My Queen is Mine

By : lamiorus

.

.

.

Disclaimer by : Masashi Kimoto

Rated : T

Pairing : GaraHina

Genre : Romance, History, Action & Tragedy.

Warning : OOC, TYPO.

~Sang Mata Bulan ~

Malam itu, ia pergi menemui sang legenda. Wajah putih pucatnya melukiskan raut ketegasan, ditambah dengan rambut merah menyala yang hanya dimiliki oleh keluarga kerajaan menambah aura kewibawaan pada dirinya. Dialah sang raja. Mereka menyebutnya Raja Kehidupan.

Raja Kehidupan juga dikenal dengan Raja besar, yaitu raja dari segala raja. Kekaisaran vampire, Kekaisaran werewolf, kekaisaran mermaid, bahkan seluruh Kekaisaran yang ada di bumi dibawah pemerintahannya. Pemilihan raja besar dilakukan dengan duel kekaisaran. Duel ini dilakukan jikalau sang raja besar sudah meninggalkan dunia atau bisa disebut meninggal. Sabaku No Gaara, Raja Kehidupan ke-9 setelah Ayahnya. Sudah tiga keturunan keluarga sabaku mendapati gelar Raja Kehidupan. Mulai dari sang kakek lalu ayahnya dan kemudian dirinya. Keluarga sabaku merupakan keluarga kerajaan dari kekaisaran Demon. Kekaisaran ini dikenal dengan kemajuan dan kemakmurannya.

Hari ini, Tsunade sang peramal kekaisaran Demon menyuarakan sebuah garis kehidupan Raja. Ia mengatakkan kalau setengah kehidupan dan kekuatan Sabaku No Gaara berada di ujung hutan tempat sinar bulan bercahaya. Mendengar seruan itu, sang raja beserta beberapa pengawal pergi ke hutan. Sekitar dua jam sudah mereka mengelilingi hutan perbatasan Kekaisaran demon dengan hasil yang sama, mereka tak dapat menemukan letak dimana sinar bulan bercahaya. Putus asa, itulah yang dipikirkan para pengawal -tiba saja salah satu pengawal berjongkok.

"Yang mulia. Maafkan hamba, Kita sudah mengelilingi hutan ini selama dua jam dan hasilnya tetap nihil. Tak ada tempat dimana Tsunade-sama ucapkan itu yang mulia," ucap pengawal berambut kuning jabrik. Namanya adalah Uzumaki Naruto, ia merupakan pengawal pribadi Sabaku No Gaara sedari kecil. Keluarga Uzumaki sudah mengapdi dengan Keluarga sabaku sejak beratus-ratus tahun lamanya. Kekuatan dan kesetiaannya tak perlu ditanyakan lagi, jadi wajar saja kalau Naruto dipilih sebagai pengawal Sang raja kehidupan.

"Apa kau sudah putus asa Naruto?" tanya Gaara dengan nada yang datar.

"Ampun yang mulia, sebenarnya hamba memang sudah putus asa."

Mendengar kejujuran yang keluar dari mulut Naruto membuat Gaara merasa aneh. Ia sudah sangat mengenal sifat Naruto yang pantang menyerah, tapi apa yang ada di hadapannya sekarang bertolak belakang dengan hal itu. Mengapa sifat Naruto berubah?

"Kalau begitu kau boleh kembali ke istana."

"Hal itu tak dapat hamba lakukan yang mulia. Tugas hamba adalah untuk melindungi anda, bagaimana jadinya kalau yang mulia sedang kesusahan dan hamba tak berada di samping anda," bantah Naruto dengan nada khawatir.

"Ini perintah Naruto," tegas Gaara.

"Tapi Yang Mu-"

"Naruto."

"Baiklah yang mulia. Perintah anda adalah kewajiban bagi saya." Setelah Naruto berucap, ia mulai berdiri diikuti beberapa pengawal lainnya dan terbang pergi meninggalkan Gaara sendirian.

Gaara hanya terdiam dengan kepergian para pengawalnya. Sebenarnya ia hanya menyuruh Naruto saja yang pergi, bukan seluruh pengawal. Tapi yasudahlah ia tak mau mengambil pusing. Ia mulai melebarkan sayap merah darahnya dan terbang untuk melanjutkan pencarian. Baru beberapa meter, ia sudah melihat sebuah gubuk ditengah danau disinari cahaya bulan yang membuat gambaran pantulan bulan tersebut tepat berada di gubuk itu. Gaara terdiam, selama pencariannya yang bersama Naruto, Gubuk dan danau itu tak ada.

Gaara mendaratkan kakinya pada teras gubuk itu. Tanggannya terangkat untuk membuka pintu, tetapi niatnya terurung akibat pintu gubuk itu yang tiba-tiba terbuka secara sendirinya. Tanpa pikir panjang ia berjalan masuk. Pertama yang ia lihat adalah sebuah Futon dengan seorang wanita berambut hitam legam tertidur diatasnya. Gaara mengedarkan pandangannya, ternyata gubuk ini hanya berisi satu ruangan saja yaitu kamar tidur.

Ia memperhatikan wanita yang sedang tidur itu dengan seksama. Wanita dengan kulit putih susu dan rambut lurus panjang berwarna hitam ditambah dengan pancaran sinar bulan dari sela-sela dinding yang membuat kecantikan wanita itu bertambah. Rasa dingin terasa di bagian telapak tangan Gaara yang sedang menyentuh kulit wanita itu.

"Dingin," ucap Gaara secara spontan.

"Anda siapa Tuan?" ucap wanita itu dengan tetap menutup matanya.

Suara lembut bagaikan seruling itu mengagetkan Gaara. Secara cepat ia langsung menarik kembali tangannya yang tadi menyentuh kulit wanita itu.

"Gaara. Aku Gaara."

"Gaara? Tuan.. Tuan adalah Raja kehidupan?"

"Ya. Dari mana kau tau?" tanya Gaara.

Walaupun Gaara merupakan seorang raja kehidupan yang dikenal banyak orang, akan tetapi tidak semua orang pernah melihat wajah dan juga namanya. Yang mereka tahu hanyalah Raja Kehidupan, yang mulia Sabaku.

"Aura cahaya disekitar tuan menunjukkan warna emas. Yang berarti Tuan memang sudah ditakdirkan menjadi Raja Kehidupan." Wanita itu bangun dari tidurnya. Gaara terpaku, goresan-goresan luka yang masih memerah banyak berada di leher hingga ke tangan-tangannya seakan ia baru saja disiksa.

"Kau peramal?"

"Bukan tuan. Aku memang bisa membaca garis takdir, akan tetapi aku tidak sehebat para peramal. Aku hanya bisa melihat warna aura cahaya seseorang tuan."

"Matamu sedang tertutup. Tapi bagaimana kau dapat melihatnya?"

"Indra pelihat tak hanya dengan mata tuan, tapi juga dengan hati," ujarnya sembari tersenyum.

Deg

Hati Gaara merasa ngilu melihat senyuman yang ditunjukkan wanita itu. Sebuah senyuman yang penuh akan kesedihan dan penderitaan hidup. Untuk pertama kalinya Gaara merasa tersentuh.

Ia pun memeluk wanita itu dengan lembut sembari berucap, "jangan tunjukkan wajah itu dihadapanku."

"T-Tuan..?!"

"Siapa namamu?" tanya Gaara.

"Hinata. Namaku Hyu- Kyaa!"

Tiba-tiba saja Gaara menggendong Hinata dengan ala bridal style. Dengan diam ia membawanya keluar gubuk, saat diluar Gaara kembali menunjukkan sayapnya. Hinata terpukau dengan hal itu, yang awalnya ia ingin minta diturunkan tiba-tiba saja ia langsung terbungkam. Dengan sekali kepakan Gaara dan Hinata terbang menuju ke kekaisaran Demon.

"Tuan.. Kita mau kemana?"

"Ke istana tempatku tinggal."

"Ma-maksud anda istana kekaisaran Demon?" tanya Hinata dengan khawatir.

"Kau tak perlu khawatir. Mereka semua akan menerimamu," ucap Gaara.

"Ta-tapi Tuan..."

"Diamlah." Hinata terdiam. Ia tak berani lagi berucap setelah mendengar Gaara berucap.

~…~

Mereka akhirnya sampai di istana. Baru saja Gaara menginjakkan kakinya di halaman istana, para pelayan beserta pengawal-termasuk Naruto- mendatanginya. Mereka bertanya-tanya apakah yang berada digendongan sang raja merupakan orang yang berada di ramalan sang raja. Mereka ingin bertanya, akan tetapi mereka takut. Kecuali Naruto, dengan hati-hati Naruto bertanya.

"Yang mulia, maaf atas kelancangan hamba. Hamba ingin tau siapa wanita itu yang mulia?"

Gaara memang sudah menduga kalau orang-orang yang berada di istana akan bertanya seperti itu.

"Dialah yang ada di ramalan itu," Jawab Gaara dengan tegas.

Gaara terdiam sejenak lalu melanjutkan perkataannya dengan suara yang lantang, "MULAI SAAT INI! WANITA YANG ADA DI GENDINGANKU MERUPAKAN RATU DARI KEKAISARAN DEMON! SIAPA SAJA YANG BERANI MELUKAINYA AKAN LANGSUNG BERURUSAN DENGANKU."

Semua terkejut, termasuk Hinata yang berada di gendongan Gaara itu.

TBC