Saigo ni Yume wo Miyou
.
.
.
Saigo ni Yume wo Miyou
Disclimer : Om Tite Kubo
Author : Hanna Hoshiko
Pairing : Ichigo K. Rukia K.
Rated : T+
Genre : Angst/Hurt/Comfort/Romance/Family
.
.
.
Warning!
Cerita ini hanyalah fiksi dan semua yang ada di dalamnya adalah asli murni ide dari author. Kesamaan alur, watak tokoh atau apapun itu, dilakukan dengan ke-tidak sengajaan oleh author
Cerita ini akan update setiap hari Rabu, jika ada keterlambatan harap menunggu karena itu berarti author sedang sibuk di RL.
Karakter tokoh disesuaikan dengan tuntutan jalan cerita, dan diusahakan sehingga tidak sampai mem-bashing chara.
.
.
.
Don't Like Don't Read
.
.
.
Mempersembahkan
Ia terdiam di depan sebuah makam bergaya eropa klasik, para pelayat sudah pulang lebih dulu, hanya menyisakkan dirinya, di tangannya mengenggam sebuah buku kuno dari sang kakek. Dress hitam yang ia kenakan mulai basah karena cipratan air hujan, payung hitamnya jatuh begitu saja, rambut panjang itu sudah basah, ia mendekap erat buku kuno yang selalu ibunya bacakan untuknya dulu.
Tidak ada tangis yang keluar, "Sayonara ne, Kaa-san." Ketukan sepatu berheels-nya menggema ketika ia melangkah.
Buku yang ia bawa tadi memang sengaja ia tinggalkan, dari kejauhan ia melihat seorang pemuda berpakaian ala kerajaan, ia tengah bersimpuh di atas makam raja. Ia tersenyum miris, pemuda itu terlalu berlebihan, orang yang telah mati tidak mungkin dapat mendengar lagi, lagi pula mereka tidak akan mau melihat sanak keluarganya menangis di depannya.
"Anda baik-baik saja?" senyum lembut ia tunjukkan pada pemuda itu.
Pemuda itu hanya diam, tak menghiraukannya, dengan sengaja ia memayungi pemuda tersebut, membuat pemuda itu menoleh padanya. Pemuda itu sangat tampan, akan tetapi ia terlihat seperti sedang menangis, "Pergilah." Hanya kata pengusiran yang ia dapat.
Ia kembali tersenyum lembut, "Apakah anda Kurosaki-sama? Tidak baik seorang Pangeran datang ke sini sendirian, anda bisa sakit karena terguyur hujan, biarkan saya memayungi anda." Ia kembali tersenyum manis, membuat sang hazel menatapnya.
"Tubuhmu juga basah, pergilah." Ia kembali tersenyum menanggapi ucapan sang pangeran.
Tangan mungil itu memegang pundak sang pangeran Kurosaki, "Warga Soul Society tidak akan rela melihat Pangeran mereka sakit, mereka akan selalu berharap Pangeran mereka selalu bahagia, menggantikan sang Raja yang selalu tersenyum." Pangeran itu menoleh padanya, menatapnya penuh arti.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"
"Pemakaman Ibuku, kupikir dia sekarang melihat kita di sini." Pangeran Kurosaki berdiri dari duduknya.
Pangeran Kurosaki mengambil alih payung yang berada di tangannya, perbedaan tinggi mereka begitu jauh, "Maaf aku tidak maksud menyinggungnya, terima kasih telah mengingatkanku."
Ia menggeleng pelan, sembari tersenyum manis, "Mengingatkan anda sudah menjadi kewajiban saya, ada satu hal baik tentang kematian yang harus anda tahu, Kurosaki-sama. Dari sebuah kematian anda dapat mengetahui betapa besar cinta anda untuk seseorang, seberapa pentingnya seseorang itu di hidup anda, ketika anda mengetahuinya banyak beragam makna yang bisa di ambil darinya."
Pangeran menatapnya takjub, "Rukia!" panggil seseorang dari kejauhan.
Perempuan itu berbalik, tersenyum senang dan melambai, ia sudah berjanji pada dirinya, jika ia sudah meninggalkan makam ibunya. Ia akan kembali menjadi sosok dirinya yang dulu, ceria dan penuh tawa, kematian ibunya bukanlah akhir dari hidupnya, "Maaf, Kurosaki-sama. Saya harus undur diri, jaga diri anda baik-baik."
Gadis berambut hitam panjang itu berlari begitu saja, tanpa membawa payungnya, "Rukia, bisakah kita bertemu kembali?"
.
.
.
To be Continued
A/N :
Aku kembali membawa fic yang belum tahu akhirnya ini, hehehehe :D sudah lama rasanya aku tidak berkunjung ke fandom kampung halaman ini, ini masih chapter 1 tunggu chapter berikutnya ya guys :D
