Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Character: Tenten
Genre: Angst
Rated: T
Warning: don't like don't read, flash fiction, Tenten-centric, AU, mengandung unsur LGBT
.
.
.
.
PERINGATAN TERAKHIR. JIKA ANDA SEORANG LGBT-PHOBIA, SILAKAN TEKAN TOMBOL 'BACK'.
Sedari tadi aku menatap cermin yang berada di hadapanku. Rambut panjang kusutku masih basah karena aku baru saja selesai mandi. Di bawah ketiakku terdapat lebam karena aku terlalu kencang saat mem-*binding kemarin. Tubuhku berbentuk seperti gitar spanyol kata orang-orang.
Banyak orang iri denganku karena rambut panjang coklatku, dadaku yang lumayan besar, dan bentuk tubuhku. Namun, aku malah berharap yang lain. Aku berharap mempunyai rambut pendek, dada rata, dan bentuk tubuh yang tegap.
Apakah aku salah kalau aku merasa aku terlahir di tubuh yang salah?
Saat kecil aku ingat sekali aku lebih suka bermain layang-layang dan bola bersama dengan anak laki-laki daripada bermain boneka dan masak-masakan bersama anak perempuan. Aku ingat sekali aku sering terjatuh saat mengejar layangan putus dan memanjat pohon demi mengambil layangan. Aku juga sering bertengkar dengan anak laki-laki saat mereka (atau aku) tertangkap basah melakukan kecurangan saat bermain bola.
Saat pulang ke rumah, aku ingat sekali ibu selalu mengatakan, 'aduh, Tenten. Kau ini anak perempuan, bertindaklah seperti anak perempuan.'
Aku yang saat itu masih polos dan tidak mengerti apa-apa, hanya mengiyakan perkataan ibuku. Kemudian, kembali mengulangnya di hari selanjutnya.
Lalu, saat menginjak usia remaja, aku mulai mengerti perkataan ibuku. Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda. Tubuh perempuan berlekuk, sementara tubuh laki-laki tegap. Suara perempuan halus, sementara suara laki-laki berat. Dada perempuan besar, sementara dada laki-laki bidang.
Aku mencoba untuk menerima segalanya. Namun, aku tetap tidak dapat menerimanya. Aku tetap menjadi Tenten yang masculine. Ah, aku bukan hanya seorang perempuan yang masculine, tapi gender-ku memang laki-laki.
Mungkin orang akan bilang, semua akan berakhir saat aku melewati masa pubertas, aku akan menjadi 'perempuan' saat pubertas selesai, dan lain sebagainya. Namun, lihatlah. Umurku sudah 19 tahun dan tentu saja aku sudah melewati masa pubertasku, tapi aku tetap merasa aku berada di tubuh yang salah.
Untuk mengatasi rasa ketidak percayaan diriku, aku berusaha untuk membuat diriku terlihat seperti seorang laki-laki. Mulai dari memakai pakaian laki-laki, mem-binding, berbicara dengan suara serendah mungkin, dan memasukkan rambutku ke dalam beanie atau topi. Tentu saja hal itu hanya kulakukan saat ibuku tidak berkunjung ke apartemenku. Saat ibuku berkunjung ke apartemenku, aku berusaha terlihat se-feminine mungkin, walaupun aku membencinya. Aku hanya tidak mau membuat ibuku kecewa.
Entah sampai kapan aku harus terus seperti ini? Haruskah aku berbohong terus? Atau haruskah aku bilang ke ibuku kalau anak gadisnya sebenarnya seorang trans man?
Wahai cermin di dinding, apakah aku ganteng atau cantik?
THE END
*binding: membuat dada terlihat rata, bisa menggunakan perban (tidak dianjurkan karena bisa menyebabkan lebam, bahkan patah tulang rusuk) atau binder (dalaman yang dirancang khusus untuk meratakan dada)
Haiiii semuuuaaaa! Bagaimana dengan fic yang bertemakan LGBT ini? Adakah yang bingung? Oke, pasti ada *sotoy*. Jadi, biological sex Tenten adalah female, gender identity-nya adalah man dan gender expression-nya adalah masculine dan feminine.
Masih bingung? Oke saya jelaskan lagi. Biological sex berhubungan dengan hormon, kromosom, dan organ reproduksi. Secara umum, female adalah mereka yang mempunyai vagina dan male adalah mereka yang punya penis. Sebenarnya, biological sex ada banyak, tapi saya jelaskan yang umum saja.
Gender identity adalah 'rasa' yang memang ada dalam diri seseorang tentang gender-nya. Secara umum, seorang man akan merasa dirinya laki-laki terlepas dari biological sex dan gender expression-nya, begitu juga seorang woman. Gender identity juga ada banyak, tapi saya jelaskan secara umum saja.
Gender expression adalah cara seseorang mengekspresikan gender-nya. Seorang masculine akan bersifat macho, terlepas dari gender identity dan biological sex-nya, begitu juga dengan seorang feminine. Gabungan dari 2 hal tersebut disebut androgyny.
Oya, kalau fic ini banyak yang suka, mungkin... sekali lagi MUNGKIN, saya akan membuat sequel-nya. Nanti, saya bakal tambahin romance dan unsur LGBT yang lain, maybe? :D
