DEAD AT HEART
Cast:
CHO KYUHYUN
LEE SUNGMIN
Other Cast
RATE: T
"Selamat datang, Heechul-ssi."
Hangeng, sang pemilik café, sedikit membungkukkan badannya saat seorang pria cantik memasuki café yang hampir tutup ini.
"Ah, Annyeong, Hangeng-ssi." Pria berparas cantik bernama Heechul itu juga membalas membungkukkan badannya. Senyum khas tertera di wajah seputih saljunya.
"Berkunjung saat café mau tutup lagi?" tanya Hangeng seraya mengajak Heechul menuju bangku kosong.
"Kau tahu tujuanku kesini bukan hanya menikmati kopi khas buatanmu." Jawab Heechul, sedikit terkekeh saat melihat wajah Hangeng yang mulai bingung.
"Lalu? Ada tujuan lainkah?"
Heechul mengangguk, "aku ingin mendengar namja yang sering bernyanyi saat café ini mau tutup."
Hangeng mengernyitkan dahinya, seperti mencoba mengingat sesuatu, "ah, maksud mu Kyuhyun?"
"Entahlah, aku tidak tahu namanya karna dia tidak pernah memperkenalkan diri." Jawab Heechul, matanya tertuju pada panggung kecil yang terdapat gitar dan piano besar disana. "Kapan dia akan mulai?"
"Sebentar lagi, tepat pukul 11 malam. Kau mau ku buatkan kopi?" Hangeng beranjak dari duduknya. Wajah namja kelahiran China itu terlihat tampan di bawah sinar lampu café.
"Boleh." Jawab singkat dari Heechul. Setelah Hangeng hilang dari pandangannya, Heechul kembali melihat ke arah panggung. Kini, sudah ada seorang namja berambut sedikit ikal sedang duduk di dekat piano.
Heechul bisa melihat kulit namja itu sama putih dengan dirinya, tidak ada cacat di kulit itu. Wajah stoic dari namja itu pun menambah nilai kesempurnaannya. Namun bukan itu yang membuat Heechul tertarik, bukan tentang tampannya namja itu yang membuat Heechul rela setiap hari datang berkunjung ke café di gang sempit menjelang tengah malam ini.
Nyanyian itu. Nyanyian dari suara halus milik sang namja itu yang membuatnya betah berlama-lama disini. Rasa penasaran yang mendera jiwanya pun tidak bisa terelakan lagi. Namja itu tidak pernah tersenyum. Heechul tidak pernah melihat namja itu tersenyum atau berbicara selain menyanyi. Dan lagipula, lagu yang ia mainkan, selalu lagu yang sama. Lagu yang sukses menyayat hati karna komposisi sempurna dari permainan piano dan suaranya yang halus.
"Penyanyi favorite mu sudah siap untuk menyanyi, eoh?" Hangeng membuyarkan lamunan Heechul tentang namja itu. Bibirnya membentuk sebuah senyuman saat dia melihat di atas meja sudah terdapat kopi pesanannya.
"Apa dia akan menyanyikan lagu yang sama lagi?" tanya Heechul pada Hangeng yang sedang sibuk memberikan tambahan gula di kopinya.
"Ya. Sudah hampir enam bulan dia menyanyi di sini. Dan lagu yang di mainkan adalah lagu yang sama. Ah, tapi sebenarnya kau bisa mendengarnya bernyanyi lagu yang lain bila kau datang ke sini siang hari, Heechul-ssi." Jawab Hangeng sambil menyeruput kopinya.
"Tidak. Aku tidak ingin mendengar dia menyanyi lagu yang lain." Ucap Heechul. Jemari panjang nan indahnya terlihat sedang mencoba mengaduk kopi dengan sendok.
"Sepertinya dia akan mulai bernyanyi. Setelah ini, aku akan menceritakanmu sesuatu tentang namja bernama Kyuhyun itu. Karna kau terlihat tertarik sekali dengannya." Hangeng tersenyum manis ke arah Heechul. Yang dibalas dengan senyuman tak kalah manisnya dari namja berwajah cantik itu.
"Benarkah? Jadi dia mempunyai cerita di balik ini?"
"Ya, ada cerita di balik lagu berjudul Dead at Heart yang selalu dia nyanyikan."
FLASHBACK ON
"Siwon-ssi!"
Namja tinggi dan berbadan kekar itu menoleh ke asal suara. Bibir tebalnya tersungging senyum yang memperlihatkan lesung pipinya saat melihat seorang namja sedang tersenyum lebar ke arahnya.
"Kyuhyun-ssi!" Siwon menghambur untuk memeluk tubuh namja yang berbeda sedikit tinggi badannya dengan dirinya. "Kau datang?"
Kyuhyun, nama namja itu, sedikit mengangguk sebelum mengambil segelas wine yang disediakan di atas meja. "Mana mungkin aku tidak datang saat sahabatku mengadakan pesta semeriah ini."
Ya, mereka memang sedang berada di sebuah pesta besar yang diselenggarakan oleh Choi Siwon. Presiden Direktur sebuah perusahaan bernama Hyundai Corporation. Hari ini adalah pembukaan kantor cabang Siwon yang ke-5. Dan dengan banyaknya rekan kerja yang datang, sudah membuktikan betapa suksesnya pengusaha muda ini.
"Hahaha. Lalu, apakah Presdir Cho datang seorang diri?" goda Siwon seraya menyenggol pelan tubuh Kyuhyun.
"Seperti yang lalu, aku masih sendiri." Jawab Kyuhyun tanpa ekspresi yang berarti.
Namja bertubuh tinggi itu mendecih pelan, "ayolah. Kau tampan, kaya, dan pintar. Bagaimana mungkin kau belum mempunyai seorang wanita?"
Kyuhyun sedikit menarik ujung bibirnya, "aku sudah mempunyai perusahaan yang menemani hidupku. Simpan dulu lah untuk masalah yang lain."
"Terserah kau. Hem, sepertinya ada tamu yang harus ku temui. Ku tinggal, gwenchana?" tutur Siwon sambil membenarkan sedikit jasnya. Sepertinya akan ada tamu kehormatan yang ingin ia temui, sehingga dia tidak ingin terlihat cacat sedikitpun.
"Ne. Tidak sedikit orang yang ku kenal disini." Kyuhyun mengangguk dan tersenyum manis saat Siwon membalikkan badannya. Dilihatnya tubuh sang sahabat sedang berjalan menuju seorang bapak-bapak tua dan seorang pria muda disana.
"Ah!"
Seseorang berteriak dari arah belakang Kyuhyun. Refleks, namja itu menoleh ke belakang.
"Jeosonghamnida, Tuan. Aku tidak sengaja."
Terlihat seorang pelayan cattering sedang membungkukkan badannya di hadapan seorang pria yang sepertinya seorang tamu.
"Ah, gwenchanayo. Tidak apa, hanya air putih. Lagipula tidak terlihat."
Kyuhyun bisa melihat namja itu tersenyum seraya menepuk bahu sang pelayan. Kyuhyun sedikit menaikkan alisnya, pemandangan seperti ini sangat langka dia temui bila berada di lingkungan 'atas' seperti saat ini. Rata-rata, atau bahkan semuanya, yang datang ke acara ini adalah orang-orang yang berkedudukan sama dengannya dan Siwon. Presiden Direktur. Dan rata-rata, dari semua rekan kerja yang ia kenal, tidak ada satupun yang ingin menyentuh bahu seorang pelayan seperti namja yang berada dihadapannya. Apalagi, pelayan itu membuat jas nya basah.
"Kembalilah bekerja. Tenang saja, aku tidak akan mati bila jas ku basah, hahaha."
Namja itu terkekeh pelan untuk menenangkan sang pelayan yang tidak berhenti membungkukkan badannya. Sampai akhirnya, sang pelayan memohon diri untuk melanjutkan pekerjaannya. Kyuhyun bisa melihat namja itu sedang membersihkan jasnya dengan sapu tangannya. Sepertinya namja itu tidak perduli dengan tatapan aneh dari orang-orang yang berada disekitarnya.
"Permisi."
Kyuhyun memberanikan diri untuk menghampiri namja yang bertubuh sedikit pendek darinya. Hidung bangir milik Kyuhyun bisa mencium wangi vanilla yang berasal dari namja itu dari jarak yang lumayan dekat ini.
"Ah, iya. Ah? Cho Kyuhyun-ssi?"
Mata bulat dari namja itu sedikit terbuka lebar saat melihat sosok Kyuhyun yang menyapanya. Setelah saling membungkukkan badan, keduanya saling melempar senyum terbaiknya.
"Kau mengenalku?" tanya Kyuhyun.
"Tentu. Siapa yang tidak mengenal Presiden Direktur dari SparCorporotion. Ah, Lee Sungmin imnida." Namja yang bernama Lee Sungmin itu mengulurkan tangan kecilnya.
Tanpa berpikir lama, Kyuhyun membalas menjabat tangan Sungmin. "Cho Kyuhyun imnida. Aku baru ingat, kau Presdir perusahaan Sendbill Corporation, bukan?"
Sungmin mengangguk lucu yang membuat sebuah lengkungan tipis di bibir tebal Kyuhyun, "ne. Suatu kehormatan bisa mengenalmu, Kyuhyun-ssi."
"Begitu juga denganku. Ah, apa kau ke sini seorang diri, Sungmin-ssi?" tanya Kyuhyun sambil menengok ke kanan dan ke kiri. Memastikan tidak ada orang lain yang berada di samping Sungmin.
"Seperti yang kau lihat, aku sendiri." Jawab Sungmin, senyum yang memamerkan gigi kelincinya pun tidak pernah pudar dari wajahnya. Membuat Kyuhyun betah berlama-lama memandang wajah yang baru pertama kali ia temui secara langsung.
Kyuhyun mengangguk sebentar, "kalau begitu, kita bersama saja. Kau tahu, ternyata ke sebuah pesta sendirian itu tidaklah menyenangkan."
Namja berkulit halus itu sedikit terkekeh sebelum ikut mengangguk, "ya, kau benar. Aku juga merasakan hal yang sama. Kau sudah makan, Kyuhyun-ssi?"
"Belom. Kau sendiri? Ah, mulai sekarang panggil saja Kyuhyun atau Kyu. Begitu juga aku memanggilmu hanya dengan Sungmin. Bagaimana? Kita teman?" Kyuhyun mengulurkan tangannya, kali ini bukan untuk berkenalan, namun untuk memberikan 'deal' bahwa mereka sekarang berteman.
Sungmin membalas uluran tangan Kyuhyun. Dirasakannya telapak tangan yang lembut seperti bayi. Seketika aliran listrik yang tidak pernah dia rasakan mengaliri seluruh tubuhnya. Mata foxy itu terkunci saat menatap mata coklat yang seperti menyeretnya masuk ke dalamnya. Begitu juga dengan Kyuhyun, dapat dia rasakan tubuhnya melemas saat senyuman dari bibir plum itu seperti mengikatnya untuk turut tersenyum bersamanya.
Hingar bingar pesta seketika berubah menjadi hening di telinga mereka. Tak dipedulikan tatapan bingung orang-orang disekitar yang memandang mereka. Lama, lama mereka berjabat tangan, namun tidak ada satupun yang berniat untuk melepaskan kehangatan dari sentuhan tangan mereka.
Kyuhyun tahu dia telah jatuh pada senyum bibir berwarna pink itu.
Sungmin tahu dia telah jatuh pada mata coklat itu.
.
.
.
Dan dimulailah sebuah takdir yang bahkan di luar akal pikir mereka…
TBC
Hai hai hai~
Aku datang di ff aku yang baru:)
sungguh, gatel bgt ya kalo gak ngetik cerita hahaha
Tolong cintai ff saya ini, tolong beri saya support.
Terimakasih dan Saranghae:'D
