Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi
Galau
Rate: K+
Characters: Kise Ryouta and Aomine Daiki
Sebuah fic pelepas stress setelah mid semester usai. Fic ini hanya untuk kesenangan semata, kesalahan dan kekurangan mohon dimaafkan, tak ada keuntungan apapun dalam membuat fic ini. Enjoy!
Aomine menghela napas kesal. Hatinya tengah dilanda gundah gulana. Hari ini, siang ini, detik ini, Kise Ryouta memutuskannya. Yah, kalian tak salah baca, Kise Ryouta, sang model narsis akut ini, memutuskan Aomine Daiki.
Aomine menekuk wajahnya dalam-dalam. Oh, ia semakin mirip zombie sekarang. Mengacak rambut birunya dengan frustasi sambil menyanyikan lagu Ayu Ting Ting. Tunggu dulu, siapa itu Ayu Ting Ting?
Jujur, dari hati Aomine yang paling dalam, ia masih mencintai Kise Ryouta. Ia rela melakukan apapun agar Kise bisa bahagia di dekatnya. Ia rela melakukan apapun asalkan Kise tak meninggalkannya. Ia rela gantung diri di pohon toge, ditabrak kupu-kupu, atau ditembak pistol-pistolan oleh Kise. Aomine benar-benar berkorban, bukan?
Aomine menyesal, sungguh. Hanya karena tak membalas pesan singkat kekasihnya ia diputuskan. Bukannya ia tak mau membalas, hanya saja ia tak ada pulsa ketika Kise mengirimnya pesan singkat. Hah, kisah cintanya mirip dengan salah satu iklan di televisi rupanya.
Aomine sudah berusaha untuk menjelaskan kepada Kise. Tetapi, kisah asmaranya sama seperti sinetron yang sering ditonton ibunya di televisi. Ia selalu tak bisa menemui Kise karena Kise selalu menghindar. Bukan, Kise bukan menghindar karena sakit hati, melainkan ia takut melihat wajah Aomine yang mirip zombie.
Sungguh ironi.
Dengan kebulatan tekad yang kuat, ia pun memutuskan untuk menemui Kise sekarang juga. Tak peduli jika Kise akan lari ketika melihatnya, atau menyuruhnya gantung diri di pohon toge. Sungguh. Yang ia inginkan saat ini hanyalah Kise Ryouta kembali padanya, meskipun ia harus mati ditabrak kupu-kupu sekalipun.
X.X.X
Sepulang sekolah, Aomine menculik Kise. Sang model menggerutu pelan seraya mengucapkan sumpah serapah kepada Aomine. Aomine tak peduli, toh, ia ingin masalah ini selesai secepatnya.
Aomine membawa Kise ke atap sekolah, menyuruh Kise duduk dan ia pun mengambil tempat di samping Kise.
"Jadi, ada apa, Aomine-cchi?" tanya Kise. Iris madunya menatap Aomine dengan serius. Membuat keberanian Aomine lenyap saat itu juga.
"Kalau Aomine-cchi ingin membicarakan hubungan kita, sebaiknya aku pergi saja."
Belum sempat Kise berdiri, tangannya digenggam erat oleh Aomine. "Jangan buat kisah kita seperti telenovela, idiot. Mungkin kau masih marah padaku. Tapi, ketahuilah, sewaktu kau mengirim pesan singkat padaku, pulsaku habis, kau tahu? Maka dari itu, maafkan aku. Dan kuharap... kita bisa kembali seperti dulu."
Mata Kise mengerjab. Tak lama kemudian suara tawa menggema di udara. Aomine pun hanya menatap Kise heran—berharap Kise tidak mengalami gangguan syaraf atau kelainan jiwa.
"Kau tahu, kisah kita lebih mirip salah satu iklan di televisi dibanding telenovela," ujar Kise, "aku sudah memaafkanmu, kok. Aomine-cchi."
"Itu berarti hubungan kita seperti dulu lagi?"
"Kalau kau mau hubungan kita seperti dulu lagi, kau harus berusaha untuk mendapatkannya lagi."
"Heh, itu gampang buatku."
Yah, walaupun hubungan mereka tak seperti dulu lagi. Setidaknya, Aomine masih memiliki peluang untuk mendapatkan Kise Ryouta lagi. Tak lama lagi, biar waktu yang menjawabnya.
End.
