Ryeowook terus berjalan, dalam hati ia terus berdoa, semoga hari ini menjadi hari keberuntungannya. Setidaknya, semoga hari ini lebih baik dari sebelumnya.

Kepalanya mendongkak, menatap pintu besar bercat putih dihadapannya. Kamar ini sebenarnya sudah tak asing baginya. Namun entah mengapa, Ryeowook selalu saja merasa takut.

Ryeowook mengetuk pintu kayu tersebut, tak sampai tiga kali ketukan, ia membuka pintu kamar tersebut. Memasukinya saat sebuah suara memberikannya izin, suara pemilik kamar tersebut.

Setelah menutup pintu tersebut, ia berjalan perlaha. Ryeowook gugup dan menundukan kepala. Memasuki kamar bernuansa biru tua itu membuat jantungnya sedikit berdebar. Bagi Ryeowook, kamar yang memiliki sebuah ranjang berukuran king size itu adalah tempat paling menyeramkan yang pernah ia datangi. Nuansa kamar tersebut sebenarnya nyaman, sangat nyaman untuk ditiduri. Barang-barang didalamnya pun semua terlihat memiliki nilai jual yang tinggi.

Hanya saja, hawa di kamar ini berbeda, begitulah menurut Ryeowook.

"Maaf membuat menunggu-"

"Buka pakaianmu."

Kepala yang awalnya menunduk kini mendongkak cepat, menatap seorang pria yang kini duduk bersandar di atas ranjang. Tatapannya yang tajam terus terarah padanya.

"Jangan banyak bertanya. Buka seluruh pakaianmu, sekarang." Pria itu kembali berbicara, masih dengan suara yang pelan dan terkesan dingin. Ia menyela Ryeowook ketika melihat namja kecil itu membuka mulut, ingin melayangkan sebuah pertanyaan.

Mungkin Ryeowook sudah mengenal dengan baik pria di hadapanya tersebut. Tapi setidaknya, jika harus bertelanjang bulat di depan orang lain ia masih memiliki rasa malu.

"Kemarilah." Pria itu kembali berbicara, menepuk tempat kosong di samping kirinya saat melihat Ryeowook kini sudah telanjang penuh. Menanggalkan seluruh pakaiannya begitu saja di lantai. Dan pria itu menyeringai tipis.

Ryeowook malu, sangat malu. Ditambah tatapan pria itu yang terus terpaku padanya, atau lebih tepatnya pada benda di antara selangkangannya.

Dengan ragu Ryeowook menghampiri prianya, kemudian duduk di sampingnya dengan wajah menunduk dan memerah padam.

"Yesung hyunghh…" lenguh Ryeowook pelan, saat pria disampingnya, yang ia sebut dengan nama Yesung, menempelkan hidungnya di antara perpotongan leher miliknya. Menghirup sebanyak mungkin aroma yang selalu membuatnya mabuk, aroma yang menurutnya bagaikan candu.

Yesung menarik pinggang Ryeowook, kemudian memeluknya erat dan membisikan kata-kata cinta di telinga pria kecilnya tersebut. Yesung membuat Ryeowook terlena karenanya, untuk saat ini.

Saat Yesung mengangkat tubuhnya dan selimut yang melilit pinggangnya tersingkap, Ryeowook baru menyadari bahwa pria yang kini menindihnya nyaris bertelanjang, hanya bagian kejantanannya saja yang masih tertutupi kain.

"Kau terlambat 2 menit." Yesung berucap pelan, berbisik dengan suaranya yang manly dan membuat Ryeowook menengang. Ryeowook mengenal suara ini, suara yang terdengar tenang, namun terasa menuntut.

"Maaf aku-"

"Kau mengenalku dengan baik, aku benci menunggu dan tak akan memberi ampun hanya karena sebuah ucapan." Yesung tersenyum angkuh, senyuman yang selalu ia perlihatkan. Memandang remeh tubuh telanjang dibawahnya.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan, kau berpikir aku akan menyetubuhimu dengan kasar, menusuk lubangmu dengan cepat, membuat kejantananmu menegang, dan aku mengeluarkannya di dalammu-" Yesung mengigit telinga Ryeowook, mengulumnya dan membuat pemiliknya mendesah pelan. "seperti malam-malam sebelumnya."

Ryeowook tak menjawab, ia hanya diam dan menikmati apa yang Yesung lakukan di titik sensitifnya.

"Kau harus dihukum dengan keras, budak."

.

.

-OoO-

Yours © Choi RinRi

Cast : YeWook couple, always.

Rated : M

Genre : Romance, Family.

Warning : YAOI, Out Of Character, some typo(s), M-preg, adult fanfic.

.

.

"Hidup adalah sebuah pilihan, dan pilihanku adalah dia, pilihanku mencintai dia. Aku mencintainya, sangat."

"Mungkin aku bodoh, atau lebih tepatnya sangat bodoh."

"Kau tahu 'kan bahwa cinta itu buta? Dan kini aku merasakannya."

"Dia adalah kekasihku, pria yang memintaku untuk menjadi kekasihnya. Tapi kini aku harus memikirkan kembali tentang ucapanku sebelumnya."

"Baginya, aku adalah miliknya."

"Tapi beri aku kejelas, aku adalah pemilik hatinya- atau pemuas hasratnya?"

.

.

.

-Oo TBC oO-

.

.

.

[Author's note]

YAAAAAAAAAAA RINRI IS BACK~! *ga nyantai*

Dan kembali membawa fanfic rated M fufufu. Jam berapa sekarang? Oke, tepat pukul 01:22. Fanfic ini adalah hasil dari insomnia saya yang semakin menggila-_-

Ini masih prolog kkk.

Sebelum saya melanjutkannya, sekali lagi saya peringatkan, ini adalah adult fic, jadi bagi kalian yang di bawah umur harap segera meng-close fanfic ini, tapi kalo mau review boleh *lah* *plak* *sok dewasa*

Bagaimana? Apa sudah sedikit tersirat (?) seperti apa jalan cerita ff ini? Kkkk. Ya, kalau kalian penasaran, review biar cepet update weheheeheh *modus*.

Akhir kata,

"Ayo lestarikan Fanfic YEWOOK yang mulai langka! Hwaiting~!"