This is ChanHun

Don't Like Don't Read

Typo(s) everywhere

Alur pasaran

-happy reading-

.

.

.

...Cinta memang tak harus saling memiliki. Tapi, aku mohon, biarkan aku memilikinya, walau itu sulit...

.

.

Didalam sebuah kamar yang didominasi oleh warna biru laut, terlihat tiga orang yeoja yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Salah satunya sedang mencatat sesuatu diatas buku tulisnya, sedangkan dua yeoja yang lainnya tengah tiduran diatas tempat tidur.

"Hun!" panggil seorang yeoja yang sedang tiduran diatas kasur sambil membaca sebuah novel kepada yeoja lain disebelahnya yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Ya," sahut yeoja tersebut, Sehun.

"Apa kau akan tetap seperti itu?" tanya yeoja yang sedang membaca novel tersebut, Baekhyun.

"Maksudmu?"

Baekhyun lalu mendekatkan wajahnya kearah Sehun. Yeoja itu kemudian menggeser-geser layar smartphone yang sedang dipegang oleh Sehun.

"Apa kau akan tetap seperti ini? Terus-terusan menatap fotonya sepanjang hari?" tanyanya.

"Memangnya kenapa?" tanya Sehun balik.

Kyungsoo, yeoja yang tengah sibuk mencatat sesuatu dibuku tulisnya menepuk dahinya pelan begitu mendengar ucapan Sehun barusan.

"Ini sudah tahun kedua, Sehun sayang...Dan kau, masih sama seperti dulu. Hanya menyukainya dari jauh. Apa kau tidak berniat untuk menyatakan padanya tentang perasaanmu itu?" lanjutnya.

Sehun menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku hanya sekedar menyukainya saja, bukan mencintainya. Jadi, untuk apa juga menyatakan padanya," jawabnya.

Kyungsoo lalu ikut mendekat kearah Sehun. Menatap manik mata yeoja berkulit putih itu dalam.

"Aku pernah membaca sebuah artikel, bahwa rasa suka kepada seseorang selama lebih dari empat bulan, itu bukan lagi suka, tapi cinta," ujarnya.

Sehun yang mendengarnya langsung bangkit dari acara tidurannya.

"Benarkah?" ucapnya tak percaya.

Baekhyun dan Kyungsoo mengangguk-anggukkan kepala mengiyakan. Baekhyun lalu menatap Sehun dari ujung kaki hingga keujung rambut.

"Apa sih yang kurang dari dirimu? Cantik, iya. Cerdas, tidak diragukan lagi. Siapa sih yang bakal menolak pesonamu? Bahkan satpam sekolah saja pasti mau kalau kau menginginkannya jadi kekasihmu, hahaha," godanya sambil tertawa lebar. Sehun yang mendengarnya menatap temannya itu datar.

"Masalahnya bukan itu."

"Kau hanya tidak berani, Sehun. Itulah kekuranganmu," ucap Baekhyun.

"Kekuranganku?"

"Yaps. Tidak berani adalah kekuranganmu."

"Tidak berani itu bukan sebuah kekurangan," elak Sehun.

"Benarkah? Lalu?"

"Itu hanya...hanya..." Sehun tampak berpikir.

"Kurang percaya diri," sahut Kyungsoo cepat. Keduanya lalu menatap kearahnya datar.

"Kenapa? Apa aku benar?" tanyanya.

"Tidak," jawab Baekhyun singkat.

"Dia sudah punya kekasih," ucap Sehun pelan.

"APA?" teriak Baekhyun dan Kyungsoo bersamaan.

"Aku pernah melihatnya jalan berdua dengan seorang yeoja ditaman."

"B-benarkah? Seorang Park Chanyeol sudah memiliki yeojachingu? Wow daebak," ujar Baekhyun.

"Memangnya kenapa kalau Chanyeol Sunbae sudah punya kekasih? Dia tampan, populer, dan juga keren. Jadi, tidak ada salahnya kan," ucap Kyungsoo. Dia lalu mendekati wajah Sehun.

"Apa yeoja itu cantik?" tanyanya.

"Tentu saja," jawab Sehun.

"Cantikan mana sama dirimu?"

"Mana aku tahu. Kan yang bisa menilainya itu orang lain."

"Iya juga, sih." Kyungsoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sehun lalu kembali merebahkan tubuhnya.

"Sudahlah. Cintaku bertepuk sebelah tangan," ujarnya.

"Tapi kan sebelum ada yang namanya tenda biru ataupun janur kuning melengkung, kau masih bisa mendapatkannya."

"Ya ya ya, kalian benar. Kalau begitu, kalian berdua pulanglah," usir Sehun.

"Jadi kau mengusir kami?" tanya Kyungsoo.

"Menurutmu? Kau sudah selesai dengan catatanmu, kan." Kyungsoo mengangguk mengiyakan.

"Lagian, ini sudah sore. Jadi, keluarlah kalian berdua dari kamarku." Sehun lalu menarik tangan Baekhyun dan juga Kyungsoo agar keluar dari kamarnya.

"Baiklah baiklah, kami akan pulang," kata Baekhyun sambil melengos pergi meninggalkan Sehun yang masih berdiri dipintu kamarnya. Tak lupa pula dia menarik tangan Kyungsoo agar mengikutinya.

"Bye bye Sehun! Selamat berstalking ria..." seru Kyungsoo sambil berlalu pergi.

Sehun kembali masuk kedalam kamarnya. Dia lalu menjatuhkan tubuhnya keatas kasur empuknya. Menatap langit-langit kamarnya sambil membayangkan bagaimana hari-harinya ia habiskan untuk mengagumi sosok Park Chanyeol, kakak kelasnya selama setahun lebih.

Sehun tiba-tiba teringat bagaimana Zhang Yixing, teman sekelasnya menyatakan perasaan cintanya kepada Kim Suho, sang ketua osis yang juga teman sekelas Chanyeol. Bagaimana seorang Zhang Yixing yang sangat polos bisa mendapatkan hati seorang Kim Suho yang dikenal sangat tegas dalam berbagai hal. Apa iya dia melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Yixing? Sehun berdecih pelan.

"Cih, masa iya aku harus seperti itu? Membawa spanduk yang bertuliskan kata-kata romantis ke lapangan basket sambil teriak Sunbae! Chanyeol Sunbae! I love you! Sunbae mau nggak jadi namjachinguku?" ucap Sehun mencoba menirukan gaya Yixing waktu menyatakan perasaannya kepada Suho tempo hari.

"Itu terlalu memalukan bagiku. Tapi tidak bagi seorang Zhang Yixing," lanjutnya.

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Nyonya Oh muncul dibaliknya sambil membawa segelas air putih ditangannya.

"Eomma tadi melihat Baekhyun dan Kyungsoo pulang, jadi eomma kesini. Waktunya minum obat sayang," ujar Nyonya Oh.

Sehun bangun dari tidurannya. Dia lalu menatap eommanya dengan tatapan sendu.

"Apa hidupku kini bergantung pada obat, Eomma?" tanyanya.

"Kau ingin sembuh, kan?"

Sehun mengangguk. Ia lalu mengambil sebotol obat dibawah kasur tempat tidurnya.

"Kau menyimpannya disitu?" tanya Nyonya Oh.

"Yeah...Baekhyun dan Kyungsoo sering datang kemari dan mengacak-acak kamarku, jadi aku menyembunyikannya ditempat yang aman. Aku tidak mau mereka mengetahuinya, Eomma," jawab Sehun. Dia lalu meminum obatnya.

"Hari minggu kita kerumah sakit untuk kemoterapimu," ujar Nyonya Oh.

"A-apa? Hari minggu?" Sehun terlonjak kaget mendengarnya.

"Iya sayang."

"Kenapa harus kemoterapi? Aku tidak mau eomma kalau rambutku rontok dan aku menjadi botak," ucap Sehun sambil menatap Nyonya Oh dengan mata berkaca-kaca.

Nyonya Oh kemudian menangkup kedua pipi Sehun. Menatap putri tunggalnya tersebut dalam.

"Sehun sayang...Sehun ingin sembuh, kan? Sehun ingat apa yang dokter katakan tempo hari, kan?"

Sehun mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Baiklah, eomma keluar dulu. Belajarlah yang rajin." Nyonya Oh lalu melangkah keluar meninggalkan Sehun sendirian didalam kamarnya.

"Semangat Oh Sehun! Kau pasti bisa!" serunya mencoba menyemangati dirinya sendiri.

.

.

"Sehun!" seru Baekhyun dari arah koridor. Gadis bereyeliner tersebut lalu berlari menghampiri Sehun yang berhenti didepan pintu kelasnya.

"Apa?" sahut Sehun.

"Hehehe, aku punya tugas matematika. Tapi belum ku kerjakan karena aku tidak paham. Bantu aku mengerjakannya, ya?" pinta Baekhyun sambil menampilkan wajah melasnya.

Sehun memutar bola matanya malas. Sebenarnya dia malas membantu Baekhyun. Tapi karena gadis itu adalah salah satu teman terbaiknya, jadi dia (terpaksa) membantunya. Dia dan Baekhyun berbeda kelas. Sehun berada dikelas 2-A, sedangkan Baekhyun berada dikelas 2-B bersama dengan Kyungsoo juga.

"Baiklah. Aku akan membantumu mengerjakannya."

"Gomawo Sehun-ah." Baekhyun lalu merangkul bahu sahabatnya tersebut sambil melangkah menuju kedalam kelasnya.

Sehun meminta izin ke toilet saat pelajaran kedua tengah berlangsung. Yeoja tinggi itu menghentikan langkah kakinya saat melewati ruang musik. Pintu ruangan tersebut sedikit terbuka, membuat Sehun bisa mendengar denting piano yang mengalun dengan indahnya. Dia lalu mendekat ke ruangan tersebut dan menyembulkan kepalanya untuk melihat siapa kira-kira yang memainkannya. Sehun terlonjak kaget saat melihat seorang Park Chanyeol tengah duduk diatas kursi sambil menekan-nekan tuts piano didepannya.

Sehun terkesima melihatnya sampai melupakan niat awalnya yang ingin pergi ke toilet dan malah berdiri disisi pintu mengintip seorang Park Chanyeol, namja pujaan hatinya.

Chanyeol tiba-tiba menghentikan bermain pianonya.

"Apa kau akan tetap berdiri disitu terus?" ucapnya kemudian.

"Y-ya?" Sehun terlonjak kaget saat mendengar ucapan Chanyeol barusan. Chanyeol lalu membalik badannya menghadap kearah Sehun yang masih berdiri dipintu.

"Apa kau akan tetap berdiri disitu terus? Kau tidak ingin masuk kedalam sini?" tanyanya sekali lagi.

"O-oh maafkan aku, Sunbae. Maaf jika aku mengganggumu," ujar Sehun sambil membungkukkan badannya beberapa kali.

"A-aku tadi tak sengaja lewat sini. P-permisi,"lanjutnya gugup. Dia lalu melangkah meninggalkan ruangan tersebut dengan wajah memerah. Chanyeol yang masih berada ditempatnya menyunggingkan senyum saat melihat punggung Sehun yang mulai menjauh. Dia kemudian kembali menekan-nekan tuts piano dihadapannya.

.

.

Tbc...