Halo semua ^^

Bertemu lagi dengan aku Syeren. Yang hadir dengan Fic baru yaitu Geu Saram atau dalam bahasa Indonesia artinya Dia. Aku terinspirasi dari OST Bread, Love, and Dream yang judulnya sama Geu Saram. Di fic kali ini aku akan mengartikan lagu Geu Saram menurut versi ku. Melalui penderitaan Naruto.

Pertama-tama Syeren minta maaf jika fic ini kurang bagus atau menarik. Ya dari pada banyak omong silahkan para reader membaca ^^

Geu Saram

Disclaimer: Naruto hanya punya Masashi Kishimoto

Bread, Love, and Dream, lagu Geu Saram hanya dimiliki oleh penciptanya *Nah loh*

Warning: OOC, EYD kurang bagus, Typo, mungkin ada bashing chara, background bukan di desa ninja tapi kaya di dunia nyata.

Pairing: NaruHina, NaruShion *maybe*, dan pair tersembunyi lainnya.

Story by Syeren

Chapter 1

Disebuah tempat yang bisa dikatakan luas. Terdapat banyak orang yang berduyun-duyun datang untuk melihat seseorang. Ya, seorang pria muda yang mendapat popularitas luar biasa dari sebuah single yang berjudul Geu Saram. Pria yang mempunyai mata seperti batu shapire yang indah, rambut yang pirang dan agak berantakan merupakan ciri khas dia. Pria itu sedang duduk, di sampingnya ada seorang wanita yang merupakan host dari acara tersebut.

"Baiklah. Dimohon untuk para NL agar harap tenang karena sebentar lagi sesi wawancara akan segera dimulai,".

Tetapi, walau sudah berbicara seperti itu. Para NL atau Naruto Lovers tak henti-hentinya histeris karena idola mereka ada di depan mata mereka. "Narutooo-kuuunnn," atau mereka berkata, "Aishiteru Narutooo...,". Itulah kata-kata yang terucap dari NL.

"Aduh bagaimana ini? Naruto-san, bisakah anda menenangkan para NL?," permintaan itu diajukan kepada orang yang disebelahnya, Naruto Namikaze.

Naruto lalu tersenyum kearah host wanita itu lalu. "NL maaf, bisakah kalian untuk tenang sebentar sampai sesi wawancara selesai?," bagaikan sebuah mantra dan di tambah senyumnya yang menawan membuat hati para NL diam dan luluh dibuatnya. Itulah daya tarik dari Naruto Namikaze, hanya dengan senyumannya hati semua orang langsung tunduk padanya.

Semua NL pun akhirnya terdiam dan sesi wawancara pun dimulai.

"Terima kasih Naruto-san," dengan suara yang lembut dia mengatakannya pada Naruto.

"Ya, sama-sama," jawab Naruto.

Setelah itu, host pun memulai acaranya. "Acara promosi album pertama dari penyanyi pendatang baru Naruto Namikaze akan masuk ke dalam sesi wawancara. Saya persilahkan kepada para pers untuk mengajukan pertanyaan," kata host wanita mempersilahkan kepada para tamu yang terdiri para pers, baik majalah, koran, tabloid, tv, dan radio untuk bertanya kepada Naruto perihal album pertamanya.
"Ya, baiklah. Nona berambut ungu tua di sebelah sana silahkan bertanya," sambil tidak lupa host menunjuk ke arah perempuan itu.

"Maaf, nama saya Guren dari majalah Konoha Idol. Saya ingin bertanya tentang lagu di album anda ini. Saya dengar semua lagu di album anda adalah ciptaan anda semua. Apakah itu benar?," tanya Guren kepada Naruto.

"Ya, itu memang benar. Dari lagu Geu Saram sampai akhir adalah lagu ciptaan saya," tidak lupa diakhir kalimatnya, Naruto mengeluarkan senyuman manisnya.

"Saya juga mendengar kalau Minato-san, ayah anda menawarkan beberapa lagu ciptaan dari penyanyi-penyanyi senior. Tapi, anda tolak, apa itu benar?,"

"Ya, itu benar. Karena saya ingin memulai debut saya menjadi penyanyi ini dengan lagu ciptaan saya sendiri. Dan Tou-san sangat mengerti akan hal itu, juga memperbolehkanku untuk merilis single pertama dengan lagu ciptaanku sampai album pertama ini juga begitu,".

"Untuk promosi album ini Naruto-san akan melakukan tour keliling Negara Hi ini. Dan juga di Negara Kaze, tepatnya di ibu kota Negara Kaze, Kota Suna. Apa saja yang sudah anda siapkan untuk tour pertama anda? Dan bagaimana perasaan anda tentang tour pertama ini?," tanya Guren diikuti dengan tangannya yang tak lupa dengan cekatan menulis hasil wawancara sebelumnya.

Sejenak Naruto berpikir, "Ehm, untuk persiapan tentu saja mental. Karena ini berbeda dari konser yang pernah saya ikuti. Serta stamina yang cukup karena kebutulan semenjak menjadi artis, jadwal saya sangat padat. Maka dari itu, saya sudah beberapa kali sakit karena istirahat yang kurang. Mungkin nanti saya akan lebih bisa mengatur jadwal saya supaya tidak mengecewakan penggemar," Naruto menghela nafas sejenak, tidak lupa dengan wajah yang masih ramah menjawab pertanyaan Guren. "Kalau untuk perasaan saya sendiri, saya sangat senang. Akhirnya impian saya untuk menjadi penyanyi terkenal dan melakukan tour akan segera tercapai. Ini semua berkat Kami-sama, keluarga, orang-orang yang berjasa bagi saya, dan tentu saja para NL yang tak hentinya memberi semangat bagi saya sampai sekarang,".

"Baiklah. Terima kasih Naruto-san," kata Guren kepada Naruto sambil membungkukkan badannya sedikit.

"Sama-sama,".

"Baiklah, setelah ini adakah teman-teman wartawan yang ingin bertanya lagi. Saya persilahkan," kata host kepada wartawan yang sepertinya mempunyai segudang pertanyaan pada Naruto.
Lalu wawancara berlanjut, ada yang bertanya lebih mendalam lagi tentang album pertama Naruto ini. Bahkan sampai hal sepele seperti barang-barang apa saja yang wajib dibawa oleh Naruto selama tour sampai apakah saat tour Naruto juga akan mencari kekasih.

Sampailah juga pada akhir sesi wawancara dan itu berarti berakhirnya acara promosi album pertama Naruto sudah mencapai akhirnya. Hanya tinggal satu wartawan lagi yang bernama Rin dari salah satu acara infotaiment di Konoha yang akan memberikan pertanyaan. "Naruto-san saya ingin bertanya tentang kebenaran dari gosip yang beredar di website social media akhir-akhir ini?," tanya Rin.

Dengan wajah yang heran Naruto menjawab, "Iya, silahkan,".

"Maaf ini tentang lagu 'Geu Saram'. Saya dengar lagu ini diciptakan saat anda patah hati dan anda terinspirasi dari kejadian yang anda alami saat itu, apakah itu benar? Dan saya juga dengar kalau gadis yang membuat anda patah hati tersebut meninggalkan anda pada saat popularitas belum anda capai," dengan suara yg terdengar sangat hati-hati, Rin bertanya seperti itu.

Deg...

'Kenapa disaat seperti ini,' batin Naruto serasa ingin berteriak, menangis, dan ingin mengutarakan perasaannya yang selama ini terpendam. Hatinya serasa ditusuk seribu jarum tak terlihat. Ia ingin menghindar dari pertanyaan ini karena sudah beberapa tahun kejadian pilu itu telah terlewati. Tapi, tetap saja sampai sekarang hatinya masih berteriak dengan suara pilu. Walaupun sudah dapat ia kendalikan gejolak hatinya walau hanya sedikit. 'Naruto kau harus bersifat profesional. Janganlah terbawa emosi,' Naruto pun menyemangati dirinya. Dan bersiap menjawab pertanyaan itu.
Menghela nafas terlebih dahulu untuk menenangkan gejolak hatinya. Naruto menjawab, "Iya, itu memang benar. Dan tentang gadis itu...,"

Naruto berpikir sejenak. "D...dia. Bukan maksud ku memang kejadian itu terjadi sebelum saya terkenal dan bertemu dengan orang tua kandung saya,".

"Apa itu berarti anda sudah putus dengannya? Dan benarkah dia yang memutuskan secara sepihak?," kali ini Rin bertanya dengan nada yang agak serius dari biasanya.

Deg...

'Sekarang, apa yang harus aku katakan,' batin Naruto. Menutup matanya, Naruto berharap dengan itu dia dapat berpikir dengan jernih. Jika diperhatikan, dia menahan tangis, kesedihan yang selama ini dia tutupi dibalik topengnya. Ia menghela nafas lagi. "Bagi saya, dia tetaplah orang yang selalu berada dihati saya dan tak bisa digantikan. Soal berita kalau saya putus. Pada dasarnya itu semua bukanlah salah dia. Kejadian itu terjadi sepenuhnya karena salah saya. Saya yang saat itu belum pantas untuknya, dia bagaikan bidadari dalam hati ku yang takkan pernah tercapai. Saya dan dia sangatlah berbeda...," Naruto merasa lidah terasa keluh dan tak bisa melanjutkan perkataannya.

Dilain pihak, ada seorang gadis yang memperhatikan Naruto, dari acara dimulai sampai sekarang. 'Naruto-kun. Kenapa kau...,' batin gadis itu sangatlah sakit. Dia selalu memperhatikan Naruto, walau dia tahu Naruto tidak menyadarinya. Dia tahu perasaan Naruto sekarang, dia tahu Naruto sangat tersiksa. Ia ingin menghentikan acara ini, tapi itu tidak mungkin. 'Naruto-kun,' gadis yang sedari tadi melihat Naruto tersiksa batinnya, menangis. Menggantikan air mata sang pujaan hati yang tak bisa keluar karena memakai topeng yang tak dapat dilihat jika tidak memahami hati Naruto secara mendalam.

***

Sesi wawancara selesai. Naruto kembali ke ruang artis dan bersiap-siap untuk pergi. Tatapannya bagaikan kosong, hampa. Tentu saja, siapa yang tak sedih jika masa lalunya diungkit seperti itu. Apalagi kau adalah seorang publik figur yang harus menjaga nama baiknya. Sepertinya malam ini dia tidak dapat tidur dengan tenang lagi. Malam ini mungkin hanya dihabiskan untuk mengingat masa lalunya yang kelam dan penuh penderitaan. Juga tentang 'dia', satu-satunya perempuan yang akan selalu ada di hatinya.

Setelah lama Naruto larut dalam pikirannya, tiba-tiba...

"Naruto-kun," panggil seorang gadis yang tak lain adalah manager Naruto.

"Ah, Shion. Ada apa?," celetuk Naruto dengan kagetnya. Karena tiba-tiba dipanggil pada saat dia memikirkan masa lalunya.

Gadis berambut pirang pucat dan tidak lupa permata ungu yang menghiasi kedua matanya menatap Naruto. "Kau ini jangan bengong begitu. Tadi Paman Minato menelpon ku, katanya kau harus pulang karena ada acara perayaan rilisnya album pertama mu. Cepat kita pergi," kata Shion dengan suara yang sangat ketus.

Dengan lemas Naruto menjawab, "Iya, sabar. Lagipula Tou-san tidak perlu melakukan perayaan kan? Dan kenapa juga setiap kali kau obrol sama aku pasti diawali dengan nada begitu. Bagaimana nanti jika kau punya kekasih? Pasti dia orang yang sangat hebat karena bisa tahan dengan sifatmu yang menyebal...itaiii...hey sakit tahu," Naruto meringis kesakitan karena Shion menjitak kepalanya dengan keras.

"Dasar baka. Jika, aku membawa kekasihku ke hadapanmu, apakah kau akan menarik kata-katamu tadi?," dengan tangan yang masih dia tahan untuk menjitak Naruto lagi.

"Itu sih, nggak mungkin itaiii...aduh sakit Shion. Bisa-bisa aku jadi bodoh nih," ucap Naruto dengan nada kesal.

"Kau kan memang sudah bodohkan," balas Shion dengan suara ketusnya yang biasa. "Ayolaaahhh, cepat kita pergi. Besok kau juga masih ada acara dan persiapan untuk tourmu kan? Lebih cepat pulang berarti kau cepat istirahat juga,".

"Iya, aku ngerti kok," kali ini dia benar-benar tak tertarik melawan Shion. Nanti otaknya yang bodoh ini jadi tambah bodoh karena Shion.

Naruto yang sedang mengusap-usap kepalanya yang sakit tak sengaja melihat buket bunga lily putih. Entah sejak beberapa saat setelah Naruto memulai debutnya menjadi penyanyi pasti setelah selesai Naruto mengisi acaranya, dia akan mendapatkan bunga lily dengan sebuah kartu ucapan berwarna merah muda tepat di meja riasnya seperti sekarang ini. Dia pernah bertanya pada orang yang ada di sekitar meja riasnya tentang siapa yang mengirim bunga ini. Tapi, pastilah semua orang akan menjawab tidak tahu. Dulu, dia pernah tak sengaja langsung berpapasan dengan orang yang mengirim buket bunga tersebut. Ternyata dia hanya kurir pengantar bunga, lalu saat ditanya siapa yang mengirim bunga ini untuknya. Kurir hanya menjawab bahwa dia sendiri tidak tahu. Kurir itu hanya tahu kalau yang biasa memesan adalah suruhan orang yang mengirim bunga ini ke Naruto. Dia belum pernah melihat orang yang sebenarnya yang memesan bunga untuk Naruto. Dan disetiap kali buket bunga yang dikirim pasti ada kartu ucapan.

"Sepertinya lagi-lagi pengirim bunga lily mengirim lagi bunga untukku," Naruto menghampiri buket bunga itu dan menghirupnya dalam.

"Iya. Tadi aku juga melihat kurir yang biasanya mengirim bunga untukmu Naruto-kun," ucap Shion. "Lalu apa yang ditulisnya hari ini?,".

Naruto mengambil kartu ucapan yang ada di buket tersebut dan membacanya. "Selamat ya. Kau sudah merilis album pertamamu. Aku sangat senang saat mendengarnya. Dan selamat juga kau akan melakukan tour yang pertama. Aku hanya berharap kau selalu mendapatkan yang terbaik," setelah membaca isi kertas ucapan.

"Itu saja?," Tanya Shion heran.

"Ya, begitulah," dengan lembutnya Naruto menjawab pertanyan Shion sambil tidak lepas tatapannya dari kartu ucapan yang baru ia baca.

Setelah itu, Naruto langsung menaruh buket bunga ke tempat semula. Setelah itu dia membawa barang-barangnya dan buket bunga itu untuk membawa pulang ke rumahnya.

Selama perjalanan, Naruto hanya melihat jalan sambil mengingat masa lalunya.

Flashback on

"N...na...ruto-kun tolong m...maafkan aku...,".

"Ta...tapi, ini tidak boleh terjadi. A...aku s...sa...sangat me...mencintaimu...,"

"Hiks...hiks...hiks. T...tapi, mungkin kau akan mendapatkan yang terbaik da...daripada a...ku. Ma...maaf a...ku tak b...bi...sa menemanimu sampai k...kau me...menja...di seorang penyanyi ter...kenal,".

"Tidak, tidak, TIDAAAKKK. Apapun yang terjadi kau akan selalu bersamaku. Aku akan menjadi penyanyi terkenal dan suatu hari nanti aku akan menikah denganmu,".

"I...itu t...tidak b...bi...bisa. Maafkan aku,".

"Aku, aku, aku. Ini ti...dak bo...leh ter...jadi. TIDAK BOLEEEHHH. ARGHHH...,".

Flashback off

Setetes cairan bening keluar dari permata shapirenya. 'Bagaimana keadaan 'mu' sekarang? Hati ini..., Jantung ini..., tangan ini..., semuanya...' tangan kanan Naruto memegang dadanya yang terasa sakit. Naruto meremas dadanya dengan tangan kanannya dengan keras berharap sakit yang ada di dadanya berkurang. Tapi percuma saja, perasaannya yang berkecamuk ini tidak bisa redah. 'Aku akan selalu menunggumu. Menunggumu kembali pada pelukanku. Setelah kau kembali, takkan kubiarkan kau pergi lagi sampai maut memisahkan kita berdua. Seumur hidupku ini akan kugunakan hanya untuk menunggumu. Bidadariku...'

Bersambung...

Nah, bagaimana pendapat kalian. Maaf ya kalau kurang memuaskan. Jujur ini aku kerjakan di hp lalu aku copy paste ke akun FB ku. Lalu aku edit deh di komputer. Maklum belumpunya komputer di rumah, jadi harus puter otak untuk bisa buat fic. Maaf ya kalau kependekan.

Dan akhir kata terima kasih sudah mau membaca fic ku ini. Kritik, saran, dll. Aku terima dengan senang hati ^^

God Bless You ^^