desclaimer : seluruh tokoh milik diri masing-masing saya cuma minjem nama.
warning : this is YAOI, Wolf AU,OOC dan typo bertebaran. ini wolf au menurut fersi saya sendiri
Rate : M (hayo.. yang masih polos silahkan angkat kaki..)
NOTE : yang homophobik dilarang mendekat, tidak menerima komentar dengan bahasa kasar mengenai YAOI. Dont like dont read !
"Ah lagi-lagi belum ketahuan ya." Kyungsoo mengeluh sambil memandangi selembar kertas yang tengah ia pegang. Hari ini sama seperti beberapa tahun terakhir ia rutin mengunjungi klinik milik kenalan ibunya ini. Kyungsoo harus selalu melakukan pemeriksaan terhadap dirinya setiap tahunnya, tidak seperti serigala lainnya ia terlambat menjadi dewasa. Kyungsoo bahkan tidak mengetahui statusnya saat ini, apakah ia Alpha, Beta, ataukah Omega.
Setiap serigala dewasa dalam waktu yang berbeda-beda, biasanya status mereka akan muncul saat menginjak umur 12 hingga 14 tahun, tapi tidak dengan Kyungsoo ia sudah 17 tahun tapi statusnya belum ketahuan. Karena itulah pihak sekolah selalu kesulitan untuk menempatkan Kyungsoo, penempatan kelas berdasarkan status serigala sudah dimulai dari SMP dan selama itupula Kyungsoo selalu terombang ambing. Ia pernah masuk kelas Alpha pada tahun pertamanya di SMP tapi tidak bertahan lama, kelas itu benar-benar tidak cocok dengannya. Selanjutnya Kyungsoo selalu ditempatkan bersama para Beta, ia tidak pernah mencoba kelas Omega, terlalu banyak siswa perempuan dan Kyungsoo berfikir ia akan benar-benar canggung jika ditempatkan disana.
"Bagaimana?" seorang pemuda manis menyambut Kyungsoo saat ia baru saja keluar dari ruangan Dokter Minho yang menanganinya. Kyungsoo menggeleng pada si pemuda dan dibalas senyum canggung.
"Belum juga ya?"
"Iya Hyung, mungkin sebentar lagi." Balas Kyungsoo agak lesu, ia benar-benar sudah bosan melakukan pemeriksaan seperti ini tiap tahunnya.
"Sabar saja Kyung, tubuhmu pasti akan tahu kapan ia akan dewasa jadi bersabarlah. Jadi, tahun ini kau akan ikut kelas apa?"
"Mungkin kelas Beta seperti biasanya." Jawab Kyungsoo, mereka berdua berjalan beriringan sepanjang koridor gedung tempat klinik itu berada. Kyungsoo kadang-kadang melirik pada Kakaknya yang berjalan sangat hati-hati
"Tidak ingin mencoba kelas Omega tahun ini?"
"Kau bercanda Hyung?"
"Tidak akan seburuk yang kau kira Kyung, percaya padaku, hyungmu ini berada dikelas omega sepanjang hidupnya."
"Itu karna kau memang omega wookie-hyung, tapi aku berbeda."sahut Kyungsoo ia melompat-lompat kecil saat keduanya melewati tangga untuk menuju mobil yang telah menunggu diparkiran. Pemuda itu lalu mengulurkan tangan kecilnya untuk membantu sang kakak menuruni tangga.
"Berhati-hatilah Hyung atau kau bisa menyakiti keponakanku yang belum lahir." Ryeowook tersenyum lembut pada sikap Kyungsoo yang perhatian terhadap kandungannya. Tidak seperti Kyungsoo yang masih kebingungan akan statusnya Ryeowook tidak perlu repot ia mendapatkan statusnya lebih cepat dari siapapun. Pemuda itu diklaim sebagai Omega diumurnya yang baru sepuluh tahun
"Tenanglah ini bukan kali pertama Hyungmu ini mengandung." Sahut ryeowook, walau ia tetap berjalan dengan sangat hati-hati. Kyungsoo tersenyum kearahnya lalu membantu sang kakak berjalan.
"Wookie-Hyung, Kyungsoo ?" suara husky yang berat itu menyapa keduanya saat Kyungsoo dan Ryeowook sampai di parkiran, seorang pria tinggi berambut hitam tengah berdiri didepan keduanya.
"Oh Chanyeolie, kenapa kau kemari ?" sahut ryeowook
"Hmm semalam Taehyung sakit jadi aku membawanya berobat hari ini." Ujar Chanyeol, ia berpaling pada pintu mobilnya yang tertutup dan dari kaca yang terbuka sedikit itu tampak sosok mungil tengah tertidur pulas.
Ryeowook menghela nafasnya, ia tahu berat rasanya melihat anak yang kita lahirkan sakit apalagi bagi Chanyeol yang membesarkan anaknya sendirian. Pemuda itu adalah seorang Alpha yang benar-benar tangguh ia membesarkan Taehyung sendirian hingga balita itu kini berumur tiga tahun. Diusianya yang bisa dibilang masih sangat muda Chanyeol pindah dan menjadi tetangga Keluarga Do, kedua kakak beradik itu ingat betul saat melihat Chanyeol yang jangkung menggendong Taehyung yang masih bayi kesana kemari bahkan saat ia masih mengenakkan seragam SMA. Chanyeol telah kehilangan matenya, kakak beradik Do tidak pernah menanyakan hal ini pada pemuda tersebut mereka hanya menjadi mengerti setelah mengamati kehidupan Park Chanyeol selama tiga tahun dan melihat bingkai foto seorang pemuda manis yang selalu dipandangi Chanyeol saat ia terdiam sendirian.
"Kuharap Tae akan segera membaik." Ujar Ryeowook tulus
"Terimakasih Wookie-hung aku juga berharap begitu. Melihatnya sesak nafas seperti semalam sungguh membuatku takut."
"Memang dokter mengatakan apa Chanyeol-hyung.?"
" Ada lendir di paru-paru Tae, karna itu dia jadi sulit benafas. Kami berencana akan mengelurkannya rabu depan saat kondisi Taehyungie lebih baik." Pemuda jangkung itu menjelaskan sambil melirik Taehyung yang tertidur didalam mobil, wajahnya terlihat sedih dan lelah.
"Kuharap Taetae cepat sembuh hyung."
"Gumawo Kyungsoo-ah. Ngomong-ngomong kenapa kalian berdua ada disini, klinik ini kan tidak menerima pemeriksaan kandungan hyung." Ryeowook tersenyum pada pertanyaan Chanyeol itu, ia melirik Kyungsoo sebentar lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ani, sebentar lagi sekolah akan dimulai kami hanya perlu tahu dimana Lee Sooman saem harus menempatkan adikku tahun ini." Kyungsoo memutar bola matanya malas pada pernyataan hyungnya dan Chanyeol langsung mengerti apa yang terjadi. Selama tiga tahun bertetangga Chanyeol sudah melihat Kyungsoo melakukan hal ini sebanyak lima kali. Keluarga Do tidak pernah tahu status Kyungsoo dan Chanyeol juga tidak bisa menebaknya. Tidak seperti serigala lain ketika Chanyeol bertemu dengan Kyungsoo untuk pertama kalinya, ia tidak mencium bau apapun yang bisa menklasifikasikan pemuda itu. Kyungsoo hanya tercium seperti anak serigala, hambar dan polos. Maka setiap tahun pemuda itu akan memeriksakan diri mengecek hormon mana yang berkembang paling pesat pada dirinya agar ia paham harus bagaimana.
"Jadi kau akan ditempatkan dimana tahun ini." Ujar Chanyeol melirik Kyungsoo
" Kelas Beta harus menerimaku lagi tahun ini, aku masih belum punya tujuan Hyung." Jawabnya singkat, Chanyeol dan Ryeowook tertekekeh pada wajah kecewa Kyungsoo yang sudah bertahun-tahun melakukan tes tanpa hasil ini.
"Tenang dongsaeng-ah kau akan dewasa pada waktunya." Ryeowook merangkul Kyungsoo dan berjalan melewati Chanyeol kemobil mereka. Setidaknya Ryeowook harus tahu Kyungsoo sudah lelah menunggu waktu untuk dirinya menjadi dewasa, bukankah 17 tahun sudah cukup?
"Ah bahkan sekarang aku iri dengan angin setidaknya mereka tahu arah mereka berhembus."
.
.
.
"Kyungie ada telfon ari Jongdae." Teriakan ibunya mengagetkan Kyungsoo yang tengah merapikan isi lemarinya yang seperti kapal pecah, pemuda itu kemudian berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang kelurga untuk menerima panggilan Jongdae. Ibunya menunjuk telfon dan Kyungsoo mengangkatnya.
"Yoboseo..."
"Ya, bagaimana pemeriksaanmu hari ini?" suara sahabatnya yang cempreng mengagetkan Kyungsoo, Kim Jongdae memang selalu tertarik dengan masalah ini setelah bertahun-tahun. Dan bodohnya Kyungsoo masih mau berteman dengan Beta yang sangat berisik ini.
"Hmm, sayang sekali aku harus bertemu wajamu lagi tahun ini."
"Hee? Jadi belum ketahuan juga?"
"Hm."
"Ya, sebernarnya ada apa dengan tubuhmu. Kau sudah 18 tahun, dan masih belum tahu statusmu. Yak, kau yakin ibumu tidak mengambil anak yang salah dirumah sakitkan, siapa tahu kau tertukar dengan anak manusia." Ujar Jongdae, ia sangat heran dengan tubuh Kyungsoo yang malasnya keterlaluan, disaat kakaknya dewasa terlalu cepat Do Kyungsoo malah sangat terlambat. Sebenarnya ada apa dengan anak-anak keluarga Do ini. Jongdae jadi heran sendiri.
"Kim Jongdae aku paham kau itu tidak terlalu pintar, tapi aku tak tahu kau bisa sebodoh ini. Umurku baru tujuh belas asal kau tahu dan yang paling penting ibuku tidak sebodohmu untuk mengetahui mana anaknya." Balas Kyungsoo sarkatis, ia kesal dengan kebodohan sahabatnya yang tiada akhir.
"Hehehe, aku kan hanya berspekulasi Kyung."
"Dari pada itu, apa masih zaman menelfon teman lewat telefon rumah ? ya sekarang sudah ditemukan teknologi yang bernama handphone." Sarkars kyungsoo
"Handponeku sedang diinfasi oleh para setan itu." Jongdae terdengar kesal, dan dari sberang Kyungsoo dapat mendengar suara tawa yang sama berisiknya seperti milik Jongdae, lalu bentakan marah dari pemuda berwajah kotak itu.
"Yak! Sikeuro, bisa tidak kalian diam?"
"Adik-adikmu?" tanya Kyungsoo, pertanyaan yang sterotipe sebenarnya mengningat ia sudah mengenal Jongdae dari SD. Kim Jongdae seorang Beta dengan tiga orang adik yang sangat berisik.
"Siapa lagi kalau begitu? Sangat sulit punya tiga orang adik laki-laki, setidaknya Ryeowook-hyung terlihat lebih baik."
"Kau belum lihat saja saat dia marah."
"Kuharap tidak akan pernah melihatnya Kyung. Oh iya, bagaimana kalau kita jalan-jalan besok? Aku ingin ketoko buku, kau ikut? Sekalian menghabiskan sisa liburan, lusa kita sudah sekolah lagi kyung."
"Kukira seorang Kim Jongdae alergi dengan yang namanya buku." Jongdae itu sangat alergi dengan yang namanya buku, Kyungsoo saja sampai heran kenapa pemuda itu bisa berhasil lulus dari SMP tanpa satupun nilai merah.
"Aku belum beli panduan untuk pelajarannya Kim-saem, kau ingin melihat sahabatmu ini dihajar iblis itu dihari pertama sekolah?"
"Entahlah mungkin itu akan jadi tontonan yang menarik."
"Yak Do Kyungsoo!"
"Ok aku ikut, hanya bercanda. Tapi kau yang menjemputku eomma tidak akan mengizinkan jika aku harus kerumahmu."
"Kenapa? Memangnya ada apa dengan rumahku?"
"Salah sendiri kenapa kau tinggal dilingkungan para alpha seperti itu. Eomma bilang tidak baik pergi sendirian ketempat yang penuh Alpha seperti dilingkungan rumahmu. Aku ini kan masih suci."
"Simpan bualanmu. Bukan salahkukan jika mereka mendirikan sekolah khusus alpha itu didekat rumahku dan aku akan menjemputmu jam empat sore. Jangan sampai saat aku sudah dirumahmu kau masih tidur." Kyungsoo memutar bola matanya, ia sudah menebak pasti Jongdae akan mengatakan itu. Kyungsoo pernah membuat Jongdae menunggu berjam-jam dicuaca dingin tahun lalu saat mereka akan membeli hadiah natal bersama. Kyungsoo lupa dia punya janji dengan Jongdae dan tertidur sepanjang sore dimana seharusnya ia menemui Jongdae yang sudah hampir mati kedinginan, entah ide bodoh dari siapa mereka berjanji di taman bermain dekat rumah Kyungsoo yang udaranya sangat dingin.
" Hm, sudah aku tutup dulu ." dan Kyungsoo menutup telfon itu secara sepihak lalu bergabung dengan kakaknya yang tengah merajut diruang keluarga. Kyungsoo selalu penasaran kenapa Ryeowook bisa sangat menikmati pekerjaan yang membosankan itu. Menurut Kyungsoo merajut sama sekali tidak jantan tapi entah kenapa kakaknya menyukai hal-hal seperti merajut dan memasak walaupun Kyungsoo juga memasak sih, tapi tetap saja merajut adalah pekerjaaan Yeoja.
"Hyung kenapa kau suka sekali merajut, inikan pekerjaan yeoja?" tanya Kyungsoo mengagetkan Ryeowook. Omega itu menatap sekilas pada adiknya lalu tersenyum.
"Siapa bilang ini pekerjaan Yeoja? Buktinya aku yang namja juga melakukannya."
"Karena itu aku heran Hyung, kaukan namja tapi kenapa menikmati pekerjaan yang sering dilakukan para yeoja Hyung?"
"Karena ini mengasyikan, apalagi orang-orang yang aku sayangi menggunakan hasil rajutanku." Jawab ryeowook.
"Sugguh jawaban yang sangat feminim Hyung." Sarkas Kyungsoo
"Kadang sisi feminim itu sangat diperlukan Kyung, apalagi untuk omega sepertiku yang memiliki seorang mate yang harus diurus." Ryeowook lalu mengusap surai adiknya lembut, Kyungsoo bersandar pada bahu kakaknya dan memperhatikan jari-jari ramping itu bergerak lincah bersama jarum rajutnya.
"Apa mereka mengajarkan hal ini dikelas omega hyung?"
"Tentu saja Kyung, kelas omega banyak mengajarkan hal-hal kecil seperti ini. Aku lebih senang menyebutnya cara untuk bertahan hidup sebenarnya."
"Apa hyung tidak canggung berada disana? Kelas omegakan isinya kebanyakan Yeoja dan Hyung adalah namja."
"Awalnya pasti akan canggung, tapi kelas omega itu tidak seburuk yang kau fikirkan. Para omega itu adalah makhluk yang sangat lembut dan penyayang. Mereka bahkan sangat senang saat aku bergabung dengan mereka saat tahun pertama SMP." Kata Ryeowook, ia teringat teman-tamannya dikelas omega. Mereka sangat baik pada pemuda itu bukan hanya karena ryeowook adalah satu-satunya namja dikelas mereka, tapi lebih karena mereka meras memiliki seorang yang dapat diandalkan. Ryewook itu namja dan seorang omega, maka ia menjadi tumpuan teman-teman sesama omeganya.
"Hyung bagaimana kalau ternyata aku adalah seorang omega?" celetuk Kyungsoo tiba-tiba, Ryeowook menghentikan kegiatannya sebentar ia tahu adiknya sedang ingin serius saat ini. Pemuda itu paham jika hal yang selalu dikhawatirkan Kyungsoo adalah menjadi seorang omega.
"Maka kau akan jadi omega jantan kedua didalam keluarga ini." Jawab ryeowook.
"Tapi hyung.."
"Menjadi omega itu tidak terlalu buruk dongsaeng-ah. Kau tak akan mati hanya karena menjadi seorang omega." Kyungsoo menatap kakanya seberntar lalu menghirup nafas dalam-dalam. Ketakutannya tentang menjadi omega adalah pandangan orang-orang terhadapnya mungkin akan berubah, kaumnya selalu menganggap omega itu adalah makhluk yang lemah dan Kyungsoo tidak suka dianggap begitu. Dan yang lebih menakutkan Kyungsoo adalah siklus istimewa para omega, mereka selalu mengalami heat, dia sudah menyaksikan Ryeowook bertahun-tahun. Kyungsoo ingat betapa tersiksanya hyungnya saat heat, Ryeowook tidak akan keluar dari kamarnya berhari-hari dan kadang-kadang Kyungsoo mendengar rintihannya dalam periode itu.
Pernah satu malam ia mengintip keadaan Ryeowook saat tengah dilanda heat, itu adalah satu malam dibulan desember yang dingin dan hyungnya meringkuk diatas tempat tidur tanpa selimut dan lebih parahnya lagi tanpa busana. Hyungnya telanjang dan sangat kesakitan, Kyungsoo waktu itu berumur dua belas tahun dan ia sangat ketakutan saat hyungnya terlihat hampir tak berdaya. Jadi kyungsoo berfikit heat itu sangat sakit dan tidak menyenangkan. Tapi sejak Yesung-hyung datang kekehidupan hyungnya, Kyungsoo tidak pernah menyaksikan ryeowook saat heat lagi, pintu kamarnya selalu dikunci dengan mereka berdua didalamnya.
"Wookie-ah." Suara yang sangat familiar itu membangunkan Kyungsoo dari lamunannya, itu pasti Yesung mate kakaknya dan seorang Beta. Yesung bekerja disalah satu perusahaan sebagai sekretaris direktur dan kadang jarang pulang. Ryeowook lalu berjalan kearah matenya sementara Kyungsoo memperhatikan keduanya. Saat tiba-tiba kedua pasangan itu mulai berciuman pemuda polos itu langsung bergerak meninggalkan ruangan itu, ia tidak ingin matanya yang masih suci ternodai kelakuan mesum kedua kakaknya.
"Get a room please. Disini masih banyak anak-anak jika kalian tanya pendapatku." Ujar Kyungsoo lalu meninggalkan pasangan yang masih asyik berciuman itu.
.
.
.
Esoknya Jongdae datang menjemput Kyungsoo tepat pukul empat sore dan pemuda itu tidak bercanda saat ia bilang ingin ketoko buku. Jongdae benar-benar mengjak Kyungsoo pergi ketoko buku, dan disinilah keduanya berada ditoko buku yang tak jauh dari rumah Jongdae.
"Ya, inikan tidak terlalu jauh dari rumahmu, kenapa kau harus mengajakku kalau begitu?" ujar Kyungsoo kesal pada Jongdae.
"Aku terlalu taku berada ditoko buku sendirian, benda-benda persegi ini seperti akan menelanku saja." Jawaban konyol, Kyungsoo langsung memukul kepala sahabatnya menggunakan majalah yang tengah ia pegang.
"Cepat temukan bukumu dan kita pergi pergi dari sini." Ia mengusir Jongdae sementara kyungsoo berjalan kebagian novel dan Jongdae kebagian buku-buku referensi dan pelajaran.
Kyungsoo sangat suka membaca, pemuda itu berjalan disepanjang rak dan melihat-lihat novel yang menurutnya menarik. Ia menemukan pilihannya di rak kelima paling atas, kyungsoo berusaha meraihnya namun sayang tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk menggapai benda itu. Kyungsoo berfikir jika ia sekarang adalah seorang heroin dalam sebuah komik maka seorang pangeran akan mengambilkan buku itu untuknya.
Dan Kyungsoo sangat kaget saat bayangannya menjadi kenytaan, sebuah tangan terulur menggapai rak paling atas tersebut.
"Rajin-rajinlah minum susu Kyung-ah." Tentu saja kenyataan tidak seindah bayangan Kyungsoo, tentu saja Jongdae harus datang dan menghancurkan bayangan norak Kyungsoo tadi.
"Aku akan bertambah tinggi tahun ini tuan Kim, tenang saja aku akan melampaui tinggimu akhir tahun ini." Balas kyunsoo kesal karena Jongdae membahas tinggi badannya yang memang tak seberapa untuk ukuran namja.
"Kau sudah menemukan bukumu? Kalau begitu lebih baik kita kekasir dan membayar semua ini. Temanmu ini sangat lapar dan lebih baik secepatnya kita mampir kerestoran." Kyungsoo memimpin jalan keduanya menuju kasir.
Mereka disambut oleh seorang pemuda yang menurut dugaan Jongdae hanya lebih tua beberapa tahun dari keduanya, paling jauh tiga tahun. Pemuda itu mengenakan seragam toko berwarna biru gelap, ia tersenyum pada setiap pelanggan yang mengantre. Sesekali ia menjawab pertanyaan dari wanita-wanita genit yang merayunya, well Kyungsoo akui pemuda itu terlalu tampan untuk ukuran seorang kasir, tapi apa peduli Kyungsoo ia tidak tertarik.
Saat gilirannya sampai Kyungsoo menyerahkan bukunya pada sipemuda yang tersenyum itu. Jika diperhatikan dari dekat pemuda itu menjadi lebih tampan. Kulitnya berwarna tan yang sangat jarang bagi orang Korea, dia tinggi dan badannya sangat proposional, Kyungsoo memperhatikan bahunya yang sangat bidang dan sangat yakin jika pemuda ini akan bisa menjadi model terkenal jika ia mau. Pemuda mungil itu mendongak untuk memperhatikan bibir tebal si pemuda yang tersenyum, Kim Jongin nama pemuda itu Kim Jongin seperti yang tertera di name tagnya.
"Ingin bayar dengan uang tunai atau kredit card." Tanyanya pada Kyungsoo, suara pemuda itu sangat seksi jika Kyungsoo boleh berkomentar.
" Aku akan bayar dengan ini." Kyungsoo menyerahkan kredit cardnya, ia mendongak lalu bersitatap dengan pemuda tan itu. Matanya yang tajam mengunci tatapan Kyungsoo, solah-olah dunia berpusat hanya pada kedua iris hitam yang tajam itu. Kyungsoo merasakannya ia seolah-olah tersedot kepada keindahan Jongin, lalu ia merasakan persaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kyungsoo benar-benar terpikat pada pemuda kasir itu. Lalu tiba-tiba Jongin mengalihkan tatapannya, dengan kaget pemuda itu meraih kredit card kyungsoo dan menyelesaikan tugasnya.
"terimakasih sudah berbelanja di toko kami." Ucapnya sambil tersenyum lagi, Kyungsoo mengambil belanjaannya dan mengikuti Jongdae yang sudah menunggunya. Pemuda itu melirik sikasir lagi merasa tidak rela untuk kehilangan tatapan tajamnya.
"Yak, berjalan lah lebih cepat, tadi aku bilang ingin pergi makan." Jongdae meneriaki Kyungsoo yang berjalan sangat pelan.
"Jongdae-ah, aku merasa sangat aneh." Bisik Kyungsoo halus tapi cukup terdengar oleh jongdae.
"Aneh? Mungkin karena kau terlalu lapar." Balas Jongdae tidak peka. Kyungsoo menampilkan stright facenya pada sipabo jongdae.
"Terserahmu bodoh, untuk apa juga aku cerita padamu." Pemuda itu lalu berjalan cepat mendahului Jongdae, merasa bodoh karena telah bercerita.
"Kyungsoo-ya tunggu aku." Dan keduanya berjalan beriringan keluar dari toko buku.
"Ya, jangan biasakan memandang seorang alpha seperti itu." Celetuk Jongdae saat mereka keluar dari toko buku.
"Maksudmu?"
"Kau tadi memandangi kasir itu terlalu lama. Jangan seperti itu lagi Soo-ah."
"Jadi maksudmu pemuda itu seorang alpha?" Tanya Kyungsoo kaget.
"Tentu saja bodoh, dari baunya saja sudah ketahuan." Jawab Jongdae sambil menjitak kepala Kyungsoo.
"Tapi aku tidak mencium apapun."
"Itu karena kau masih kecil. Sudahlah lupakan, lebih baik kita makan aku juga sudah lapar." Jongdae menyeret Kyungsoo sementara pemuda mungil itu mengupat karena tangannya sangat sakit ditarik Jongdae seperti itu.
.
.
.
Dua hari kemudian kediaman keluarga Do dibangunkan oleh suara rintihan yang berasal dari kamar si bungsu. Ryeowook yang pertama kali menyadari hal ini langsung menuju kamar adiknya itu, ia mengambil kunci cadangan dan langsung mendobrak masuk keruangan milik Kyungsoo.
Berantakan hal itu yang pertama kali menggambarkan kamar kyungsoo itu, Ryeowook mencoba mencari adiknya diantara keadaan kamar yang sangat berantakan dan menemukan Kyungsoo meringkuk diantara selimut dan bantal yang berserakan.
"Hyung..ah.. tolong aku." Ucapnya merintih pada ryeowook yang termenung. Kyungsoo meringkuk telanjang diatas tempat tidur, sebelah tangannya berada pada bagian bawahnya yang menegang. Wajahnya memerah dan banjir keringat. Dan sontak saja Ryeowook paham apa yang terjadi, Heat. Adiknya mengalami heat, dan itu artinya Kyungsoo adalah seorang omega.
.
.
.
TBC
Author note
Haihai gue datang dengan ff kaisoo pertama, ini wolf au tapi menurut fersi gue sendiri. I hope you like it guys, dan jangan lupa tinggalkan jejak see yeah.
