Rin : kali ini Kami lah yang mengambil alih... hohoho...
Miku, Luka, langsung saja..

Miku : Warning ! baca ini bisa jadi gila..! typo nya banyak..! merusak harkat dan martabat kami.! Dan dari yang sudah sudah, fanfict buatan author ini jelek semua.! Jadi disarankan untuk menekan tombol 'back' sebelum kejadian sial menimpamu..!

Luka :

Disclaimer : YAMAHA, Crypton Future Media

.

.

Miku dan Mikuo kakak beradik.

Luka dan Luki kakak beradik.

Rin dan Len saudara kembar, adik dari Rinto.
Dan lain - lain.

.

.

.

Dugh.. Dugh.. Dugh...

"Gaaaawwwaaaaattttt...!" teriak gadis berambut teal berkuncir dua turun dari tangga. Gadis tersebut mengenakan kemeja putih lengan pendek bergaris hitam disetiap lengannya, menggunakan rok pendek bergaris hitam dan diwarnai dengan pita biru dilehernya yang menandakan ia masih duduk dibangku kelas satu.

"Urgh.. Miku, kau ini kenapa sih.. pagi - pagi sudah bikin ribut saja..!" ucap sang kakak gadis bernama Miku tersebut sambil menyantap sarapannya. Sang kakak mengenakan seragam yang sama dengan Miku, namun mengenakan celana panjang hitam tanpa garis dan dasi berwarna merah yang menandakan lelaki bermata emerald green tersebut kelas tiga.

"Huuh... bawel sekali sih kau, Mikuo-nii.. aku terlambat tahu..." jawab Miku jengkel dan mulai duduk dimeja makan keluarga Hatsune tersebut.

"Hah, kau tahu Miku... saat kau turun tadi, aku seperti mendengar suara monster seberat 300 ton turun dari tangga.. hihihi..." ledek Mikuo.

"APA KAU BILANG..!? mana mungkin gadis langsing berumur 15 tahun sepertiku ini sama dengan monster..!" balas Miku dengan bangga lalu memasukkan roti kedalam mulutnya. Selesai sarapan, Miku pun segera berangkat menuju rumah sahabatnya, Rin kagamine yang hanya berbeda beberapa rumah dari rumahnya. Sesampai disana, gadis bersurai teal tersebut pun menekan bel rumah bercat kuning yang tak lama dibuka pintunya oleh sang pemilik rumah.

Cklek..

"Ohayou Miku-san..." sapa seorang lelaki berambut honeyblonde dengan ponytail sambil tersenyum ramah kepada gadis yang ada dihadapannya.

"O.. o.. oha.. ohay.. yo.. u... L.. L.. Le... n-.. ss.. san..." balas Miku dengan sangat amat gugup.

"Ah, Miku-chan sudah datang ya..." ucap laki - laki honeyblonde lain yang tiba - tiba saja muncul. Tak berponytail, namun menggunakan dua pasang jepit rambut di poninya.

Bleeetak..!
Secara keras dan menyakitkan mendaratlah sebuah tas di wajah lelaki bermata ocean blue yang masih hanya menggunakan celana panjang tersebut.

"RINTO...! PAKAI BAJUMU BILA ADA TAMU..!" teriak gadis yang melempar tas tersebut sembari memegang sehelai roti ditangannya.

"Heeh... memangnya kenapa, Rin..? aku kan akrab dengan Miku-chan.." jawab Rinto sambil menggenggam kedua tangan Miku.

"Jijik." Ucap Rin kesal.

"Err.. sudahlah Rin.. sekarang kita kerumah Luka saja.." lerai Miku enggan.

"Benar juga, untuk apa kita ladeni orang bodoh seperti dia... ayo Miku.." Rin pun segera mengenakan pita putih besar sebagai bando dan menyisir rambut honeyblonde yang memiliki panjang diatas bahunya. Setelah siap ia pun memakai sepatu dan pergi meninggalkan dua saudaranya.

Yang terakhir adalah Megurine Luka, yang tinggal beberapa blok dari rumah Rin. Sesampai dirumah Luka, Rin dan Miku melihat pintu rumah tersebut sudah terbuka yang menandakan sang pemilik hendak meninggalkan rumahnya. Ketika Rin dan Miku mulai mendekat, mereka mendengar suara dua orang yang tak asing bagi mereka,

"Huh... kau ini bagaimana sih Luki-nii... kan sudah kubilang, bukan begitu cara pakainya..." terdengar suara sang gadis dengan lembut. Saat sampai dipintu, Rin dan Miku melihat sahabatnya tengah memakaikan dasi sang kakak, Megurine Luki. 'sangat mesra' pikir mereka berdua. Ya... walaupun lebih tua, Luki yang mengidap 'sister complex' dan 'overprotective' selalu bersikap manja terhadap adiknya yang tenang dan dewasa. Dan karena sikap dan penyakit itulah, putra sulung keluarga Megurine tersebut dengan sengaja memakai ataupun melakukan sesuatu dengan tidak benar.

"Ah, Miku.. Rin... kalian sudah datang..." ucap sang gadis bersuari merah muda yang baru menyadari kehadiran dua sahabatnya. "Baiklah, aku berangkat duluan ya Luki-nii... ittekimasu..." lanjutnya lalu berangkat meninggalkan Luki.

Rutinitas yang dilakukan Miku dan kedua temannya merupakan rutinitas mereka setiap hari. lagi pula, hal ini tak memberatkan mereka. Luka merupakan yang paling dekat dengan sekolah mereka, dan Miku yang paling jauh.

Sakura High school, merupakan sekolah paling ternama dan terpopuler di kota tersebut. Memiliki 12 ruang kelas dengan berbagai fasilitas. Seperti ruang memasak, laboratorum komputer, kimia dan fisika. Memiliki kolam renang, beberapa ruang olah raga indoor dan 5 lapangan, dua kantin, tiga ruang aula utama dan ruangan properti maupun klub lainnya. Sekolah tersebut memiliki total 17 ekstrakulikuler yang aktif.

Sesampai disekolah, mereka Miku, Luka dan Rin masuk kekelas masing - masing. Luka dan Miku memang dalam satu kelas yang sama, yaitu kelas 1-B. Namun berbeda dengan Rin yang terdapat dikelas 1-D, entah berapa hari Luka dan Miku menghentikan tangisnya karena satu - satunya yang tidak sekelas.

Miku POV's

Ahh... akhirnya sampai juga, aku pun segera duduk dibangkuku yang merupakan satu bangku dari belakang, tepat disebelah jendela. Aku duduk bersama Gumi Nakajima, tapi sepertinya dia belum datang. Gumi-chan itu gadis yang sangat ramah dan baik, saat Luka-chan dipindahkan tempat duduknya dari sebelahku. Dialah yang pertama kali menawarkan diri untuk duduk bersamaku.

Luka-chan duduk hanya beberapa bangku dariku, tapi berada satu bangku dari paling depan bersama Kagamine Len. Err... jangan bilang - bilang ya, dia adalah laki - laki yang sudah lama kusukai. Bagaimana tidak, dia itu berbeda jauh dengan Rin-chan saudara kembarnya yang hyperactive ataupun kakaknya Rinto yang sedikit blayboy. Dia itu Imut, manis, pintar, baik, ramah, tenang dan dia juga ketua kelas kami. Ya.. berbeda dengan kakaknya yang playboy, Len-san itu jarang sekali berbicara dengan perempuan selain Rin-chan dan Luka-chan yang adalah sekretaris kelas. Entah kenapa, dia lebih terbuka berbicara dengan Luka-chan dari pada Rin-chan saudara kembarnya sendiri. Buktinya Luka-chanlah sering memberitahuku beberapa hal tentang Len-san yang Rin-chan sendiri tidak tahu. Luka-chan pun bisa duduk bersamanya karena wali kelas kami melihat keakraban mereka walaupun hanya sesama pengurus kelas. Aku sedikit cermburu sih... tapi Luka-chan kan sahabatku, lagi pula sepertinya dia juga sudah bertemu orang yang ia sukai. Kalau tidak salah, namanya Yuuma atau siapalah... kalau tidak salah dia itu kelas 2-A, laki - laki keren dan tampan, tapi sayang sekali dia itu sangat dingin. Hanya satu kesamaannya dengan Len-san, yaitu mengobrol kepada anak perempuan secara terbuka hanya dengan Luka-chan, ahh.. Bahkan katanya dia juga jarang sekali berbicara pada siapapun, guru maupun murid. Lebih parah dari pada Len-san kan... tapi mungkin kelembutan dan kedewasaan Luka dapat meluluhkan hatinya yang sedingin es itu, kau memang hebat Luka-chan.

"Baiklah anak - anak, mari kita mulai pelajarannya..." huh ? Kiyoteru-sensei ? sejak kapan dia ada disini ? apa pelajaran sudah dimulai ? sudah berapa lama aku melamun ?

"Huh... kau sudah melamun selama dua puluh menit lebih tahu..." ucap.. Gumi ? sejak kapan ? tapi, ya sudahlah... sepertinya dia mengerti apa yang kupikirkan...

.

.

.

Rin POV's

Krrriiiiiinngggg...!

"Baiklah anak - anak, hari ini cukup sampai disini saja... dan selamat beristirahat.." ucap Haku-sensei lalu beranjak keluar kelas pergi meninggalkan kami. Ya, ini adalah waktu istirahat, persetan dengan pelajaran matematika yang ia ajarkan, aku tak perduli. Sudah aku dikelas ini sendirian, dapat wali kelas si Haku yang tukang mabuk pula, Luka dan Miku sih enak dapat Kiyo-sensei yang walaupun tegas tetap berkarisma dan keren, apalagi aku harus satu kelas dengan si maniak handphone Akita Neru, dia itu musuh terberatku karena.. err... dia itu selalu mengejar Len, i-iya aku tahu dia itu hanya saudara kembarku... tapi entah kenapa aku menyukainya sebagai laki - laki, ta-tapi hanya sedikit kok... yah untung saja dia selalu mengabaikan gadis yang mendekatinya, termasuk aku. Dia hanya memperlakukanku seperti gadis lain, hanya tersenyum tipis dan memberi jawaban singkat disetiap pertanyaan. Huh.. menyebalkan...

"Ka.. Kagamine-san..!" aku tersentak, lalu menoleh kearah orang yang berani - beraninya membangunkanku dari dunia indahku. Dan ternyata dia adalah Piko.. Utatane ya ? entahlah, pokoknya dia adalah laki - laki berambut putih yang merupakan ketua kelas kami..

"Ada apa, Utatane-san ?" tunggu, wajahnya sedikit memerah.. di-dia membawa amplop merah muda, seorang murid teladan seperti Piko mau menyatakan cinta padaku ?

"Bi.. bisakah kau berikan ini pada Megurine-san ? ku.. kudengar kau itu teman baiknya..." oh, harusnya aku sudah menduganya... orang keren seperti dia mana mungkin suka padaku yang tomboy ini, dan yah.. si Piko ini masuk kedalam list yang menyukai Luka.. apa ? tidak, tidak, aku tidak salah bicara... memang yang menyukainya, selalu saja yang pintar dan teladan seperti makhluk yang ada didepanku ini...

"Baiklah, akan kusampaikan.. aku pergi dulu..." terserah saja.. aku muak berlama - lama berada dikelas ini, bukan kerena si Piko, Tapi sih gadis Neru yang menjengkelkan. Aku pun segera mengambil surat cinta tersebut dan meninggalkan kelas tersuramku tidak lupa dengan bekal yang dibuatkan oleh Len tiap hari. Ya, dia itu lelaki yang sangat dewasa, melebihi si Rinto yang sangat menyebalkan. Hampir sama menyebalkannya dengan orang - orang bodoh didalam klub atletikku, maaf saja.. tapi aku ini benar - benar diandalkan diklub tersebut, makanya aku membencinya. hohoho...

.

"Miku... Luka...!" aku pun melompat kearah Miku yang sedang asyik mengobrol dengan Luka, kami bertiga berada diatap sekolah. Tenang saja, aku tidak berisik kok. Tempat ini sangatlah sepi, karena anak - anak lain lebih memilih makan di kantin kami yang megah atau dikelas. Buktinya, hanya kami bertiga yang ada disini sekarang.

"Aduuuuh.. walaupun kau kurus, kau itu berat tahu Rin..." ledek Miku yang sekarang sedang kududuki.

"Apa..?! enak saja... kau tuh yang tidak ada tenaganya..." balasku sambil menelentangkan tubuhku.

"Sudahlah kalian berdua... lebih baik kita makan saja..." bujuk Luka, hampir saja aku lupa...

"Oh iya, Luka ini... dari Piko Utatane, ketua kelasku..." aku pun beranjak dari tubuh yang katanya langsing Miku dan memberikan surat yang sejak tadi kuhiraukan pada Luka yang langsung saja dibukanya.

"Eh... Luka-chan dapat surat cinta lagi ya..." tanya Miku, dasar... ya sudah pasti iya lah... kami bertiga pun menyantap bekal kami masing - masing, dan yah. Karena Miku tahu bekalku merupakan masakannya Len, aku harus bertengkar untuk memperebutkan kotak bekalku sendiri...

"Aku sudah selesai..." ucap Luka tiba - tiba.

"Kau kepikiran ya, Luka..." tanyaku, ya.. Luka adalah orang yang terlalu baik, setiap ada laki - laki yang mengirim surat padanya pasti langsung dibalas secepatnya. Dan yang sudah pasti, 'ditolak'. Aku sudah lupa berapa kali aku hampir mati tertawa jika melihat orang yang depresi setelah ditolaknya padahal sudah ditolak dengan sara yang sangat halus.

"Ya... aku, duluan ya..." ucapnya lalu beranjak meninggalkanku dengan gadis yang sedang asyik menyantap bekalku, ya... walaupun Miku terlihat tidak perduli, dialah sebenarnya paling mengerti aku dan Luka. Dan sudah tidak ada pilihan lain, aku harus memakan bekalnya yang berisikan makanan serba 'negi'...

.

.

.

.

...TBC (tuberculosis) *dibakar*

To Be Continue...

.

.

sora : sora disini...

ini adalah fict baru kami, soalnya yang lain lagi males ngelanjutinnya n lagi kekurangan review... *kicked*
sebenernya itu sih salah sora yang cuma baca n review fanfictnya LukaxLen... tapi, siapa perduli... XD *ditiban truk es krim*
Len : author gila!
sora : biarin... Xd
Mikuo : kok peran gw dikit... *baca naskah*
sora : yah.. mungkin di chapter depan...
Mikuo : awas kalo entar gw ga ada...! *ngeluarin Negisword (?)*
sora : Baiklah, mohon bantuannya senpai senpai ya... soalnya sora itu gampang males... X( *Killed*

fuyu : RnR please...?