Title : Heroine and Git
Cast : Axis, Allies dan yang lainnya banyak bermunculan.
Desclaimer : milik siapa ya? Milik gue pinginnya, tapi nggak mungkin. So they Belong to om Hidekaz Himaruya.
SUMMARY : Cerita tentang pahlawan yang sebenarnya. Dan sebuah Grup yang ingin memberantas kejahatan dan terobsesi tentang pahlawan.
WARNING : ceritanya bener-bener ngayal dan seadanya. Gaje yang telah bertebaran dimana-mana, nggak tahu Familyship(?) atau malah RomanceFamily. Tentuin ndiri ya? (#mau enaknya). YAOI (BoysxBoys). Karena saya masih baru debut di fandom ini, jadi saya bikin pairingnya setahu saya aja yah. dan karena saya masih baru juga di bidang ini mohon banyak bantuannya jika ada yang salah itu murni karena kurang pengetahuan saya.
Yang nggak setuju atau nggak suka tetep pegang prinsip DON'T LIKE DON'T READ.
Chapter 1 : Wake up! And prepare go to School.
Disini menceritakan kehidupan sekolah yang ada di Hetalia Gakuen, yang berjalan seperti biasa seperti pertama kali ada.
Setiap paginya selalu banyak yang berlalu lalang dan menuju ke sekolah ini, rutinitas damai ini terus berlanjut sampai beberapa generasi setelahnya.
Tapi semua berubah semenjak Grup Axis terbentuk, mereka memang kelihatannya seperti anak-anak baik dan lugu lainnya namun kadang mereka juga banyak mengekang dan ada rumor kalau salah satu dari mereka melakukan pembullyan.
Dan terbentuklah juga grup oposisinya yang mengatasnamakan kebenaran untuk menghentikan perbuatan mereka, dan terkadang karena alasan pribadi juga mereka bertarung. Jadi sekarang ini kebanyakan adalah masalah pribadi.
Grup oposisi itu disebut Allies.
"Karena gue Hero nya berarti gue harus bergerak duluan.."
"Berisik lu Al, Gini ya kita nggak tahu siapa pelakunya si Paijo juga nggak berani bilang.."
"Haiya, kalo elu ngomongnya kekencengan kita olang nggak bakal bisa tahu yang sebenarnya ma"
#Kok kayak cina di glodok sih?#
#ini campuran cina mangga dua sama meym*y di upinip*n#
"Kalau aku nggak perlu bilang, tinggal aku tungguin aja sambil bawa gergaji mesin.."
"Plis deh yang ginian nggak bisa pake kekerasan, itu musti kita pancing pake kekuatan cinta"
"Njir gue nggak minta pendapat lu, lagipula ngapain sih lu disini"
Inilah perkumpulan Allies yang diketuai oleh Alfred F. Jones, beserta nggota lainnya Arthur, Wang Yao, Francis sama Ivan. sebenarnya yang lain nggak mau mengakui dia sebagai ketua tapi mau bagaimana lagi dia ngaku-ngaku yaudah lagipula kalau ada apa-apa dia yang tanggung jawab.
Yang lainnya cuma dianggap pendukug saja, tapi sebenarnya mereka berperan penting di grup ini. Mereka termasuk orang kaya jadi berkat mereka Grup ini masih langgeng saja. walau grup lain udah gulung tikar.
Sebenernya juga ini grup nggak jelas mau mengarah kemana.
Saat ini mereka sedang menangani kasus yang dialami Paijo sebut saja namanya begitu. Katanya dia sering dipalak, apa yang dimilikinya harus diserahkan.
Tapi karena diancam Paijo cuma bisa diancam dan nggak bisa mengatakan apa-apa.
Kecurigaan mereka mengarah kepada anggota Grup Axis.
Kenapa mengarah ke mereka?
Yah karena Allies kurang suka aja sama mereka, karena prinsipnya nggak sama dan menganggap mereka pembangkang.
Dua grup ini udah kayak parlemen di amerika saling mencari kesalahan dan yang menang bisa memimpin sekolahan dan bisa jadi Ketua Osis lah istilahnya.
"Dengar ya, Iggy,,," Iggy itu panggilan kecil Arthur biasanya yang manggil itu cuma Alfred saja. " Kamu nggak boleh bertindak sembarangan karena kita sedang mengawasi itu artinya kita juga diawasi.." itu Alfred kalo ngomong suka-suka dia aja.
"Eh, denger ya Al yang kita khawatirin itu malah kelakuan kamu yang suka ngomong ceplas-ceplos tidak tau kemana, otak kamu kebanyakan makan hamburger sih.." Arthur kalau dibilangin malah nasehatin balik, biasa dia punya insting emak-emak.
Dan Alfred kayak udah biasa gitu diomelin Arthur jadinya dia balik dengerin.
"Alfred begitu bukan karena makan hamburger, dia itu jadi begitu karena kena bahan racun kimia yang ada di scone yang sering kamu buatin.." Francis malah ikut-ikutan, soalnya dia pernah hampir masuk UGD gara-gara nyobain masakan Arthur.
"Kamu jangan ikut-ikut om-om mesum.."
"scone punya aku steril tau, bpom tes lewat cuma yang tidak lolosnya di MUI saja.."
Dan terjadilah adegan cekek-cekekan antara mereka berdua seperti biasanya, Ivan cuma bisa lihatin sambil senyum dan tangannya lagi ngasah pipa ajaibnya biar bisa multifungsi.
Wang Yao malah udah jengah, seterah mereka ajalah mau ngapain, dia disini ikut karena dia pengen ngelawan Kiku dia nggak suka banget sama dia soalnya si Kikunya udah nggak pernah nganggep dia temen deket lagi, jadilah dia gabung ke tempat ini.
Kita perkenalan di kubu Axis.
Disini sangat nyaman dan damai. dan tidak seberisik tempat sebelah tadi.
Kelihatannya ketua disini adalah Ludwig sang cowok macho dan ahli segala hal dan sering diandelin sama yang lainnya calon suami idaman lah.
Anggota selanjutnya adalah Feliciano, dia punya jiwa yang bebas, dia jarang bisa diandelin tapi entah kenapa Ludwig tetep aja masukin dia jadi anggota. ternyata usut punya usut dia adalah teman pertama Ludwig.
Dan selanjutnya cowok imut dan kalem, wajah nya putih bersih bagai di iklan Ponds dengan rambut hitam yang bergaya bagai di potong pakai baskom. Tapi dia pintar dan sedikit pendiam sehingga terkadang Ludwig sama Feli rada kurang tau apa yang sedang dia pikirkan.
Dia bernama Kiku Honda.
Feli lagi asik main-main sama kucing sementara Kiku dan Ludwing sedang merencanakan hal-hal yang bisa membuat mereka bersih dan keluar dari tuntutan allies.
Kenapa Feli nggak diajak, diajak pun dia nggak bakal terlalu paham sama situasinya jadi semua diserahkan ke Ludwig dan terkadang Kiku.
Mari kita kembali ke saat dimana mereka belum dalam keadaan sepanas ini satu sama lain.
Di pagi yang sangat cerah terlihat di sekitar semak-semak Burungnya Francis dan Burungnya Gilbert saling beradu, beradu suara maksudnya yang pikirannya kotor silahkan jedotin pala author ke tembok.
Di sekolah yang hari ini diadakan upacara penerimaan siswa baru, Di gerbang depan sudah sibuk para siswa itu.
Terlihat cowok alis tebel bukan dia bukan Rock Lee dia nggak nyasar disini, itu si Arthur yang lagi nungguin seseorang di pintu gerbang.
Pas dia nunggu kok dia merasa ada tangan yang nemplok di bokongnya.
Karena merasa terganggu dia langsung berbalik dan pukul dia pake tas yang dia bawa.
BRUAAKKK
Ternyata itu berefek sangat besar dan keributan pun terhenti sebentar. perhatian mereka tertuju pada orang yang dilempar dan mengenai gerbang sekolah.
Arthur langsung mendekat dan memelototi orang itu. "Apa yang kau lakukan tadi hah?" Tanyanya sarkatis.
"Ahh. enggak tadi aku hanya anu.."
Alfred yang baru datang disuguhi pemandangan ini dia seperti melihat ada orang dibuly sama Arthur padahal sebaliknya.
"Iggy jangan mengacau di hari pertamamu.."
"HAH? Aku mengacau...? Bukannya orang mesum satu ini yang merusak mood sekolahku disini. cih"
Setelah mengucapkan itu Arthur melenggang pergi dan diikuti Alfred.
Orang yang masih besender di gerbang karena masih kesakitan didekati cewek seksi berambut panjang.
"Kamu ini nggak berubah, kalau suka sama seseorang kenapa nggak langsung aja..Francis" Ternyata dia adalah Eliza.
"Ve~.. Francis-niichan lagi apa di gerbang?"
"Felicia, Ayo masuk sebentar lagi sudah mau dimulai upacaranya,," Roderich yang memang daritadi bersama Feli langsung mengajaknya masuk dan membiarkan hal ini dan Eliza juga langsung mengekor di belakang.
.
Pas sudah masuk kelas ternyata Francis dan Arthur sekelas dan sebangku semakin rame lah kelas disini bisa-bisa kalau mereka dibiarkan di kelas berdua dan yang bakal keluar kelas cuma satu orang sambil jilatin pedang yang penuh darah.
"Ngapain kamu disini lagi?"
"Ayolah Arthur, Kamu jangan begitu ntar kelamaan kamu malah jadi jatuh ke pelukanku lho.."
"Aku lebih milih sama Al... maksudnya aku lebih milih mati sendirian dari pada sama kamu"
"Ati- ati lho kemarin ada yang bilang gitu ke aku sekarang dia langsung minta kawinin sama aku.."
"Ludwig kamu mau nggak satu bangku sama aku.." Arthur langsung pindah tempat duduk udah nggak perhatiin Francis lagi. awalnya sih Ludwig nggak mau tapi dia ingat ada sesuatu yang bisa berubah dengan ini, akhirnya dia biarin Arthur duduk sama dia.
"Kamu boleh satu bangku tapi aku nggak janji, aku mau ngomong sama kamu.." wanti Ludwig.
"Itu sudah lebih dari cukup daripada aku satu bangku sama dia.." Ludwig ngerti siapa yang dimaksud dia oleh Arthur disini.
Walaupun dia punya masa lalu yang buruk sama Arthur tapi Ludwig itu orangya pemaaf. Semasa kecil mereka sering bertengkar akan hal kecil sampai hal besar.
"Daripada kelas jadi rame gara-gara kalian, lebih baik begini deh,,," Ternyata Antonio sekarang yang ngambil bangku di sebelah Francis.
Di kelas sebelah lebih rame lagi.
Ternyata Alfred sebangku sama Ivan cowok yang saat ini paling dihindarinya. Bukan apa-apa cuma agak kurang suka sama jalan hidupnya aja, alias kebiasaannya.
Tadinya Alfred sebangku sama Feliciano, tapi Feli keburu kejang-kejang duluan kalo sebangku sama Alfred orang dua-duanya nggak bisa diem. Akhirnya Lovino narik sodara kembarnya supaya sebangku sama dia. Habis itu Ivan baru masuk dan langsung aja duduk di kursi yang kosong tadi.
Kiku dan Yao sebenernya juga nggak tahu kenapa mereka bisa berakhir dengan satu bangku.
Itu makin membuat mereka susah dibedakan, bagi yang baru pertama melihatnya.
Kata orang-orang barat. Orang Asia itu mukanya sama semua.
.o0o.
"Kenapa kita berakhir disini berlima? memangnya kita disuruh ngapain?" Arthur langsung curiga ada yang membuat mereka bersama.
"Aku juga lebih milih sekelompok sama cewek-cewek seksi di sebelah..daripada berakhir disini.." Komen Francis menanggapi pernyataan Arthur. Dan Alfred tidak tinggal diam dia langsung mencairkan suasana.
"Yosshh, baiklah aku mendapatkan kalian yang tidak terlalu serius dengan klubnya dan akhirnya dikeluarkan dan kita akan membentuk klub kita sendiri-"
"Kalau ada hubungannya sama hero aku nggak mau.." Potong Arthur.
"Jangan gitu lah Iggy, kan aku mau bilang supaya keren kok kamu duluin.." Ngambek Alfred.
Setelah mereka berdebat tidak penting, ternyata ada seorang guru masuk dan membawa beberapa dokumen.
"Diam dan dengarkan" Semuanya langsung mengadapkan muka ke sang guru itu, yang ternyata dia adalah guru bimbingan konseling. "Kalian berlima ini tahu kesalahan kalian sehingga berada disini?" Tanyanya sebelum menjelaskan siapa tahu ada yang tahu kesalahannya dan bisa mendapat keriganan.
Tapi mereka malah nggak ada yang tahu. Dan akhirnya sang guru terus menjelaskan walaupun rada sedikit jengah dengan mereka berlima. "Pertama Arthur dan Francis membuat keributan di depan sekolah dan merusakkan property sekolah.." Arthur dan Francis saling tatap-tatapan dan saling menyalahkan.
"Kedua Yao dan Ivan membawa barang-barang mencurigakan ke sekolah.." Dan tidak ada bantahan dari mereka sementara Alfred cuma melihat ke empat lainnya dan menatap tidak percaya.
"Dan terakhir Alfred..."
"Tunggu Sir,,, saya juga dalam masalah?"
''Kalau menurutmu memprovokasi orang lain bukan sebuah masalah. kau tidak akan ada disini .."
"Tapi dia yang melakukan hal buruk ke anak baru lainnya."
"Dan kau yang mulai memukulnya, dan anak baru itu tidak membenarkanmu"
"Tapi- tapi..."
"Tidak ada bantahan, sekarang kalian dikumpulkan disini untuk menyadari kesalahan kalian." setelah menyerahkan surat keterangan berpartisipasi dan kalau sampai hukumannya tidak dilaksanakan terpaksa orang tua harus dipanggil ke sekolah.
"Arthur dan Francis membersihkan gedung olahraga setiap hari rabu dan sabtu.."
Keduanya tidak ada yang berkomentar, tapi Arthur udah merasa nggak enak kalau harus ditinggal berduaan di ruang tertutup sama Francis dan di dua hari itu gedung olahraga sepi karena tidak ada kegiatan disana.
"Mister, boleh saya mengutarakan pendapat saya.."
"Ada apa Arthur?"
"Gedung itu terlalu besar untuk kita berdua saja, bagaimana kalau Alfred juga ikut membantu.." Guru itu sepertinya memikirkan sesuatu mempertimbangkan protes Arthur.
"Baiklah Alfred kamu hari rabu dan sabtu membersihkan aula bersama mereka.." sang guru melihat ke arah Ivan dan Yao yang sekarang lagi senyum dan satunya lagi sibuk kayak ngitung gitu nggak tahu ngitung apaan. "Ivan, Yao kalian bertugas membersihkan sampah semua ruang guru dan laboratorium.."
Ivan ngacungin tangan.
"Iya.."
"Laboratorium kan banyak, kalau cuma berdua nggak akan selesai... saya minta Alfred membantu juga.."
"Woiii... kenapa gua lagi.." protes Alfred karena namanya dibawa-bawa mulu dari tadi.
"Baik, Alfred kamu selasa jum'at bantuin bersihin lab"
"Mister kenapa cuma saya yang kerjaannya dobel..?"
"Mereka melakukan kesalahan dalam sehari dalam kurun waktu seminggu, sementara kamu seminggu penuh kalau sekolah tidak libur pasti kamu bikin masalah terus tujuh hari itu.."
"Saya nggak bikin masalah, saya cuma membantu yang membutuhkan.."
"Sekarang kan sama-sama mereka ngebutuhin kamu, jadi tidak ada alasan lain, kamu mau bapak tambahin senin kamis bersihin kolam renang?"
"Iya maaf mister.."
Setelah menerima hukuman masing-masing akhirnya mereka pulang.
"Padahal kan aku juga dipanggil ke sini? kok aku tidak di beri hukuman sih?" ada satu orang yang dari tadi duduk disitu anteng mendengarkan sambil mainin boneka beruangnya yang enggak tahu kenapa bisa gerak dan ngomong.
"Kamu siapa?"
"Aku Matthew.."
Dan ditengah perjalanan mereka bertemu paijo di tengah jalan. mukanya babak belur dan matanya sembab seperti baru menangis.
Alfred yang tidak terima langsung mendekat dan menanyai apa yang terjadi sementara Yao langsung mengambil obat-obatan dari dalam tas nya.
"Kamu kenapa? siapa yang mengginikan kamu?"
"Al, tata bahasamu,tolong"
"Bukan saatnya iggy,,"
Arthur langsung menyuruh Paijo duduk sebentar dan memberinya minum siapa tahu dia masih shock.
"Siapa yang berbuat ini padamu? lihat pipimu sampai lebam begitu?" tanya Arthur lembut, Francis di belakang jadi iri kenapa Arthur tidak pernah berbicara seenak itu dengannya.
Karena Paijo ini emang sudah biasa seperti ini maakanya mereka berlima berusaha membantunya tapi karena Paijo yang masih ketakutan dia tidak mengatakan apapun dan diam saja diobatin Yao.
Dia ingat mata menyeramkan itu, yang membuat dia gagal memberitahu keadaannya kepada orang-orang dia terlalu takut. dan setelah dia di bersihkan lukanya tidak lupa berterima kasih dan dia langsung kabur.
Karena si Paijo masih ada ketakutan dan kurang bisa membuka dirinya sama oran lain.
"Lagi-lagi dia begitu padahal dia perlu banyak bantuan,, mungkin kita harus mengatasi akar masalahnya alias penyebabnya saja.. kalau tanya tidak dijawab itu artinya kita bisa cari tahu sendiri" usul Alfred.
Semua langsung berjalan meninggalkan Alfred pulang ke rumah masing-masing kecuali Arthur yang memang rumahnya berdekatan dia menarik Alfred pulang dan mengiyakan semua yang dia katakan.
Masih ada hari susah mereka besok sebelum mikirin kesusahan orang lain yang nggak mau bantuan.
Keesokan harinya berjalan seperti biasanya dan Alfred yang dijaga ketat sama ke empat temannya untuk tidak menambah panjang masa hukuman sebulan itu.
"Angleterre.."
''Jangan panggil orang lain seperti itu..Terutama Yao."
Francis dan Arthur dalam perjalanan ke gedung olahraga sebenarnya Francis mau memulai pembicaraan tapi rasanya Arthur yang rada susah diajak bicara.
pas di dalem ruangan ternyata sudah ada orang yang membersihkan.
"Alfred.. tumben kamu nggak ngomel dan sudah bersihin ini semua?" Tanya Arthur mendekati orang itu.
"Ah.. Arthur aku bukan Alfred, aku..."
"Matthew? kamu kenapa disini?" Francis yang dari pertama mengenalinya langsung kaget."Kamu kan nggak dihukum apa-apa..." Jelas Francis lagi sambil ambil sapu yang daritadi dipakai Matthew dan ngelap keringet Matthew pake tangannya.
ini kalau ftv ini adegan romantis. sayang mereka berdua malah kelihatan kek bapak ma anak.
Francis langsug mengambil sapunya Matthew dan menyuruhnya untuk pulang saja karena ini bukan kesalahan dia.
"Tidak apa-apa, soalnya hari ini Alfred tidak bisa mengerjakannya jadinya aku gantikan.." jelas Matthew sambil tersenyum manis.
Arthur mendekati Matthew dan mendorongnya ke pojokan dan menyuruhnya duduk, setelah itu dia langsung ke luar gedung.
"Kalian tunggu disini sebentar,,!" Ucapnya sebelum benar-benar keluar dari gedung. Francis dan Matthew kebingungan dan akhirnya mereka saling lihat-lihatan satu sama lain.
Setelah lama menunggu dan Matthew sampai bosan dan mulai membersihkan gedung sekali lagi, dan Francis yang bosan juga akhirnya ikutan bantuin Matthew.
Dari luar tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut. Dan betapa terkejutnya mereka berdua. Arthur sudah kembali dan menyeret seorang yang sudah meronta-ronta. iya benar itu Alfred, segimana kuatnya itu si-Arthur udah bisa nyeret anak berbadan bongsor gitu sampai ke gedung belakang.
Kalau yang tadi kayak adegan bapak-anak, yang ini kayak adegan emak anak yang anaknya udah maghrib nggak mau pulang masih maen aja.
"Matthew, Francis kalian bisa pulang. " Arthur melihat ke arah dua orang yang dari tadi mangap itu, dan dia langsung pindah penglihatan ke Alfred "Kamu, teruskan pekerjaan mereka" Nada Arthur memang biasa aja tapi entah kenapa banyak penekanan dan seperti mengancam kalau tidak dilakukan siap-siap pedang melayang.
"Iya,," Dengan malas Alfred akhirnya ambilin sapunya Matthew, dan sebelum adeknya pulang Alfred sempat berpesan 'Jangan lewat jalan biasanya soalnya Si Albino narsis nyegat kamu di perempatan' Dengan terpaksa nyuruh Francis nemenin Matthew pulang sampai rumah biar nggak kenapa-kenapa dijalan.
Alfred paham banget kalau satu orang itu mupeng banget sama adeknya, udah dibilangin adeknya nggak suka dia tetep aja kekeh itu orang.
Arhtur jagain Alfred ngebersihin ruangan, dia juga tahu sih sebenernya kalau ni anak penakutnya setengah mati, ngakunya hero ama setan aja takut.
Kalo si Arthur mah deket banget sama dunia ghaib, dia bahkan ngakunya punya banyak temen ghaibnya.
"Artie capek nih, kamu bantuin juga dong. daripada cuma ngawasin begitu..." Keluhnya.
"Kalau kamu nggak bisa nyelesain sebelum jam 5, itu mbak-mbak yang ada di pojokan bakalan ngikutin kamu pulang lho.." jawab Arthur.
"ahhh jangan gitu dong, kalau aku nggak bisa tidur kamu musti tanggung jawab nemenin aku sampe pagi lho.. kalo si Matt nggak mau aku ganggu.."
Arthur mah malah seneng-seneng aja, Perlu diketahui sebenarnya Arthur punya rasa sama anak satu itu tapi belum bisa mengugkapkan karena banyak rintangannya.
.
.o0o.
.
Sementara itu Matthew sama Francis tetep lewat jalan biasanya, Kata si Matthew nggak papa kan udah ada Francis jadinya kayak udah aman gitu, lagi pula dia pengen mampir ke mini market biasanya untuk membeli sesuatu.
"Hola Francis..." Antonio yang entah kenapa mau aja nemenin Gilbert di perempatan buat nyegat Matthew, mereka ini temennya Francis dan mereka bertiga tergabung dalam geng nggak jelas mereka.
Kenapa nggak jelas, katanya mereka itu geng bikin rusuh tapi mereka nggak kompak, ada yang godain cewek mulu ada yang maso setiap hari sukanya di maki maki sama anak di kelasnya.
Dan satu orang lagi ngecengin si Matthew mulu, sampe si Alfred berusaha ngejahuin dia dari hidup adeknya. Udah dikecengin nggak berani nembak lagi padahal itu satu sekolahan udah tahu kalau Si Gilbert itu ada rasa sama adeknya si Alfred.
"Hai Birdie... kamu kok pulangnya sore sih,,, anak perawan kan nggak boleh pulang maghrib begini..."
Ini siapa sih, gak kenal ah..
"Nggak papa kok, bentar lagi Alfred juga bakalan nyusul, aku nunggu disana aja deh, permisi.." Ujar Matthew sekalian pamit sama Francis.
"Gimana kalau dianterin Gilbert aja dari pada nungguin kakakmu lama..." Good job Tonio, itu pikiran si Gilbert dia mau tapi malu ngomongnya.
"Nggak usah nanti aku malah ngerepotin, nunggu bentar juga nggak papa kok.." ujar Matthew lagi.
"Yaudah kalau kamu nggak mau dianterin pulang aku temenin aja nungguinnya, daripada bosen kan.." Tawar Gilbert, lumayan nih orang otaknya agak kerja.
"Boleh kalau nggak keberatan..." Akhirnya Matthew mau juga.
Nun jauh disana Alfred merasakan hawa-hawa nggak enak biasa kan anak kembar itu bisa saling terhubung walau jauh sekalipun.
Setelah Alfred pamit mau pulang, Arthur pulang sendirian ke rumah mewahnya di dekat perbukitan.
Di rumah besar itu dia tinggal bersama para pelayannya dan beberapa orang yang sudah diaggap seperti adiknya sendiri, orang tuanya jarang pulang jadi dia sudah terbiasa sendiri dan mengurus adiknya yang sangat hyperaktif itu.
"Aku pulang,,," dan seperti biasa, salah satu orang yang sudah seperti adiknya sendiri menyambutnya di depan gerbang.
"Selamat datang Arthur-san" Anak laki-laki itu bernama Leon. dan dia tinggal di rumah ini karena dulu orang tuanya punya hutang dan karena tidak bisa membayar sebagai jaminannya anak mereka dipekerjakan disini.
Dia setahun lebih muda daripada Arthur dan karena tidak tega membiarkan anak seumurannya bekerja akhirnya dia diasuh juga dan disekolahkan keluarga ini.
"Ayo masuk Leon, sebentar lagi hujan..." Dan entah kenapa Leon sangat senang berada di sekitar Arthur.
Semenjak kecil dia sudah bersama Arthur dan sudah menganggap seperti kakaknya sendiri.
"Wah Jerk-Arthur udah pulang..."
"Peter, sudah berapa kali kubilang. ada cara yang lebih baik untuk memanggil kakakmu"
Ada anak kecil yang tiba-tiba menyambutnya sambil lari-larian di ruang tengah dan sepertinya dia sudah menghancurkan beberapa vas dan pigora.
Dia bernama Peter dan dia adik kandung dari Arthur, dan dia nggak tahu alasannya kenapa dia membenci Arthur. Berbeda dengan Leon yang bukan adik kandungnya malah lebih sayang ke Arthur.
"Dimana Romania?" Tanya Arthur, dia adalah anggotanya yang berada di rumah ini. "Dia sepertinya belum keluar ruangan dari tadi pagi.." lanjutnya.
"Saat makan malam nanti saya panggil..Sekarang dia sedang bersama Lukas" jawab Leon.
Lukas bukan termasuk anggota keluarga disini, dia anak tetangga yang sering main ke rumah ini karena tertarik dengan dekorasi rumah awalnya namun setelah menemukan hal yang lebih menarik lagi di dalamnya dia sudah terbiasa disini.
Lukas termasuk orang yang percaya hal hal mistis dan dia jadi bisa satu pandangan dengan Arthur dan Romania, Sementara Leon diantara keduanya, antara percaya dan tidak kepada hal mistis.
Dalam rumah ini bahkan memiliki ruang khusus untuk ritual sakral yang biasa mereka lakukan, ruangannya sagat luas dan sangat gelap.
Dan Peter sangat dilarang masuk ke ruangan ini.
Tidak lama kemudian Lukas keluar dari ruangan dan pamit mau pulang kalau tidak, adiknya akan menyusul kesini dan akan melaporkan apapun yang dilakukan Lukas kepada orang tuanya.
"Lukas sebelum pulang, kamu bawalah payung satu lagi.. aku yakin adikmu menunggumu di suatu tempat.." Saran Arthur. "Dan Leon antar Lukas sampai ke pintu gerbang.." Leon langsung menurutinya, di gerbang ternyata sudah ada anak laki-laki seumuran Leon berteduh di depan gerbang sepertinya dia mulai kedinginan karena menjemput kakaknya.
"Emil.." Sapa Leon. anak itu menolah dan segera mengajak Lukas untuk pulang dan tidak menjawab sapaan Leon.
Saat perjalanan pulang mereka terdiam dan tidak ada yang mau memulai pembicaraan, akhirnya setelah sampai depan rumah mereka Lukas buka suara "Kamu nggak ada yang mau di jelasin ke kakakmu?"
"Nggak, dan besok tolong kalau mau keluar lihat cuaca dulu, biar aku tidak disuruh mengantarkanmu payung.." Emil menjawab dengan nada dingin dan masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.
To be continue
udah chap 1 Sampe sini dulu, maaf kalau ada kurangnya mohon dikritik saja biar nanti chap duanya bisa semakin baik, ini ide awalnya adalah HG = Hetalia Gakuen tapi tiba-tiba ada perubahan skrip dan judulnya sudah tidak relevan karena yang dibahas adalah hal lain yang lebiih komplek, chap ini baru perkenalan yang sebenernya agak nanggung antara pengenalan apa udah ceritanya.
tapi chap besok sudah mulai masuk ke permasalahan sebenarnya tujuan dari ff ini.
so keep support me..
review please...
