"Seandainya dahulu tak seperti ini"
"Kita memang tidak seharusnya bersatu"
HUNHAN FANFICTION
****THE CARTIER BRACELET****
by ludorado
.
.
.
Kata-kata tersebut terus saja terulang dibenaknya bagaikan efek echo dari mikrofon. Tak pernah terlintas sama sekali dipikirannya dengan kejadian yang secepat ini bahkan untuk dicerna terlebih dahulu. Hawa dingin dari hujan yang mengguyur tubuhnya tak dapat memberikan kejernihan untuk dirinya berpikir. Semua terlalu cepat. Terlalu membingungkan. Menyakitkan bahkan hanya untuk sekedar mengambil napas.
"S-sehun..."
Mata beningnya tak dapat mendefinisikan dengan hanya sekadar kata sedih. Ia hanya mampu menggunakan mata itu sebagai salah satu harapannya disaat seluruh bagian tubuhnya tak dapat diajak untuk sinkron dengan otaknya.
"Maafkan aku."
Menunduk. Mata bening jernih sarat akan penderitaan milik seseorang dihadapannya hanya akan mampu menggoyahkan pertahanannya. Ia tetap memilih untuk menunduk.
"Sehun-ah kita..."
"KUBILANG KITA SUDAH BERAKHIR! APA ITU MASIH KURANG JELAS!"
Bagaikan belati yang menusuk tidak hanya dihatinya. Perkataan tersebut benar-benar merusak jiwanya. Perlahan walaupun sangatlah berat dan tak bertenaga, ia meraih tangan putih seseorang didepannya yang mana malah ditepis oleh kasar. Orang tersebut mundur satu langkah kebelakang disertai oleh hembusan nafas kasar akan dadanya yang sesak.
"Luhan... kita memang tidak seharusnya bersatu."
6 bulan sebelumnya...
"Kau sungguh akan kembali? Maksudku... kembali ke rumahmu? Ke China?"
"Yah memang sudah seharusnya aku kembali, bukan?"
"Bagaimana denganku?"
"Janganlah bodoh. Kita masih bisa berkomunikasi."
Dengan langkahnya yang ringan, ia membawa tubuhnya ke sang kekasih yang sedang asyik menonton televisi. Menidurkan kepalanya di paha sang kekasih dan ia berucap...
"Kita masih bisa bertelepon, skype, dan bertukar pesan. Kita masih bisa dan akan selalu bisa. Bukannya begitu?"
"Bagaimana bila kau ingkar? Lupa?"
"Kau bisa mencari kekasih yang lain."
"Apa kau bersungguh-sungguh dengan ucapanmu?"
"Tentu saja tidak. Sehun, kau hanya milikku. Luhan. Lu-Han."
"Dan kau hanya milik Oh Sehun. Se-Hun."
Dan mereka lupa akan fakta tentang berhati-hati saat berucap. Sehingga pada akhirnya hanya merekalah yang menyesalinya. Penyesalan yang datang pada akhir memang benar-benar sebuah kutukan yang tak terbantahkan.
Memasukki universitas yang sama dijurusan yang sama membuat mereka memiliki waktu bersama sepanjang harinya. Sehun dan Luhan. Pasangan sesama jenis yang terikat tanpa kesengajaan. Memiliki banyak sekali pandangan negatif dari masyarakat daripada pandangan yang positif. Meskipun begitu, mereka seakan tak pernah peduli dan tak akan mau peduli.
Luhan, seorang kapten tim klub sepak bola di kampusnya. Disegani oleh banyak dosen dan menjadi ikon untuk kesuksesan universitasnya. Namanya begitu bersinar dan hampir seluruh orang disana mengenalnya. Tetapi tidak untuk satu orang yang bersumpah demi hidup dan matinya akan membuat Luhan sengsara.
Sehun. Oh Sehun, Lelaki yang berencana akan membuat hidup Luhan sengsara. Anggota klub dance di kampusnya yang kelewat tampan dan membawa aura idola. Predikat "vampir" karena perawakannya yang sempurna sudah tertempel dengan jelas di dirinya. Seluruh wanita disana tergila-gila padanya.
Sehun sangat ingin memasukki klub sepak bola sejak pertama kali dia menginjakkan kakinya di kampus tersebut. Sehun bahkan sudah giat berlatih tanpa kenal lelah dari malam hingga malamnya lagi. Tahapan demi tahapan seleksi sudah ia lalui dan selama itu selalu berjalan mulus.
Tetapi tidak untuk tahapan seleksi di akhir. Juri memberikan alasan yang irrasional dan sangat menjengkelkan yang mana tidak pernah terbesit sama sekali dipikirannya.
"Kau tidak mempunyai aura bintang sepak bola. Postur tubuhmu terlalu tinggi. Kau terlalu tampan. Struktur tulangmu tidak cocok untuk dijadikan sebagai pemain sepak bola. Kau lebih layak menjadi seorang model atau kalau bisa jadilah artis."
Dan dia hampir saja akan mengumpat pria tua itu tepat didepan mukanya jikalau dia tidak melihat pria tua itu sedang menoleh ke seseorang yang berdiri sejajar tak jauh dengan dirinya.
"Luhan... selamat kau yang terakhir lolos seleksi."
Dan hal itu sukses membuat keduanya menganga lebar.
"Serius kau akan berpindah haluan?"
"Tentu. Aku sangat ingin mencoba dan kalau aku diterima maka aku akan meninggalkan klub ini."
"Tapi... wow Luhan! Itu klub dance. Kau...?"
"Apa aku tidak cocok?"
"Bukan! Kau sangat cocok. Tetapi apa kau memang bisa menari?"
"Kau meragukanku?"
"Tunjukkan."
Luhan yang merasa tertantang oleh ucapan teman se-klubnya akhirnya mencoba untuk menunjukkan penampilan perdananya. Mulai dari gerakan bodywave, armwave hingga gerakan dasar lainnya semua telah ia tunjukkan.
"Bagaimana?"
"Yeah... kurasa tidak ada salahnya kau mencoba."
.
.
END/TBC?
MY VERY FIRST HUNHAN FANFICTION
Genre direncakan akan dibuat sad-angst buat baper sebaper bapernya hunhan shipper/?
Kalo ada yang review berarti lanjut kalo nggak ada yang review juga tetep lanjut/?
