DO IT 20 TIMES ON HIS 20th BIRTHDAY

For my special baobei nuna. The eldest. Tazahao Wo ai ni

Di kampus, mereka selalu bersama. Orang-orang menyebut mereka Duo Tiang Listrik. Tiang Listrik Kayu Mahoni, itu sebutan untuk pria pertama, Kai. Dan sebutan Tiang Listrik Beton untuk pria kedua, Thehun, maaf, Sehun.

Sore ini mereka tak terlihat bersama. Kai sedang sibuk mengerjakan sejumlah percobaan kimia di laboratorium, sementara Sehun sedang berbincang asyik dengan para senior wanita. Ya, hobby mereka memang berbeda. Kai sangat suka hal-hal yang sifatnya keilmuan, namun sebenarnya Kai bukanlah orang yang pendiam dan introvert. Kai sangat extrovert. Sayang sekali, image nya sebagai 'saintis kejar setoran' sudah terlalu menyebar luas. Yang pendiam adalah Sehun. Namun dengan 'kemasan' yang stylish, orang-orang menganggap Sehun adalah pria yang sangat terbuka dan benar-benar mengundang perhatian mereka. Suatu hari seorang senior perempuan mengetahui keahlian Sehun yang bisa menguncir rambut wanita dengan rapi. Saat itulah Sehun menjadi populer di antara senior wanita.

Praktikum sudah lengkap. Kai mengecek ponselnya yang tak kunjung berdering.

"mengapa dia belum juga mengirimkanku pesan? Kebiasaan."

Kai pun merapihkan meja lab nya. Sambil mengulur waktu, menunggu pesan yang belum kunjung datang itu. Ketika sebuah Erlenmeyer ingin diletakannya, deringan yang ditunggu-tunggu pun tiba.

"chagi, bantu aku kabur dari senior-senior ini T_T cepat ya. Berbicara sejak siang, aku mual. Palliiiii jeballlll ;( "

Senyum berkembang di wajah Kai. Ya, Sehun, Kekasihnya, memintanya untuk menjemputnya segera.

Setelah laboratorium benar-benar rapi, dan tak lupa untuk mengecek kembali keutuhan rambutnya, ia bergegas pergi.

Ponselnya kembali berdering.

"lantai 3. Oppa cepatlah"

Wow, Sehun yang seperti ini benar-benar menggemaskan. Memanggilnya 'oppa' saat butuh bantuan.

Sesampainya di lantai 3, Kai membuka tasnya, mengeluarkan senjata rahasianya, sebuah Long Coat branded berwarna cokelat muda miliknya yang khas akan selalu dapat membuat senior-senior itu terpukau. Tak hanya wanita, pria pun silau akan sinarnya. Terakhir seorang senior bernama Junmyeon dari departement Teater dan Seni Gerak mengirimi pesan padanya setiap hari, 2 jam sekali. Sepertinya senior abadi itu benar-benar sudah terkena silaunya.

"Permisi.."

"AH KAI!"

Suara Sehun yang melengking membuatnya terkejut. Seketika senior-senior itu pun terdiam. Sosok Kai yang terlihat mempesona membuat mereka menjadi 'orang lain' yang telihat elegan dan lemah lembut secara tiba-tiba. Melihat keadaan yang ribut berubah dengan drastis, Kai hanya menyeringai.

"Eonnie deul, aku pulang dulu yaaaa! Annyeoooong~~"

Bila ibu-ibu arisan menutupnya dengan pidato penutupan, Sehun cukup melakukannya dengan aegyo. Dia benar-benar terampil dalam hal ini.

Senior-senior itu pun mulai membicarakan mereka yang makin lama berjalan menjauh menuju lift.

"TLKM itu benar-benar idolaku. Omonaaaaa!"

"TLKM? Aku sih lebih menyukai si Beton. Dia menawan"

"ahiyuuu yang benar saja? Tanpa TLKM, Beton tidak akan terlihat cukup tampan!"

"apa kau bilang? Dia sangat tampan!"

Dan seperti biasa, mulai terjadi pertengkaran disana.

Mungkin orang lain hanya menganggap mereka berdua sebagai sahabat dekat, karena tak ada satupun yang pernah melihat apa yang mereka lakukan ketika di dalam mobil, di luar kampus, di ruang loker, di ruang olahraga, atau di toilet *UPS. Kendalikan imajinasimu

Sesampainya di mobil?

Mereka akan berpegangan tangan. Jari-jemari mereka akan terkait satu dengan yang lainnya selama perjalanan. Seperti yang saat ini mereka lakukan.

"yah, kenapa kau lama sekali? Aku benar-benar mual membicarakan hal yang sama berulang kali dan berputar-putar seperti tadi. Menggosipkan Song Jihyo dan Kang Gary."

"seharusnya kau menjawab mereka kalau kita lebih manis daripada yang mereka gosipkan itu. Kkkk~" goda Kai.

"menurutmu apa reaksi mereka?"

"jijik?"

"KAU PIKIR? Mereka akan menginterogasiku! Mereka itu fansmu. Aku akan habis dalam waktu 1 menit. Kau bisa menemukan wajahku penuh cakaran setelahnya. Huf."

"Fansku? Yang benar saja hahahaha tidak mungkin! Jika mereka fansku, maka mereka fansmu juga. Karena aku adalah fanboymu no.1"

Pipi Sehun memerah. Dia selalu tidak menyukai saat-saat seperti ini, dimana dia menyukai apa yang dikatakan Kai dan tak dapat menyembunyikan perasaannya.

Sehun sontak membalikkan wajahnya ke arah jendela. Menghindari tatapan Kai yang membuat wajahnya semakin memerah.

"Kau merasa terebus lagi?" goda Kai, lagi.

"Yah! A-aku.. Aku tidak.."

Melihat wajah Sehun yang manis, Kai menghentikan mobil ke tepi, mengecup pipi Sehun dengan lembut.

"aigooo manis sekali seperti bubble tea!"

Sehun terpaku. Pikirannya pergi terbawa angin jalan tol. Semuanya terasa sangat menyenangkan di hatinya. Dan ia selalu bersyukur karena kejutan-kejutan manis seperti ini selalu ada untuknya setiap hari. Berkat pria yang sekarang sedang memandanginya penuh cinta.

"Cepat jalankan mobilnya. Aku lelah."

"egumonina~ uri aegi masih malu rupanya! Hahahaha. Oke tuan putri, kuda kencana siap berangkat!~"

Setibanya di depan sebuah cafe kopi, mobil pun berhenti. Sehun benar-benar lelah rupanya. Ia tertidur pulas.

Maksud hati ingin membangunkan sang putri, Kai malah mengurungkan niatnya. Dipandanginya Sehun selama kurang lebih 15 menit hingga akhirnya Sehun terbangun.

"kita sudah sampai, tuan putri~"

Sehun memandangi jalan sekitar. Ini bukan daerah rumahnya, bukan juga rumah Kai.

"ini kita dimana ya?" tanya Sehun sambil mengumpulkan nyawanya dari alam mimpi.

"sudah, ikuti saja aku."

Kai bergegas keluar dari mobil, membukakan pintu bagi Sehun untuk keluar. Ini sudah jadi kebiasaannya.

Sehun dan Kai memasuki cafe tadi dengan bergandengan tangan. Orang-orang tidak pernah menganggap mereka lebih dari teman karena postur tubuh mereka yang memiliki kesepadanan.

Mereka duduk di sebuah kursi untuk 2 orang yang posisinya tepat di depan meja barista.

"Tunggu sebentar disini ya. Aku akan kembali."

Kai meninggalkan Sehun yang masih dalam kondisi setengah sadar itu.

Beberapa saat kemudian, datang seorang pelayan membawakan secangkir Cappucino dihadapannya.

'Oh mungkin Kai memesannya,' pikir Sehun.

Kemudian datang lagi, lagi, dan lagi Cappucino hingga mejanya hampir penuh. Ada 19 cangkir jumlahnya. 'Happy birthday 20 Sehu' begitulah kata-kata yang terangkai dari huruf-huruf yang dituliskan diatas buih-buih itu.

Tiba-tiba seorang pelayan datang lagi. Kali ini.. Pelayan itu adalah Kai. Menggunakan pakaian ala barista dengan kemeja putih tangan panjang yang dilipat sampai siku, menggunakai celemek coklat, dan rambut yang ber-style.

"ini Cappucino terakhir, tuan putri~"

huruf yang terakhir ini adalah 'N'.

Kini lengkap. Tulisannya menjadi 'HAPPY BIRTHDAY 20 SEHUN'

20 karakter, 20 cangkir, dan 20 kali seorang Kai membuat Cappucino dengan tangannya sendiri.

Senyum tak dapat redup dari wajahnya, Sehun hanya memandangi Kai dengan tatapan terpesona.

"ayo tuan putri silahkan diminum!"

Tersadar dari lamunannya akan Kai..

"APA? KAU GILA? 20 cangkir harus ku habiskan sendiri?"

Kai hanya tertawa dan mengangkat bahunya sambil membuat ekspresi 'mau bagaimana lagi'.

Sehun dengan sedih berkata, "jadi kau mau membuatku sakit?"

Kai yang melihat hal itu hanya bisa tertawa.

"oke oke, karena tidak sehat, bagaimana kalau ini semua kita bagikan gratis pada pengujung disini?"

"kau serius?" wajah Sehun kembali ceria.

"tentu. Cafe ini milikku"

Dan akhirnya Sehun menyadari cafe ini, cafe milik Kai, tempat Kai pertama kali mengungkapkan perasaan padanya.

Wajah Sehun kembali memerah.

Dipandanginya Kai yang sibuk membagikan Cappucino gratis itu kepada para pengunjung.

"yah, apa yang kau lakukan? Ayo bantu aku!"

Kembali dari lamunannya, Sehun ikut membagikan 5 cangkir terakhir yang ada di mejanya.

Kemudian Kai teringat, apa yang akan mereka minum kalau semuanya dibagikan?

Karena sudah terlanjur dibagikan, Kai membuat 2 cangkir lagi spesial untuk Sehun dan dirinya.

Kali ini hiasannya bergambar hati sebanyak 20 buah dalam 1 cangkir. Tentu itu bukan hal mudah untuk dibuat.

Sehun memandangi cangkirnya.

"apa aku harus meminumnya?"

"mengapa tidak? Kau tidak menyukainya?" Kai bingung. Cappucino adalah favorit Sehun.

"ini sangat cantik. Aku tidak tega meminumnya" dengan pouting nya yang khas, Sehun menolak meminum Cappucino itu.

"minumlah, aku bisa membuatkannya lagi"

Akhirnya Sehun meminumnya sedikit. Memandangi bentuk hati yang semakin hilang, lalu meminumnya lagi. Begitu berulang kali. Tanpa sadar Kai mengambil video dirinya yang sedang meminum kopi dengan ragu.