Tittle : Silver Ring
Cast : Cho Kyuhyun and Member SJ
Genre : Brothership/Family/Action(maybe)
.
.
"Kyunnie, kajja kita pulang ke Korea. Hyungdeul sudah menunggumu disana." Ucap seorang namja tampan bertubuh tegap. Choi Siwon.
"Kenapa tidak mereka saja yang kesini sih, Hyung. Aku malas ke Korea dan kuliahku disini belum selesai." Balas namja lain yang kini sedang menikmati segelas bubble tea disebuah Caffe.
"Soal kuliahmu lanjutkan saja disana. Hyung sudah mendaftarkanmu ke Universitas terbaik di Korea." Ujar Siwon.
"Aniyo. Aku ingin disini saja, Hyung. Kalau mau ke Korea sendirian sana. Aku tidak ikut." Cara bicara namja yang dipanggil 'Kyunnie' mulai ketus.
"Leeteuk-hyung ingin bertemu denganmu dan ingin kamu menemaninya disana." Siwon masih membujuk adiknya yang bernama lengkap Choi Kyuhyun untuk pulang ke Korea. "Sepupu-sepupumu pun ada disana. Sungmin-hyung, Donghae-hyung dan yang lainnya."
"Kenapa hyung begitu ngotot mengajakku pulang?" Kyuhyun menatap kakaknya dengan pandangan menyelidik.
"Ayolah, pulang Kyu. Nanti disana fasilitasmu tak kalah jauh bahkan mungkin lebih canggih dari yang disini. Ditambah banyak orang-orang yang akan menemanimu." Siwon sudah mulai putus asa.
Membujuk Kyuhyun jauh lebih sulit daripada membujuk Donghae untuk pergi menemaninya kencan buta. Melihat wajah kakaknya yang sudah putus asa, membuat Kyuhyun sedikit terenyuh dan bersimpati juga. Ia mengerti, hyung yang satunya ini sudah jauh-jauh datang dari Korea menuju Jepang hanya untuk menjemputnya pulang.
"Baiklah, asal kalian disana tidak ada yang mengabaikanku lagi. Arra? Kalian selalu sibuk dengan urusannya masing-masing." Cibir Kyuhyun dengan helaan napas mengiringi akhir kalimatnya.
Mendengar hal itu sontak membuat Siwon menatap Kyuhyun dengan matanya yang berbinar senang. Mau tak mau namja berambut dark coklat pendek tersebut mengulum senyumnya.
"Arra, hyung mengerti. Gomawo Kyunnie jadi hyung tidak perlu menyerahkan semua koleksi-koleksi yang hyung miliki kepada Teuki-hyung."
"MWO?!" Siwon hanya tersenyum polos saat mendengar teriakan dari mulut dongsaeng-nya.
.
.
"Palli, Sungmin-ah. Hyung sudah tak sabar untuk bertemu dengan magnae kita."
"Sebentar Teuki-hyung. Jalanan disini sedang macet, sore hari waktunya para pekerja pulang." Seorang namja dengan gigi seperti kelinci sedang menenangkan namja lain yang duduk disampingnya.
"Lalu kenapa kita melewati jalan ini?" Namja yang bernama Teuki atau nama lengkapnya Choi Jungsoo tidak bisa menenangkan dirinya.
Pasalnya ia sudah sangat ingin segera sampai rumah. Ada seseorang yang sudah lama ingin ia temui disana. Seseorang yang sudah tidak pernah ditemuinya selama 3 tahun terakhir ini. Choi Kyuhyun namanya.
6 tahun tinggal di Negara Matahari terbit membuatnya begitu kesepian. Awal kepindahannya ke Jepang, Leeteuk masih sering menemui sang adik disana. Namun seiring dengan kesibukannya yang semakin padat, membuat ia tidak bisa bertemu dengan adik kecilnya selama 3 tahun.
"Itu karena Teuki-hyung yang menyuruhku cepat-cepat tanpa memberikanku waktu untuk mencari informasi tentang kemacetan di Seoul. Jadinya seperti ini kan." Lee Sungmin namja yang duduk dibelakang supir menggerutu. Ia tak terima disalahkan atas kemacetan ini.
"Sebesar apa yah dia sekarang? Terakhir hyung bertemu dengannya, tubuhnya kecil sekali dan juga pendek." Kedua mata Leeteuk menyendu.
"Bukankah Siwonnie sudah bilang kalau Kyuhyun tumbuh dengan baik disana. Bahkan pipinya terlihat chubby."
"Ne."
Tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Sungmin kembali fokus dengan kemudinya, sedangkan Leeteuk hanya melihat-lihat disekitarnya. Ia tidak ingin mengganggu konsentrasi sepupunya tersebut.
Perjalanan kembali dilanjutkan meskipun keheningan masih melanda keduanya.
Tak terasa hampir sejam diperjalanan, kini mereka pun sampai disebuah rumah yang megah dengan arsitektur eropa modern. Taman bunga terhampar luas didepan rumah dengan sebuah air mancur tepat ditengah-tengahnya.
Cklek!
Terdengar suara pintu mobil terbuka. Dengan langkah cepat, Leeteuk masuk kedalam rumah dengan mengabaikan beberapa sapaan dari para pelayan di rumahnya. Yang dipikirannya saat ini yaitu bertemu dengan sang adik terkecilnya.
Sungmin yang melihat kelakukan sepupu tertuanya itu hanya menggelengkan kepalanya heran. Namun senyuman masih bertengger dibibirnya.
Didalam rumah, Leeteuk masih berjalan tergesa mencari keberadaan sang dongsaeng. Hingga akhirnya ia menemukan seseorang sedang tertidur diatas sofa yang biasa digunakan untuk bersantai.
"Kyunnie.." ucap Leeteuk pelan.
Langkahnya menjadi pelan sekarang. Ia tidak ingin mengganggu tidur nyenyak namja yang sedang tertidur dengan salah satu tangannya diatas perut, sedangkan yang satunya lagi menggantung pasrah disofa.
Wajah putihnya begitu bersih. Pipi yang terakhir kali dilihat oleh Leeteuk begitu kurus dan cekung, kini sudah nampak berisi bahkan terlihat chubby. Bibirnya masih tetap merah merona. Hidung mancung-nya semakin membuat Kyuhyun nampak seperti pangeran tidur.
Tangan Leeteuk terangkat dan merapikan anak rambut yang menutupi kening Kyuhyun. Kemudian beralih dengan mengelus pelan kepala yang memiliki surai coklat pendek.
"Engghhh~~" ternyata gerakan yang dibuat oleh Leeteuk membuat tidur Kyuhyun terusik. Kini kelopak matanya bergerak dan sedikit demi sedikit terbuka. Menampakan kilauan manik coklat yang bening dibalik kelopak mata tersebut.
"Mianhae, hyung mengganggu tidurmu." Leeteuk tersenyum saat melihat adiknya terbangun.
"Gwenchana, hyung."
"Hyung gendong sampai ke kamar ya, nanti lanjutkan lagi tidurnya." Leeteuk masih setia mengelus kepala Kyuhyun.
"Ani. Aku sudah terlalu lama tidur." Namja berusia 20 tahunan tersebut bangkit dari tidurnya dan mengambil posisi duduk. "Hyung baru pulang?"
Namja yang memiliki senyuman bak malaikat itu menganggukkan kepalanya. Kini ia pun duduk disebelah Kyuhyun.
"Kamu sudah besar ya, Kyu?" Ucap seseorang dari arah pintu masuk.
Dapat dilihat oleh mata Kyuhyun, seorang namja berperawakan hampir sama dengannya bersender di palang pintu. Matanya memancarkan kehangatan.
"Tentu saja, Minnie-hyung. Disana makanannya bergizi semua." Kyuhyun tersenyum lebar.
"Siwonnie dimana, Kyu?" Tanya Leeteuk. Ia baru sadar ketidakberadaan namja tegap berlesung pipi itu.
"Katanya mau kencan buta bersama Hae-hyung dan Hyukhyuk."
"Panggil yang benar, Kyu. Hyukkie-hyung." Leeteuk membenarkan perkataan Kyuhyun yang menurutnya kurang sopan.
"Aniyo, lebih enak kupanggil 'Hyukhyuk'." Sebelah tangan Leeteuk diapit oleh Kyuhyun. Sepertinya namja yang bergelar evil magnae tersebut sedang ingin bermanja, eoh? "Aku lapar, hyung."
"Haha.. sedang ingin bermanja, eoh?" Ledek Leeteuk sambil menyentil hidung bangir milik Kyuhyun. Sungmin pun ikut tertawa melihat adegan didepan matanya.
Sang korban ledekan kakak tertuanya hanya bisa mengembungkan pipi chubby miliknya. Semakin lebarlah tawa Leeteuk dan Sungmin.
.
.
"Lho, Kyunnie mana hyung?" Siwon masuk ke ruang makan. Diikuti oleh seorang namja lainnya. Lee Donghae.
"Sudah tertidur. Mungkin ia agak kecapekan. Pulang darimana, Siwonnie?" Leeteuk menyantap makanan yang tersaji didepan matanya. Sedangkan Sungmin sedang mengambil seiris daging yang dimasak oleh koki di rumah keluarga Choi.
"Baru pulang dari Caffe dengan Hae-hyung dan Eunhyuk-hyung." Siwon mengambil sejumput daging disalah satu piring yang ada disana.
"Lalu Eunhyuk kemana? Dia tidak ikut makan malam disini?" Sungmin mengikuti pembicaraan yang dilakukan oleh dua Choi bersaudara tersebut.
"Hyukkie ada janji lain, Hyung. Makanya dengan terpaksa ia tidak ikut kesini." Namun dijawab oleh Donghae. Sungmin mengangguk paham.
"Kali ini pasangannya seperti apa?" Pertanyaan masih dilontarkan oleh sang tetua di rumah tersebut.
"Lumayan cantik, hyu-… Hyung tau darimana?" Seketika wajah Siwon berubah menjadi ekspresi kaget. "Kyunnie~~~~"
"Tenanglah, Siwonnie.." Leeteuk tersenyum melihat wajah Siwon yang berubah menjadi merah padam. "Bagaimana keadaan Kyunnie menurut Jaejong?" Pembicaraan sepertinya berubah menjadi serius.
"Menurut Jae-hyung, keadaan Kyunnie sudah sangat membaik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi."
"Kenapa Jae-hyung tidak ikut pulang ke Korea, Wonnie?" Tanya Donghae yang sedari tadi hanya menikmati makan malamnya dengan diam setelah menjawab pertanyaan dari Sungmin.
"Dia masih banyak pekerjaan disana, Hyung. Rencananya Jae-hyung juga akan pindah ke Korea lagi, hanya tidak tahu kapan waktunya." Donghae mengangguk mengerti.
"Apa berkas-berkas kepindahan Kyuhyun sudah beres, Sungmin-ah?" Tanya Leeteuk kepada namja yang berwajah aegyo layaknya seorang wanita.
"Semuanya sudah siap, Hyung. Besok Kyunnie sudah bisa masuk mengikuti perkuliahan." Jawab Sungmin sambil melihat sebuah note dicatatannya.
"Bagus kalau begitu."
Acara makan malam dilanjutkan kembali dengan penuh kekhidmatan. Tidak ada suara percakapan diantara mereka. Hanya suara sumpit atau sendok yang kadang beradu dengan mangkuk.
.
.
Ciit~ Ciit~ Ciit~
Suara burung terdengar bagaikan melodi di pagi hari yang menandakan bahwa pagi itu langit nampak cerah. Tidak ada awan kelabu yang menghalangi keindahan langit yang biru dengan awan putih bersih disekelilingnya.
Nampak seorang namja yang sedang mematut disebuah cermin yang berukuran sama dengannya. Menatap puas hasil karya Tuhan yang membuat dirinya terlihat sangat tampan bahkan manis di pagi ini.
"Choi Kyuhyun memang selalu tampan." Gumamnya pada diri sendiri.
Dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, ia melangkah menuju ruang makan dimana kedua hyung-nya menunggu kedatangan dirinya untuk menikmati sarapan pagi bersama. Sapaan ramah ia lontarkan saat para pelayan menyapanya.
Kini ia tiba di ruangan yang sudah tersaji banyak makanan di sebuah meja yang sedikit memanjang. Hyungdeul-nya memberikan senyuman hangat saat melihat kedatangan Kyuhyun.
"Pagi hyung." Sapa Kyuhyun.
"Pagi Kyunnie.." balas Leeteuk diikuti anggukan Siwon. "Kajja kita makan."
Kyuhyun mengangguk dan menempati salah satu kursi yang kosong disana. Ia mengambil semangkuk nasi dan mulai memakannya.
"Bahasa Korea-mu masih lancar kan, Kyu?" Tanya Siwon.
Kyuhyun memutar bola matanya malas. Hyung tampannya yang satu ini bodoh atau apa. Bukankah selama ini dia selalu berkomunikasi dengan bahasa korea bila bertemu dengannya.
"Ani, aku lupa. Dari kemarin bahasa yang kugunakan yaitu bahasa alien." Kyuhyun mengirimkan deathglare-nya. Siwon hanya meringis melihatnya.
"Jangan berbuat macam-macam, Wonnie." Leeteuk menegur dongsaeng terbesarnya saat ia melihat keusilan Siwon.
"Aku takut Kyunnie lupa dengan bahasanya sendiri." Balas Siwon dengan polosnya.
"Aish…" geram Kyuhyun.
"Sudahlah, Kyu. Biarkan saja Siwon, jangan dibalas lagi." Leeteuk tersenyum, berharap dengan senyumannya bisa membawa perdamaian di hati Kyuhyun.
Dengan wajah tertekuk, Kyuhyun kembali melanjutkan sarapannya. Hatinya terasa tenang, setelah 6 tahun tinggal jauh dari keluarganya, kini ia bisa kembali menikmati hangatnya kebersamaan keluarga.
.
.
"Kyuhyun-ah!" Terdengar suara seseorang menyapa gendang telinganya saat ia beranjak hendak menuju kantin kampus.
Sesosok manusia dengan tinggi yang melebihi dirinya, kini tergambar jelas di kedua retina matanya. Seorang namja dengan rambut pendek dark coklat, berdiri tak jauh dari Kyuhyun berada. Jung Changmin namanya.
"Waeyo?" Tanya Kyuhyun singkat.
"Mau ke kantin?" Namja bermarga Choi itu menganggukkan kepalanya. "Kita sama-sama kesana ne."
Tanpa mendengar jawaban dari Kyuhyun, Changmin langsung menggeret Kyuhyun menuju kampus. Sikap berontakan tidak diperlihatkan saat lengannya dipegang dan diseret keluar kelas.
Kini keduanya sampai disebuah tempat yang menyediakan berbagai jajanan. Dari yang berat hingga yang ringan.
"Ada yang ingin kau pesan, Kyuhyun-ah?" Changmin menjelajah seluruh kantin guna mencari sesuatu yang dapat mengenyangkan perutnya.
"Jjangmyeon dan soda." Balas Kyuhyun. "Dan hentikan air liurmu itu, Changmin-ah."
Changmin hanya memberikan senyuman lebarnya. Setelah mencatat pesanan Kyuhyun diotaknya, ia pun berjalan menjauh menuju tempat-tempat yang dituju. Sedangkan Kyuhyun mencari tempat yang kosong.
Saat pertama kali Kyuhyun memasuki kelasnya, dengan penuh rasa percaya diri Changmin menghampiri dan menyapanya. Senyum yang terkesan bodoh dimata Kyuhyun terus bertengger manis diwajahnya, hingga akhirnya Kyuhyun pun mulai menerima keberadaan Changmin disampingnya sebagai seorang teman.
Keakraban semakin terlihat saat disela-sela pelajaran mereka menemukan kesamaan. Yaitu senang bermain games. Banyak yang mereka ceritakan soal games, hingga membuat Changmin kehilangan kendali dan mendapatkan timpukan gratis dari sang dosen.
Dan kini keduanya berada di kantin untuk menikmati waktu istirahat secara bersama-sama. Sambil menunggu kedatangan Changmin dan makanannya, Kyuhyun membuka laptop miliknya. Mungkin diantara kalian ada yang mengira dia akan menghabiskan waktu menunggu temannya dengan bermain game, namun itu salah besar.
Kyuhyun membuka laptopnya hanya untuk melihat beberapa pesan elekronik yang masuk ke akunnya. Pesan dari beberapa temannya saat di Jepang dulu.
Saat sedang asyik-asyik membalas pesan, ia dikagetkan dengan sebuah tepukan di bahunya. Otomatis tubuhnya pun menegang sebentar.
"Kenapa mengagetkanku, tiang listrik?" Bentak Kyuhyun kesal. Wajahnya menekuk namun terlihat lucu dimata Changmin. Sang pelaku.
"Neomu kyeopta~~" ujarnya sambil mencubit kedua pipi Kyuhyun yang chubby.
"Isssh.. swakit.. cwangmin-ah!" Dengan sedikit kasar, Kyuhyun melepaskan tangan Changmin yang berada dipipinya. "Mana makanannya, eoh?"
Kyuhyun tidak melihat teman barunya itu membawa makanan yang ia pesan. "Kamu memakan bagianku karena kekurangan makanan dan tidak ada uang?"
"Aishh.. aku tidak semiskin itu dengan mengambil makananmu, Kyu." Melihat Changmin yang sedang kesal, sebuah seringaian nampak diwajah pucat Kyuhyun. "Arraso.. kau menang. Aku tidak akan mengusilimu lagi." Seringaian pun makin melebar saat mendengar jawaban Changmin.
"Kenapa kau meninggalkanku, eoh? Aku kerepotan membawanya, babbo" suara seorang namja menghentikan perdebatan kecil antara Kyuhyun dan Changmin.
Terlihat dari arah depan Kyuhyun seorang namja sedang membawa dua buah nampan dengan berisi banyak makanan diatasnya. Melihatnya membuat Kyuhyun speechless. 'Orang gila macam mana yang akan memakan makanan sebanyak itu? Perutnya mirip tong sampah.' Pikir Kyuhyun.
"Eoh, Minho. Ppaliwa, lamban sekali jalanmu." Ucap Changmin dengan senyuman lebar diwajahnya.
"Apa kamu tidak lihat dengan apa yang kubawa, heh. Seenaknya kamu menyuruhku membawa semua ini, sedangkan kamu hanya membawa tubuhmu sendiri." Balas Minho dengan wajahnya yang sedikit cemberut.
"Kamu itu keterlaluan, Changmin-ah. Badanmu lebih besar, kenapa kamu tidak membantunya?" Kyuhyun membantu membawakan makanan yang dipegang oleh namja berwajah manis tersebut. "Ini makananmu?"
"Gomawo, sunbae." Ucap Minho. Bebannya sedikit berkurang setelah sebagian dibawa oleh Kyuhyun. "Ini makanan Changmin, sunbae. Dia memang pemalas, rajin jika hal itu menyangkut makanan."
"Dasar tong sampah." Ujar Kyuhyun dan Minho secara bersamaan. Keduanya diam dan saling menatap. Kemudian tawa terdengar dari keduanya.
"Choi Kyuhyun imnida. Panggil saja hyung, ne." Kyuhyun mengulurkan tangannya saat mereka sudah duduk disebuah meja berbentuk lingkaran.
"Choi Minho imnida. Senang berkenalan denganmu, hyung." Balas Minho dengan senyuman manis merekah dibibirnya.
"Wah kalian sama-sama 'Choi', apa kalian bersaudara?" Tanya Changmin dengan wajahnya yang terlihat begitu 'surprise'. "Dan kenapa kamu memanggilnya hyung sedangkan padaku tidak?"
"Jika kami bersaudara, maka kami tidak perlu melakukan perkenalan, Changmin-ah." Jawab Kyuhyun dengan kesabaran yang diambang batasnya.
"Betul apa yang dikatakan Kyuhyun-hyung, babbo. Dan aku tidak akan memanggilmu, hyung." Ujar Minho sambil menjulurkan lidahnya.
Namja yang memiliki postur tinggi itu hanya menganggukkan kepalanya sok mengerti. Namun tidak tahu apa yang dipikirkannya. Hanya Tuhan dan otak Changmin yang tahu.
.
.
"Wonnie, mau pulang sekarang?" Leeteuk bertanya saat ia melihat kedatangan adiknya.
"Ne, waeyo hyung?"
"Hari sudah sore jemput Kyunnie, arra? Hyung masih ada sedikit urusan jadi kemungkinan terbesar akan pulang terlambat." Leeteuk bersiap untuk pergi ke suatu tempat.
"Arraso, hyung. Hyung hati-hati dijalan."
"Ne, kamu juga hati-hati. Kalian jangan lupa makan." Kemudian Leeteuk masuk kedalam mobil mewahnya begitu juga dengan Siwon.
Keduanya berpisah jalan saat sudah keluar dari tempat parkir perusahaan mereka.
.
.
"Kajja kita pulang, Kyu." Ajak seorang namja bermarga Jung.
"Ani, kamu duluan saja. Aku menunggu jemputan." Balas Kyu sambil menyimpan handphone-nya kedalam saku.
"Siapa? Kekasihmu ya~~" goda Changmin sambil tertawa lebar.
Dengan senang hati Kyuhyun mengirimkan death glare-nya. "Jaga mulutmu, babo. Aku tidak punya kekasih."
"MWO?! Orang setampan kamu tidak mempunya kekasih?! Demi semua makananku, kamu bohong ya?!" Changmin meremas rambutnya agar lebih terlihat efek dramatisnya.
'Dia benar-benar gila. Gila makan dan gila otak.' gumam Kyuhyun dalam hati. Sungguh ia tidak mengerti kenapa berteman dengan namja gila satu ini. Padahal waktu di Jepang, teman-temannya semua orang populer."Jangan berlebihan. Aku hanya tidak ingin mempunyai pasangan untuk saat ini."
"Ne.. Ne.. Single itu lebih baik untuk saat ini." ucap Changmin sok bijak.
"Sana pergi, kamu mengganggu penglihatanku saja."
Dengan bibir yang sedikit mengerucut, namja yang punya hobi makan itu akhirnya meninggalkan Kyuhyun sendirian didepan kampusnya.
.
.
"Akhirnya aku menemukanmu, baby~~" ucap seseorang yang kini sedang duduk santai di rumahnya.
Ia pun bangkit berdiri, terlihat otot-otot perut menghiasi indah tubuh kurus nan jangkung itu.
"Aku kembali ke Korea sekarang." Ucapnya sambil berlalu melewati beberapa orang berpakaian hitam-hitam.
"Wakarimashita, Kaichou-sama."
"Sebentar lagi aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan.. kkkkk~"
TBC
Fict request-an dari Gyurievil-ssi..
Semoga ga kecewa.. ini baru prolog.. :3
