Ohayou Minna-san Gomenasai aku belum sempet update Fic Only You Can Do It tapi malah bikin Multichap baru lagi :D. Abis lagi gak dapet inspirasinya banget baru setengah tuh Fic. Oke deh simak aja dulu Fic GAJE yang satu ini
kita ke T K P

Ku Terima Kau Apa Adanya

Disclaimer : Abangku Masashi Kishimoto

Warning : AU, OOC, TYPO berserakan, GAJE, Pendeskripsian gak jelas, alur ngebut dan banyak lagi yang lainnya.

Summary : Aku tidak perduli dengan apapun rupamu tapi yang harus kau tahu adalah aku mencintaimu apa adanya.


Happy Read Minna
Chapter 1
RnR yo ?
.

.

.

"Hinata-chan..." panggil seseorang berambut coklat dan memeliki taring menyusul gadis bersurai indigo yang tengah berjalan di lorong "...malam ini kau ada acara tidak?"

"Um.. Kurasa tidak. Memang ada apa Kiba?" tanya Hinata tanpa berhenti berjalan.

"Nanti malam kita nonton yuk?" ajak Kiba.

"Umm.. Baiklah," Hinata memberikan senyumnya.

Setelah mendengar penuturan Hinata, Kiba berlari kebelakang, menari-nari gak jelas dan berteriak-teriak.

Di Kantin

Seorang pria berambut blonde sedang asyik memakan ramennya dan disampingnya teman pria tersebut yang memiliki rambut panjang dikuncir keatas sedang asyik bergelut dengan mimpinya. Tiba-tiba...

"Naruto.. Shikamaru.." datang Kiba dengan berteriak-teriak.

Naruto mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari asal suara yang memanggilnya. Terlihatlah Kiba sedang berlari kearahnya dengan mimik wajah yang sangat sangat sangaat gembira.

Shikamaru mengangkat kepalanya merasa tidurnya terganggu lalu menatap Kiba "Cih, bocah merepotkan."

"Coba tebak apa yang membuatku bahagia hari ini?" tanya Kiba dengan mimik wajah yang berbinar-binar.

"Kau habis tidur puas tanpa diganggu bocah merepotkan?" timpal Shikamaru tanpa mengangkat wajahnya.

"Tidak"

"Apa kau mendapatkan ramen gratis?" kini Naruto menimpali.

"Tidak"

"Oh atau mungkin kau mendapatkan voucher belanja? Atau makan gratis di kedai Ichiraku? atau-" ucapan Naruto terpotong oleh Kiba yang sudah muak oleh perkiraan mereka berdua.

"Tidak tidak bukan itu. Kenapa sih kalian tidak bisa berpikiran selain makan dan tidur" ujar Kiba mendengus kesal.

"Lalu apa?. Apa itu lebih enak dari ramen?" tanya Naruto heran. Sedangkan Shikamaru? Ya, tentu saja dia sudah terlelap kembali.

"Cih, bukan. Aku akan nonton sama Hinata nanti malam" ucap Kiba yang terlihat sudah tidak bersemangat lagi untuk memberitahu pada Naruto (Shikamarunya lagi tidur jadinya gak dianggap).

Naruto hanya ber-oh-ria mendengar penuturan Kiba yang bagi Kiba itu hal yang membuatnya sangat bahagia hari ini. Lalu Naruto meneruskan makan ramennya yang sempat tertunda tanpa memperdulikan yang seolah menunggunya untuk kaget karena mendengar Kiba akan nonton sama Hinata.

"Kau tidak kaget? Atau bilang waw gitu" ucap Kiba dengan gaya alaynya(?).

"eh? Memangnya harus ya?" jawab Naruto linglung.

"Huh, kau ini. Kau tahu? Hinata itu bintang di sekolah ini dan sungguh beruntung orang yang bisa mengajaknya jalan,"

Naruto hanya ngangguk-ngangguk pertanda ia mendengarkan lelaki pecinta anjing itu. Kalau bicara soal Hinata, memang gadis itu adalah primadona di KSHS (Konoha Senior High School) hampir semua lelaki menyukainya minus Naruto dan Shikamaru. Sudah cantik, anggun, baik, rendah hati, dan kaya pula. Tapi kalau soal kepribadian dia orang sulit mengucapkan tidak. Jadi, setiap orang yang mengajaknya kencan tidak pernah ditolaknya bila ada waktu kosong asalkan lelaki itu harus lebih dulu dari orang lain untuk mengajaknya kencan.

Tiba-tiba datang seorang lelaki berambut raven bersama dengan gengnya duduk di meja kantin tidak jauh dari tempat Naruto dan Kiba duduk saat ini.

"Lihat Naruto bahkan dari geng merekapun tidak ada yang tidak menyukai Hinata" kiba menunjuk pada orang-orang yang baru datang barusan. Mereka adalah geng yang cukup terkenal di kalangan gadis-gadis. Ya, bagaimana tidak terkenal kalau anggotanya adalah orang-orang yang terbilang cukup keren dan cool. Nama geng tersebut adalah Evo yang beranggotakan Sai, Gaara, Sasuke, dan Shino ketua dari geng tersebut adalah Sasuke si pantat ayam -ups.

"Benarkah?" tanya Naruto yang mulai tertarik dengan topic pembicaraan.

"Ya, aku pernah melihat mereka kencan dengan Hinata."

"Tapi kenapa tidak satupun dari mereka yang jadian dengan Hinata?" tanya Naruto yang hendak menyuapkan ramennya.

"Entahlah, mungkin Hinata menyukaiku hahaha"

Mendengar pernyataan dari Kiba membuat Naruto tersedak ramennya. Bagaimana tidak, satu geng yang berisi orang-orang kece saja tidak ada yang bisa mendapatkan Hinata, apalagi Kiba.
.

Kuterima Kau Apa Adanya~Miyan

.

Hinata POV
Kini kuberjalan pulang menyusuri gang dengan tertunduk lesu. Pedih sekali kalau mengingat cacian-cacian kakak kelasku kepadaku

Flashback ON
"Dasar cewek murahan, sok cantik!" ujar wanita berambut pirang itu pada Hinata sambil mengacungkan telunjuknya.

"M-maksud k-kalian apa?" tanya Hinata yang bingung dengan pernyataan mereka.

"Alah belagak polos lagi!" ujar wanita yang berambut hitam mengambil alih "semua cowok di sekolah ini kau ajak kencan maksudmu apa? Sampai kakak kelas kau kencani dasar cewek murahan, p***k, rendahan, gak punya harga diri" ucap gadis yang sekarang semakin memojokkan Hinata ke dalam gudang.

Tes!

Kini cairan bening menetes dari mata Hinata akibat hinaan kakak kelasnya. Hinata berkencan dengan siapa saja bukan karena dia murahan tapi karena memang dia gadis yang tidak bisa menolak ajakan kencan dikarenakan dia tidak mau menyakiti hati orang lain. Tapi sekarang apa justru dia yang tersakiti.

"Hey lihat kawan-kawan, dia menangis haha" ucap gadis berambut pirang.

"Bagaimana kalau kita kunci saja dia sekarang!" gadis berambut hitam menambahi.

"Iya, ayo!" sahutnya bersamaan.

"J-jangan k-ku-mohon" Hinata memelas dan memeluk salah satu lutut dari gadis tersebut tapi Hinata ditendang hingga terjengkang semakin kedalam gudang. Lalu mereka keluar dan mengunci gudang tersebut dari luar. Terdengar gelak tawa mengejek setelah gudang sekolah terkunci dan terdengar rengekan Hinata yang memohon untuk dikeluarkan.

Flashback OFF

Tes!

Air mataku tak mampu ku tahan lagi bila mengingat kejadian tadi siang sungguh menyakitkan. Beruntung sekali penjaga sekolah melewati gudang pada sore hari. Sesungguhnya aku tidak ingin disukai semua pria di sekolah kalau bisa cukup angkatanku saja karena aku berharap dia juga menyukaiku.

Kini rumahku sudah terlihat, hanya tinggal menyebrang saja. Akupun segera mengelap sisa air mataku yang tersisa sambil terus berjalan. Tapi saat ku berada di tengah jalan masih sedang membersihkan air mataku...

Ckiiitt

Brakk

Semuanya berlalu begitu saja dan mataku semakin kabur hanya terdengar suara Neji yang terus menyebut namaku.

"Hinata-sama"

End Hinata POV

Terlihat diantara kerumunan orang di rumah sakit ada satu keluarga yang terlihat gelisah terutama sang kakak sepupu yang sejak tadi menunggu kabar dari Dokter yang sedan merawat adik sepupunya tersebut tapi sudah hampir tiga jam dia menunggu tidak ada dokter yang keluar dari ruangan tersebut.

Cklek!

Pintu ruangan UGD terbuka dan seorang dokter muncul dari balik pintu tersebut. Keluarga tersebut langsung mendatangi sang dokter.

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya pemuda berambut cokelat panjang.

"Saya ingin bertemu dengan keluarganya?"

"Ya, kami keluarganya. Cepat katakan bagaimana keadaannya?" tanya Neji kembali.

"Lebih baik jangan kita bicarakan di sini"

Sang dokterpun membawa keluarga tersebut yang diketahui bernama Hyuuga ke salah satu ruangan. Lalu dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Hinata secara detail kepada Neji, Hanabi, dan sang kepala keluarga Hiashi.

Setelah mendengar pernyataan sang dokter cantik di depannya ini semua membelalakkan matanya tidak percaya dan perlahan semuanya meneteskan air mata turut bersedih dengan apa yang telah terjadi pada Hinata bahkan Hiashi saja yang biasanya berwajah datar sekarang terlihat meneteskan air mata untuk anaknya walaupun tangisnya tidak separah anak bungsu dan keponakannya.

"H-Hi-nata-sama..hiks.." Neji terus saja terisak.

"Maafkan. Kami sudah berusaha semampu kami," tukas dokter yang ber-NameTag Tsunade.

"Nee-chan... hiks kenapa ini harus terjadi pada Nee-chan kenapa bukan aku saja. Nee-chan terlalu baik untuk mendapatkan itu semua," Hanabi merutuki dirinya.

To Be Continued


A/N: *kecak pinggang sambil melihat keatas* huft akhirnya bisa bikin satu Multichapter lagi. Kira" Reader pada suka gak ya hmm *ngelus" dagu ala Reader pada suka gak nih kalo suka tinggalkan jejak yah karena review kalian adalah semangatku semakin banyak review semakin cepat Miyan update.
Akhir kata Review yah.

Pay...Pay...