clutch bagnya yang berwarna silver dan keluar dari kamarnya.

Virgo menatapnya dengan takjub. "Hime sangat cantik" pujinya

"Arigatou, Virgo. Hmm apakah ayah dan ibuku sudah berangkat?" tanya Lucy

Virgo mengangguk. "Hime akan diantarkan oleh Loki. Dan Lokipun sudah bersiap didepan dengan mobilnya"

"Baiklah. Aku pergi ya" pamit Lucy sambil berjalan meninggalkan Virgo

Loki melihat Lucy berjalan kearahnya. Ia hanya bisa tersenyum. Setelah Lucy sampai dihadapannya, Loki membukakan pintu mobil untuk Lucy.

"Seperti biasanya, kau cantik Lucy" puji Loki

"Terimakasih, Loki" sahut Lucy sambil masuk kedalam mobil. Loki menutup pintu dan segera masuk kedalam mobil.

XXX

Diperjalanan, Lucy hanya melihat keluar jendela. Ia hanya ingin memandang keluar jendela. Tidak ingin berbicara apapun. Ia merasa tubuhnya benar-benar capek. Beberapa kali ia pun menghembuskan nafasnya dengan berat. Loki pun menyadari hal itu.

"Kau kenapa?" tanya Loki dengan nada khawatir

"Aku merasa capek. Badanku seperti mau remuk" keluh Lucy

"Mungkin akibat dari daya sihirmu, Lucy" ucap Loki

Lucy mengangguk. Lucy kembali memandang keluar. Ia melihat hutan dimana banyak pepohonan disana. Tetapi ada yang aneh. Ia melihat sekelibat bayangan yang melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Awalnya Lucy mengira itu seekor monyet. Tapi kenapa monyet bisa cepat sekali?

"Tempat pestanya dimana Loki?" tanya Lucy

"Sebentar lagi kita akan sampai" jawab Loki

XXX

Sesampainya digedung, dimana pesta tersebut dilaksanakan. Lucy keluar dari mobil dan masuk kedalam gedung tersebut. Gedungnya mewah, ia melihat para bangsawan saling mengobrol. Dia menghela nafasnya kembali. Rumit.

Lucy akhhirnya bertemu dengan ibu dan ayahnya. Ibu dan ayahnya sedang mengobrol dengan kerabatnya. Lucy diperkenalkan pada kerabat ayah dan ibunya. Lucy diperkenalkan oleh seorang pemuda yang cukup tampan. Ya memakai kacamata. Tapi tetap tidak bisa menarik hati Lucy.

XXX

"Hoy, Gray. Aku sudah selesai. Apa kau sudah selesai?" tanya Natsu

Gray yang sedang sibuk meminum darah binatang pun menoleh. "Sudah. Baru saja" jawabnya

Gray dan Natsu menoleh kekanan dan kekiri. Mereka mencari Erza.

"Dimana Erza?" tanya Natsu

Gray mengangkat bahunya.

Tiba-tiba, Erza sudah berada disamping Natsu dan sedang bersandar dipohon.

"Kalian mencariku?" tanyanya dengan santai

"Uwaaaah! Astaga Erza, bisa tidak kau tidak mengagetkan diriku?" ucap Natsu

"Ada yang lain" gumam Erza

Natsu dan Gray saling memandang.

"Apa?" tanya Gray

Tiba-tiba…

DUAAARRR!

Pohon yang menjadi sandaran Erza tumbang akibat serangan entah darimana. Erza, Natsu dan juga Gray menghindari serangan dengan cepat.

"Sialan! Siapa itu?" teriak Gray

Tidak lama setelah Gray berteriak, terdengar suara tertawa perempuan disusul dengan ledakan tawa dari seorang pria.

"Mereka berniat menyerang kita. 5 detik dari sekarang serangan akan menuju kearah kita dari arah jam 12" kata Natsu. Natsu tetap fokus. Natsu memejamkan matanya. Mendengarkan, merasakan kedatangan musuh. Erza mengaktifkan perisainya untuk dirinya dan juga teman-temannya.

DUAAARRR!

Tanpa diduga perisai yang Erza aktifkan tidak berfungsi. Natsu, Gray, dan Erza jatuh terjerembab.

"Sial! Siapa mereka?!" ucap Natsu

Dari tangan Natsu telah mengeluarkan api, mata onyxnya yang hitam berubah menjadi berwarna merah darah. Emosinya meledak. Taring-taringnya keluar.

"Hahaha, ada sekumpulan vampire bodoh yang sedang berburu" ejek seseorang. Didengar dari suaranya, ia adalah seorang pemuda.

"Oh ayolah Kira, ternyata perempuan itu bisa menggunakan perisai seperti dirimu" gerutu gadis berambut panjang yang bernama Hestia.

"Tapi dia tidak sehebat diriku, benarkan, Aki?" tanya Kira kepada pemuda berbadan besar.

Aki hanya berdecih meremehkan Natsu, Gray, dan Erza.

"Siapa kalian?" tanya Natsu dengan geram

"Eh?! Tunggu sebentar… sepertinya aku mengenalnya" ucap Kira

Natsu mengepalkan tangannya. Dan mulai menyerang. Api berada dikedua tangannya. Ia menyerang Kira dengan serangan cepat. Pukulan dari arah kiri, kanan, depan, tendangan pun juga dilakukan. Tapi tidak ada yang dapat melukai Kira.

"Eh? Ini kekuatan sang naga? Natsu Dragneel-san?" ledek Kira.

Gray menyerang Aki, dengan panah esnya, kadang memakai jurus ice make: hammer. Tapi Aki selalu menghindar sampai saatnya kedua kaki Gray dibekukan oleh dirinya sendiri.

"Apa?! bagaimana bisa?!" ucap Gray sambil berusaha melepaskan kakinya dari es yang sebenarnya dibuatnya untuk melawan Aki.

"Perkenalkan, namaku Aki. Kekuatanku adalah pengendali es. Dan the beast" Ucap Aki sambil memamerkan giginya dan tubuhnya berubah menjadi monster yang mempunyai tanduk besar. Dan bersiap untuk meninju Gray yang sekarang sudah terkunci.

Erza yang melihatnya segera mengaktifkan perisainya untuk Gray, saat Aki ingin memukul Gray, Aki terhalang oleh perisai yang dibuat oleh Erza. Erza pun diserang oleh Hestia. Wanita dengan pisau.

Erza bangkit berdiri. Tangannya terulur kesamping dan tiba-tiba muncul pedang panjang.

"Oh jadi kau seorang knight? Kau punya pedang, dan aku punya pisau hihi" ucap Hestia

Erza menyerang dengan cepat. Begitupun juga Hestia. Pisau-pisaunya bisa menandingi pedang Erza.

"Kau tahu, Pisau ini bukan hanya pisau yang menggores lawannya. Tapi dipisau ini terdapat racun yang mematikan" ucap Hestia masih sambil menyerang. Erza tak mau kalah, ia memunculkan satu pedang lagi. Hestia takjub melihatnya.

Tiba-tiba tubuh Hestia dipenuhi bayangan hitam, dan dia bergerak cepat, melebihi Erza. Dan tanpa sadar Erza tergores dengan pisau Hestia. Erza terjatuh. Erza merasa lumpuh. Semua anggota badannya tidak dapat digunakan.

Gray dan Natsu yang melihatnya menjadi tidak fokus dengan pertarungan mereka masing-masing.

"ERZAAA!" teriak Gray dan Natsu bersamaan.

Akhirnya Gray terlempar akibat pukulan yang dilayangkan dari Aki. Aki tertawa sekeras-kerasnya. Gray tidak bergerak. Natsu yang melihat nakamanya tidak berdaya, amarahnya berkobar. Mata merahnya berkilatan, api mengelilingi tubuhnya. Kira yang melihat Natsu, hanya bisa tertawa.

Natsu menyerang Aki terlebih dahulu. Aki terlempar. Kira terkejut. Karena Kira sedang mengaktifkan perisainya. Kenapa Natsu bisa menghancurkan perisai itu? Natsu dengan cepat menghampiri Hestia dan menghajarnya.

Natsu meninju tanah dengan tinju apinya, membuat keributan besar. Tanah menjadi terbelah dan mengeluarkan panas dari dalam.

"Aku..Tidak pernah memaafkan orang sepertimuuu!" teriak Natsu dengan geram.

XXX

Lucy yang sedang berada dibalkon gedung menjadi tersentak. Ia mendengar seseorang berteriak. Lucy menoleh kearah hutan. Ia melihat ada kepulan api dihutan.

'Apa karena makhluk yang aku lihat tadi?' pikirnya

Lucy menoleh kebelakang, melihat kesekitarnya dan dia melakukan sihir teleportasi.

Lucy tiba dihutan dengan gaunnya yang indah. Ia menelusuri hutan tersebut, mencari keributan tersebut. Dan dibalik pohon, Lucy melihat ada empat orang yang berbaring disana dan dua orang masih bertarung. Ia merasa pemuda berambut salmon tersebut sudah kehabisan tenaga melawan lawannya. Ia menghirup nafas dalam-dalam, keluar dari persembunyiannya untuk membantu pemuda tersebut.

Natsu sudah terengah-engah melawan Kira. Natsu sudah babak belur sedangkan Kira? Ditubuh Kira tidak ada luka satu pun.

"Mana? Katanya sang naga dana beregenerasi saat ia terluka? Mana buktinya? Kau babak belur seperti itu" ledek Kira.

"SHIEEELLLDD!" teriak seseorang dibelakang Natsu. Natsu menoleh kebelakang,ia melihat seorang gadis memakai gaun pesta, sedang memakai perisai untuk melindungi dirinya. Kira pun hanya tersenyum sinis dan menyerang perisai tersebut.

Saat Kira menyerang perisai Lucy, ia terkejut karena serangannya berbalik kearahnya.

'Jadi ini. jadi ini kekuatan sang penyihir hebat itu' batin Kira

Lucy melangkahkan kaki dengan santai, menatap tajam Kira. Tangan kanan Lucy diarahkan keatas dan tiba-tiba cahaya kekuningan berada ditangan Lucy. Lucy siap mengarahkannya kearah Kira. Kira merasakan kekuatan yang sangat besar. dengan segera Kira membawa temannya menggunakan kekuatan teleportasinya.

"Power of devil, black shadow. Disappeaarr!" teriak Lucy. Dan pada saat itulah cahaya tersebut ditembakkan oleh Lucy.

Cahaya kuning keemasan itu menyinari seluruh bagian hutan dan pecah menjadi butir-butir cahaya yang cantik. Natsu melihat gadis tersebut dengan takjub. Natsu pun jatuh.

Lucy menoleh kearah pemuda berambut salmon yang ia tidak tahu namanya. Dan berjalan menghampirinya.

Lucy berjongkok untuk melihat keadaan Natsu tersebut. Mata pemuda itu masih terbuka, memandang Lucy. Terpesona. Lucy tersenyum dan meletakkan kedua tangannya di kedua pipi pemuda tersebut. Natsu pun akhirnya pingsan.

"Heal" gumam Lucy

Setelah menyembuhkan luka Natsu, ia menoleh kearah Erza. Ia berjalan ketempat dimana Erza terbaring lemah. Lucy berjongkok dan melihat lengan kanan Erza berwarna hitam.

'Dia terkena racun' pikir Lucy

Lucy melirik kearah pemuda berambut raven yang tidak lain adalah Gray.

Lucy menghela nafas.

Lucy menyembuhkan Erza dan juga Gray. Tapi mereka bertiga belum bangun. Jadi terpaksa Lucy meninggalkan mereka. Lucy harus kembali kepesta tersebut.

"Teleportation" gumam Lucy

Lucy pun sudah kembali kedalam gedung pesta.

XXX

Natsu perlahan membuka matanya. Ia merasa lukanya tidak sakit lagi. Ia menoleh kesana kemari, mencari sosok yang menolongnya.

"Kemana gadis itu?" gumam Natsu

Natsu melihat Erza dan Gray masih terbaring. Natsu menunggu mereka terbangun dengan menyandarkan tubuhnya disalah satu pohon besar. Ia memikirkan gadis yang berkekuatan besar itu.

"Siapa gadis itu? Kenapa dia terlihat kuat sekali?" gumam Natsu

'Dan dia terlihat seperti malaikat' pikir Natsu

Natsu kembali memejamkan matanya.

XXX

"Sabara-sama, kami sudah menemukan penyihir itu" lapor Kira

"Benarkah?" tanya Sabara dengan antusias

"Iya, dia mempunyai kekuatan yang besar. Dan ternyata dia seorang gadis" jelas Kira

"Baiklah, secepatnya kalian hancurkan dia!" perintah Sabara

"Baik!" sahut Kira, Aki, Hestia, Taka, dan juga Reiki

Kira memamerkan seringai jahatnya.

"Tunggu aku, Lucy Heartfilia" gumamnya.

TO BE CONTINUED


Menurut para readers bagaimana cerita ini? keep or delete?

~anyui~