sassy.chessy present :

A Hunkai Fanfiction

NEVER TOO FAR

Cast : Oh Sehun, Kim Jongin

It's SEQUEL of FALLEN TOO FAR

Happy Reading!

.

.

.

Never Too Far : Chapter 1

Oh Sehun.

Tiga belas tahun yang lalu…

Ada ketukan di pintu kemudian seretan langkah kaki. Dadaku terasa nyeri. Ibu telah meneleponku saat ia dalam perjalanan pulang dan mengatakan padaku apa yang telah ia lakukan dan sekarang Ibu ingin pergi keluar untuk minum koktail bersama teman-temannya. Aku menjadi satu-satunya orang yang harus menenangkan Irene. Ibuku tidak bisa mengatasinya jika melibatkan stres. Atau begitulah seperti yang dia katakan saat meneleponku.

"Sehun?" Suara Irene yang tersedu. Dia menangis.

"Aku ada di sini, Rene," kataku saat aku berdiri dari sofa kecil yang kududuki di sudut ruangan. Ini adalah tempat persembunyianku. Di rumah ini kalian perlu tempat untuk bersembunyi. Jika kalian tidak memilikinya sesuatu yang buruk akan terjadi.

Helaian rambut merah ikal Irene melekat di wajahnya yang basah. Bibir bawahnya gemetar saat dia menatapku dengan pandangan sedihnya. Aku hampir tidak pernah melihat matanya bahagia. Ibuku hanya memberinya perhatian ketika Irene perlu baju baru dan menunjukkannya pada orang lain. Selain dari itu, Irene diabaikan. Kecuali olehku. Aku melakukan yang terbaik untuk membuat dia merasa diinginkan.

"Aku tidak melihatnya. Dia tidak ada di sana." Irene berbisik saat sebuah isakan kecil terlepas. Aku tidak perlu bertanya siapa "dia". Ibu lelah mendengar Irene yang terus bertanya tentang ayahnya. Jadi dia memutuskan untuk membawa Irene menemui ayahnya. Kuharap Irene mengatakannya padaku. Kuharap aku bisa ikut pergi. Tatapan terluka di wajah Irene membuat tanganku mengepal. Jika aku bisa bertemu pria itu aku ingin memukul hidungnya. Aku ingin melihatnya berdarah.

"Kemarilah," kataku, meraih tangannya dan menarik adikku ke dalam pelukanku. Dia membungkus erat pinggangku dan memelukku erat. Saat seperti ini membuatku sulit bernapas. Aku tidak suka kehidupan yang telah dia jalani. Setidaknya aku tahu ayahku menginginkanku. Dia meluangkan waktunya bersamaku.

"Dia punya anak perempuan lain. Mereka kembar. Dan mereka… cantik. Rambut mereka seperti rambut malaikat. Dan mereka memiliki ibu yang membiarkan mereka bermain di lumpur. Mereka memakai sepatu tenis. Sepatu yang kotor." Irene iri pada sepatu tenis yang kotor. Ibu kami tidak akan membiarkannya berpenampilan tidak sempurna sepanjang waktu. Dia tidak pernah memiliki sepasang sepatu tenis.

"Mereka tidak mungkin lebih cantik darimu." Aku meyakinkan Irene karena aku sangat mempercayainya. Irene tersedu dan kemudian menarik dirinya. Kepalanya terangkat dan mata hijau besarnya menatapku. "Mereka cantik. Aku melihat mereka. Aku bisa melihat foto di dinding kedua gadis itu dan bersama seorang pria. Dia menyayangi mereka… Dia tidak menyayangiku."

Aku tidak bisa berbohong padanya. Irene benar. Dia tidak menyayangi Irene.

"Dia orang bodoh. Kau memiliki aku, Irene. Kau selalu memilikiku."

.

End for This Chapter

sassy.chessy