Title : Just the Two of Us

Author : Kim Sun Ri

Genre : Romance, Fluff (excessive amount of it)

Rating : T

Length : Oneshot

Disclaimer : This fict is mine, but the casts aren't

Warning : Yaoi, BoyXBoy, BL, Non!AU, OOC(?)

Pairing : Eunhae

.

Don't Like Don't Read!

This fic is dedicated to Lee Donghae's(watch out, he's possesive!) handsome, sexy, charming, perfect, adorable, dorky, and mostly warm hearted ; Anchovy, Jewel, Myeolchi, Monkey, Strawberry monster, Lee Hyukjae / Eunhyuk / Spencer Lee / Yin He! Happy Belated Birthday, love! Never part with Lee Donghae :)

Forever yours, your beloved Jewel, the one helplessly, irrevocably in love with you, Kim Sun Ri.

(p.s : yeah the title is a rip off of an old song. Dont judge me xD)

Enjoy!

.

.:Just the Two of Us:.

.

.

Author's POV

"Ayolah... Berhenti merajuk, Hae..."

Bahkan suara Hyukjae yang begitu lembut tidak berhasil menghilangkan renggutan yang terulas di bibir tipis seorang Lee Donghae. Meski begitu, kali ini Hyukjae tak merasa khawatir. Karena ia tau benar renggutannya kali ini tak lebih dari sekedar childish tantrum, dan bukan sesuatu yang serius. Ah, tapi bukan berarti itu tak berefek pada Hyukjae. Ia tetap saja meleleh karenanya. Whipped much?

Donghae tidak menggubrisnya, mempertahankan posisi merajuk sempurnanya. Hyukjae menggeleng pelan, namun seulas senyum tipis tak bisa ia cegah. Ia dapat merasakan perlahan pertahanannya runtuh, hampir menyerah pada semua keinginan Donghae.

"Jebal? Aku tidak ingin melihatmu tanpa senyuman di hari ulang tahunku... Itu juga akan membuatku sedih, kau tau?" cobanya lagi.

Kali ini hal tersebut sukses meluluhkan Donghae. Bagaimana ia bisa menolak jika Hyukjae memperlakukannya seperti itu? Donghae menghela napasnya. Tubuhnya berubah rileks saat ia memundurkan posisi duduknya sedikit, yang tadinya membelakangi Hyukjae hingga bersandar padanya. Seolah bergerak karena refleks, Hyukjae segera menariknya kedalam pelukannya.

"... Kenapa kau melarangku menemanimu seharian nanti, Hyukkie?" tanyanya dengan nada yang membuat Hyukjae hampir menyerah lagi.

"Karena ini," jawab Hyukjae masih dengan seulas senyum yang sama. Ia mengeratkan pelukannya dan melesakkan wajahnya pada helaian rambut Donghae, menghirupnya dalam. "Kau sendiri tau, karena aku tak akan bisa lepas darimu jika kau ada disekitarku."

"Aku tidak keberatan," balas Donghae, matanya mulai memejam karena rasa nyaman yang melingkupinya.

"Tentu tidak," Hyukjae terkekeh. "Tapi yang lain akan keberatan. Kau ingat hari ulang tahunmu?"

Ingatan Donghae terbawa ke ulang tahunnya sendiri. Atau tepatnya, satu hari setelah hari ulang tahunnya. Bagaimana para member yang lain memprotes Hyukjae karena telah merebut Donghae seharian, tanpa memberikan yang lain waktu bersamanya untuk merayakan ulang tahunnya tersebut. Untuk itulah Hyukjae memutuskan untuk membatasi agar Donghae tidak berada bersamanya terus seharian ini.

"T-tapi, paling tidak jangan menyuruhku pergi! Aku bisa merayakan ulang tahunmu bersama yang lain juga kan?" tawar Donghae.

Hyukjae menggeleng pelan. "Seperti yang kubilang," ia berhenti sejenak untuk mengecup lembut pipi Donghae. "Kau lihat? Bahkan aku tak bisa menahan diriku untuk tidak memanjakanmu sekejab saja. Seluruh perhatianku akan selalu tertuju padamu, kau tau benar itu, Hae."

Seharusnya Donghae mencoba berargumen kembali. Namun ia hanya bisa tersenyum tipis, menikmati perlakuan Hyukjae padanya.

"Sekarang bersiaplah, waktu kita hampir habis. Aku juga harus bersiap-siap dulu untuk rekaman nanti di Music Bank. Dan kau akan mengunjungi Jino dulu kan?"

Donghae kembali menghela napas. Tersadar dari lamunannya, kembali ke dunia nyata. "Arrasseo..." balasnya setengah hati.

"Hei, jangan berwajah sedih seperti itu. Kita tetap akan bersama nanti untuk rekaman kan?"

"Mmhm," Donghae mengulaskan senyuman tipis.

"That's my baby," Hyukjae tersenyum dan mengecup keningnya sesaat. "Sampaikan salamku pada Jino, ne?"

"Ne!"

.

.

.:Just the Two of Us:.

.

.

Akhirnya.

Pikir Donghae lega saat Hyukjae telah kembali menggenggam tangannya sore itu. Ia menghela napas puas, berjalan mengikuti kekasihnya.

Seharian ini, Donghae merasa moodnya kacau. Hanya karena ia tidak bisa berada di sisi Hyukjae. Memang, setelah mengunjungi Jino, ia rekaman bersama Hyukjae dan yang lainnya. Tapi member yang lain sepenuhnya memonopoli Hyukjae-nya. Mereka bahkan 'mengusirnya' saat hendak makan siang bersama. Katanya, Hyukjae akan terlalu sibuk memperhatikannya jika ia ikut disitu. Terlebih lagi, selesai rekaman pun ia segera harus pergi.

Teringat di benaknya foto yang diambil para member saat ia telah pergi. Renggutan kembali terulas saat seorang evil magnae dengan sengaja dan jelas ketaranya memonopoli Hyukjae sambil menyeringai ke kamera seolah meledeknya. Ia sangat yakin evil magnae itu benar-benar sengaja melakukannya.

Yah, paling tidak ia berhasil mencuri sedikit waktu berdua dengan Hyukjae saat Hyukjae tengah menyiapkan kotak-kotak rice cake untuk para fans itu.

Namun itu tetap saja tidak cukup, pikirnya setengah merajuk.

"Hei, kenapa kau merenggut lagi, hm?"

Suara Hyukjae menyentakannya dari lamunannya. Donghae terheran saat menyadari ia telah berada di dalam mobil, tepatnya di kursi penumpang samping pengemudi. Hyukjae, dari kursi pengemudi tentunya, mendekatkan tubuhnya kearah Donghae, memakaikan seat beltnya selagi Donghae masih tengah terpaku.

"Ah, Hyukkie, aku bisa memakainya sendiri," protes Donghae, namun terlambat karena Hyukjae telah selesai memakaikannya, meski begitu ia tidak kembali pada posisinya.

"Tapi ini hanya alasan agar aku bisa mendekatimu," jawab Hyukjae dengan senyuman kecil yang khas, mengilatkan sedikit candaan. "Seperti ini."

Donghae memejamkan matanya saat Hyukjae memeluknya. Ia dapat mendengar helaan napas pelan darinya.

"... Bogoshippo," bisik Hyukjae.

Donghae terkekeh. "Hyukkie, kita terakhir bertemu beberapa jam lalu, sebelum kau berangkat ke Tous Les Jours."

"Nan arra... Tapi aku tetap merindukanmu."

"Kau yang menyuruhku jangan terlalu dekat denganmu hari ini."

"... Kau masih merajuk ya?"

"Ani," sangkal Donghae, jelas berbohong.

Hyukjae menarik diri sedikit, tersenyum sebelum mengecup renggutan di bibir Donghae sekilas. "Mianhae, love. Untuk itu aku mengajakmu sekarang kan?"

Teringat akan rencana awal mereka, Donghae ikut tersenyum. "Ah, akhirnya. Tanpa member lain yang akan merebutmu dariku."

Hyukjae terkekeh, akhirnya kembali ke posisi awal untuk menyalakan mesin dan mulai mengendarai mobilnya menuju tempat tujuan mereka. "Mhm," gumamnya.

"Aku masih agak kasihan dengan Ryeowook."

"Ah," Hyukjae kembali tertawa pelan. "Tadi ia juga sempat merajuk padaku. Katanya ia kesepian."

"Hmm... Mungkin seharusnya memang kita siaran Sukira saja?"

"Itu bisa nanti, di ulang tahun Siwon kan," Hyukjae membalasnya, tatapan tak teralih dari jalan. "Lagipula kita juga jarang bisa makan malam seperti ini. Aku ingin menghabiskan waktu spesial ini dengan keluargaku," Hyukjae menoleh sejenak kearah Donghae, tersenyum sebelum kembali memandang jalan. "Dan itu termasuk kau."

Perasaan hangat melingkupi Donghae, membuatnya tersenyum angelic yang khas. "Nanti akan ada appa, eomma, dan Sora-noona?"

"Mhm. Dan bukan hanya mereka saja."

.

.

.:Just the Two of Us:.

.

.

"Hyung? Eomma?"

"Hei!" terkejut adalah kata yang pas untuk menggambarkan perasaan Donghae saat ia melihat Donghwa balas menyapanya dengan santai.

"Kenapa kalian ada disini juga?" tanyanya heran.

Sang eomma, yang tau bahwa itu hanyalah murni bentuk kebingungan dan bukan sindiran hanya tertawa melihat wajah heran anaknya yang menyerupai seekor ikan.

Lain dengan Donghwa yang tau namun sengaja menggodanya. "Ah, sepertinya dongsaengku tercinta tidak suka kalau kami ada disini. Apa sebaiknya kita pulang saja, eomma?"

"A-Ani, aniyo! Bukan itu maksudku!" balas Donghae cepat dengan panik.

Reaksi itu menarik tawa dari Donghwa, dan juga Hyukjae yang terus memperhatikan interaksi keluarga kecil itu dengan seulas senyum.

Sadar sang hyung hanya sedang meledeknya, renggutan kembali terulas di bibir Donghae. "Hyung!"

"Aku yang mengundang mereka kesini, Hae," jawab Hyukjae menggantikan Donghwa yang masih tertawa.

"Jinjja?" Donghae berbalik untuk menatap kekasihnya itu.

Hyukjae mengangguk, dan hatinya langsung menghangat saat ia melihat kilauan kebahagiaan yang terpancar jelas dari mata coklat bening milik Donghae. "Mereka keluargaku juga, bukan?"

"Gomawo, Hyukkie. Saranghae," bisik Donghae tulus, mengecup singkat bibir Hyukjae sebelum berlari menghambur memeluk eommanya.

Sementara itu, Hyukjae bertukar sapa dengan Donghwa. Berbincang-bincang singkat sebelum Donghae menghampiri mereka untuk saling menukar ledekan dengan hyungnya itu. Hyukjae kemudian berpindah untuk menyapa nyonya Lee.

Hyukjae terdiam sebentar, menatap wanita mungil yang memiliki tatapan sehangat milik kekasihnya. Wanita itu membuka kedua tangannya, dengan senyuman yang ramah.

"Kemarilah, nak," ujarnya lembut.

Hyukjae tersenyum. "Eomma," panggilnya sama lembutnya, memeluk eomma Donghae sambil memejamkan matanya sejenak.

"Selamat ulang tahun, Hyukjae-yah. Ah kau sudah besar sekali," ujar nyonya Lee tanpa melepas pelukannya, sambil mengusap-usap punggung Hyukjae.

Hyukjae tertawa pelan dan mengangguk.

"Kamsahamnida, Hyukjae-yah. Karena telah terus menjaga anakku."

"Suatu kehormatan bagiku, eomma. Eomma tak perlu khawatir."

"Eomma tak khawatir," balasnya, kemudian melepaskan pelukan mereka. "Ayo masuk? Tunggu kenapa jadi eomma yang menawarkan masuk? Padahal ini rumahmu," ujarnya dengan tawa pelan.

Hyukjae hanya terkekeh pelan, kemudian keduanya menunggu Donghae dan Donghwa untuk bergabung bersama mereka sebelum memasuki ruang tamu, dimana Sora dan kedua orang tua Hyukjae sudah menunggu mereka.

.

.

.:Just the Two of Us:.

.

.

"Apa yang sedang kau pikirkan, hm?"

Suara Hyukjae membuyarkan Donghae dari lamunannya. Ia tersenyum, merasakan kehangatan Hyukjae melingkupinya saat ia ikut terduduk di ranjang dan memeluknya dari belakang.

Mereka telah menikmati waktu makan malam bersama yang begitu menyenangkan. Kehangatan yang ketara begitu terasa saat kedua keluarga berkumpul bersama, saling bersenda gurau di meja makan dan bertukar kabar, berbagi pembicaraan akrab. Hingga akhirnya jam menunjukkan pukul sepuluh malam, dan eommanya serta Donghwa memutuskan untuk pulang. Donghae memutuskan untuk menginap, tentunya. Ingin terus bersama Hyukjae sebelum kembali ke dorm esok pagi.

Kini keduanya tengah beristirahat di kamar Hyukjae, di terangi oleh lampu dinding remang-remang yang menyinari pemandangan kota paris pada lukisan dinding Hyukjae, satu lagi tempat dimana mereka menghabiskan ulang tahun Hyukjae yang telah lalu.

"Aku hanya merasa sangat bersyukur," jawab Donghae tulus, tersenyum saat melihat Yuki, yang ikut menginap bersamanya hari itu sedang berusaha menarik perhatian Choco yang terlihat terbaring malas di sudut kamar Hyukjae.

Hyukjae yang seolah mengerti apa yang tengah dipikirkan Donghae tersenyum dan mengangguk. "Kita sangatlah beruntung, bukan begitu?"

"Mmhm..."

Kembali teringat di benak keduanya pemandangan malam itu. Bagaimana semuanya tertawa bersama sambil menyantap hidangan, bagaimana Donghwa bertukar canda dengan Hyukjae dan Sora. Bagaimana kedua orang tua Hyukjae menanyakan kabar Donghae dengan begitu lembut, menyimak setiap perkataan yang keluar dari bibir tipisnya, juga bagaimana kedua orang tua Hyukjae berbincang bersama eomma Donghae. Bahkan Choco dan Yuki yang diluar dugaan cepat akrab dan bermain-main mengelilingi mereka semua.

Semuanya terasa begitu sempurna.

"Sejujurnya, aku tidak ingat bagaimana kita bisa mencapai ini semua. Tapi aku sungguh bersyukur mereka menerima kita," Donghae berhenti sejenak dan bersandar pada Hyukjae, memejamkan matanya. "Aku bahagia. Dan lebih bahagia lagi rasanya mengetahui bahwa merekapun ikut bahagia denganku."

Hyukjae menenggelamkan wajahnya di helaian rambut brunette halus milik kekasihnya, menghirupnya dalam. "Akupun begitu, Donghae. Akupun begitu..." bisiknya.

"Awalnya aku sempat khawatir akan ada yang tidak akur diantara mereka," Donghae membuka matanya, tertawa saat melihat bahwa akhirnya Choco menyerah dan bangkit untuk mengejar Yuki. Namun sepertinya anjing putih itu malah senang telah berhasil mengganggu eonnienya itu. "Terutama mereka berdua."

Hyukjae ikut tertawa saat melihatnya. "Tapi nyatanya mereka cukup akur kan?"

"Diluar dugaan iya. Padahal biasanya princessmu itu sangat galak terhadap siapapun. Ia bahkan awalnya amat sinis padaku," Donghae berujar, namun sambil menahan tawa.

"Yah, kan pada awalnya. Lama kelamaan ia juga jadi amat menyukaimu. Mungkin karena ia tau akupun sangat menyayangimu," rayu Hyukjae sambil mengusap hidungnya pelan pada pipi Donghae.

Donghae tersenyum atas perlakuan penuh afeksi itu. "Mungkin begitu."

"Dan mungkin karena itu jugalah Choco cepat menerima Yuki. Karena ia tau Yuki itu milikmu."

"Hmm, Choco memang pintar."

"Tentu saja. Ia kan princessku," gurau Hyukjae membuat keduanya tertawa pelan.

Tawa pelan keduanya menghiasi ruangan itu selama beberapa waktu. Hingga perlahan reda digantikan oleh keheningan. Tidak ada kecanggungan sama sekali dalam keheningan tersebut. Yang ada hanyalah keheningan yang nyaman. Hingga suara desiran pelan dari bawah memecahnya, dan mereka menoleh untuk melihat Yuki yang mengais-ngais tepi meja nakas untuk lari dari Choco, seolah ingin memasuki lacinya.

Donghae kembali tertawa dan membungkukkan tubuhnya untuk mengangkat Yuki, membawa anjing kecil itu keatas pangkuannya. "Hei, hei. Salahmu sendiri mengganggu eonniemu. Kalian sudah bermain seharian tadi, ia pasti lelah."

Hyukjae melepaskan pelukannya pada Donghae saat Choco melompat naik keatas ranjang dan menyamankan dirinya sendiri di pangkuan Hyukjae. Ia mengelus bulu coklat halus mini pomeranian itu. "Kau juga jangan galak-galak pada dongsaengmu, princess. Hmm?"

Seolah mengerti, Choco mengedikkan tubuhnya sedikit sebelum mencondongkan tubuhnya kearah Yuki yang dipangku Donghae tepat di depannya, dan menjilat ujung hidungnya sekali. Yuki menggonggong pelan dengan riang, mengibaskan ekornya yang mungil, membuat kedua pemiliknya tertawa.

"Sebaiknya kalian tidur, kalian berlari-larian seharian tadi. Kalian pasti amat lelah sekarang."

Dan tepat saat itu juga Yuki menguap dengan begitu manisnya, membuat Hyukjae dan Donghae gemas melihatnya. Hyukjae mengambil Yuki dari pangkuan Donghae, kemudian bangkit berdiri dan membawa kedua anjing itu dan menidurkan mereka di atas bantalan yang telah disiapkan disisi ranjangnya dengan hati-hati. Ia berjongkok di sisi mereka dan mengelus keduanya, mengatur posisi mereka senyaman mungkin.

Donghae memandangnya dari atas ranjang dengan penuh afeksi. Tatapan itu tak juga berubah, malah semakin terasa saat Hyukjae kembali bangkit dan balas menatapnya dengan seulas senyuman.

"Sebaiknya kita juga istirahat. Sudah larut," bisik Hyukjae lembut, ia merebahkan diri diatas ranjang dan menarik Donghae untuk berbaring di sisinya.

Donghae membalasnya dengan gumaman, melihat Hyukjae menarik selimut dan menyelimuti mereka. Ia menyamankan posisinya dengan berpindah untuk tidur pada sisinya, bersandar pada bahu Hyukjae dan menyampirkan lengannya diatas pinggang Hyukjae. Hyukjae memeluk Donghae dengan sebelah tangan, yang mana sebelah lagi membelai rambut brunettenya.

Semuanya memang terasa begitu sempurna...

"Gomawo, Hyukkie..." bisik Donghae, menatap dalam mata Hyukjae yang balas menatapnya.

"The pleasure is all mine, love," balas Hyukjae sama lembutnya.

"Saenggil chukkae..." bisik Donghae untuk terakhir kalinya di hari itu dan perlahan memejamkan matanya.

Hyukjae tersenyum, mengecup lembut keningnya sebelum ikut memejamkan matanya, membiarkan alam mimpi yang indah menjemput mereka.

Semuanya memang terasa begitu sempurna, amat sempurna.

Dan akan selalu begitu selama Donghae ada disisinya.

.

.

.

-Fin-

.

This fic is dedicated, to the world's brightest Jewel, Hyukjae.

Albeit late, I hope you guys enjoy this.

Sebenarnya pada awalnya aku tidak memiliki ide untuk birthday fic kali ini. Tapi kemudian aku meminta pendapat my bestie, and asked him for inspirations. He ordered me to take a calming warm bath, and then we chatted for a while. We talked 'bout stuffs, and eventually the idea just flows out. Pretty simple, I know. But I hope you guys still like this rather fluffy fic. And so if you guys like this story, he's to thank for ;)

Ah, dan karena sudah telat, birthday wishes nya tak akan kutulis lagi disini. Let only God knew what I wished for Hyukjae in my prayers lol.

Oh iya, maaf kalau judulnya tidak nyambung. Karena ketika sedang mengetik ini, tiba-tiba teringat lagu Just the Two of Us. Akhirnya kupakai untuk judul tanpa alasan jelas #plak

Thanks for reading! And please do leave comments if you may :)

Once again, Happy Belated Birthday, Lee Hyukjae!

With lots of uncountable and each-day-increasing love, forever your Jewel, JewELFishy, Polarise, EunHaeShipper, and secretely Elfishy, Kim Sun Ri.