HAPPINESS
Cast : Stefia kim ( OC ), Cho Kyuhyun ( Super Junior ), Kim Ryeowook ( Super Junior ), Kin Hyesung ( OC )
Rate : T
Genre : Frienship
Disclaimer : They belong to God, their parents, and themselves
Warning : Typo, tidak sesuai EYD, dan banyak kekurangan yang lain
Enjoy
Chapter 1
Ternyata apa yang ada di dunia ini semuanya relative, hasilnya akan baik menurut pribadi masing-masing. Kita tidak bisa memaksa orang lain menyukai apa yang kita suka, pun sebaliknya. Begitu pula dengan kebahagiaan seseorang, apa yang di lihat orang lain belum tentu berlaku pada pribadi yang menjalaninya.
Sama halnya dengan pemuda itu, siapa yang tidak mengenal anak bungsu keluarga Cho. Cho Kyuhyun memiliki semua hal yang diinginkan oleh hampir semua orang. Ketampanan yang tidak kalah dengan para Idol yang digandrungi para remaja, kejeniusan yang tidak perlu diragukan lagi – dia lulus dari Harvard University pada usianya 20 dengan predikat cumlaude-, dan tentunya kekayaan yang berlimpah. Dan sekarang dia telah menjadi GM di salah satu perusahaan yang bernaung di bawah Cho Corporotion.
Untuk mencapai posisi ini pun dia sama sekali tidak menggunakan kekuasaan sang ayah yang notebene adalah CEO Cho Corporotion. Dan seluruh pemegang saham pun telah melihat kemampuannya. Banyak orang yang berpikir bahwa hidup seorang Cho Kyuhun sangat sempurna, tapi apakah yang bersangkutan berpikir demikian? Entahlah, tidak ada yang tahu apa yang dirasakan seorang Cho Kyuhyun. Dengan wajah tanpa ekspresi yang selalu ditampilkannya hampir setiap hari, bahkan di rumah, tidak ada yang bisa menebak apa yang dipikirkan namja itu.
Seperti pagi-pagi sebelumnya, tidak ada satupun sapaan pegawai yang diindahkannya. Pun para pegawai telah mengetahui tabiat GM mereka, jadi tidak ada yang merasa dirugikan atas keacuhan sang pewaris Cho Corporotion. Tapi jika mereka mau menilik lebih jelas raut muka atasannya maka mereka tidak akan menemukan semangat yang selalu terpancar jelas dari mata dark brownnya, yang ada hanya tatapan kosong dan putus asa. Entah apalagi yang telah terjadi dengan namja jangkung itu.
Kita tinggalkan namja sempurna itu. Sekarang kita lihat sepasang anak adam yang tampak semangat melakukan pekerjaan yang tampak melelahkan jika kita melihat berapa banyak keringat yang telah mereka keluarkan padahal hari masih pagi. Mereka adalah Kim Ryeowook dan Stefia Kim. Saudara tanpa ada ikatan darah sama sekali bahkan wajah mereka sangat berbeda.
Sang namja tampak berwajah seperti kebanyakan orang Korea lainnya sementara si yeoja tampak seperti orang bule pada umumnya. Meskipun demikian banyak yang menyebut mereka adalah kembar non identik. Mereka berdua adalah anak-anak yang dibesarkan di panti asuhan Shapire. Mereka sama sekali tidak mengenal orang tua mereka. Baginya sang pengurus panti adalah eomma mereka.
Karena umur mereka yang bisa dibilang cukup dewasa, mereka tidak lagi tinggal di panti dan memutuskan untuk menyewa sebuah flat dan tinggal berdua. Sikap ceria keduanya membuat mereka cukup mudah diterima di manapun mereka barada. Dan hal itu juga yang membuat mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang mereka lakukan hari ini meski baru beberapa hari sampai di Seoul.
Sebelumnya mereka tinggal tidak jauh dari panti di Incheon, tapi karena keinginan yang tinggi untuk mengubah nasib –pemikiran Stefia- dan mencari pengobatan yang terbaik untuk saudara kembar non identiknya –pemikiran Ryeowook- mereka memutuskan untuk mengadu nasib di Seoul. Dan sepertinya nasib baik berpihak pada mereka.
Hal ini terbukti dengan mudahnya mereka menemukan sebuah flat dengan harga yang dapat dijangkau oleh mereka, meskipun flatnya cukup kecil tapi mereka mensyukurinya. Dan keesokannya ketika mencari pekerjaan, mereka bertemu dengan seorang lelaki muda pemilik cafe yang sedang membutuhkan tambahan pegawai. Dan berakhirlah mereka disini, di Bluerose cafe.
Meski hanya menjadi pelayan cafe mereka benar-benar bahagia. Karena pada saat itu merupakan hari pembukaan Bluerose mereka dan beberapa pegawai lainnya benar-benar harus berusaha keras agar Bluerose menjadi cafe yang nyaman. Jika melihat kehidupan yang dijalani oleh duo Kim itu mungkin banyak orang yang akan berkata jika hidup mereka kurang beruntung, tapi tidak bagi mereka.
Seorang namja muda terbaring lemah di satu-satunya ranjang yang berada di ruangan berbau obat itu. Meski terlihat lemah tapi tidak ada satu infuspun yang menancap di tangan pucatnya. Hal ini menunjukkan bahwa namja itu baik-baik saja. Jika dia dalam keadaan yang baik, kenapa dia ada di ruangan ini ? Apa dia ingin menghabiskan uangnya hanya untuk menginap di tempat orang sakit? Kenapa tidak memilih untuk tinggal di hotel berbintang lima yang jelas-jelas memiliki fasilitas yang lebih baik dari tempat ini? Aaa, coba kalian lihat tangan kiri namja pucat itu. Ada perban yang membalut tangan itu, mungkinkah dia mencoba untuk mengakhiri hidupnya? Who knows?
*Kyuhyun Pov *
Gelap. Hanya kegelapan yang menyelimutiku saat ini. Apakah kali ini aku berhasil pergi dari dunia yang menyebalkan ini? Aku harap ya. Tapi tunggu, kenapa ini? Kenapa aku merasa ditarik untuk pergi dari tempatku berada saat ini. Aku tidak mau kembali, tolong jangan kembalikan aku ke tempat asalku. Aaaarggghhh... kenapa? Kenapa tidak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulutku. Kaki dan tanganku pun seolah tolong aku. Tuhan tolong aku...
" Tuan muda...tuan muda " samar-samar aku mendengar suara Song ahjuma. Ahjuma tolong aku, aku mohon. Entah apa yang sedang terjadi aku sama sekali tidak tahu, aku hanya takut. Bahkan seumur hidup aku tidak pernah merasa setakut ini. Padahal sekitarku hanya gelap. Tapi aku rasa kegelapan kali ini benar-benar menakutkan. Entah berapa lama lagi aku akan terjebak dalam keadaan seperti ini. Tiba-tiba aku dapat merasakan seluruh indraku lagi. Pelan-pelan kucoba untuk membuka mata, dan hal pertama yang kulihat adalah wajah cemas Song ahjuma.
Syukurlah, syukurlah kau sadar tuan muda" ucapnya seraya menghapus airmata yang keluar. Sepertinya dia menangis cukup lama jika dilihat dari betapa sembabnya matanya saat ini.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku ada disini ? Kenapa kau menangis?" tanyaku.
" Sepertinya kau mimpi buruk tadi, apa yang kau mimpikan eoh? " jawab namja berpakain ala dokter pada umumnya yang tidak kusadari kehadirannya tadi.
" Aku tidak bertanya padamu dokter sialan"jawabku acuh. Hei jangan melihatku seperti itu, dokter itu adalah supupuku sendiri jadi jangan heran jika aku bersikap tidak sopan seperti tadi.
" Song ahjuma sangat khawatir denganmu tadi. Karena tiba-tiba saja kau berteriak seperti orang gila hehehehe" jawab Jaejoong hyung terkekeh. Sial... kenapa harus dia yang menjadi dokterku kali ini. Tapi tunggu, berteriak? Bukankah tadi aku kehilangan suaraku? Bagaimana aku bisa berteriak?
Aaaarrrrgghh...kuacak rambutku frustasi. Sssshhh...tiba-tiba aku merasakan rasa nyeri pada tangan kiriku. Kulihat pergelangan tanganku yang sekarang telah terbalut rapi oleh perban. Aku sempat lupa jika tadi aku mencoba untuk mengakhiri hidupku lagi.
" Itu juga yang membuat Song ahjuma khawatir. Tidak bisakah kau berhenti mencoba untuk mengakhiri hidupmu? Sampai kapan kau akan membuat orang-orang disekitarmu cemas eoh?" perkataan Jaejoong hyung membuatku memberikan deathglare gratis padanya, tapi aku rasa dia tidak takut sama sekali. Kulihat wajah lelah Song ahjuma, meski begitu dia tetap tersenyum melihatku. Kubalas senyum lemah itu.
" Wow, aku terkejut karena ternyata seoarang Cho Kyuhyun bisa tersenyum selembut itu kkkkk" ledek Jae hyung
" Diamlah hyung, kau membuatku semakin kesal"umpatku. Memang benar apa yang dikatakan oleh Jaejoong hyung, entah kapan terakhir kali aku tersenyum seperti itu. Hanya kepada Song ahjuma lah aku bisa tersenyum seperti ini, karena dialah satu-satunya orang yang selalu peduli padaku dan menyayangiku dengan tulus. Meski dia selalu berkata jika orangtua dan kakakku juga menyayangiku pun dengan teman-temanku. Cih, bahkan aku yakin sekarang appa,eomma, dan noona tidak tahu jika aku masuk rumah sakit lagi, apalagi orang-orang yang mengaku sebagai temanku.
*Kyuhyun pov end*
TBC
