Chapter 1 : Let's play yeoulli
IT'S OKAY EVEN IT'S HURT
Baekhyun selalu menunggu Chanyeol yang akan kembali dan mengalahkan gordan bersama-sama. Tapi robot lasernya saja bahkan tak bisa membantu mereka ketika kesalahpahaman datang membawa masalah yang cukup rumit hingga bertahun-tahun. Ketika Baekhyun datang dengan perut buncit dan Chanyeol menendang nya keras. Baekhyun tetap datang meskipun sebuah pisau akan menancap dijantung nya. MPREG, 21+,ANGST,CHANBAEK.
SYIFASOO PRESENTS...
Ketika satu buah daun cherry blossom jatuh di atas kepalanya, ia segera hinggap melompat dan mengatupkan tangan nya seperti kuncup. Kedua mata mungil nya melebar serta mulut nya terbuka tak sabar untuk melihat si cantik merah muda yang akan ada di dalam genggaman nya. Dalam hitungan satu sampai tiga, pucuk bunga cherry blossom itu terjebak di kedua tangan nya.
Mata nya berbinar-binar, serta berteriak histeris karena kegembiraan nya tak dapat di ukir dengan kata-kata. Tepat disebelah nya sendiri, gerbang setinggi 2 meter lebih menjulang ke atas berdiri kokoh di samping nya. Halaman rumah yang sangat mewah begitu transparan bisa dipandangi siapa saja.
Baekhyun, anak laki-laki mungil itu berdiri disana pada waktu yang masih sangat pagi. Tapi di balik punggung nya ia sudah menggendong tas power ranger kesukaan nya. Terlalu awal untuk seorang anak sekolah dasar berangkat sepagi ini.
Tangan nya terus melambai ke atas, memegang besi-besi pagar itu dengan kedua tangan nya. Wajah mungil nya yang tak muat seperti dipaksakan masuk di antara celah pintu gerbang.
"Yeolli keluarlah, lihat apa yang aku dapatkan" ucap nya dengan sekuat tenaga, berharap manusia di dalam bangunan beton kuat itu mendengar suara kecil nya. Baekhyun selalu seperti itu setiap pagi. Menangkap bunga cherry blossom jika musim semi akan datang dan berdiri di gerbang itu sambil menunggu seseorang. Seseorang yang bahkan belum tentu tau ia berada disana sepagi itu.
Seorang wanita berpakaian sederhana berlari dari halaman rumah utama, nampak begitu cemas ketika melihat seorang anak yang berdiri di depan gerbang sepagi ini.
"Baekhyun-ah"
"Eoumma" jawab Baekhyun kecil itu riang, terlalu berlawanan dengan situasi sekarang. Wanita yang di panggil nya eoumma itu meminta para penjaga untuk membukakan pintu kecil untuknya. Baekhyun menghampiri ibunya sambil berlari.
"Baekhyun-ah, eoumma kan sudah bilang. Tunggu dirumah eoumma akan mengantarkan mu ke sekolah jam 7. Kau anak eoumma yang pintar bukan ?"
"Eoumma aku ingin berangkat sekolah dengan Chanyeol, apa dia sudah pergi ? Baekhyun pasti kesiangan"
Eoumma Baekhyun hanya terpaku sambil menatap sang anak dengan perasaan tidak percaya, tidak tahukah anak nya ini jika tingkatan kehidupan mereka dengan pemilik rumah ini sangat berbeda. Mungkin Chanyeol adalah seorang anak yang seumuran dengan nya, dan Baekhyun menganggap nya teman. Karena dengan Baekhyun menganggap nya teman ia tak berpikir bahwa sebenar nya mereka tak pernah sama.
"Baekhyun-ah, Chanyeol tidak akan pergi ke sekolah dengan mu. Dia sudah ada orang lain yang akan mengantarkan nya"
"Siapa ?"
"Ada, nah sekarang kau pulang dulu kerumah. Tunggu eoumma sebentar...lagi saja yah"
Mata mungil itu menatap bangunan mewah itu sekali lagi, bukan karena keindahan istana yang menjulang tinggi itu. Tapi seseorang di dalam sana yang tak pernah bisa Baekhyun temui.
...
Sepulang sekolah pada jam makan siang, Baekhyun keluar dari gedung sekolah nya dan menunggu di halaman seperti yang eoumma nya bilang. Ia harus menunggu selama 10 menit sebelum eoumma nya datang dan menjemput Baekhyun seperti biasa. Tapi hari itu, Baekhyun berkeinginan sangat besar untuk menemui Chanyeol.
Seorang anak dari majikan kedua orangtuanya. Baekhyun tak mengerti mengapa eoumma nya selalu melarang Baekhyun untuk bertemu dengan Chanyeol. Bagi Baekhyun, Chanyeol adalah teman nya dan sahabat terbaik nya. Ia ingat betapa Chanyeol sangat menyukai permainan petak umpet karena ia selalu menang dan Baekhyun tak pernah berhasil menemukan nya. Tapi ia selalu mencoba dan Chanyeol memilih keluar dari tempat persembunyian. Mengejek Baekhyun karena kebodohan nya yang tak pernah kunjung bisa menemukan nya.
Namun tak sedikit pun Baekhyun pernah marah akan hal itu, ia selalu tersenyum dan merasakan kebahagian Chanyeol berada dalam dirinya. Namun kenangan indah itu berakhir ketika ia harus pindah rumah dan tak bisa lagi tinggal di samping rumah Chanyeol. Yang sebenarnya diberikan oleh majikan kedua orang tuanya sendiri untuk keluarga Byun tinggali. Tetapi Byun Yunho berinisiatif untuk membeli rumah sendiri dari hasil uang tabungan nya, ia ingin keluarga nya tidak hanya sekedar menumpang dirumah orang lain.
Baekhyun sangat kecewa dan dia bahkan pernah tak berbicara dengan appa nya hampir sebulan lebih. Ia tak suka sikap appa nya yang membuat ia pergi jauh dari rumah Chanyeol. Namun itu tak berkunjung lama. Baekhyun selalu berusaha untuk bisa bertemu dengan Chanyeol lagi. Dan berharap bisa memainkan semua permainan yang ia bawa.
Tapi sejak hari itu, apa yang bisa ia dapatkan hanya berdiri di depan gerbang. Rumah tak pernah seketat itu biasanya. Dan Chanyeol jadi sangat-sangat susah untuk ditemui. Berulang kali Baekhyun meminta bantuan orang terdekatnya agar ia bisa bertemu dengan Chanyeol. Tapi naas semua itu hanya nilai nol dan tak ada hasil nya.
Tekad dalam hatinya begitu kuat, keinginan nya membuat hasrat nya menggebu-gebu. Ia ingin sekali bertemu dengan Chanyeol. Memimpikan kenangan indah masa kanak-kanak yang pernah mereka lalui.
Siang itu setelah bel tanda pulang berdering, Baekhyun meninggalkan halaman sekolah sebelum ibu nya sudah tiba ditempat. Ia berjalan sendiri menyusuri koridors jalanan kota. Berpapasan dengan banyak orang yang lebih tinggi dibanding tubuh mungilnya. Tapi ia tak gentar, terus menelusuri jalanan kota demi satu tujuan nya, ia mendengar dari teman-teman kakak kelasnya jika sekolah ssanju yang terkenal itu ada di pinggir sebelah pusat kota. Pengetahuan nya yang minim, Membuat Baekhyun tak mengerti apa itu pinggir sebelah pusat kota. Ia mencari-cari sebuah sekolah yang bernama ssanju. Namun tak kunjung ia temukan.
...
Yunho adalah supir pribadi keluarga Park, siang ini ia harus menjemput Chanyeol dari sekolah nya. Anak berusia kurang lebih 9 tahun itu terlihat lebih sedikit dewasa dibanding anak seusianya.
"Pak Yunho, bisa kita ke toko mainan dulu ?"
"Maaf tuan, tapi nyoya menyuruh tuan untuk segera pergi ke tempat les siang ini"
Bahu yang begitu tegap kini semakin menurun seperti balon karet tanpa udara, pandangan melirik ke sebelah kaca. Sebuah toko mainan kesayangan nya yang jarang ia temui. Chanyeol hanya ingin membeli mainan nya sendiri, memilih nya sendiri. Tapi appa nya selalu menyuruh orang lain untuk melakukan itu. Masuk ke toko mainan adalah kesenangan tersendiri bagi semua anak-anak.
Di tengah perjalanan ketika Yunho sedang mengantarkan Chanyeol pulang, ia mendapat telfon dari sang istri kalau anak nya tidak ada di sekolah. Suara istrinya di dalam telfon begitu sangat ketakutan dan bergemetar. Yunho sang ayah tak bisa tinggal diam, tapi ia juga sedang di dalam situasi yang tidak tepat.
Namun di perhentian lampu merah, seolah tuhan sedang menolong nya. Yunho melihat anak nya sedang berdiri diantara kerumunan orang dewasa. Tanpa berpikir dua kali, Yunho keluar dari mobil dan memangku anak nya untuk masuk ke dalam mobil.
"Baekhyun, apa yang telah kau lakukan nak ? eoumma mencari mu dan appa – "
"CHANYEOL ?!" Baekhyun seolah tak perduli dengan sang appa yang sedang memarahinya. Ia yang tadinya duduk di kursi depan sangat histeris ketika melihat Chanyeol ada di bangku kursi belakang.
Sama hal nya dengan Baekhyun, Chanyeol pun terkejut.
"Baekhyun-ah, wah kau disini ?"
Baekhyun langsung pindah ke jok belakang mobil dan duduk tepat disamping Chanyeol.
"Chanyeol-ah, ayo kita main. Lihat aku banyak mainan" Baekhyun mengeluarkan semua yang ada didalam tasnya. Sebuah dadu,kubus, PS game, robot dan lain-lain. Mainan anak laki-laki yang sedang populer di sekitar usia mereka.
Chanyeol nampak sangat gembira melihat benda-benda itu ada didepan nya.
"Kau bahkan punya robot ini ?"
"Mmm kau suka ?"
Chanyeol mengangguk gembira, ia benar-benar sangat menyukai moment seperti ini. Seorang teman yang akan mengajak nya untuk bermain. Bukan untuk belajar dan berkutat dengan setumpukan buku yang memusingkan.
"Ahjussi bisa kita tunda saja les nya? Aku ingin bermain dengan Baekhyun"
Tatapan Chanyeol yang bisa di lihat di kaca spion nya begitu menyentuh hati seorang ayah Yunho. Ia tahu anak seumuran Chanyeol sangat menyukai masa kanak-kanak nya dengan bermain. Tapi bagaimana lagi Chanyeol terlahir di keluarga terdidik yang lebih mementingkan pendidikan dibanding hal-hal menyenangkan yang bahkan dapat mengasah otak anak dua kali lipat.
"Tapi tuan, saya harus mengantar anda ke tempat les. Dan juga Baekhyun, kau harus pulang temui eoumma"
"Appa aku dan Chanyeol hanya akan main sebentar, boleh yah?"
Kedua anak itu saling merajuk, hati Yunho nampak di cabik-cabik. Ia tak masalah jika anak nya ingin bermain. Yunho tak pernah melarang apa yang disukai anak nya selama itu tidak membahayakan dirinya sendiri. Tapi Chanyeol, ia terpaksa menggelengkan kepalanya. Jika tuan dan nyoya Park tau hari ini anak nya membolos kelas les bisa jadi pekerjaan nya yang menjadi taruhan nya. Sementara ia sebagai kepala keluarga tak bisa hanya tinggal diam diri dirumah tanpa pekerjaan.
"Maaf tuan saya tidak bisa, Baekhyun appa harus mengantar Chanyeol dulu ke tempat les. Urusan mu dengan appa belum selesai"
Mereka berdua saling bertukar pandang, Chanyeol nampak begitu marah dan hanya melemparkan maian robot Baekhyun secara kasar. Memalingkan wajah nya kesamping dengan bibir cemberut.
"Chanyeol-ah, jangan khawatir. Aku akan tetap akan mengajak mu bermain"
Chanyeol masih tidak menjawab, nampak nya ia masih kesal. Sementara Baekhyun tetap berusaha membuat Chanyeol senang kembali. Ia memungut robot yang di lempar Chanyeol. Lalu membersihkan nya sedikit.
"Kau boleh bawa robot punya ku, kau bisa bermain dengan nya sepuasnya. Tapi jangan kau lempar yah kasian dia. Aku akan membeli robot yang baru, dan kita bisa mengalahkan gordan sama-sama. Bagaimana ?"
Chanyeol menatap robot itu dengan rasa berkeinginan yang tinggi, ia ingin seperti anak-anak lain. Punya teman sebaya yang bisa di ajak bertarung dengan robot-robot koleksinya. Tapi nyoya Park selalu saja membelikan Chanyeol buku-buku pelajaran yang terbaru. Bukan sebuah mainan sederhana yang dapat menjernihkan otak nya sejenak. Bahkan dalam smartphone mahal yang ayah nya belikan. Hanya ada aplikasi-aplikasi pembantu proses belajar. Tidak boleh ada game, atau hal-hal yang berbau menganggu pelajaran.
"Baekhyun, aku ingin bermain dengan mu lagi" ujar Chanyeol kecil dari hatinya yang paling dalam. Baekhyun hanya mengangguk dengan senyum ceria.
"Uh, kita pasti bisa bermain lagi. Percaya pada ku"
"Aku ingin mengalahkan gordan dengan mu, dan kau tahu ada robot dengan laser terbaru di toko mainan tadi, aku melihatnya. Ku pikir kita bisa mengalahkan gordan dengan mudah jika kita punya robot itu"
"Chanyeol mau robot seperti itu ? Aku akan mencarinya, kau jangan khawatir kita bisa mengalahkan gordan sampai hancur" Baekhyun begitu bersemangat, mengepalkan satu tangan nya ke atas seperti meninju. Dan itu berhasil membuat atmosphere kehidupan Chanyeol yang suram jadi sedikit lebih bercahaya. Berkat Baekhyun dan senyuman nya.
...
Chanyeol masuk di kelas khusus milik nya, tak ada siapapun. Hanya dia seorang, sangat sepi dan tak menyenangkan. Hanya ada seorang pria tinggi berkacamata dan menenteng buku-buku tebal. Bagi anak umur 9 tahun ia benar-benar sudah di jejeli ilmu-ilmu yang bahkan belum sepatut nya dia pelajari terlebih dahulu. Tapi kedua orang tua Chanyeol tak ingin anak nya ketinggalan materi dari anak-anak lain. Chanyeol harus yang paling terdepan dari siapapun.
Dan untuk itu apapun akan dilakukan kedua orang tua Chanyeol demi membantu proses belajar anak nya yang lebih berkualitas.
Layar infocus membuat mata nya perih, namun ia tetap harus memerhatikan sang guru menjelaskan materi di depan. dan sesekali ia melirik ke kolong mejanya. Robot putih yang di genggam tangan nya begitu membuat ia merasakan Baekhyun ada disini menemaninya bermain.
...
Byun Yoona menyiapkan makan malam bagi tuan besar, mereka hanya makan berdua malam ini. Sebab Chanyeol masih berada di kelas les bahasa dan pelajaran lain nya. Bagaimana kedua orang tua itu masih bisa melahap makanan dengan nikmat sedangkan anak nya diluar sana saja belum tentu sudah menghabiskan satu sendok nasi.
"Bibi, kalau Chanyeol sudah pulang jangan lupa kontrol dia di kamar. Lapor pada ku jika dia belum menyelesaikan tugas nya. Aku akan meminta mu untuk memfoto buku tugasnya dan juga hasil ujian nya. Kau tau kan apa saja yang harus kau lakukan di malam nanti ? dan ambil buku berwarna putih di perpustakaan bawah tanah, suruh Chanyeol untuk membaca nya sebelum tidur. Aku takut anak itu tidak mendapatkan nilai sempurna di pelajaran biologi. Bagaimana pun juga Chanyeol harus jadi dokter dan memimpin rumah sakit swasta milik kakeknya"
Nyoya besar itu memberi banyak instruksi atas apa yang harus ia lakukan. Selama beliau sedang menjelaskan Byun Yoona merasakan bulu kuduk nya merinding. Bagaimana bisa mereka terlalu kejam pada anak nya sendiri. Malam hari adalah waktu terbaik untuk otak anak beristirahat bukan untuk bekerja.
Setelah mereka menghabiskan makan malam nya, tugas Byun Yunho yang harus mengantarkan mereka ke bandara. Dan ikut juga ke Jepang, sebagai supir pribadi mereka disana.
Sebelum mengantarkan tuan dan nyoya besar itu, Yunho suaminya berpesan sesuatu.
"Yeobo bukan nya seharusnya kau mengantar kan mereka huh ? kenapa kau ada disini ?" Yoona terkejut melihat suaminya masih disini dan sekarang menghampirinya ke dapur, sementara tuan dan nyoya besar sudah menunggu dihalaman rumah.
"SSsssttt, dengarkan aku. Hari ini tuan dan nyoya besar tak ada di rumah bukan ? kau panggil Baekhyun kesini"
"Untuk apa ? aku akan menghukumnya karena sudah berani kabur dan membuat ku hampir jantungan. Anak nakal itu pergi sendirian ke pusat kota, yeobo kau tahu itu ?"
"Yah yah aku tahu, tapi apapun itu panggil Baekhyun kesini. Dan kalian tidur lah disini"
"Baiklah, aku mengerti"
...
Baekhyun di kurung seharian setelah pulang sekolah di kamarnya, tentu saja tidak hanya kamar kosong. Eoumma nya menyelipkan beberapa makanan di meja dan juga makan malam. Namun Baekhyun sama sekali tak memiliki nafsu makan, yang ia inginkan hanya bermain dengan Chanyeol. Dulu saja ketika mereka tinggal dekat rumah Chanyeol, hampir setiap malam Chanyeol akan menginap di kamarnya dan mereka memainkan semua permainan itu sampai akhirnya tertidur di satu bantal yang sama. Karena kebiasaan Chanyeol yang tidak bisa tidur tanpa guling. Ia sering memeluk Baekhyun sebagai pengganti nya, belum lagi tinggi mereka yang terlihat sekali sangat berbeda. Baekhyun jauh lebih mungil sementara Chanyeol tinggi menjulang.
Malam itu pintu kamar nya terbuka, Baekhyun segera masuk ke dalam selimutnya untuk menutupi diri. Ia tahu mungkin eoumma nya akan memarahinya lagi seperti siang tadi. Dan menjewer telinga nya.
"Baekhyun-ah, kau sudah tidur?"
Yoona memasuki kamar anak nya perlahan, ia tahu anak nya tak pernah tidur seperti itu. Dengan bokong yang menghadap ke atas.
"Baekhyun-ah, kau mau ikut eoumma tidak ?"
"NGGAK MAU BAEKHYUN MAUNYA MAIN SAMA CHANYEOL!"
"Baiklah baiklah, malam ini kau boleh bermain dengan nya"
Mendengar jawaban yang tak terduga, Baekhyun dengan cepat menyingkap selimut nya ke atas. Anak-anak rambut yang menutupi wajah nya juga menutupi matanya yang berkelap-kelip.
"Eoumma jinjja?"
"Um, tapi ada satu syarat. Kau tak boleh menganggu Chanyeol belajar. Kau hanya boleh bermain dengan nya kalau dia sudah menyelesaikan tugas sekolah nya"
"Baekhyun bisa bantu Chanyeol"
"Aigoo, bahkan Chanyeol lebih pintar dari mu. Dia bisa menyelesaikan nya sendiri"
"Baekhyun bisa meraut pensil nya, menghapus tulisan nya yang salah, mengelap keringat nya atau memberi semangat. Baekhyun bisa bantu Chanyeol"
Yoona menatap anak nya dengan wajah bangga, ia tak perlu anak cerdas dan sukses atau hal lain nya. Cukup anak nya Byun Baekhyun yang selalu membuat hari-harinya berwarna dan alasan mengapa ia masih ingin bertahan hidup di dunia ini.
"Baiklah, Kalau itu mungkin bisa"
"Assa , ayo eoumma kita pergi kerumah Chanyeol"
"Baekhyun, makan malam mu ?"
Dengan cekatan Baekhyun mengambil piring di atas meja dan menghabiskan nya dalam waktu sekejap.
"wayo womma hakuh wudah iap (Ayo eoumma aku sudah siap)"
...
Workholic parenting kedua orangtua Chanyeol yang sangat menggilai pekerjaan nya membuat mereka bahkan tak ragu untuk meninggalkan sang anak sendirian di rumah. Yunho tak menjemputnya malam itu. Chanyeol di antar oleh supir cadangan yang biasanya menggantikan Yunho bekerja jikalau ia harus ikut tuan dan nyoya besar pergi keluar negri. Kedua orang tua Baekhyun sudah bekerja lebih dari 10 tahun. Kehidupan di desa yang tak berkecukupan membuat Yunho terpaksa untuk membawa keluarga nya hidup dikota dan bekerja sebagai pelayan dirumah besar.
Yunho memutuskan untuk tak melanjutkan kuliah nya lantaran Yoona sang kekasih sudah mengandung bayi mungilnya. Ia tak ingin anak dan istrinya kelaparan, jika ia putuskan kuliah lebih awal mungkin bisa langsung cepat kerja dengan ijasah SMA seadanya. Hubungan kedua orang tua Baekhyun bisa dibilang cukup rumit. Nenek dan kakek Baekhyun tak pernah merestui hubungan kedua nya. Yoona hanya si gadis cantik desa dari panti asuhan kecil di ujung kota panju. Sementara Yunho si tampan dari Goyang-gi yang terjebak di desa lantaran ia tak tahu jalan pulang ketika teman-teman nya meninggalkan ia begitu saja di tengah hutan. Setelah melakukan penelitian untuk riset proposal tugas mata kuliah geografi sains nya. Dan pertemuan mereka seolah sudah di tulis di buku takdir mereka masing-masing. Yunho jatuh cinta pada pandangan pertama ketika Yoona tiba-tiba berjalan dari ujung jalan dengan dress putih yang kira ia hantu sampai membuat Yunho menjerit ketakutan. Tapi setelah tau bahwa itu hanyalah manusia biasa yang penasaran melihat siapa lelaki disebrang nya yang sedang berteriak histeris, Yunho sebagai pria jantan sangat-sangat malu hampir tak berani untuk menunjukan wajah nya.
Namun tangan halus nan putih pucat itu mengajak Yunho ke suatu tempat. Dimana pertama kali mereka menghabiskan makan malam berdua. Dan tertawa bersama. Sampai akhirnya Yunho tak bisa meninggalkan tempat itu. Ia mengutarakan perasaan nya pada sang pujaan hati lewat kata-kata manis yang begitu tulus.
Sekitar 3 bulan, seharusnya Yunho sudah kembali ke tempat asalnya untuk melanjutkan kehidupan nya di kota sebagai mahasiswa. Namun ia menolaknya, sebuah bus yang berada didepan nya ia biarkan saja pergi dan kembali berlari ke belakang memeluk sang kekasih. Tepat hari itu Yunho mengatakan janjinya bahwa ia tak akan pernah meninggalkan Yoona dan seorang bayi yang ada di dalam kandungan nya.
Yoona pikir ia sangat beruntung mendapatkan seorang lelaki setulus Yunho yang akan menjadi pendamping hidup nya. Menghabiskan sisa waktunya bersama orang yang sudah di takdirkan untuk nya.
Yunho bekerja apa saja di desa kecil itu, ia memanfaatkan uang kuliah dari orang tuanya untuk kebutuhan dirinya dan sang kekasih juga janin nya. Ia sedikit merasa terbebani lantaran harus membohongi kedua orang tuanya sendiri. Pasca kelahiran seorang bayi kedunia yang Yunho beri nama 'Baekhyun' ia bertekad untuk membawa sang kekasih bertemu dengan kedua orang tuanya. Sekaligus meminta restu.
Namun hal itu tak selancar dugaan nya, setelah mereka jauh-jauh datang dari panju. Kedua orang tua Yunho benar-benar dilingkupi rasa amarah yang tinggi. Yoona dan bayi nya seolah dianggap sebagai sampah, diberi kata hinaan dan di maki sampai harus menyetuhkan kening nya ke dasar ubin keras. Yunho tak tanggung melawan perbuatan kedua orangtua nya yang sangat kejam itu. Sang ibu tak sadarkan diri ketika Yunho membentak dan membela sang kekasih.
"Aku bersumpah, kalau aku sampai bertemu dengan anak dan istrimu. Akan ku siksa mereka sampai habis"
Yunho tak perduli apa ucapan sang ayah, ia menarik Yoona dan anak nya untuk segera keluar dari rumah.
Dan kejadian itu merupakan hal terburuk yang pernah ia ingat.
Yoona terus melamun jika ia tak sengaja mengingat kejadian itu, piring putih yang sedang ia elapi tiba-tiba terjatuh ke lantai. Ia benar-benar kaget sampai nafas nya berubah tak beraturan.
Baekhyun sang anak yang sedang berjalan ke arah dapur segera menghampiri ibunya.
"Eoumma kenapa ?"
"Ah eoumma tidak kenapa-napa, oh yah kau tidak pergi ke kamar Chanyeol ?"
"Tadi aku mengintipnya di kamar, dia sedang belajar jadi aku tak mau mengganggunya. Eoumma tadi kenapa? HAH! Eoumma piring nya pecah"
"Jangan mendekat Baekhyun, kau akan terkena pecahan beling nya nanti. Diam di tempat mu dan jangan bergerak"
"Eoumma baik-baik saja ?"
Pertanyaan yang begitu polos itu seolah menyentuh ulu haiinya yang paling dalam, Yoona menatap wajah sang anak secara detail. Apa jadinya jika dulu ia tak mempertahankan bayi mungilnya tetap hidup. Mungkin ia takan pernah melihat wajah Baekhyun yang selucu ini.
"Eoumma baik-baik saja, mungkin kau bisa bantu eoumma dengan mengambilkan sapu di samping kulkas itu"
"Um arraseo"
Selagi ibunya sedang membersihkan sisa-sisa pecahan beling, Baekhyun benar-benar berdiri di hadapan sang ibu sampai pekerjaan ibunya selesai. Dan membuang sampah itu menjadi tugas Baekhyun.
"Sudah eoumma"
"Hmmm good anak pintar" Yoona membawa anak nya kedalam sebuah pelukan, setiap kali Baekhyun melakukan hal yang baik ibunya pasti akan memeluknya erat dan memberi pujian, yang bisa membuat Baekhyun tak pernah bosan untuk mencoba menjadi anak yang lebih baik. Buat Baekhyun melihat Ibu dan ayah nya tersenyum ketika ia melakukan sesuatu hal yang baik ia sangat ingin senyum itu kembali dan tak pernah boleh hilang. Baekhyun suka ketika Ibu dan ayah nya senyum,tertawa,bahagia.
.
.
Chanyeol keluar dari kamarnya karena merasa tenggorokan nya kering, namun dari perjalanan nya kedapur. Kakinya tiba-tiba berhenti ketika kedua bola matanya melihat Baekhyun dan ibunya saling berpelukan.
Ia jadi teringat oleh dirinya sendiri, yang bahkan lupa kapan terakhir kali ibunya memeluknya seperti itu.
"Ekhemm khmm" Chanyeol membunyikan suara untuk memberi tanda kehadiran nya. Dua orang manusia itu saling melirik ke arah Chanyeol.
Baekhyun dengan begitu riang nya menghampiri Chanyeol dan memeluk nya.
"Yeolli, apa kau sudah selesai belajar ? apa kita sudah bisa bermain ?"
Chanyeol menggaruk tengkuk lehernya, entah kenapa ia merasakan desiran darah menuju otak nya sangat cepat ketika Baekhyun memeluknya tadi. Ia pikir itu tidak biasa dan aneh.
"Oh se-sedikit lagi, tapi, apa kita akan bermain malam ini?"
Baekhyun mengangguk semangat, sepasang bibir tipis nya mengapit sangat yakin.
"Baekhyun hari ini akan menginap di rumah tuan, jadi kalian bisa bermain. Tapi tetap saja yang pertama tuan harus lakukan adalah melapor pada ibumu bahwa kau sudah melakukan perintah nya"
Chanyeol tersenyum lebar, ketika bibi Yoona memberi kabar baik itu. kepalan tangan nya ia tarik kebelakang.
"YES, akhirnya. Wah Baek, kita bisa bertarung melawan gordan malam ini"
"Tentu, aku sudah bawa robot nya"
"Jinjja? Kalau begitu ayo kita main!"
Yoona menggoyangkan jari telunjuknya memberi peringatan
" et, tuan tidak boleh lupa"
"Ah benar, aku harus mengerjakan tugas ku dan membaca buku. Baiklah aku akan melakukan nya dengan cepat"
"Semangat yeoulli, Baekhyun akan menunggu yeoulli sampai yeoulli selesai belajar nya"
"Hum, tunggu aku yah. Kau tidak bisa mengalahkan gordan tanpa aku ingat !"
"HUM!"
TBC
Wah apa iniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii? Tau ah, ini cuman iseng, aku ngerjaiin nya pas lagi ada mood dan waktu luang aja. I CANNOT DO UPFAST. Serius, setiap cerita yang aku buat itu berdasarkan masa dalam mood ku. Jadi kalau mood aku udah ilang, biasanya butuh waktu lama untuk untuk untuk mendapatkan nya kembali. Hahaha dan lagi, aku cuman bisa ngerjaiin nya sekitar jam 2-3 pagi kalau pengen panjang kayak gini. Karena aku butuh waktu sepi. Kalau siang atau sore itu rumah aku berisik. Coz rumah gue banyak manusia nya man. Jadi susah buat cari waktu kondusif. Dan fyi aja sih yah, ini cerita nya bakal DRAMA banget. Because gue drama holic soalnya. Gak tahan kalau gak bikin sesuatu hal klise favorit aku. Dan lagi genre aku sukanya uke yang tersakiti cielah. Sebenernya sih ini menurut aku masih prologue yah belum jelas banget apa konflik nya nanti. Maka dari itu aku pengen nyoba aja, disini ada yang minat gak sama cerita ini ? yah syukur kalau ada yang minat. Kalau nggak,yah delete lagi seperti biasa hehehe.
Ok sorry yah kebanyakan cuap-cuap nya, abis tangan gue gatel. See you next time.
Dan makasih buat kkumkuja(RETURN OF THE DANDELION)dan hapkidotwink(BETWEEN ASTRA,ESTELLE AND THREADED)yang udah mau balas mention gue hehehe (itung-itung promosi)
BGM : TAEYEON – SECRET
