ROLE

...

Manik bening milik seorang lelaki berparas cantik melirik kearah pintu ruangannya yang terbuka. Bibir tipisnya membuat sebuah senyuman tipis kearah sang pembuka pintu kemudian kembali menyibukkan dirinya pada layar computer dan berkas-berkas dihadapannya.

"Silahkan juice strawberrynya tuan Byun."

Kepala si lelaki manis itu mengangguk kemudian meletakkan pena yang digenggamnya untuk mengambil gelas tinggi yang berisi cairan berwarna merah dan menyesapnya pelan dengan menggunakan sebuah sedotan bergaris merah.

Kepalanya mengangguk kecil saat merasakan manisnya cairan tersebut yang menyapa lidahnya. "Terima kasih, Chanyeol. Kau dapat kembali bekerja," ia memberikan sebuah senyuman manis kearah lelaki tinggi yang mengenakan seragam office boy.

"Baik tuan Byun."

Setelah membungkukkan badannya, si lelaki tinggi membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu ruangan, hendak keluar. tapi langkahnya terhenti saat telinga perinya mendengar teriakan dari sang atasan.

"Akh!"

Dengan sigap dia kembali membalikkan badannya dan berlari mendekati meja sang atasan. "Tuan Byun? Ada apa?" mata bulatnya jatuh pada gelas yang kosong dan kemeja warna biru sang atasan yang basah dibagian dada karena cairan berwarna merah yang tumpah disana. "Astaga… tuan Byun."

"Juiceku tumpah, Chanyeol."

Chanyeol meringis kecil kemudian mengambil tissue yang berada diatas meja kerja sang atasana. Dia mengelap tumpahan juice yang berada disekitar dada Baekhyun dengan telaten. Walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap itu, tapi ia tetap mengelap kemeja yang dikenakan atasannya.

"Eungh~"

Mata bulat Chanyeol mengerjap saat telinga perinya mendnegar lenguhan yang keluar dari celah bibir si atasan. Dia mendongakkan kepalanya dan menatap tajam kearah Baekhyun yang tengah menatap dirinya. Dan entah bagaimana, mengapa dimatanya saat ini, sang atasan tengah menatap sayu kearahnya. "Tuan Byun…"

"Ada apa Chanyeol?"

Manik bulat milik Chanyeol terus menatap tajam kearah sang atasan. Menelanjangi lelaki manis didepannya dengan tatapannya. Tidak mempedulikan wajah bingung yang ditunjukkan lelaki didepannya.

Perlahan, dia membuang tissue yang berada digenggamannya, kemudian telapak tangan polosnya mulai merambat membelai dada si lelaki dan meremasnya pelan. Sial. Untuk seukuran lelaki, atasannya ini memiliki dada yang cukup berisi. Dan… sangat nikmat untuk diremas seperti ini. Chanyeol jadi penasaran bagaimana jika lidahnya mengecap titik kecil yang tertutup kain yang dikenakan atasannya ini.

"Chan…h?"

Shit.

"Umphh!"

Tanpa tau dorongan dari mana, Chanyeol mendekatkan wajahnya kearah lelaki manis didepannya kemudian meraup penuh perasaan bibir tipis milik Baekhyun. Menyesapnya pelan kemudian memberikan jilatan lembut pada permukaan bibir kenyal Baekhyun.

Dia semakin memojokkan sang atasan pada kursi yang didudukinya, tersenyum miring saat merasakan sang atasan melingkarkan tangannya pada lehernya. Menekan tengkuknya agar menciumnya lebih dalam.

Dengan segenap kekuatan yang dimilikinya, Chanyeol mengangkat pinggang sempit Baekhyun kemudian mendudukkan lelaki manis itu diatas meja kerjanya. Memeluk erat pinggang sempit tersebut, menempelkan tubuh mereka.

"Ahmm~ Chan…hh~"

Desahan seksi manja Baekhyun membuat adik kecil miliknya yang berada dibalik boxer yang dikenakannya semakin berdiri tegak. Dengan tergesa-gesa, Chanyeol menggerakkan pinggulnya, menggesekkan gembungan diselangkangannya pada selangkangan Baekhyun. Sesekali ia menekannya, membuat kedua nya menggeram nikmat.

Chanyeol melepaskan pagutannya dengan terpaksa saat dada bidangnya dipukul pelan oleh kepalan tangan Baekhyun. Ia menatap wajah memerah lelaki manis didepannya dengan gemas. "Baek…" suara seraknya berbisik didepan telinga si lelaki manis yang saat ini tengah menggigit bibir bawahnya.

"Iya…hhh?"

Chanyeol mengambil tangan Baekhyun kemudian mengarahkannya pada gembungan diselangkangannya. "Manjakan dia…"

Anggukkan Baekhyun membuat Chanyeol menunjukkan senyuman miring. Dengan patuh, Baekhyun kembali turun dari meja dan berjongkok didepan Chanyeol yang saat ini duduk diatas bangku kerja miliknya. Jemari lentiknya mulai mengelus gembungan diselangkangan Chanyeol yang membuat wajahnya memerah. "Kau suka?" dia mengangguk cepat saat mendengar suara rendah Chanyeol yang membuat darahnya berdesir. "Sangat suka…" dengan jahil dia mengecup penis Chanyeol dari luar celana, ia terkikik pelan saat mendengar geraman nikmat yang dikeluarkan lelaki tampan itu.

Perlahan, ia menurunkan zipper celana Chanyeol dan meloloskan penisnya yang sedari tadi menegang. Ia menelan ludahnya kasar saat manik sipitnya dapat melihat dengan jelas bagaimana bentuk batang penis lelaki tampan yang tengah menatapnya dengan senyuman puasnya. Urat-urat yang melingkar pada batang penis Chanyeol benar-benar seksi! Belum lagi ujungnya yang menyerupai topi. Sungguh! Lubangnya berkedut saat ini.

Dengan penuh penghayatan, Baekhyun menjulurkan lidahnya untuk menjilati ujung batang penis Chanyeol. Matanya melirik keatas, melihat bagaimana ekspresi nikmat yang ditunjukkan lelaki tampan diatasnya itu. Puas dengan raut wajah Chanyeol, Baekhyun semakin bersemangat memainkan batang penis Chanyeol. Ujung lidahnya mengorek lubang kencing Chanyeol, kemudian mengulum dengan mata tertutup ujung batang penis Chanyeol yang berbentuk topi.

"Sshh Baek…"

Desahan yang keluar dari celah bibir tebal Chanyeol membuat Baekhyun semakin semangat mengulum batang penis Chanyeol. Lidahnya mulai menyusuri pangkal penis Chanyeol hingga keujungnya. Bahkan tidak segan-segan dia membasahi twinsball Chanyeol dengan nikmat.

TOK TOK

Kuluman bibir Baaekhyun pada batang penis Chanyeol terhenti. Lelaki manis itu membulatkan matanya dan melirik kearah Chanyeol yang juga tengah menatapnya. Dengan cepat dia melepaskan kulumannya kemudian merapikan pakaiannya dan menatap panic kearah pintu ruangannya.

"Cepat sembunyi Chanyeol!" pekiknya pelan. Tangan mungilnya menarik tangan panjang Chanyeol kemudian menyembunyikan tubuh tinggi Chanyeol dibalik meja kerjanya.

Si lelaki tinggi –yang masih berada dalam kenikmatan duniawinya- Nampak menunjukkan wajah protesnya. "Hei, kenapa aku disini?!" manik bulat Chanyeol menyipit saat lelaki manis itu menyuruhnya diam dengan meletakkan telunjuknya didepan bibir tipisnya. Setelah itu, si lelaki manis mendudukkan bokongnya pada kursi kerjanya dan duduk nyaman disana.

"Masuk."

Suara Baekhyun yang sedikit serak terdengar hingga keluar, membuat orang dibalik pintu membuka pintu dan menampakkan dirinya. Seorang wanita cantik dengan white blouse yang disandingan dengan grey skirt memasuki ruangan sang atasan, membuat suara ketukan sepatu dengan lantai terdengar diruangan berukuran sedang itu.

"Permisi Tuan Byun. Saya ingin melaporkan hasil penjualan bulan lalu."

Si lelaki manis tampak tersenyum kecil kemudian mengambil map yang diberikan oleh wanita tersebut. Manik sipitnya meneliti setiap kata perkata yang tertulis dilembar putih dihadapannya. Sesekali kepalanya mengangguk kecil.

"Bomi-ssi," ia menutup map berwarna biru kemudian menatap kearah wanita yang mengangguk untuk mereson panggilannya. "Ini- akh!" mata sipitnya melotot saat merasakan remasan pada daerah selangkangannya. Ia melirik kearah kolong meja dan terkejut saat mendapati tangan kekar yang tengah meremas penisnya dari luar celana yang dikenakannya.

"Tuan Byun? Anda tidak apa-apa?"

Baekhyun mengangguk kemudian tersenyum kearah Bomi yang menatapnya dengan cemas, takut terjadi sesuatu pada atasannya itu. "Aku tidak…hhh apa-apa nghh Bomi-ssi…"

Sebuah senyuman kecil, Baekhyun berikan pada asistennya yang masih menatap cemas kearah dirinya. "Benar tidak apa-apa Tuan? Apa anda butuh sesuatu?"

Baekhyun menggeleng lemah, keningnya saat ini sudah menmpel pada permukaan meja kerjanya. Sedangkan mata sipitnya tengah melirik kearah jari-jari panjang yang mempermainkan penisnya yang telah diloloskan oleh si pemilik jari. Sial. Dia ingin mendesah saat ini.

Sedangkan dibalik meja, Chanyeol tengah menunjukkan smirk diwajah tampannya. Dia sungguh puas dengan tingkah yang ditunjukkan lelaki manis didepannya. Belum lagi desahan tertahan yang dikeluarkan lelaki itu, sungguh! Penisnya berkedut saat ini. Dia hanya berharap semoga asisten lelaki ini cepat meninggalkan ruangan.

"Keluarlah Bomi-ssi… aku…hhh ingin sendiri sshh~"

Seringai dibibir Chanyeol semakin lebar saat telinga perinya dapat menangkap perintah yang keluar dari mulut Baekhyun, mebuat dia meremas penis si lelaki dengan kuat saking senangnya.

"AKH!"

Bomi meringis saat mendengar teriakan sang atasan. Tapi tanpa ingin tau lebih lanjut, wanita cantik itu membungkukkan badannya kemudian beranjak meninggalkan ruangan tersebut. "Bomi-ssi. Tolong sshh kunci pintunya. Dan aahh tolak siapapun yang ingin ngh bertemu denganku hari ini," wanita itu hanya mengangguk kemudian meninggalkan ruangan sang atasan dan melaksanakan perintah Tuan Byunnya dengan cepat.

Baekhyun yang telah memastikan sang asisten telah meninggalkan ruangannya kemudian mendorong kursi yang didudukinya menjauh dari meja, membuat remasan pada penis mungilnya terlepas. Dengan tatapan menggoda, Baekhyun melepaskan keseluruhan kain yang melekat pada tubuhnya. Membuat tubuhnya polos tanpa satu helai benang.

Dia menunjukkan senyuman miringnya saat melihat mata bulat Chanyeol yang terpaku pada tubuh putih mulusnya. Dengan tatapan sensual, ia mencubit nipplenya dan memainkan penis mungilnya. "Tunggu apa lagi, tampan? Nikmati aku~"

Dan tidak ada yang lebih menyakitkan bagi Chanyeol, selain penisnya yang berkedut menunjukkan urat-urat seksi miliknya.

Mata sipit Baekhyun melirik kearah selangkangannya. Sial. Dengan tangan yang terikat seperti ini, dia sangat ingin mencabut cockring yang melingkar manis dibatang penisnya. Belum lagi vibrator yang bersarang dengan nyaman didalam lubang analnya. Dan lebih sialnya lagi, vibrator itu dengan nakalnya bergetar dengan tekanan paling tinggi.

Brengsek. Chanyeol benar-benar brengsek. Dasar maniak sex. Bakehyun bergidik saat mengingat betapa kasarnya Chanyeol sesaat dia menggoda lelaki itu dengan dirty talknya. Chanyeol langsung menarik tubuhnya kemudian merebahkan tubuhnya diatas meja kerjanya. Tidak mempedulikan barang-barang yang jatuh bertebaran. Beruntung lelaki itu tidak merebahkannya dimeja yang dimana terdapat computer milikya.

"Chanyeol~ lepaskan nghh~" pinggulnya bergerak kekanan-kekiri, sedangkan dadany membusung saat lidah Chanyeol menyapa nipple kemerahannya. Bahkan lelaki tinggi itu menyesapnya, berharap setetes susu dapat keluar dari sana. "Aanhh~ Chanyeol ayolah~ berhenti mmhh menggodaku uuhh~"

Chanyeol terkekeh kemudian menaikkan tubuhnya untuk mempertemukan bibir tebalnya pada bibir manis milik Baekhyun. Bibirnya bergerak, berusaha mendapatkan manisnya bibir Baekhyun sebanyak-banyaknya. Menjilatinya dengan lembut, dan mengigitkan kecil agar lelaki di bawahnya ini memuka mulutnya.

Setelah si lelaki manis membuka celah bibirnya, Chanyeol langsung melesakkan lidahnya menyapa suasana dalam mulut Baekhyun. Menekan lidahnya, mengabsen satu persatu giginya dan menggelitik langit-langit mulutnya. Membuat lelaki dibawahnya mendesah gelid an nikmat.

Asik dengan bibir Baekhyun tidak membuat Chanyeol melupakan sesuatu bergetar yang mengisi lubang sempit milik Baekhyun. Tangannya merayap dari leher jenjang, dada berisi Baekhyun –dan sesekali meremasnya dan memelintir nipplenya gemas- kemudian sampai pada perut Baekhyun yang bernutella abs. Sangat imut. Dan menggoda.

Selesai merayap pada bagian tubuh Baekhyun, tangan Chanyeol berpindah kearah bokong sintal lelaki tersebut. Menangkupnya dan meremasnya cukup kuat. Membuat benda yang bergetar itu semakin dalam memasuki lubang sempit Baekhyun.

Baekhyun mendorong pundak Chanyeol hingga pagutan merekas terlepas. "Aahh Chanyeol~ fuck me now~"

"Bukankah lubangmu sudah dimasuki benda bergetar itu Baek?" seringai dibibir Chnyeol semakin lebar saat Baekhyun menggelengkan kepalanya frustasi. "Masih kurang untukmu?" kepala Baekhyun mengangguk, sementara bibirnya terus terbuka mengeluarkan desahan-desahan manis yang menyapa gendang telinga Chanyeol.

"Aku ingin aahh penismu Chan~ uuhh mmhh kumohon~" Baekhyun menggerakkan pinggulnya naik-turun, menggesekkan penis tegangnya yang membiru –karena orgasme kering- pada penis besar Chanyeol. Dan sialnya, karena gerakannya itu vibrator yang berada didalam lubangnya semakin dalam menumbuk prostatnya. "Aaahh~" dan ia kembali orgasme kering karena cockring sialan itu.

Mata sipitnya menatap sayu kearah Chanyeol. Berharap lelaki itu mau melepaskan segala siksaan yang melekat ditubuhnya.

"Baiklah…" Baekhyun menghela lega saat perlahan Chanyeol melepaskan segala siksaan yang melekat ditubuhnya. Dimulai dari dasi yang mengikat kedua tangannya, lalu benda bergetar –yang sangat dibencinya- yang bersarang pada lubang analnya, dan terakhir cockring yang menahan orgasmenya. "Oohh Chanyeol~" Baekhyun mendesah puas saat spermanya berlomba-lomba keluar dari saluran kencingnya.

Tapi belum sempat ia bernafas, Baekhyun harus kembali menahan nafasnya dan mendesah nikmat saat lidah Chanyeol bermain pada penisnya. Membersihkan aliran sperma miliknya dengan menjilatinya tanpa rasa jijik. "Aahh uuhh Chanyeol~" belum lagi jari kekar Chanyeol yang dengan nakalnya membelai lubang mengerutnya. Sungguh! Baekhyun tidak dapat mendeskripsikan kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tinggi itu.

Chanyeol kembali menindih tubuh mungil Baekhyun. Bibirnya menyapa leher jenjang yang lebih mungil kemudian memberikan ruam kemerahan disana. Tangannya merambat membelai lembut kedua nipple Baekhyun. Menekannya, mencubitnya, memelintirnya. Bibirnya terus membuat senyuman tipis saat mendengar erangan nikmat yang dikeluarkan Baekhyun.

Dia mengangkat wajahnya kemudian menatap dalam kearah manik bening Baekhyun. Dengan bertopang pada sikunya, Chanyeol menuntun penisnya agar memasuki surga duniawi Baekhyun. Dengan pelan tapi pasti, dia mendorong ujung batang penisnya membelah lubang mengerut Baekhyun. Menenggelamkan batang kebanggaannya pada hangatnya lubang Baekhyun.

"Uuhh Chanyeol~" tangan Baekhyun yang melingkar di leher chanyeol merambat hingga ke belakang kepala Chanyeol. Ia menyatukan jari lentiknya, meremat surai kemerahan Chanyeol yang membuat lelaki itu semakin seksi. "So big…hhh~ damn!"

"Oohh shit Baekhyun! Kenapa kau semakin sempit? Fuck!"

Senang mendengar perkataan Chanyeol, Baekhyun semakin mengetatkan lubang analnya. Memainkan kelenturan lubangnya dengan manja, dan bantu menggerakkan pinggulnya. Dia mendekatkan bibirnya pada telinga peri Chanyeol dan mendesah disana. membuat lelaki yang sedang menggenjotnya semakin bersemangat.

"Sial Baekhyun."

"Aahh Chanyeol uuhhh~ lebih cepat aahh kau payah oohh uuhh~"

Seaakn tidak terima dengan ucapan Baekhyun, Chanyeol menggeram pelan kemudian memegang pinggang Baekhyun, membantu lelaki itu duduk dipangkuannya. Pinggulnya tidak berhenti memberikan sodokkan pada lelaki manis yang nakal itu, bahkan kini gerakan pinggulnya semakin cepat.

Baekhyun yang menyadari posisi mereka berubah, langsung mendekat erat leher Chanyeol dan mennggerakkan pinggulnya naik-turun dengan cepat dan kuat. Dia tidak peduli jika bisa saja meja yang menjadi alas mereka roboh ataupun patah. Yag terpenting baginya sekarang adalah ujung tumpul batang penis Chanyeol harus terus menyenggol prostatnya.

"Chanyeol oohh terus uuhh ini nikmat Chan~ aahhh aahh~"

Bagi Chanyeol, kesenangan dan kebanggaan tersendiri baginya saat mendengar namanya disebut disela-sela kegiatan panas mereka dan ditengah-tengah desahan seksi Baekhyun yang selalu meningkatkan hormonnya. Makadari itu, dia selalu berbisik pada Baekhyun agar lelaki manis itu tidak berhenti mendesahkan namanya.

"Chanyeol~ aku aahhhh~"

Chanyeol paham. Dan dia semakin kasar menggerakkan pinggulnya.

"AAHH CHANYEOL!"

CROT CROT CROT

Tiga semburan sperma dari Baekhyun membasahi perut kekarnya. Chanyeol memejamkan matanya saat merasakan bagaimana sensasi saat Baekhyun mencapai klimaksnya. Lubang mengerut itu akan semakin meremas batang penisnya. Hingga urat-urat penisnya menjadi ngilu.

Baekhyun yang terengah karena telah mencapai puncak kenikmatannya, menyandaran kepalanya pada pundak Chanyeol dan memeluk erat tubuh tinggi lelaki tampan itu. Matanya terpejam, sedangkan mulutnya masih terbuka mengeluarkan desahan-desahan kecil karena gerakan pinggul Chanyeol yang tidak berhenti walaupun dirinya membasahi lelaki itu dengan spermanya. Bahkan Baekhyun tidak mengindahkan saat air liurnya membasahi pundak Chanyeol.

Bosan dengan posisi mereka, Chanyeol mengangkat tubuh mungil Baekhyun dan membawa lelaki itu turn dari meja kerjanya. Berjalan dengan susah payah –karena penisnya yang masih bersarang pada lubang mengerut Baekhyun dan pinggulnya yag tidak ingin berhenti menggenjot lubang tersebut- kaki panjangnya melangkah mendekati kaca besar yang berada dibelakang meja kerja Baekhyun. Kaca yang memperlihatkan keindahan kota Seoul dari lantai lima ruang kerjanya.

Dengan sangat terpaksa, Chanyeol melepaskan penyatuan mereka kemudian membalikkan tubuh Baekhyun. Dia merendahan tubuh Baekhyun dengan menekan punggung sempit Baekhyun. Membuat pipi lelaki manis itu bersentuhan dengan dinginnya kaca.

"Chanyeol apa yang AKH!"

Kalimat Baekhyun terputus saat dengan kasarnya, Chanyeol kembali memasukkan penisnya kedalam lubangnya sekali hentak. Mata sipitnya terpejam saat batang penis Chanyeol menggaruk lubangnya dengan kasar dan kuat. Badan mungilnya terhentak-hentak kuat hinga menambrak dinding kaca didepannya.

"Chanyeol kau aahh gila uuhh aakhhh terus disana aahhh~"

Hentakkan dan genjotan Chanyeol pada lubang Baekhyun semakin intens. Tangannya menangkup penis mungil Baekhyun dan memompanya seirama dengan genjotannya, membuat desahan yang keluar dari celah bibir Baekhyun semakin keras.

"Chan aahhh bagaimana kalau uuhh ada yang melihat? Aakhh~ Chanyeol uuhh!"

Tanpa mengurangi intensitas genjotannya, Chanyeol menciumi punggung Baekhyun, memberikan jilatan, hisapan dan ruam-ruam kemerahan disana. "Biar mereka mengetahui betapa seksinya dirimu, Baek…" bibir tebalnya mengulum daun telinga Baekhyun. Ujung lidahnya terjulur untuk mengorek lubang telinga si lelaki manis. "Dan betapa beruntungnya aku mendapati tubuh ini," senyuman miring kembali hadir diwajah tampannya saat mendengar lenguhan nikmat Baekhyun saat tangannya merekas penis mungilnya. "Dan juga hatimu."

Tangannya membawa wajah Baekhyun agar menoleh kebelakang kemudian bibirnya meraup bibir tipis Baekhyun. Menyesapnya, tanpa mempedulikan kalau bibir tersebut sudah membengkak karenanya. Hentakkannya pada lubang Baekhyun semakin kuat saat dirinya merasakan penisnya berkedut, urat-uratnya menonjol mengelilingi batang penisnya.

"CHANYEOL! AAKKHHH!"

"Uhhh Baek…"

Baekhyun memainkan jemarinya diatas dada Chanyeol yang tengah merebahkan dirinya dibawahnya. Bibir tipisnya yang membengkak membuat sebuah senyuman lucu. Matanya melirik kearah lelaki yang sedang ditindihnya kemudian mensejajarkan wajah mereka.

"Bagaimana? Kau puas?"

Chanyeol dengan senyum tampannya mengangguk mantap. Tangannya terangkat untuk mengelus lembut pipi si lelaki manis. "Kau masih berhutang satu kali lagi padaku Baek…"

Bibir tipis Baekhyun mnegerucut imut. Dengan kesal dia kembali merebahkan tubuhnya semakin dalam pada tubuh tinggi Chanyeol. Meletakkan kepalanya pada dada bidang Chanyeol, mendengarkan detak jantung Chanyeol yang membuatnya merasa tenang.

"Ayolah, Baek. Kau berjanji bukan setelah satu bulan kau pergi karena acara pekerjaanmu yang sunggh sangat sialan itu, kau akan melayaniku sepuasnya."

"Tapi tidak dengan memainkan peran seperti ini Chanyeol~"

Chanyeol terkekeh kemudian mengecup pucuk kepala Baekhyun. "Aku ingin sesuatu yang berbeda."

Dengusan sebal keluar dari bibir Baekhyun. Lelaki itu mencubit pinggang Chanyeol dengan gemas. "Sana cepat kembali ke kantormu! Jangan seenaknya pergi!"

"Tenanglah sayang, aku pemiliknya."

"Cih. Dasar sombong."

Baekhyun bergidik saat mendengar suara tawa Chanyeol yang menggelegar di ruang kerjanya. Dengan bibir yang masih mengerucut, dia memeluk tubuh Chanyeol dan bersandar manja pada calon suaminya itu.

"Istirahatlah sayang," Baekhyun mengangguk kemudian tersenyum kecil saat telapak tangan Chanyeol mengelus lembut surai hitamnya. Mata sipitnya terpejam. "Siapkan dirimu untuk nanti malam. Aku akan menyiapkan baju suster untukmu."

Mata yang tadinya terpejam langsung terbuka lebar mendengar kalimat yang diucapkan oleh Chanyeol.

"Chanyeol! Kau gila!"

"Aku gila karenamu sayang~"

"Aku membencimu!"

"Dan aku emncintaimu!"

Note:

Okay… bagaimana? Jujur aku gak pede sama ff ini. Entah kenapa-_-

Seulla gamau banyak omong… Cuma mau bilang terima kasih banyak buat yang nyempetin baca FF ini dan satu lagi, makasih buat yang udah setia sama FF aku. Thank you so much! Tanpa kalian aku mah apa .g

Jadi ceritanya, FF ini diupdate bareng sama para author keceh~ siapa aja? Pupuputri, PricePink, Baekbychuu, Ichativa, Oh Yuri, Railash61, Flameshine, Sayaka Dini, UchanBaek, sebut saja B, Jongtakgu88, Cactus93 and RedApplee jangan lupa cek story mereka ya~

Last

Mind to Review? *bow