Aku menatap semua pemandangan yang sangat mengerikan ini. Darah dan tubuh orang bergelimpangan dimana-mana, dunia yang kulihat ini bagaikan lautan darah dan dipenuhi ketakutan dan kepasrahan dimana-mana, neraka itulah yang ada dibenak ku saat ini, melihat sosok yang ku kenal, dengan cepat aku berlari menghampirinya tanpa memperdulikan teriakan manusia yang masih hidup disekitarku.

"Okaa-san, Otou-san" panggil ku menghampiri dua orang yang kukenal itu.

Tap… tap… langkah kaki ku yang berlari dengan cepat dan menghiraukan semua yang ada disekitarku.

'Ya aku mengenalnya orang yang membesarkanku dan terluka didepan ku dengan sangat mengenaskan!" batin ku masih berlari dengan cepatnya.

BRUUK.. aku pun mengangkat pelan tubuhnya pelan-pelan.

"Okaa-san, Otou-san bangun… kumohon, j-jangan tinggalkan aku sendirian. Aku mohon ayo bangun" isak ku sudah tak bisa menahan emosi yang kupendam, air mata mengalir dari pipiku mataku menyiratkan kesedihan yang mendalam.

"N-naru-chan, Naruto" gumam dua orang yang aku goyahkan pelan sebelumnya, akhirnya menyaut panggilanku walaupun dengan nada yang sangat lemah.

"A-aku minta maaf naruto, j-jika aku tidak bisa m-melindungimu.. Agh" gumam pria dewasa surai kuning disampingku dan akhirnya sudah tak bernafas.

"Otou-san… Otou-san… hiks… hiks…!" Akupun menangis sambil mengigit bawah bibirku agar tidak terlihat lemah sambil mengoyang-goyangkan tubuh ayahku tapi tak digubris.

"N-naru-chan, ugh…" ucap ibuku yang menahan sakit akibat luka tembakan diperutnya.

"Okaa-san, Otou-san… gara – gara aku kalian!" gumam ku menangis yang tak kuasa melihat ibuku seperti ini.

"Dasar anak cengeng, Laki-laki tak boleh menangis. A-aku juga minta m-maaf jika aku tak bisa melindungimu dengan baik, Tehe… Uhuk.. uhuk…ugh" wanita paruh baya surai merah itu menjelaskan sambil tersenyum kecil dan mulai batuk berdarah membuat bajunya menjadi hitam pekat.

"O-okaa-san, j-jangan bicara dahulu. Tim m-medis konoha a-akan segera datang untuk m-menyelamatkan mu, j-jadi bertahanlah." pinta ku sambil terisak.

"Tidak, sudah terlambat sekarang naru-chan, sepertinya aku akan segera menyusul ayahmu, t-tapi sebelum aku pergi aku punya dua permintaan kepadamu uhuk… uhuk" ujar ibuku meringgis menahan sakit dan batuk berdarah kembali.

"Okaa-san, a-aku tidak mau, aku ingin tetap bersama mu-…" teriak ku tidak terima akan tetapi.

"Dengarkanlah perkataan ibu mu kali ini saja!" ucap ibuku memotong perkataan ku, akupun langsung diam dan menurut.

"P-pertama, tetaplah hidup d-dan lindungi orang yang paling b-berharga dalam hidupmu"

"yang kedua aku tidak memaksa mu untuk melakukan ini, tapi jika kamu memiliki pendirian yang kuat selamatkan dunia ini d-dari para robot android yang menjajah m-manusia, m-masuklah akademi konoha high school, s-serta belajarlah dengan s-serius dan balaskan dendam s-semua orang yang terbunuh oleh para robot disini, cup… sampai jumpa, n-naru-chan …ugh" ujar ibuku menyentuh muka ku dan memberikan kecupan terakhir dikeningku untuk yang terakhir kalinya dan tewas didepan mataku.

"T-tidak… Okaa-san, Otousan. Bangun aku mohon jangan tinggalkan aku sendirian, kenapa, gwaaaaahh…!" teriak ku yang marah dan sedih bercampur aduk perasaanku saat ini.

MINNA-SAN, GIMANA KABAR PASTI BAIK DONG #PLAK.

ANE MAU MELANJUTKAN CHAPTER BERIKUTNYA NIH MAAF JIKA BARU …

*SELAMAT BINGUNG EH, SELAMAT BACA MAKSUDNYA"

DISCLAMER : CERITA PUNYA SAYA, TAPI PEMILIK KOMIK PUNYA MASASHI KISHIMOTO DAN SAYA MINJAM DULU CERITANYA …

(AUTHOR DIBACOK SAMA TAKUMI-SAN)

PAIRING : HINANARU X HANANARU

RATED : T+

GENRE : ACTION, SCI-FI, SUPER POWER, ROMANCE.

WARNING : OOC, EJAAN KADANG ADA YANG SALAH DAN TIDAK SESUAI, BANYAK KATA-KATA KASAR DAN MEMBINGUNGNYA SERTA TYPO.

CHAPTER 1 : AKADEMI KONOHA HIGH SCHOOL.

DI AKADEMI KHS.

Penerimaan siswa – siswi disekolah ini telah dibuka dan pembicaraan ringan mulai terjadi diantara mereka semua yang ingin masuk sekolah tersebut.

"Huh… membosankan sekali, tidak ada yang membuatku menarik melihat junior kita yang masuk sekolah tahun ini" gumam gadis berambut panda yang menghela nafas melihat beberapa orang yang masuk akademi konoha high school.

"Ufufu.. uffh… T-tenten-san memang selalu menyukai tantangan ya" Tanya gadis berambut indigo disamping nya menahan tawa melihat tingkah laku teman sebangkunya itu, menutupi wajahnya dengan sebuah buku kecil yang dipegang ditangan kanannya.

"T-tidak juga sih hanya saja aku sangat bosan, berhentilah menertawakanku Hinata" jawab tenten mengembungkan mukanya kesal karena ditertawai oleh teman sebangkunya.

"Gomen… gomen, tapi tahun ini seleksi penerimaan murid barunya lebih ketat dibandingkan tahun kita bukan!" Tanya hinata sambil melihat kebawah.

"iya, Aku berharap semoga saja bisa bertemu dengan orang yang bisa membuatku tertarik, sehingga aku bisa membimbing adik kelas ku nantinya, prok… prok" mohon tenten kepada kami-sama sambil merapalkan tangan nya menjadi satu.

"Tenten-san sangat lugu ya, aku berdoa saja semoga tenten-san bisa menemukan adik kelas yang membuat tenten-san senang. hehehe…" jawab hinata tertawa kecil.

"Hai…hai" jawab tenten dengan nada malas karena ditertawai oleh temannya itu terus, lalu kami pun melihat kelantai bawah dimana para siswa junior yang mendaftarkan dirinya untuk mengikuti akademi konoha high school akan segera berakhir.

"Cepat juga ternyata!" batin hinata ikut memandang kelantai bawah melihat juniornya berusaha memasuki akademi konoha high school melalui ujian tes tentu nya.

DIRUANG KEPALA SEKOLAH DARI JENDELA.

Dari 300 orang yang mendaftar banyak para siswa yang satu persatu gugur, karena tidak bisa memanggil blaze mereka masing-masing.

"Akademi KHS adalah sekolah untuk belajar cara bertempur melawan para musuh robot android, senjata suci dari upacara pemanggilan yang dilakukan disekolah ini oleh para setiap siswa untuk mewujudkan dalam bentuk nyata dari kenangan dan perasaan seseorang, senjata yang berada didalam lubuk hati setiap orang itu terbentuk karena keinginan yang kuat untuk melihat tekad dan keseriusan seseorang, blaze mereka tidak bisa digantikan oleh apapun, karena itu adalah senjata murni milik mereka sejak lahir dan kekuatan nya sepuluh kali lipat lebih kuat dari senjata militer biasa" batin sang kepala sekolah memperhatikan siswa-siswa baru yang daftar, tapi banyak yang gagal satu persatu.

"Ada apa tsuna, sepertinya kau serius sekali?" Tanya seseorang berambut hitam.

"O-oji-sama, apa yang sedang kamu lakukan disini, A-aku hanya sedang memperhatikan siswa angkatan konoha high school saja!" ucap tsunade terkejut lalu melihat kembali kebawah.

"Ahaha… begitu ya, baiklah jika ada sesuatu yang baik beri tahu aku ya. Aku ingin pergi rapat para pertinggi soal penyerangan berikutnya ke wilayah musuh.!" ucap hashirama berjalan meninggalkan tsunade.

"Tentu, hati-hati dijalan" jawab tsunade.

DIRUANG UJIAN MASUK.

Para siswa yang mendaftar sedikit demi sedikit berkumpul bagi yang berhasil dan yang tidak berhasil maka akan dianggap gugur atau gagal jika tidak bisa memanggil wujud blaze dari jiwa setiap orang pengguna nya.

"Nomor 298, haruno sakura. Maju kedepan" panggil seorang panitia dengan goresan luka dimukanya.

"Hai" jawab sakura maju kedepan,

"Manis sekali gadis itu" ucap para pria yang jatuh hati pada gadis berambut kapas tersebut.

"Mulai" perintah ibiki.

"Blaze" teriak sakura menggengam benda yang diambil dari tangan kanannya kearah hati dan menariknya.

WUSSH.. angin pun menutupi sekejap tubuh sakura dan menghilang secara perlahan dan memperlihatkan sakura yang memegang tombak berwarna metal.

"Nomor 298, lulus" teriak ibiki.

"Selanjutnya nomor 299, uchiha sasuke maju" perintah ibiki.

"Hai" jawab pemuda berambut raven, maju kedepan.

"kyaa… sasuke-kun keren sekali, berjuanglah" ucap para gadis yang terkesima melihat ketampanan sang uchiha tersebut.

"Mulai" perintah ibiki.

"Blaze" teriak sasuke melakukan hal yang sama seperti sakura mengambil blaze yang berada didalam jiwanya.

WUSSH… angin pun menutupi sekejap tubuh sasuke dan menghilang secara perlahan lalu memperlihatkan sasuke yang memegang pedang tipis.

"Nomor 299, lulus" ucap ibiki.

"Nomor 300 majulah" perintah ibiki memanggil nomor 300 tapi yang dipanggil hanya maju tanpa suara, aku pun hanya maju dengan tenang melihat kesemua orang sampai satu orang berambut indigo dengan mata sayu nya memandangku dengan serius, semua menatapku dengan penuh penasaran kenapa namaku tidak diberitahu dipanitia ujian.

"Aneh, kenapa dia tidak ada namanya, apa yang dipikirkan tsunade-sama?" batin ibiki bingung dan penasaran.

"Aku tidak tahu siapa namamu nak, tapi sekarang saatnya menunjukkan kemampuan blaze mu, lakukan sekarang" perintah ibiki menyuruhku.

"Blaze" teriak ku mengambil benda yang berada didalam hatiku.

WUSSH.. angin pun menutupi sekejap tubuhku dan menghilang secara perlahan lalu memperlihatkan diriku yang memegang sebuah perisai emas.

"I-itu bukan senjata tapi perisai" gumam tsunade terkejut melihat diriku yang berbeda dari semua orang-orang.

"Shizune, cepat panggil anak itu, aku ingin bicara dengan dia sekarang" perintah sang kepala sekolah.

"hai" jawab shizune meninggalkan ruangan kerja tsunade dan menghampiri ku yang berada dibawah.

"D-dia cukup menarik, benar begitu. Hinata" ujar tenten senang.

"He'em" jawab hinata mengangguk.

"D-dia memiliki kekuatan yang aneh, aku harus bisa berbicara dengan dia" batin hinata berencana untuk mencari cara agar bisa berbicara dengan diriku.

NARUTO POV.

"Ugh, k-kenapa perisai" gumamku tak percaya dengan apa yang kulihat begitu pun semua orang yang membicarakan blaze milik ku.

"Lihat blaze nya bukan senjata" bisik para gadis senior.

"Aneh ya, benar" bisik para senior pria.

"Benar-benar sepertinya dia akan gagal" ejek senior pria yang memandang rendah diriku.

"Tapi menurutku itu belum tentu!" ucap pria senior yang beberapa tidak setuju dengan ucapan mereka yang tidak menyukaiku, ucapan dan cacian mulai berlangsung.

Sedangkan aku hanya memejamkan mata, pasrah menerima keputusan para juri.

Tap… tap… tap… seorang wanita datang menemui ibiki dan mulai berbisik kepada dia, beberapa menit menunggu.

"Baiklah" gumam ibiki.

"Nomor 300 ikutlah dengan wanita ini keruang kepala sekolah" ucap ibiki.

"Ayo" ajak shizune sedangkan aku hanya mengikuti langkah kaki perempuan tersebut.

SESUATU YANG BARU TELAH MENIMPAKU, YAH SEBUAH PERISAI BUKAN SENJATA. APA YANG AKAN TERJADI PADAKU SETELAH INI…

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA, JAA NE…