Ini adalah remake dari Pretty Sasuke or Satsuki yang pernah aku publish sebelumnya. Entah kenapa kalau pake alur yang dulu aku ga bisa bikin lanjutannya. Jadi ini versi terbaru yang agak jauh dari cerita yang kemarin. Aku harap readers semua suka
.
.
Disclaimer: Naruto punya Masashi Kishimoto/Pretty Prita punya Andrei Aksana/Sejuta Bintang punya Mito Orihara
Pairing: NaruSasu.
Pretty Sasuke or Satsuki?
By: Misa Chiiyuki
.
.
"Kau tidak mengerti Naruto. Kita sudah pacaran selama 6 tahun. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak ingin menikahi wanita itu."
"Tapi kau harus. Apa jadinya jika seorang anggota keluarga Uchiha yang terhormat diketahui berpacaran dengan laki-laki?"
"Kita menjalani hubungan ini dengan sangat baik Naruto. Enam tahun! Dan tidak ada seorang pun yang menyadarinya!"
"Tapi bukan berarti mereka akan selamanya tidak tahu kan? Bagaimana jika ayahmu tahu, dan-"
"Menghancurkan kariermu? Begitu? Kau bilang begitu karena memikirkan kariermu juga kan? Kau juga berpikir bila menjalin hubungan dengan seorang lelaki akan merusak kariermu sebagai aktor!"
"Aku tidak pernah berpikir begitu."
"Kalau begitu ayo umumkan. Biar semua orang tahu. Namikaze Naruto adalah milik Uchiha Sasuke, begitu pula sebaliknya."
"Kita tidak bisa melakukannya."
"Hah, lihat kan? Sebenarnya yang takut itu kau! Kau yang tidak ingin mempertahankan hubungan ini. Kau yang tidak mencintaiku!"
"Mungkin kau benar, Sasuke. Aku yang pengecut. Baiklah, kita akhiri ini. Kita berpisah. Hubungan kita selesai. Selamat tinggal Sasuke."
Lelaki itu terbangun dari tidurnya. Dihapus keringat dingin yang meluncur pelan di dahinya. Lagi, mimpi itu terulang lagi. Tapi ia tidak bisa menyebut itu sepenuhnya mimpi. Itu adalah potongan kejadian dua bulan lalu. Saat kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Pemuda tampan itu menarik nafas dalam. Meski sudah dua bulan berlalu, namun rasa sakitnya masih membekas. Ia tersentak saat pintu kamarnya dibuka oleh seseorang.
"Sasuke, selamat pagi. Kau bangun siang hari ini. Aku sudah menunggumu daritadi." ucap gadis manis berambut merah jambu sambil membuka tirai yang menghalangi sinar matahari masuk ke kamar itu.
"Sudah berulang kali kukatakan, jangan seenaknya masuk ke kamarku, Sakura." balas lelaki itu ketus. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.
Sakura merapikan tempat tidur Sasuke. "Habis bibi Mikoto menyuruhku langsung masuk ke kamarmu. Aku begitu bersemangat mengingat hari ini kita akan membeli cincin dan gaun pernikahan kita. Lagipula sebentar lagi kita akan menikah, kau seharusnya terbiasa dengan keberadaanku di kamarmu."
"Terserah. Tolong keluar dari kamarku. Tunggu di ruang tamu."
Meski enggan, Sakura keluar dari kamar itu. Meninggalkan Sasuke dengan keterdiamannya.
"Naruto..."
.
+misamisa+
.
Sasuke hanya duduk diam dan memegang majalah yang sebenarnya tidak ia baca. Pikirannya sudah mengawang entah kemana. Saat ini ia dan Sakura berada di tempat fitting gaun pengantin mereka. Sasuke dengan cepat memilih setelan yang akan ia kenakan, dan mendudukan diri di salah satu sofa. Sementara Sakura dengan senangnya memilih gaun mana yang akan membuatnya terlihat sangat cantik di hari terbaik dalam hidupnya.
Sakura enggan bertanya pada Sasuke gaun mana yang akan membuatnya terlihat baik, karena pada akhirnya Sasuke tidak akan menjawab. Sakura tahu, sebenarnya Sasuke tidak mencintainya. Mereka hanya dijodohkan karena kedua orang tua mereka berteman dengan baik, termasuk juga atas alasan bisnis. Namun ia mencintai Sasuke dengan tulus. Lagipula jika Sasuke tidak mencintainya mengapa ia tidak menolak? Sasuke tidak menolak, berarti setuju kan? Berarti tidak ada alasan Sasuke untuk mengacuhkan dirinya dan bersikap seolah Sakura adalah pengganggu yang harus disingkirkan.
"Aku pilih yang ini." Sakura tersenyum kepada pelayan dan menyerahkan gaun pilihannya. Ia menatap Sasuke dan memanggilnya. Sudah saatnya mereka mencari cincin.
.
.
Sasuke dengan malas memakan makanan di depannya. Ia menghel nafas pelan. Ia sudah memutuskan, ya, ia tidak akan ragu lagi. Selama berhari-hari ia memikirkan ini, dan inilah saatnya. Sebelum semua ini terlambat.
"Sakura, aku ingin mengatakan sesuatu."
Sakura yang tengah menikmati makan malamnya menatap Sasuke, "Ada apa Sasuke?".
Sasuke sedikit ragu, namun berusaha mengenyahkan perasaan itu. "Kau tahu, aku merasa kita tidak cocok."
"Apa maksudmu?"
"Kurasa, aku tidak bisa menikah denganmu. Kita batalkan perjodohan ini."
Gadis itu menatap Sasuke dalam. Hatinya begitu sakit. Ia berusaha menahan air matanya. "Kenapa? Apa ada sesuatu dalam diriku yang tidak kau sukai? Aku akan merubahnya."
"Bukan, bukan karena itu. Kau sangat baik Sakura, maksudku, tidak ada yang salah dalam dirimu. Aku yang salah, aku- aku tidak mencintaimu. Aku memiliki seseorang yang kucintai. Yah, kami memang putus tapi aku mencintainya, dan aku ingin mengejarnya."
"Lalu kenapa kau menerima perjodohan ini? Aku, aku sangat mencintaimu. Kupikir kita bisa bersama."
"Maafkan aku, ini semua salahku, aku-" ucapan Sasuke terhenti. Pengunjung restaurant yang lain pun turut melihat ke arah mereka berdua. Sakura menyiram wajah Sasuke dengan air dan menatapnya tajam.
"Aku tidak bisa memaafkanmu. Pernikahan kita bulan depan, Sasuke. Dan aku tidak mau membatalkannya. Selamat malam. Sampai jumpa besok."
Sasuke hanya diam dalam pikirannya. Tidak memerdulikan Sakura yang pergi meninggalkannya, tidak memerdulikan tatapan orang-orang. Saat itu, hanya satu nama yang dipikirkannya. Naruto.
.
.
Matanya tidak fokus antara melihat jalan atau ponsel di tangannya. Berkali-kali Sasuke berusaha menghubungi Naruto, namun tak ada jawaban. Jantungnya hampir meledak ketika suara Naruto terdengar dari ponsel itu.
"Halo?"
"Naruto, ini aku. Aku mau bicara."
"Kurasa sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Sasuke."
"Tidak, aku harus mengatakannya. Aku sudah mengatakan pada Sakura kalau aku tidak mencintainya, aku memiliki seseorang yang kucintai. Dan aku juga mengatakan bahwa aku akan membatalkan pernikahan kami."
"Kau sudah gila? Bagaimana jika ayahmu tidak menyetujui hal ini?"
"Ayahku pasti tidak akan menyetujuinya dengan mudah, tapi besok akan kucoba bicara dengannya. Aku harap ia mengerti."
"Tapi Sasuke-"
"Tidak ada kata tapi. Aku cinta kamu, Naruto. Aku sayang kamu. Aku tidak ingin dengan yang lain. Kau juga begitu kan?"
"Sasuke, aku-"
Sasuke mendengus ketika tanpa sengaja ia menjatuhkan ponselnya, ia berusaha mengambil ponsel tersebut, sampai tidak menyadari ia melewati batas, mobilnya berada di arah jalan yang berlawanan dengan seharusnya. Ia tidak menyadari bahwa ada sebuah truk besar dengan kecepatan tinggi datang dan siap untuk bertabrakan dengan mobilnya. Ia tidak menyadari, karena kejadian itu begitu cepat. Yang ia ingat hanya satu kata dari Naruto.
"Mari menikah."
.
"Sasuke, aku juga telah memikirkannya. Kau tahu, aku benar-benar gila tanpamu. Aku tidak akan takut lagi. Meski karierku akan hancur, meski tidak ada lagi yang akan tersisa dari diriku, aku tidak akan mundur. Aku akan ikut bersamamu besok, kita bicarakan ini dengan keluargamu. Umm, dan satu lagi. Aku- aku ingin mengatakan hal ini sejak lama. Namun aku belum siap. Dan kurasa, ini saatnya. Aku mencintaimu, Sasuke. Mari menikah."
.
.
TBC
