Summary : Aku memandangnya, dia mati tepat didepanku, tersenyum tepat di depanku, dan aku malah menangis tepat di depannya. Inikah kehidupan?
Fairy Tail bukan punya author, tetapi punya Hiro Mashima
A/N : Ini pertama kalinya aku bikin cerita genre poetry. Semoga puisiku bagus deh. RnR Please :)
Kematian Seorang Lucy
Setiap menit yang berlalu
Setiap detik yang berlalu
Terasa terbuang begitu saja
Seiring berjalannya waktu
Jantungnya melemah
Nafasnya perlahan-lahan terhenti
Matanya seakan mau menutup
Ia seakan-akan berisyarat ingin segera meninggalkan dunia ini
Apalah daya
Malaikat maut hendak menjemputnya
Mencabut nyawanya dan mengajaknya pergi ke alam baka
Kupegang tangannya yang dingin
Kudekatkan wajahku padanya
Aku masih bisa merasakan setiap hembusan nafasnya
Yang keluar dari rongga hidungnya
Terkadang aku bertanya-tanya
Mereka berkata manusia adalah makhluk yang berdaya
Manusia selalu berjuang untuk hidup
Tetapi mengapa semua manusia tak berdaya menghadapi ajal?
Rasanya perjuangan mereka tak dihargai oleh Maha Esa
Apa tak ada secercah harapan agar ia bisa kembali hidup?
Apa sebegitu mudahnya Tuhan merenggut nyawa seseorang?
Mengapa Tuhan begitu tega?
Mengambil nyawa setiap makhluk hidup yang ia ciptakan dengan tangannya sendiri
Detik-detik menjelang kematiannya
Ia tersenyum manis padaku
Sedangkan air mata malah mengalir dari pelupuk mataku
Disaat-saat terakhir hidupnya ia berkata
Tuhan begitu baik padaku
Yang Maha Esa masih membiarkanku hidup hingga detik ini
Masih membiarkanku melihat wajahmu
Senyummu, bahkan tangismu
Jika manusia berputus asa
Tuhan akan memberikannya asa baru
Jika manusia kehilangan arah hidup
Tuhan akan menuntun kearah yang semestinya
Hidup tidaklah kekal
Tetapi kebahagiaan itu kekal
Raga memang mati
Tetapi kenangan itu akan terpatri didalam hati kecilmu
Kematian bukanlah hal yang harus kau tangisi
Seharusnya kau senang
Karena Tuhan akan menuntunmu menuju kekekalan abadi
Manusia hanyalah makhluk yang lemah
Manusia hanyalah debu dialas kaki Tuhan
Tuhan adalah sang penguasa alam semesta
Ialah yang menentukan segalanya
Jalan hidupmu, kematianmu, umurmu, juga takdirmu
Apapun kehendak Tuhan
Jalanilah tanpa ada beban hati
Tuhan pasti tau dan mengerti
Karena Ia lah yang mencipatakan kita, manusia
A/N : Maaf ya kalau puisinya jelek banget, aku ga pandai buat bikin puisi. Lagian aku mau nanya, feelnya dpt tak? Tak dpt yo gomen minna
