Namanya adalah Kise Ryouta. Seorang berambut pirang dengan mata madu dan bulu mata lentik. Terlihat cantik dan mirip wanita bila dilihat sekilat, tapi sungguh, dia laki! Dan untuk membuktikannya, ia tinggal sendiri!

Sebagai seorang model remaja, Kise Ryouta sudah bisa membiayai kebutuhannya sendiri. Bahkan ia sudah tak lagi tinggal dengan orang tua dan kedua kakak perempuannya karena mampu membayar apartemen sendiri.

Kise tidak kesepian, sebenarnya. Jika ia ingin bicara atau curhat pada seseorang, ia tinggal menelepon orang tersebut dengan kecepatan kilat, meskipun kebanyakan dari mereka langsung menutup telepon dari Kise bahkan sebelum si pirang membuka mulut. Namun sekali lagi, Kise Ryouta tidak kesepian.

Sebagai seorang pemain basket sekaligus model, namanya melambung tinggi bagaikan roket dalam sekejap. Dikenal orang-orang sebagai bagian dari Kiseki no Sedai, lima pemain basket jenius dari tim basket SMP Teikou, membuatnya lebih terkenal lagi.

Hidupnya bisa dikatakan tenteram dan damai. Pekerjaan ada, rumah ada, uang ada, meskipun isi otak sama sekali tidak ada. Oh, maaf, yang terakhir itu tidak usah dibahas. Kita tidak sedang menceritakan tentang nilai ujian.

Dalam ketenangan, Kise memasang dasi kebanggaan SMP Teikou miliknya. Sekarang ia sudah siap berangkat ke sekolah, meskipun ini masih pagi buta. Tentu saja Kise harus pergi pagi-pagi sekali agar terhindar dari kejaran fans, bisa-bisa ia terlambat kalau tidak begitu.

Setelah merasa ganteng, si model Kise Ryouta tiba di balik pintu apartemennya. Diulurkannya sebelah tangan untuk membuka pintu bercat putih tersebut. Riang gembira, Kise tertawa pada dunia. Ia ingin mengucapkan rasa syukur tiada tara karena—

"Kaa..."

—telah diberi... bayi?


.

.


Baby's Crisis:

Disclaimer:

Kuroko no Basuke (C) Fujimaki Tadatoshi

Warning:

Baby!Tetsuya, nyempil shonen-ai dikit, AR, agak OOC, awas typo, ada beberapa sensor, Teikou era


.

.

.


Sang model kita tercinta menganga dengan eksklusif tatkala melihat sebuah keranjang yang dengan cantik diletakkan di depan rumahnya. Kalau isinya makanan sih, akan Kise pergunakan baik-baik, bahkan kalau bisa ia sedekahkan pada salah satu temannya yang tinggi besar penggila makanan.

Tapi sayangnya Kawan, isi keranjang besar ini bukanlah makanan.

Melainkan... bayi!

Bayi dengan mata biru muda dan rambut berwarna senada. Raut wajahnya tak menunjukkan ekspresi apa-apa, ditambah matanya yang biru bulat, menandakan si bayi memiliki kecenderungan menjadi anak yang pendiam namun kejam. Dari ukuran tubuhnya, Kise memastikan kalau bayi ini baru berusia tujuh sampai sembilan bulan.

Memastikan tidak ada yang melihat, Kise membawa masuk keranjang berisi bayi berambut biru muda yang mungil dan berwajah datar tersebut. Bayi itu terlihat sangat menggemaskan, kalau saja pagi ini ia tidak ditakdirkan untuk bertandang di depan rumah Kise.

Kebingungan, pemain basket Teikou paling berisik itu meletakkan keranjang berisi bayi yang ditemukannya di atas meja. Kalau bayi biasa, pasti akan menangis karena pergerakan yang tiba-tiba, namun bayi temuan Kise ini terlihat datar-datar saja.

Si pirang itu berusaha mengambil napas, ia perhatikan isi keranjang itu lekat-lekat. Ada bayi, dengan bantal dan selimut seadanya, juga beberapa helai kain untuk jadi kasurnya, di sisi tubuh si bayi ada sejumlah pakaian. Ah, dan ada secarik kertas dalam genggaman si bayi, setelah Kise menyibak selimutnya.

'Tolong rawat Tetsuya.'

Begitulah bunyi kertas cantik berwarna putih dengan tulisan biru itu. Hanya satu kalimat, dengan pemanis titik di akhir. Canggih sekali, bukan?

Mengerjap, sekarang Kise tahu bahwa anak ini bernama Tetsuya. Tetsuya apa, Kise tak mau tahu, dan ia juga belum ingin menggantinya dengan Kise Tetsuya. Plis, dia masih SMP, dan ia masih ingin menikmati masa-masa sekolah menengah pertama dengan riang gembira tanpa terganggu siapa-siapa.

Nyatanya, hidup itu benar-benar tidak terduga. Buktinya, bayi anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang secara sengaja diletakkan di depan rumah Kise Ryouta di pagi buta.

Kise panik, ini orang tua si bayi mau mengerjainya atau apa, sih? Kenapa harus di depan rumahnya coba? Kenapa bukan di rumah salah satu kakaknya atau di depan rumah teman-temannya sekalian? Kenapa harus dia? Bukannya pintu apartemen lain juga masih banyak?

Oh, terima kasih bapak dan ibu yang menyemitkan bayi kalian dengan cantik di depan rumah Kise, sekarang Kise tak kesepian lagi. Tahu saja kalian kalau Kise tinggal sendirian. Beri tepuk tangan.

"Namamu Tetsuya, kan?" tanya Kise intens pada bayi itu. Ia tidak segera menemukan jawab lantaran daripada membalas perkataan Kise, si bayi lebih memilih berkedip satu kali.

Model pirang itu frustasi setengah mati. Kalau seperti ini, bagaimana ia bisa sekolah? Kalau terlambat ia bisa digunting sama kapten tim basketnya di sekolah. Tentu saja ia tidak bisa meninggalkan bayi di rumah sendirian. Kalau dia tiba-tiba merangkak dan menghancurkan barang-barang karena penasaran bagaimana?

Masa... masa' sih ia harus bawa bayi? Apa kata pihak sekolah nanti? Dikiranya dia menghamili anak orang dan setelah anaknya lahir tanggung jawab sepenuhnya diserahkan pada Kise. Selain itu, apa kata manajernya? Apa kata fansnya? Bagaimana dengan karirnyaaaa?

Menghela napas kuat-kuat, Kise Ryouta berusaha setabah mungkin menghadapi cobaan. Oh, Tuhan seganteng itukah diri ini sampai-sampai tega memberikan cobaan seberat ini? Kise membatin nista, sekalian narsis, tidak lupa.

Melihat calon ayah angkatnya yang kebingungan, bayi temuan itu—oh plis, panggil saja dia Tetsuya— melambai-lambai minta makanan. Sayangnya, sang pirang yang jago basket dan jago berpose di depan lensa ini ternyata tidak begitu jago menghadapi anak-anak, terutama bayi. Alhasil, lambaian tangan tadi ia kira Tetsuya mau main dengannya.

Digendongnya bayi itu keluar dari keranjang. Sangat canggung dan kebingungan, mengingat Kise sama sekali tak pernah menggendong bayi dan sedikit kikuk lantaran tubuh si bayi yang lumayan mungil namun sepertinya penuh semangat.

Lihat saja pergerakannya di tangan Kise. Benar-benar lincah dan melompat-lompat. Kise menyimpulkan Tetsuya sebagai anak yang bersemangat, padahal sebenarnya bayi itu protes karena sang ayah angkat salah mengartikan lambaian tangannya.

Kewalahan, Kise berusaha sekuat hamka dan karsa untuk sekedar menenangkan Tetsuya. "Ada apa, Tetsuyacchi? Popokmu basah?" tanya Kise sembari menyematkan panggilan cchi-nya yang khas dan manis kepada bayi mungil temuannya.

Tak mempan, Tetsuya masih melompat-lompat. Meski tidak tahan, nyatanya si pirang tetap menggendong bayinya. Tidak peduli walau sekarang bayi imut itu sedang memukul-mukul pundaknya.

Baru saja Kise hendak berdiri untuk menenangkan si bayi, ponselnya berbunyi. Ia lepaskan Tetsuya di lantai dan membiarkan bayi itu duduk di pangkuannnya, sementara ia sendiri mencari ponselnya itu di dalam tas.

Glek. Kise menelan ludah, tatkala melihat nama horor yang tertera amat manis di ponselnya. Ia melirik jam dinding, memang sudah sedikit terlambat untuk datang ke sekolah. Tapi daripada sekolah, sebenarnya model kita ini lebih takut kepada...

"Ha-halo, Akashicchi..."

... Akashi Seijuurou.


End of chapter 1


A/N:

Baiklah, ini multichap pertama saya di fandom Kuroko no Basuke. Ini fic sebenarnya mau saya buat oneshot, tapi ternyata kepanjangan, jadi saya potong beberapa bagian. Kira-kira hukuman pedih macam apakah yang akan Akashi berikan pada Kise? #plak

Mind to review?