"Sampai kapan kau akan terus seperti ini?" Pertanyaan Jaebum mengagetkan Jinyoung yang baru saja pulang dari kencanya dengan pacar ke 3nya.
"Apa?" Jinyoung balik bertanya.
"Kau tidak memutuskan Mark dan masih menjalani hubungan kalian yang aku sendiri tidak paham akan sampai kemana tapi kau memacari semua pria yang mendekatimu. Apa kau tidak memikirkan perasaan Mark nyoung?"
Jinyoung terdiam, dia tahu yang dilakukannya itu merupakan kesalahan besar. Tapi apa daya dirinya butuh cinta.
Mark dan Jinyoung sudah bersama cukup lama. Mereka mulai jadian dari kelas 2 SMA sampai sekarang Jinyoung duduk di semester 6 Jurusan sastra Inggris sedangkan Mark lebih memilih untuk melanjutkan studynya di bidang militer. Dia mendaftarkan diri untuk menjadi seorang prajurit, yang mengharuskannya pergi ke daerah terpencil untuk mendalami pendidikan di alam liar.
Jinyoung sebenarnya tidak ingin menghianati Mark, dia mencintai Mark sangat mencintai mark tapi berhubungan jarak jauh itu tidak semudah yang dibayangkan.
"well, siapa tahu dia juga selingkuh disana." Jinyoung berkilah. Dia benar benar sebal kalau Jaebum, roommatenya sekaligus teman terdekatnya mulai menasihati soal hubungannya dengan Mark.
"Mark selingkuh? Demi apa dia selingkuh. Dia sedang dihutan Jinyoung. Apa mungkin dia selingkuh dengan babi?"
"Mungkin saja dia selingkuh dengan teman seperjuangannya hyung, dia sama sekali tidak menghubungiku selama sebulan dan aku tidak tahan."
Sebenernya mungkin jinyoung bisa saja tidak selingkuh kalau Mark sering menghubunginya, tapi masalahnya dengan alasan sinyal yang jarang mereka jarang berhubungan.
"Kalau begitu putuskan saja dia kalau kau tidak tahan." Jinyoung terdiam, dia sempat memikirkan ini tapi dia terlalu sayang Mark. Setidaknya itu yang dia pikirkan. Jinyoung memilih diam, pembahasan mengenai topik Mark tidak akan habis kalau itu Jaebum yang berbicara. Dia lebih memilih untuk memendamkan kepalanya ke bantal kesayangannya.
Jinyoung tidak pernah berfikir untuk menaruh hati pada siapapun yang jadi selingkuhannya. Tapi kali ini berbeda. Ini Jackson. Teman dekat Mark sebelum dia pergi menempuh pendidikannya di daerah yang Jinyoung sendiri tidak tahu dimana.
Awalnya Jinyoung hanya berteman dekat dengan Jackson. Jackson juga sudah punya pacar, Bambam. Tapi semua perasaan itu berubah ketika Mark dipindahkan ke tempat yang kesulitan sinyal telephone. Mark dan Jinyoung jadi jarang berhubungan dan Jinyoung akan pergi ke Jackson, awalnya hanya menanyakan tentang Mark karena siapa tahu Mark menghubungi Jackson. Tapi lama lama Jinyoung menemukan kenyamanan lain bersama dengan Jackson.
Flashback 3 years ago
"Mark kau benar benar akan pergi?" Jinyoung merangkul Mark dia benar benar tidak rela ditinggalkan oleh kekasihnya.
"mm,, maafkan aku sayang. Ini juga untuk kebaikan kita berdua. Kelak kalau aku sudah jadi jendral kau juga pasti akan ikut bangga." Balas Mark sambil mengecup dahi Jinyoung.
"Terus aku dengan siapa kalau kau tidak ada?"
"Kau kan punya Jaebum, dia pasti akan selalu di dekatmu. Ada Jackson juga. Dia sahabatk, aku akan mempercayakanmu pada mereka selama aku tidak ada. Untuk menjagamu. Selau disampingmu dan selalu membuatmu tersenyum. Jangan khawatir aku pasti setia dan kembali padamu. Aku janji."
"hmm.. Kapan kau akan berangkat?"
"Besok pagi."
"Secepat itu?"
"Nyoung, aku tahu ini sulit. Buatmu. Buatku. Tapi aku yakin kita pasti bisa. Ingat janji prajurit itu nyawa taruhannya." Mark menatap Jinyoung dalam, mencoba meyakinkan kekasihnya kalo semuanya akan baik baik aja.
"Kau bahkan belum jadi prajurit hyung. Dan dapat darimana kau kata kata itu?" Jinyoung mengerucutkan bibirnya.
Mark tersenyum, Jinyoung merupakan hal terindah dimatanya. "Aku hanya membuat buat tapi janjiku benar benar aku buat dari hati. Percaya padaku."
Jinyoung hanya memeluk Mark lebih erat sambil menghirup aroma parfum Mark yang akan sangat dirindukannya.
Back to present
Jinyoung duduk di taman belakang kampusnya, menonton mahasiswa yang hilir mudik kesana kemari. Dia menunggu Jackson yang katanya akan menemuinya siang ini di taman ini.
Cup. Jinyoung merasakan pipinya basah dikecup orang. Dia tahu itu Jackson.
"Hai cantik." Jackson duduk disamping Jinyoung dengan senyum bodoh terpatri diwajahnya.
"Apa yang kau lakukan? Bagaimana kalau orang melihat kau menciumku?"
"Memangnya kenapa? Mereka tidak akan peduli toh aku sering melakukannya dengan siapapun." Jackson membela diri.
"Apa? Jadi apa yang kau lakukan selama ini kepadaku juga kau lakukan kepada orang lain?"
"Tidak begitu sayang, hanya saja..." sayang, Jinyoung berhenti mendengarkan kata kata Jackson setelah dia mendengar kata sayang. Dia ingat Mark, Mark selalu memanggilnya sayang atau beb, tapi lebih sering sayang. Dia rindu Mark. Sangat.
"Jinyoung, Jinyoung? Kau kenapa?" Jackson menggoyang goyangkan tubuh Jinyoung ketika dirasanya Jinyoung membeku.
"Ah tidak. Ngomong ngomong mau kemana kita hari ini?" Jinyoung mencoba mengalihkan perhatian Jackson.
"Ke apartmenku. Hari ini Bambam pulang ke Thailand. Aku rindu berdua denganmu." Ucap Jackson sambil berbisik. Meninggalkan Jinyoung dengan muka merah dan celana yang mengetat. Dia tidak tahu apa yang dia rasakan terhadap Jackson tapi dia menikmati apapun yang Jackson lakukan terhadapnya. Dan Jinyoung hanya melakukan ini dengan Jackson tidak dengan selingkuhannya yang lain.
Semua ini berawal dari setahun yang lalu atau tepat dua tahun setelah Mark pergi.
Flashback
Saat itu Jinyoung datang kepada Jackson dan bercerita tentang ketidak pastian hubungannya dengan Mark. Jinyoung sempat menangis meraung raung di depan Jackson, dia sempat mengatakan kalau Mark tidak berguna, kalau dia tidak butuh Mark dan dia membenci Mark. Jackson yang saat itu kewalahan menghadapi Jinyoung yang semakin liar, menahan pergerakan Jinyoung dengan menguncing mulut Jinyoung dengan mulutnya.
Jinyoung kaget, sama halnya dengan Jackson. Bukannya menjauh Jinyoung malah mendekatkan lagi mulut mereka dan mencium Jackson. Jackson terdiam sesaat tetapi nafsunya mengambil alih pengendalian dirinya. Dia hanyut dalam kecupan Jinyoung. Bibir Jinyoung yang selama ini dipandangnya menggoda di lahapnya dan memperdalam ciuman mereka. Selang bebera detik kemuan mereka meghentikan ciumannya dan saling memandang satu sama lain.
Mata mereka berubah tidak lagi polos tapi penuh dengan nafsu dan jadilah malam itu mereka melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Hal yang membawa mereka kedalam hubungan perselingkuhan. Frekwensi mereka bertemu menjadi lebih sering dan Jinyoung lupa akan mark dia hanyut dalam nafsu bersama Jackson.
Back to present
Jinyoung pulang ke dormnya jam 9 malam. Dia berjalan tertatih akibat dari apa yang dilakukannya dengan Jackson beberapa jam yang lalu. Dia kelelahan. Jackson benar benar menyiksanya hari ini, mereka melakukannya dari siang sampai sore dan Jinyoung hanya sempat tertidur dua jam sebelum pulang.
Saat ini yang ingin dilakukannya hanya mandi dan tidur. Tapi sepertinya nasib berkata lain. Jaebum sepertinya sudah menunggu kedatangannya untuk menceramahinya lagi. Dia duduk di sofa sambil menonton film yang Jinyoung tidak tahu apa.
"Ada apa dengan jalanmu?" Jaebum bertanya. Sebenarnya Jinyoung sudah tahu Jaebum akan membahas ini tapi tetap saja dia sedang tidak mood sekarang.
"Jatuh." Dia menjawab singkat dan kembali berjalan sambil melewati Jaebum yang masih ditempatnya.
"Jatuh dimana? Dipelukan pria mana?" Jaebum menyindir Jinyoung.
"Hyung please, biasakah kau hentikan ini? Aku lelah ingin istirahat." Jinyoung hendak meninggalkan Jaebum sesaat sebelum ia mendengar Jaebum berkata "Kasihan Mark."
Jinyoung kehilangan kesabaran. Dia berbalik dan menghadp Jaebum yang tidak bergeming dari tempat duduknya.
"Hyung kumohon, bisakah kau berhenti berkomentar mengenai hubunganku dengan Mark? Kau selalu bilang kasihan kepadanya, lalu apa kau tidak kasihan kepadaku? Aku kesepian hyung aku juga ingin cinta."
"Tidak. Aku berjanji pada Mark untuk menjagamu. Dan sekarang aku merasa gagal dan tidak bisa menepati janjiku kepadanya. Dan kau, kau bahkan tidak memikirkannya. Kau menyerahkan kehormatanmu pada orang lain yang bukan kekasihmu. Dan lebih parahnya lagi dia sahabat kekasihmu. Mark disana pasti sedang memikirkanmu, berjuang agar cepat pulang hanya untukmu. Tapi kau? Kau tidak pantas untuknya Jinyoung. "
"Ka..kau tahu?" Jinyoung tidak menyangka rahasianya akan terbongkar sekarang.
"Aku tahu, aku tahu semua selingkuhanmu. Aku juga tahu hubungan gelapmu dengan penghianat itu. Kau perlu tahu, Bambam kekasihnya lah yang memberitahuku. Suatu hari aku melihatnya menangis di belakang kampus, dia menceritakan semuanya tentang kau dan penghianat itu."
"Bambam, dia tahu?"Jinyoung semakin tidak percaya akan apa yang didengarnya.
"Dia tahu, dia memergoki kalian berbuat mesum di apartmen Jackson, tapi dia melarangku mengatakan semua kepadamu apalagi Mark. Aku heran kenapa banyak sekali orang bodoh di dunia ini. Tidak Mark, tidak bocah itu mereka sama bodohnya."
Jaebum bangkit dari tempat duduknya, dia berlalu meninggalkan Jinyoung. Jinyoung tidak bisa berhent memikirkan ucapan Jaebum. Dia merasa bersalah. Dia telah menyakiti Bambam dan Mark bersamaan. Malam itu dia terus menangis, meraung sambil tak hentimya mengatakan kata maaf entah kepada siapa.
Disisi lain Jaebum sempat merasa kasihan melihat Jinyoung seperti itu tapi dia memutuskan untuk diam. Jinyoung pantas mendapatkannya.
