Aku mencintai Rukia. Tidak tahu sejak kapan, mengapa dan bagaimana. Aku hanya mencintainya, dengan caraku sendiri.
.
Love Never Tired To Wait
Prolouge
.
.
Disclaimer : Bleach© Tite Kubo
Ai : Cinta tak pernah lelah menanti© Winna Efendi
.
.
Hitsugaya Toushiro's POV
Aku sudah mengenal Rukia seumur hidupku. Kami hidup bersebelahan sejak aku lahir, tujuh belas tahun yang lalu, di pedalaman kecil Rukongai. Aku suka menyebut asal usul pertemuan kami sebagai ulah nasib. Nasiblah yang membawa Rukia kepadaku. Seolah-olah, kami ditakdirkan untuk saling mengenal selamanya.
Tahun ini, Rukia berumur tujuh belas tahun, sama denganku. Kami lahir di musim yang sama, musim dingin. Saat udara menjadi sangat dingin dan lelehan salju menghiasi jendela rumah setiap warga.
Aku tidak terlalu ingat kapan pertama kali aku melihat perempuan mungil bermata violet itu. Sejak lahir, kami tinggal berdekatan, mungkin aku sering melihatnya sebelumnya tapi ingatan anak kecilku saat itu tidak mampu mengingatnya.
Aku ingat saat Rukia pertama kali berbicara padaku, saat berumur 4 tahun. Ia berdiri di hadapanku dengan segenggam salju di tangannya, salju yang sangat aku sukai.
Flash Back
"Kenapa kau menangis?" suaranya lantang dan terang walau sudah jelas ia sangat kedinginan. Aku terpana oleh cahaya indah yang memantul di kedua matanya yang violet indah itu. Aku tidak pernah melihat orang bermata violet sebelumnya karena itu aku terdiam memandangnya seolah ia adalah makhluk asing.
"Hamsterku mati," jawabku, menunjuk sebuah hewan seukuran tikus yang tergeletak tak bernyawa di atas tanah bersalju. Aku baru saja membawanya berjalan-jalan, tetapi di antara salju yang ditapakinya, binatang malang itu akhirnya mati.
"Mungkin dia kedinginan. Sayang sekali, tapi aku yakin dia bahagia di atas sana," ujar anak perempuan berambut hitam sebahu itu dengan yakin. Dia menepuk-nepukkan tangan mungilnya pada pundakku, menyuruhku untuk tabah.
Dia tidak mengenalku, tapi wajahnya mencerminkan simpati yang dalam hingga aku merasa lebih tenang.
"Kau tinggal di sebelahku kan? Namaku Kuchiki Rukia."
Lagi-lagi aku memandangnya. Sedikit kagum dengan kecantikannya. Lalu aku menjawab, "Aku Hitsugaya Toushirou."
"Baiklah Shiro-cha.."
Aku menyela, "Panggil aku Toushiro saja."
Rukia tertawa dan ia terlihat sangat manis. "Oh, baiklah Toushiro-kun, kita harus menguburnya supaya dia bisa beristirahat dengan tenang." Ada sedikit kehangatan dan penghiburan di kata-katanya yang dewasa, membuatku tersenyum kecil dan mengangguk.
Dia melepaskan sarung tangan bergambar kelincinya lalu menyerahkannya kepadaku. Lalu, kami mengais-ngais tanah bersalju dan memendam hamsterku di sana, menguburkannya.
Rukia tampak berkomat-kamit tidak jelas lalu bangkit dan membungkuk dua kali pada gundukan tanah salju itu. Aku mengikutinya dengan canggung dan kepolosan anak kecil yang baru kehilangan hamster kesayangannya.
Kami berdua pulang sambil bergandengan tangan. Tangan kirinya yang tidak bersarung dan memerah kedinginan, tapi aku merasa hangat.
End Flash Back
Sejak saat itu kami beteman dekat, masuk ke sekolah dan kelas yang sama, bahkan duduk di kursi berdua. Kami tidak terpisahkan, teman kecil yang selalu bersama.
End Hitsugaya Toushiro's POV
Ayah Rukia, Kuchiki Byakuya, adalah seorang ilmuwan muda yang mendedikasikan dirinya untuk mempelajari ilmu biologi. Ibunya, Kuchiki Hisana, adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang sangat lemah lembut.
Mereka sekeluarga tinggal di sento, pemandian umum tradisional paling terkenal di zaman edo. Hingga kini, sento merupakan tempat yang ramai di kunjungi, hal itu karena rumah pemandian tidak sekedar tempat untuk membersihkan diri, namun juga sebagai tempat bersosialisasi penduduk desa. Tidak diragukan lagi, sento Kuchiki, tempat Rukia tinggal menjadi tempat yang paling ramai di desa.
Pemandian umum Kuchiki dan Restoran Hitsugaya dibangun persis bersebelahan. Struktur kedua bangunan itu hampir sama. Kedua tempat persinggahan itu mendapat keuntungan masing-masing, ketika orang selesai membersihkan badan di sento Kuchiki maka mereka akan mampir untuk makan di Restoran Hitsugaya.
Satu jam setelah matahari terbenam adalah saat-saat yang paling ramai. Orang-orang akan berbondong-bondong ke pergi ke pemandian air panas, lalu berhenti di Restoran Hitsugaya untuk memesan makanan take away atau menikmati hasil masakan Hitsugaya Retsu, ibu Toushiro, di tempat.
Toushiro dan Rukia akan sibuk membantu. Seperti itulah mereka, dari tahun ke tahun, sejak kecil hingga beranjak dewasa.
Semua orang menganggap mereka seperti kakak dan adik. Namun itu terlihat sangat absurd jika Toushiro –yang jelas memiliki postur tubuh sedikit lebih rendah dari Rukia sebagai kakak laki-laki dan Rukia sebagai adik perempuan. Tak semudah itu merumuskan hubungan mereka.
Walaupun Rukia terkadang berlagak dewasa dan bertindak seperti kakak yang menyuruh-nyuruh Toushiro, namun banyak juga kejadian disaat Toushiro berlagak sebagai kakak, melindunginya. Mungkin karena Toushiro laki-laki dan Rukia perempuan.
Rukia yang ceroboh, Rukia yang kadang menangis jika boneka Chappy kesayangannya kotor, Rukia yang selalu lupa mengerjakan tugas sekolahnya, Rukia yang memberontak dan dimarahi ayahnya, Rukia yang jatuh cinta pada teman sekelasnya, lalu patah hati. Di saat-saat seperti itulah Rukia membutuhkan Toushiro dan pria berambut bermata emerald itu menjaganya layaknya seorang kakak, sekaligus seorang teman.
Mereka sendiri tidak tahu bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka yang kompleks itu. Toushiro membutuhkan Rukia, sama seperti perempuan bermata violet itu membutuhkan Toushiro. Mereka tidak terpisahkan, tetapi akankah mereka akan selamanya seperti ini?
To be Continued
BinBin : Oke, gw publish fic multichap baru lagi!! *tepok tangan*
Mayen : Ya ampun.. Yang Sweet Senbonzakura aja belum lo update!!
BinBin : Hohhoho.. Lagi pengen bikin HitsuRuki dan kebetulan nemu novel yang amat sangat bagus. Gw rekomendasiin dah ni buku.
Mayen : Okelah kalau begitu, fic lain jangan lupa di update juga ye Bin.
BinBin : Tenang aje. Mohon reviewnya ya.. Met tahun baru.. haduuh, kembang api, serasa di tengah perang gw. Berisik bangeett~
Ayo tekan Ijo-ijo di bawah dengan semangat tahun baru!!! Review onegai~
