Geosan

Chapter 1 : Titik Awal Takdir Yang Kembali Berputar
Kim Joon Myeon
Wu Yi Fan
Exo Member
Other

Kasus pembunuhan berantal Ilsan beberapa tahun yang lalu masih menyisakan banyak misteri, dan kini pembunuhan berantai itu terancam terulang kembali. Joonmyeon, si kepala polisi dan wakilnya Yi Fan berjanji akan menangkap pelaku dan memecahkan semua misteri ini. Tapi sanggupkah mereka saat kehidupan pribadi mereka mulai terseret ke dalamnya?

Story By Austy Kim

…..10.17 PM…..22/01/15….

Yi Fan tersenyum kecil saat kamera mulai tearah pada wajah tampannya, stage yang ada di dalam studio sudah di desain sebagaimana mungkin hingga menyerupai ruangan baca, jadi semuanya terlihat original, seolah para tim televisi ini yang datang mengunjungi kediamannya padahal pada kenyataan itu sebaliknya. Saat seorang kru memberikan aba -aba kepadanya , Yi Fan mulai memfokuskan pandanganya ke seorang wanita yang akan memeberikan beberapa pertanyaan untuk ia jawab, wanita itu tersenyum sesaat dan bertanya apa dia sudah siap. Yi fan mengganguk ringan dan kemudian cahaya di studio mulai di buat lebih redup .

"Baiklah. Sesi pertama, mulai! " Sutradara dengan jangut yang panjang dan kulit kecoklatan itu memberikan perintah , dan semua mulai melakukan tugasnya dalam diam.

Wanita itu kembali tersenyum pada Yi Fan , Yi Fan merasa mulai tertarik pada wanita itu.
"Pemirsa , kami dari Daily-K akan melakukan wawancara ekslusif dengan Wakil Kepala Kepolisian Ilsan, Tuan Wu Yi Fan."
Wanita ber name tag 'Jessica Jung' itu lagi-lagi tersenyum lalu mulai membuka acaranya , walaupun senyuman itu terlihat manis Yi Fan tahu jika Jessica tidak benar–benar ingin melakukanya .

Yi Fan berfikir berapa banyak wanita ini harus tersenyum dalam sehari karena tuntutan pekerjaan, mau wanita itu menyukai orang yang di wawancarainya atau tidak atau mau keadaan hatinya sedang baik atau tidak wanita ini harus tetap tersenyum , kemudian Yi Fan mengubah rasa tertariknya menjadi rasa prihatin.

"Selamat pagi Tuan Wu. Bagaimana keadaan anda hari ini?"
Yi Fan yang sebelumnya hanyut dalam fikirnya tersadar dan segera membalas sapaan Jessica.

"Selamat Pagi Nona Jung , keadaan Saya sangat baik."

Jessica mengganguk . Sebelum kembali berbicara , Yi Fan bisa melihat sudut bibir wanita itu lagi – lagi terangkat .

"Seperti yang anda ketahui , kami dari Daily-K akan mewawancarai anda tentang kasus Geosan yang kontroversial. "

"Iya. Saya harap dengan wawancara ini masyarakat bisa mendapat informasi lebih tentang kasus Geosan."

"Tentu, sebelum membahas lebih dalam tentang Geosan . Apa anda bisa menjelaskan siapa Geosan ini?"

Sambil menatap Wi Fan tepat dimatanya, Jessica bertanya . Wanita itu mengambil setumpuk kertas dan sebuah pena yang sebelumnya sudah di persiapkan di atas meja . Setumpuk kertas dan pena itu akan di gunakan untuk mencatat semua jawaban Yi Fan . Melihat mimik wajah Jessica yang berubah serius, Yi Fan mulai menjawab perlahan.

"Geosan. Beberapa orang mungkin sudah akrab dengan nama ini, Geosan adalah julukan yang di berikan masyarakat kepada seorang pembunuh berantai yang artinya Pemuja Kuku. Masyarakat memberikan julukan ini karena si pembunuh selalu memotong kuku korban setelah membunuhnya dan ini juga di dukung oleh hasil penyelidikan yang menyatakan para korban adalah orang- orang yang memiliki kuku cantik , dengan kata lain Geosan ini adalah pembunuh yang terobsesi oleh kuku-kuku cantik. Sampai saat ini ada 14 kasus pembunuhan yang mengatas namakan Geosan . Kasus ini meliputi 12 kasus pembunuhan pada wanita berusia 17-22 tahun dan 2 kasus pembunuhan pria berusia 16-18 tahun yang terjadi antara tahun 2008 sampai 2009 . Semua pembunuhan ini terjadi di Ilsan dengan tindakan yang berbeda – beda . Setelah kasus pembunuhan ke – 14, sampai saat ini Geosan tidak lagi melakukan aksi pembunuhan. "

Mendengar penjelasan Yi Fan, beberapa kru yang bertugas menganguk – angukan kepalanya . Seolah di ingatkan kembali dengan kasus fenomenal yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Sedangkan Jessica masih sibuk menulis.

"Terima Kasih , Penjelasan anda sangat mendetail dan mudah di mengerti. Setelah memberikan penjelasan tentang siapa itu Geosan , apakah anda juga bisa menjelaskan kenapa kasus tersebut hingga saat ini belum bisa dipecahkan?"

Wanita itu melontarkan pertanyaan selanjutnya , sebelum Yi Fan bisa membuka mulutnya . Sutradara dengan jangut yang panjang itu malah menghentikan sesi wawancara , memprotes jika ekspresi wajah Yi Fan terlalu datar dan ia berkata jika ekspresi itu tidak berubah sampai sesi terakhir rating acara mereka bisa turun . Yi Fan mendesis kecil mendengarnya sedangkan orang – orang yang ada di sana malah membenarkan ucapan tersebut.

"Setidaknya kau harus sedikit tersenyum saat menjawab pertanyaan." Gumam sutradara itu , ia menepuk pelan bahu Yi Fan sambil mengedipkan sebelah matanya.

Semuanya pun mulai kembali pada tempatnya masing – masing , dan lampu kembali di redupkan . Karena tidak mau mengulangi kesalahan yang sama , Yi Fan akhirnya mau tidak mau harus 'memperbaiki' ekspresinya sebelum ia mulai menjawab.

"Seperti yang kita tahu Geosan di setiap aksinya tidak pernah meninggalkan bukti selain tanda dan sebuah pesan pendek yang ia ukir di tubuh korban, hal ini yang membuat proses penyelidikan sulit di lakukan. Dan juga ada beberapa hal lain yang tidak bisa saya ungkapkan di sini. "

"Jadi bisa di simpulkan penyebabnya adalah kurangnya bukti? "

"Ya."

"Tapi sebelumnya anda mengatakan tentang tanda dan pesan yang di tinggalkan Geosan pada tubuh korbannya . Apakah anda tahu apa arti dari tanda dan pesan- pesan tersebut?"

"Tentu saja saya mengetahuinya tapi maaf , saya tidak bisa memberitahukan hal tersebut karena arti dari tanda dan pesan ini sepenuhnya untuk proses penyelidikan . Saya hanya bisa mengatakan kalau pesan- pesan yang Geosan tinggalkan di setiap tubuh korbanya tidak berhubungan satu sama lain." Ucap Yi Fan sambil tetap menjaga ekspresinya.

"Kami mengerti . Baik selanjutnya , Selain karena terobesesi dengan kuku – kuku cantik apa Geosan juga mempunyai motif lain untuk melakukan pembunuhan berantai ini?"

"Walaupun sampai sekarang motif selain terobsesi dengan kuku cantik belum di temukan , tapi kami yakin pasti ada motif lain di balik semua ini."

Suasana studio terasa tidak secanggung sebelumnya , dan ini membuat Yi Fan lebih nyaman. Ia mulai bisa tersenyum dengan tulus.

"Setelah beberapa tahun tidak lagi melakukan aksi pembunuhan , apakah kita bisa menyimpulan jika Geosan sudah berhenti?"

"Mungkin benar jika Geosan sudah tidak lagi melakukan aksi pembunuhan tapi kita tidak bisa lengah dan berfikir dia sudah berhenti . Kita semua harus tetap hati – hati karena bagaimanapun juga Geosan belum tertangkap."

"Apa masih ada kemungkinan jika Geosan bisa tertangkap?"

"Tentu saja, Geosan akan segera tertangkap."

"Benarkah? Saya harap Geosan benar-benar bisa tertangkap."

Walau rasanya ada yang aneh dari perkataan Wanita itu, Yi Fan memilih tersenyum kecil .

"Ya. Saya harap begitu juga."

"Menurut anda pribadi , berapa persen pihak kepolisian bisa menemukan dan menangkap Geosan?"

"100%."

"Wah, rupanya anda sangat percaya diri ya."

"Tentu saja, seorang polisi harus percaya diri terlebih dahulu baru bisa menangkap penjahat." Ucap Yi Fan dan Jessica membenarkan ucapan itu dengan sebuah anggukan kecil.

"Tuan Wu, mungkin ini pertama kalinya anda mendengar hal ini. Tapi baru-baru ini ada penelitian yang dilakukan Universitas Seoul yang menyatakan jika Geosan bukan hanya satu orang, bagaimana tanggapan anda tentang hal ini?"

"Semula kami juga berfikir begitu, tapi setelah melihat beberapa fakta. Sudah di pastikan jika Geosan hanyalah satu orang hanya saja mungkin ada beberapa pembunuh yang mengklaim dirinya sebagai Geosan. " Melihat Jessica yang mulai tidak focus saat mendengar jawabannya, Yi Fan memincingkan matanya.

"Hm, Seperti yang anda tahu . Banyak rumor di masyarakat tentang kasus Geosan ini, dan salah satu rumor paling popular adalah tentang kepolisian yang menyembunyikan fakta-fakta penting Geosan. Seperti ternyata Geosan selalu memperkosa korbannya sebelum membunuhnya dan lain-lain. Bisakan anda menjelaskan tentang hal ini?"

"Ah, Rumor ini hanya sekedar rumor. Hasil otopsi pun menyebutkan jika sama sekali tidak ada tindakan pemerkosaan yang dilakukan Geosan terhadap para korbannya."

"Benarkah?" Dan bahkan hati kecil Yi Fan pun bertanya hal yang sama dengan apa yang ditanyakan oleh Jessica. Benarkah? Apa benar-benar tidak ada tindak pemerkosaan? Tapi saat ini ia hanya bisa mengatakan hal yang telah di sepakati bersama, untuk kebenarannya itu adalah urusan nomor dua.

"Kasus Geosan telah menimbulkan kecemasan yang besar bagi masyarakat sampai saat ini, untuk menghindari kecemasan seperti itu. Bisakan anda memberikan beberapa tips agar kita terhindar dari Geosan?"

"Tentu , yang pertama adalah jangan berjalan sendirian di tempat sepi saat malam hari , jangan terlalu sering menujukan kuku kita kepada orang yang tidak kita kenal. Walau ini terdengar agak berlebihan, ini bisa menjadi cara yang efektif. Seperti yang kita tahu, Geosan adalah pembunuh yang terobsesi dengan kuku-kuku cantik , Jadi akan lebih baik jika kita menminimalisir ketertarikan orang-orang yang di curigai sebagai Geosan . Juga jangan terlalu mudah percaya pada orang yang baru dikenal , dan terakhir di harapkan menghindari tempat – tempat kejadian beberapa kasus sebelumnya. "

Saat mendengar jawaban yang satu ini, Jessica malah menatap ke dalam matanya untuk beberapa saat kemudian baru menulis.
Yi Fan ,walau dia bukan tipe orang yang suka memperhatikan orang lain tapi saat ini ia benar benar merasa ada yang janggal dengan Jessica, selain karena tingkahnya yang aneh juga karena tatapan mata wanita itu terasa tidak asing baginya.

.

Geosan

.

Suasana di sekitar rumah itu sangat mencengram , padahal sebelumnya Joonmyeon masih bisa merasakan sinar mentari yang membakar punggungnya . Tapi saat ini semuanya benar benar berbeda, darui aurasnya saja sudh jelas rumah tua itu bisa menghisap semua energy posistif yang ada disekitarnya. Termasuk dirinya dan Joonmyeon mengutuk hal itu.

Joonmyeon memejamkan matanya , ia tidak bisa berbohong dengan mengatakan kalau dia baik-baik saja. Jantungnya berdetak lebih cepat dari tarikan nafasnya , bahkan tanganya sudah sangat basah sangking takutnya . Dari apapun di dunia ini, Joonmyeon masih lebih takut dengan makluk astral yang konon memiliki berbagai bentuk itu . Dan Joonmyeo benar- benar tidak ingin bertemu dengan salah satu dari mereka di dalam sana.

"Kepala Kim? Anda baik – baik saja ?" Jongin yang baru saja keluar dari mobil berbisik sambil tersenyum kecil padanya , mereka sudah saling mengenal cukup lama bahkan sebelum mereka menjadi atasan dan bawahan. Jadi ada banyak waktu bagi Jongin untuk mengenalnya, sangking banyaknya waktu yang mereka habiskan bersama Jongin sampai bisa mengetahui apa kelemahannya.

"Sial kau." Joonmyeon menjawab pertanyaan itu dengan sebuah umpatan kecil, seringai tercetak jelas di bibir tebal Jongin . Tapi rupanya walaupun Joonmyeon sudah menunjukan sikap tergangunya Jongin masih belum puas menggoda Joonmyeon.

"Jangan sampai kau melakukanya lagi ya , aku tidak membawa celana cadangan." Dan saat itu Jongin langsung dihadiahi sikutan cinta dari Joonmyeon.

"Ku bilang jangan pernah bahas soal itu lagi, sialan kau." Desisnya pelan , Junmyeon diam – diam jadi teringat kejadian memalukan yang ia buat musim panas tahun lalu saat dipaksa masuk ke rumah hantu. Ya, sebenarnya itu bukan seratus persen kesalahannya, ia hanya tidak bisa menahan hasrat yang tiba-tiba melonjak saat melihat sesosok mahluk seram di hadapannya. Itu rasional kan? Setidaknya itu rasional bagi Joonmyeon.

Junmyeon berjalan kearah selatan, meninggalkan Jongin yang mengaduh kesakitan karena sikutan cinta Joonmyeon yang menurutnya berlebihan itu.

"Bagaimana apa sudah siap?" Joonmyeon yang berusaha mengfokuskan dirinya kembali pada tujuanya awalnya pun menepuk bahu bawahannya sambil bertanya tentang kesiapan mereka.

"Stiap Tuan. tapi_"

"Tapi?" Joonmyeon mnegerutkan keningnya heran saat ia mendengar bawahannya itu menghentikan ucapannya. Jadi, ia mengulang kata terakhir untuk memperjelas.

"Apa Tuan siap? Eh maksud Saya, Tuan Kim mengatakan jika Tuan phobia dengan tempat-tempat seprti ini." Mendengar itu, wajah Joonmyeon memerah. Amarah terasa mendidih di atas kepalanya.

"Kau percaya padanya? Berarti kau sama gila dengannya. Dan margaku juga Kim, jadi jangan panggil dia seperti itu. Panggil saja Jongin , dia kan hanya satu tingkat di atasmu. " Jawabnya , ia sengaja mengeraskan suaranya agar semua orang yang ada di sana bisa mendengar ucapannya, terutama Jongin.

"Eyyyyyy…" Jongin memprotes dari ujung sudut kiri saat mendengar Joonmyeon menyuruh bawahannya melakukan hal yang tidak-tidak.

"Sudahlah, cepat atur pasukan sesuai rencana. Kita mulai penyergapan." Ucap Joonmyeon setelah melihat seorang pria berambut kecoklatan turun dari mobilnya. Pria itu tersenyum bodoh kearah Joonmyeon, dan Joonmyeon hanya memutar kedua bola matanya.

.

Geosan

.

Joonmyeon melangkahkan kakinya memasuki rumah tua itu, bulu kuduknya berdiri dan tangannya pun mulai bergetar , ia menghela nafas kasar, bagaimanapun juga ia harus bisa memendam rasa takutnya dan menyelesaikan misi ini dengan cepat. Dengan begitu, ia tidak akan melakukan hal konyol dan kehilangan banyak hal lagi.

Lantai rumah itu terbuat dari kayu , jadi begitu Joonmyeon menginjaknya suara decitan yang cukup keras mengelegar di sekitar rumah. Ia mendenyitkan keningnya, Jongin mengingatkannya untuk berhati-hati dan Joonmyeon mengangukan kepalanya singkat.

"Ayo berpencar." Bisiknya, kumpulan orang-orang yang sedari tadi berada dibelakangnya pun mulai berpencar, memasuki satu persatu ruangan yang ada di dalam rumah itu. Seperti strategi yang sudah mereka siapkan sebelumnya.

Joonmyeon menatap ke sekitar, ia berjalan ke salah satu ruangan yang terlihat paling gelap di antara ruangan lainnya.

Di setiap langkah kakinya ia bisa merasakan degupan jantungnya yangs emakin lama semakin keras, begitu Joonmyeon memasuki ruangan itu, debu yang ada di sana seolah mencekiknya dan membuatnya hampi mati .

Setelah di buat frustasi dengan debu yang menyeruak masuk ke rongga hidungnya, akhirnya Joonmyeon bisa segera pulih dan menlanjutkan langkah kakinya. Kesan pertama yang ia dapatkan dari ruangan ini selain debunya adalah seram.

Di bandingkan ruangan yang lain, seperti yang sudah ia katakan sebelumnya ruangan ini adalah yang paling gelap, di sini tidak ada penerangan apapun , dan bahkan walaupun ini siang hari Joonmyeon tidak bisa melihat adanya cahaya yang masuk sekalipun jendela terbuka.

"Lemari ini?"

Joonmyeon menatap lemari itu selidik, beberapa hari yang lalu Joonmyeon melihat lemari dengan warna dan bentuk yang sama dengan lemari ini. Ia melihatnya di salah satu pameran peralatan rumah yang ia kunjungi bersama Yi Fan dan Jongin , ia bisa mengingatnya dengan begitu jelas karena sebenarya ia tertarik dan berniat membeli lemari ini. Tapi pertanyaan sebenarnya adalah untuk apa lemari itu berada di sini? Dan siapa yang membawanya kesini?

"Jongin-ah" Panggilnya , ia mendengar seseorang menjawab panggilanya dari ruangan yang lain kemudian suara langkah kaki seseorang terdengar mendekat .
"Ada apa?" Jongin menepuk bahunya pelan, tapi Joonmyeon tidak menatapnya . Ia masih terus menatap lurus kearah lemari.

"Apa kau merasa familiar dengan lemari ini?" Tanya Joonmyeon, Jongin menatap lemari yang ada di hadapanya sekilas kemudian mengerutkan keningnya.

"Ah, ini lemari di pameran itu. Benar kan?"

"Ya kau benar."

"Untuk apa lemari mahal ini berada di rumah tua seperti ini?"

"Aku juga tidak tahu, Tapi hm Jongin."

"Ya?"

"Bukankah lemari ini baru di keluarkan beberapa hari yang lalu?"

"Ya kau benar, saat kita melihat lemari ini di pameran . Itu adalah hari launching pertamanya."

Joonmyeon mengangukan kepalanya , ada beberapa hal yang mulai saling berhubungan saat ini dan ia sudah mulai bisa menyimpulkan sesuatu yang lain. Hanya saja untuk menyimpulkan hal itu ia harus mencari fakta-fakta lain tentang lemari ini.

"Lalu apa kelebihan lemari ini Jongin?" Jongin menatap Joonmyeon untuk beberapa saat, rupanya atasanya itu kini sedang mencurigai lemari yang ada di hadapan mereka. Well, walaupun sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama.

"Lemari ini anti peluru, kalau tidak salah lemari ini terbuat dari baja. Hanya saja jika dilihat dari luar ini seperti terbuat dari kayu dan Ah, lemari ini bisa untuk mengawetkan sesuatu."
Mendengar fakta terakhir, Joonmyeon terkesiap. Semuanya mulai terasa masuk akal sekarang , apa benar? Apa benar isi lemari ini seperti dugaanya? Apa benar? Joonmyeon terus bertanya –tanya dalam hati, ia menatap Jongin dengan pandangan yang sulit di artikan. Dan Jongin yang seolah mengerti apa maksud dari tatapan itu malah terbelakak kaget.

"Apa kau yakin Dia menyimpanya di sini?" Tanya Jongin, Joonmyeon mengangukan kepalanya ragu.

"Kalau begitu kita harus membukanya." Jongin bergerak maju, tapi Joonmyeon masih tetap di tempatnya. Ia merasakan sesuatu yang janggal. Semuanya terasa terlalu mudah.

"Jongin berhenti, bisa saja ini hanya jebakan." Gumam Joonmyeon, tapi Joingin mengabaikanya . Pria itu malah menarik pintu lemari yang terkunci.

"Tidak mungkin, ini tidak mungkin jebakan jika terkunci. Itu pasti benar-benar di simpan sini." Jongin menyangah ucapannya. Joonmyen tetap berusaha memperingatkan Jongin untuk tidak terburu-buru.

"Jongin, aku merasakan hal aneh di sini. Jadi berhentilah"

"Kenapa? Bukankah ini yang kita cari selama bertahun-tahun?" Jongin tidak mendengar perkataan Joonmyeon dan terus mencoba membobol lemari itu, Joonmyeon menatap Jongin khawatir . Perasaan janggal masih menyelubungi hatinya.

Joonmyeon mengalihkan pandanganya dari Jongin dan menatap lemari itu dari atas sampai bawah, di sudut kiri bawah samar-samar ia melihat ada kabel kecil yang terhubung dengan lemari. Seketika matanya membesar dan mulutnya terbuka, baru saja ia hendak mengatakan sesuatu. Suara debuman keras dari dalam lemari membuat ia dan Jongin terpental ke belakang .

Sudah ku bilang ini jebakan. Lemari itu Bom, Jongin.

Dan kemudian Joonmyeon kehilangan kesadarannya.

.

TBC

.

Chapter pertama rilis! Ini adalah fanfiction kedua saya dengan gendre mistery dan thiller setelah Many Time, saya berharap akan ada banyak orang yang berminat dengan fanfict ini. Fanfict ini butuh banyak pertimbangan dalam proses pembuatannya, saya harap juga para pembaca bisa ikut terbawa suasana yang saya ciptakan.
Fanfict ini adalah fanfict perdana saya setelah hiatus selama kurang lebih satu tahun, dengan waktu selama itu saya harap masih ada pembaca yang mau membaca karya saya. Tolong tinggalkan komentar kalian mengenai fanfict ini, saya menghargai semua komentar kalian. Saya harap juga tidak ada pihak-pihak yang mengpost fanfict ini di tempat lain tanpa seizin saya, terima kasih.

1:53 PM, 14 April 2015.

With Much Love,

Austy Kim