Itaewon Share House, atau yang biasa disingkat menjadi ISH, merupakan sebuah rumah yang dimiliki oleh seseorang bernama Jung Minjae, pria paruh baya yang kini tinggal sendirian setelah kematian istri dan kedua anaknya dalam sebuah kecelakaan mobil yang terjadi tiga tahun silam. Rumah yang ia miliki terlalu besar untuk ia tinggali sendiri, dan karena itulah ia memutuskan untuk menyewakan kamar-kamar yang berada di lantai dua rumahnya untuk beberapa mahasiswa yang membutuhkan tempat tinggal. Ia sendiri menempati sebagian besar dari lantai satu di rumahnya, dengan sekat tipis sebagai pembatas antara tempat yang ia gunakan untuk tinggal dengan tangga yang akan membawa para mahasiswa menuju lantai dua yang sudah didesain seperti lantai satu, lengkap dengan dapur, kamar mandi, ruang keluarga, dan berbagai macam kebutuhan hidup lainnya, sehingga para mahasiswa tak perlu repot-repot turun ke bawah setiap kali mereka ingin memasak, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan dapur. Minjae juga tak terlalu sering ikut campur dalam urusan para mahasiswa yang menyewa kamar di rumahnya itu, selama mereka tidak mengganggu ketenangannya.
Minjae menyewakan tiga kamar, dengan kapasitas dua orang setiap kamarnya. Saat ini, sudah ada empat orang yang menyewa kamar di rumah Minjae tersebut, dua orang berbagi kamar di kamar pertama, dan satu orang di masing-masing kamar yang tersisa. Namun sebentar lagi akan tiba satu orang baru, mahasiswa yang membutuhkan tempat tinggal di Seoul karena ia tak memiliki satu pun sanak saudara atau orang yang ia kenal di negara gingseng tersebut. Dan pilihannya jatuh pada ISH. Jadi penghuni rumah tersebut akan menjadi lima orang.
Ji Hansol, mahasiswa tingkat empat di Sungkyunkwan University, jurusan Jurnalistik dan Komunikasi Massa. Ia berasal dari Busan, dan karena tidak memiliki satu pun sanak saudara di Seoul yang dapat menyediakannya tempat tinggal selama ia menempuh pendidikan di ibukota negara kelahirannya itu, ia memilih untuk menyewa sebuah kamar di ISH. Memiliki tiga pekerjaan sambilan yang dilakukannya demi bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, serta membantu sang ayah untuk membiayai pengobatan adiknya. Merupakan sosok tertua dan yang paling jarang berada di ISH sangking sibuknya dengan kuliah dan pekerjaan sambilannya. Pikirannya terlalu dipenuhi dengan masalah keuangannya dan juga kuliahnya, sehingga sama sekali tak terlintas di otaknya untuk mencari seorang kekasih.
Lee Taeyong, mahasiswa tingkat tiga di Seoul National University, jurusan Hukum. Sebenarnya lahir dan besar di Seoul, namun memiliki hubungan yang kurang baik dengan kedua orangtuanya, sehingga ia memilih untuk langsung tinggal di tempat yang berbeda dengan orangtuanya itu begitu ia lulus sekolah menengah dan memasuki universitas impiannya—atau lebih tepatnya, impian kedua orangtuanya. Selalu terlihat dengan kacamata yang bertengger di hidungnya dan buku atau laptop yang berada di depannya, entah belajar atau mengerjakan tugas. Menjadi pelanggan tetap perpustakaan, baik perpustakaan di universitasnya atau perpustakaan di dekat ISH. Memiliki seorang sahabat sejak sekolah dasar yang bernama Kim Doyoung, seorang tamu tetap di ISH. Tidak pernah berpacaran sebelumnya, jadi jangan pernah mendatangi Taeyong kalau sedang memiliki masalah percintaan, karena ia hanya akan diam, tidak tahu harus bicara apa karena ia tidak pernah mengalaminya.
Nakamoto Yuta, mahasiswa tingkat tiga di Hongik University, jurusan Arsitektur. Lahir di Jepang, namun tinggal di Korea Selatan sejak ia berumur 10 tahun karena ayahnya yang dipindah-tugaskan. Orangtuanya sesungguhnya sudah kembali ke Jepang saat dirinya berumur 19 tahun, tapi Yuta sudah terlanjur merasa nyaman di Seoul, dan sebagian besar temannya juga berada di Korea Selatan dan bukannya Jepang, sehingga ia memutuskan untuk tetap tinggal di Seoul sendirian, dengan menyewa sebuah kamar di ISH. Dijuluki si pemalas oleh penghuni ISH yang lain, semua karena aktivitasnya di rumah kalau tidak tidur, makan, menonton tv, atau tidur-tiduran di ruang keluarga. Sering berada di luar rumah, dan tempat yang ia paling sering ia kunjungi adalah studio para mahasiswa arsitektur angkatannya yang berada di gedung universitasnya, untuk apa lagi kalau bukan untuk mengerjakan tugas? Paling anti kalau sudah membahas tentang masalah percintaan, karena ia tengah mencintai seseorang yang tidak pernah menyadari perasaannya selama dua tahun.
Chittaphon Leechaiyapornkul atau Ten, mahasiswa tingkat dua di Hongik University, jurusan Desain Komunikasi Visual. Lahir di Thailand, namun sering berpindah-pindah tempat tinggal karena status ayahnya sebagai seorang duta besar. Ia pindah ke Korea Selatan ketika ia sedang berada di tingkat dua sekolah menengah atas, dan karena ia sudah terlanjur mendaftarkan diri sebagai seorang mahasiswa di universitas yang berada di Korea Selatan, ia memutuskan untuk tetap tinggal sampai ia lulus, meskipun ayahnya sudah meninggalkan Korea Selatan karena ia ditugaskan ke negara lain lagi. Sifatnya ceria dan mudah bergaul, sehingga ia memiliki banyak teman dan sering diundang ke pesta-pesta yang diadakan oleh mahasiswa-mahasiswa di universitasnya, dan ia hampir selalu menerima undangan-undangan tersebut. Karena itulah ia merupakan penghuni yang sering pulang pagi selain Hansol. Kalau Hansol pulang pagi karena kerja sambilannya yang baru selesai pada dini hari, Ten pulang pada pagi hari karena pesta memang baru selesai pagi. Memiliki rahasia yang tidak pernah ia ungkapkan pada para penghuni ISH.
Dong Sicheng, mahasiswa tingkat satu di Sungkyunkwan University, jurusan Tari. Ia merupakan penghuni terbaru dari ISH, dan juga seseorang yang berasal dari China. Bahasa Koreanya sudah cukup bagus karena ia sudah mempelajari bahasa tersebut setahun sebelum ia resmi berangkat ke Korea Selatan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Satu-satunya alasannya untuk menempuh pendidikan di negara asing adalah karena ia mendapat beasiswa di Sungkyunkwan University, semua karena prestasinya sebagai seorang penari tarian tradisional China. Merupakan penghuni termuda dan penghuni yang paling sering berada di rumah. Karena belum mengenal Seoul dengan begitu baik, Sicheng hanya akan keluar rumah ketika ia perlu pergi ke universitasnya, seperti ketika ia ada kelas atau ketika ia mendapatkan tugas dan memerlukan studio tari yang berada di gedung universitasnya. Memiliki seorang kekasih yang juga mendapatkan sebuah beasiswa di universitas yang sama di Korea Selatan, namun dengan jurusan yang berbeda.
Youth
Various NCT Pairings
Romance, Drama, Slice of Life
M for Mature Content
NCT © SM Entertainment
Maaf bawa fanfic baru lagi :') Fanfic kali ini terinspirasi dari drama yang lagi tayang di jTBC, Age of Youth. Cerita ngga akan diambil semuanya dari drama itu, tapi ada beberapa adegan yang mungkin akan mirip dengan adegan di drama, tapi ngga semuanya. Ini juga baru teasernya, karena jujur aja baru nyoba-nyoba bikin fanfic yang berfokus di lima karakter gini, bukan cuma satu (apalagi + orang-orang disekitar mereka hadu), jadi belum tau juga fanfic ini akan dilanjut atau ngga, semua tergantung dengan respon yang saya dapet dari para readers sekalian, hehe.
Oh ya, rated M di fanfic ini bukan berarti fix akan ada adegan smut atau eksplisit ya, karena jujur aja saya payah banget dalam hal gituan. Paling rated Mnya tuh hanya karena ada bahasan-bahasan agak dewasa, dll. Atau nyerempet-nyerempet ke smutlah, heuheu. Ditunggu responsnya untuk fanfic ini ya, harus saya lanjut atau ngga? Makasih banyaak.
Thankyou for reading!
