Pair: SasuNaru slight (...?...)
Genre: hurt(?) and family
Cast: Sasuke, Naruto, Menma(15), and other.
Warn! Boylove /garismiring/ yaoi /garismiring/ shounen-ai. Typo(s) . Abal. Pasaran. Dan masih banyak lagi... tapi.. cobalah nikmati :)
Selamat membaca...
Remaja itu mengambil sebuah buku dari atas lemari yang tak begitu tinggi, lalu meniup sampulnya sedikit kencang untuk menghilangkan debu yang sudah cukup tebal menutupi buku yang entah berjudul apa. Dibukanya halaman demi halaman , tapi saat ia membuka halaman ke 57, secarik kertas terbang dari halaman sebelumnya lalu terjatuh ke atas lantai. Ia pungut selembar kertas yang ternyata hanya berukuran dompet itu.
"Akhirnya aku menemukanmu. Siapa sangka justru disaat aku sedang tidak mencarimu." Ucapnya pada diri sendiri, saat ternyata kertas itu adalah sebuah foto seseorang yang sudah lama ia cari.
Namanya, Menma, Uzumaki Menma. Dia adalah seorang remaja tampan yang lahir dari seorang pria. Yeah... kalian memang tidak salah. Menma memang benar-benar terlahir dari rahim yang dimiliki oleh seorang laki-laki, yang beruntungnya diberi anugerah layaknya wanita. Bagi Menma... ibunya, setidaknya begitulah Menma memanggil pria yang sudah menghadirkannya ke dunia, Uzumaki Naruto, adalah malaikat, seseorang yang mati-matian telah memperjuangkan dirinya selama 9 bulan dan 15 tahun hidupnya seorang diri. Pria yang rela kerja siang malam agar ia memiliki kehidupan yang cukup layak untuk dinikmati. Seseorang yang bagi Menma adalah segalanya.
Menma, tumbuh menjadi remaja yang tampan. Tingginya yang melebihi tinggi remaja seumurannya, rambutnya hitam dengan gaya spike, fisik tanpa cacat, bahkan tiga goresan mirip kumis kucing di kedua pipinya pun menjadi daya tarik tersendiri darinya. Tanda lahir yang sama dengan yang dimiliki 'ibunya'.
6 bulan lalu... setelah sekian lama, akhirnya Menma bertanya pada Naruto, siapa dan seperti apa ayahnya. Bagaimana awal mereka bertemu, dan kisah seperti apa yang mereka jalani. Namun Naruto hanya memberitahu kan nama dan ciri fisik ayahnya saja kepada Menma, dan sebagai gantinya, 'ibunya' itu akan menceritakan apa pun yang ingin Menma ketahui jika dia bisa menemukan foto sang ayah.
Setelah kejadian itu.. Menma mencari foto ayahnya di sepenjuru rumahnya hampir setiap hari, namun tak pernah ia menemukannya juga. Dan hari ini, tepat 5 menit yang lalu saat Menma sedang tidak berniat mencarinya, benda itu justru muncul dengan sendirinya.
Menma sedikit memeprcepat laju jalannya, ia ingin segera menemui sang ibu di halaman rumah untuk menagih janjinya.
"Ibu..." panggilnya lembut pada seorang yang sedang menikmati sebuah teh beraroma melati, Menma dapat merasakan wanginya yang menenenangkan.
Pletak!
"Sudah berapa kali aku katakan, panggil aku ayah!" Titah orang itu, seraya kepalan tangannya menjitak kepala sang anak.
Menma mendengus halus, tangannya mengelus kepalanya yang malang.
"Aku juga sudah berkali-kali mengatakannya padamu bukan, sesukaku mau memanggilmu apa... IBU..." goda Menma pada pria yang dipanggilnya ibu.
Pria itu, Naruto. Menatap putra semata wayangnya dengan tajam, hanya sebentar, setelah itu Naruto memalingkan wajahnya pura-pura marah. Mulutnya komat-kamit menggumamkan kata-kata tak jelas sehingga membuat putra semata wayangnya terkikik geli.
"Ck! Berhentilah bersikap seperti bocah. Aku menemukan sesuatu yang harus kau lihat." Ucap Menma menghentikan aksi merajuk sang 'ibu' seraya menyerahkan foto yang ia temukan.
"Bagaimana bisa kau-" ucapan Naruto terhenti setelah melihat senyuman (baca:seringai) sang anak. Naruto menghela nafas sejenak, ia tahu benar apa yang Menma inginkan.
"Ha-ah... baiklah, tapi kau harus berjanji satu hal padaku. Apapun yang akan aku ceritakan nanti... jangan pernah membenci ayahmu." Lanjut Naruto, matanya menyipit meminta-memerintahkan- persetujuan.
"Tergantung-" Menma menjeda kalimatnya, "apa imbalan untukku?" Lanjutnya, Menma menaikkan satu alisnya.
Pketak!
Lagi-lagi kepalanya menjadi korban jitakkan.
"Yakk, ibu! Aku bisa bodoh jika kepalaku terus-terusan kau jitak seperti ini." Keluh Menma. Naruto hanya terkikik mendengar keluhan putra tersayangnya.
"Makanya jangan berani-beraninya tawar menawar denganku. Lagipula kau tidak akan jadi bodoh hanya karna dijitak -pletak- seperti ini." Naruto tebahak melihat ekspresi Menma yang menatap tajam durinya ketika lagi-lagi ia menjitak kepalanya. Namun kemudian ia berdehem saat Menma belum juga melembutkan tatapannya.
Dan beberapa detik kemudian Naruto memulai ceritanya.
"Baiklah... aku akan mulai menceritakan kehidupanku sebelum ada kau... "
Menma yang mendengarnya merubah tatapan tajamnya menjadi tatapan yang terlihat sangat antusias membuat Naruto tersenyum lembut pada Menma lalu ia pun menepuk pahanya sendiri mengisyaratkan pada Menma, agar anak itu tiduran diatasnya. Seolah-olah Menma adalah anak tk yang akan dibacakan dongeng olehnya.
Menma tidak menolaknya. Bahkan remaja berumur 15 tahun itu menyamankan posisinya pada paha sang 'ibu'. Ah- Naruto sangat menyukai saat-saat dimana Menma bersikap manja seperti sekarang ini.
Naruto mngalus surai raven sang anak sebelum ia benar-benar memulai ceritanya.
"Malam itu... "
Flashback on
...
TeBeCe... or end?
Tergantung peminat . Aku sedih yang kemarin gada yang minat haha *ketawamiris*. Tapi gapapa, disini aku buat ff bukan semata-mata ingin dapet review kok. Lebih ke menyalurkan kesenangan. Hehehe.. disini memang Naru dan Menma kubuat kayak dua orang sahabat karna usia Menma yang gak lagi chiby. Tapi pasti ada waktu dimana Menma akan bersikap seperti anak-anak. Walaupun cuma sama 'ibunya'. Khukhukhu...
PLETAK!
Me: woy! Siapa nih yang jitak pala gue?!
Naruto: gue! Kenapa emang? Nggak suka lo? Jangan berani-beraninya ikutan Menma manggil gue dengan sebutan ibu yah. GUE ITU COWOK TULEN NGERTI NGGAK SIH!"
Me: e-hehe-he... go-gomen Na-Naruto-kun...
Kabooooorrrr...
Wait! Disclamer: Masashi Kishimoto.
Purbalingga, 12:11 am. 5 december 2016.
