Study Abroad
A MinYoon's Fic.
Warn; BL.
"Yoongi Hyung!"
"Hyung!"
"Yoongi?"
"Min Yoo-"
"YA BERISIK KAU TINY PARK!" Ujar Yoongi galak. Bagaimana tidak kesal, ia sedang mengerjakan tugasnya dan anak tunggal keluarga Park ini malah terus mengganggunya dari tadi dengan acara mari memanggil Min Yoongi.
"Hehehe, ampun Hyung. Kau sedang apa sih?" Jimin bangkit, lalu melirik kearah meja belajar Yoongi. "Kau lebih mementingkan tugas daripada aku huh, Hyung?" Gumamnya lengkap dengan bibirnya yang maju dan wajah masam khas orang yang sedang merajuk.
"Karena kau memang tidak penting, Park." Jawabnya santai sambil terus mengerjakan tugasnya. Diam diam, ia melirik Jimin dan tersenyum samar.
"Kau jahat sekali sih, Hyung." Jimin berguling di kasur Yoongi. Oh, lihat lah siapa yang jadi top disini?
"Kau berisik."
"Aku tampan Hyung."
"Kau mengganggu."
"Aku milik-mu Hyung."
"How cheesy, Park."
"Aku milik Min Yoongi."
"Kau menjijikan seka-"
"Dan kau mencintai makhluk menjijikan ini." Blush. Jimin berujar santai. Yoongi tersipu, mendudukan kepalanya dan menaruh penanya kembali di samping bukunya. "Sialan kau, Park." Sambil menutup wajahnya, Yoongi bergumam. Menyumpah serapah untuk Jimin.
Jimin terkekeh melihat tingkah manis Yoongi-nya. Dia beranjak dari kasur Yoongi lalu mendekati pemuda manis itu. Memeluk lehernya dari belakang lalu berbisik.
"Saranghae, Park Yoongi." Yoongi makin tesipu. Dengan aura galaknya ia menurunkan tangannya dan mengigit tangan Jimin. Dia senang, dia malu dan- hell, apa apaan katanya? Park Yoongi?
"YA HYUNG KENAPA GALAK SEKALI SIH?!" Ujar Jimin sambil meringis, dan mengusap tangan yang tadi di gigit oleh si kecil Yoongi. Yang diteriaki tidak menghiraukannya, ia malah mengambil kembali penanya dan mulai melanjutkan tugasnya. Membiarkan Jimin berkutat dengan kesengsaraannya.
"Shut up, Park." Yoongi berujar singkat. Jimin mencibir, "Sok inggris kau, Hyung. Seperti mau belajar diluar negri saja." Lalu ia kembali naik ke ranjang Yoongi dan berguling sambil mengusap tangannya.
DEG!
DEG!
"Tapi hyung, ku pikir bagus juga kalau kita berbahasa inggris seperti itu."
"Jimin.."
"Tapi aku tidak nyaman dengan bahasa asing Hyung."
"J-Jimin.."
"Apakah kau nyaman dengan bahasa itu Hyung? Jika iya, kau bisa berbicara dengan ku, aku akan jawab sebisa ku hehe,"
"Jim.."
"Hyung, apakah di luar negri sama enaknya dengan disini? Aku jadi membayangkannya. Apa kau mau ke-"
"Jimin aku akan belajar diluar negri untuk semester selanjutnya." Ujar Yoongi cepat. Tangannya bergetar. Matanya memanas, ia ingin menangis. Jimin terdiam, berusaha mencerna apa yang Yoongi katakan barusan.
"Tidak mungkin. Kau tidak bisa jauh dariku, iyakan?" Entah kepada siapa Jimin bertanya, pikirannya mendadak kacau. Ia lalu bangkit, "Aku pulang, Hyung. Masih banyak tugas yang harus aku selesaikan." Dan berjalan keluar dari kamar Yoongi.
Yoongi? Ia mulai meneteskan air matanya. Ya, benar. Min Yoongi tidak bisa jauh dari Park Jimin. Tapi, ini adalah impiannya. Yoongi selalu ingin belajar di luar negri. Semua kerja keras yang ia lakukan mendadak goyah hanya karena si Manusia Pengganggu itu.
Yoongi mencintai jimin, sangat malah. Tapi Yoongi juga tidak bisa membiarkan impian yang sudah didepan matanya terbuang sia sia. Akhirnya Yoongi menyerah, ia bangun dari duduknya dan berjalan ke ranjangnya. Duduk di tepian dan menunduk. Menangis dalam diam sambil memeluk boneka pemberian Jimin.
"Maafkan aku, Jiminie.."
-TBC-
…ini apa, ya?
