Let Me Free
Chapter 1
Genre: Angst, Horror, tragedy, family
Boboiboy © animonsta
.
.
.
.
.
Enjoy~
Sikap nya berubah. Tak ada lagi senyuman. Tak ada lagi sapaan ramah. Semua dalam dirinya berubah. Bahkan hingga saat ini, kedua kakaknya tak mengetahui penyebab nya.
"Kak Halilin, bagaimana ini? Aku tak tahan melihat sikap Gempa seperti itu. Aku ingin Gempa yang dulu. Aku ingin melihat senyumannya lagi!"
Tanpa sadar, seseorang tengah berdiri dibalik pintu, memperhatikan dan mendengar. Ia berusaha menahan tangisan dan rasa rindunya.
"Kau kira aku tahan? Tentu saja tidak! Aku pun ingin melihat senyumannya. Apa kau tau penyebabnya, Taufan?"
Mendengar ucapan kedua kakaknya itu, membuatnya tak tahan ingin memeluk mereka dengan sayang. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan gerakannya.
"Aku tidak tau. Tapi sikapnya berubah saat kucing kesayangannya mati. Apa itu penyebabnya?"
"Hm... Mungkin saja. Lalu kita harus bagaimana?"
"Aku tidak tau. Aku rindu adikku yang dulu. Aku rindu adikku, Gempa! Aku ingin memeluk nya dan bermain lagi dengannya.
Tak tahan lagi, ia pun pergi dari balik pintu itu, meninggalkan kedua kakaknya. Ia menuju kamarnya lalu menguncinya dan bersembunyi dibalik selimut sambil terisak.
"Bukan... Bukan itu penyebabnya..." Lirihnya tetap terisak. "Ini berbeda."
Suasana dalam kamar itu berubah. Lampu mulai meredup, meninggalkannya dalam kegelapan. Jendela pun tertutup dengan sendirinya. Ia terjebak sekarang.
"Sudah waktunya, ya?" Hela nya terdengar sedih. Ia belum siap. Ia tidak mau melewati hal ini lagi.
Dengan cepat, ia beranjak dari tempat tidurnya dan bersembunyi didalam lemari baju. Ditutup nya dengan erat lemari itu. Ia terduduk memeluk lututnya dengan takut.
Setelah beberapa lama bersembunyi, terdengar suara langkah berat menuju lemari yang ia tempati. Rasa takutnya semakin besar saat itu juga. Ia mengeratkan pelukan pada kedua kakinya itu.
Langkah itu pun berhenti. Sesaat, ia terdiam dan mendengar. Langkahnya menghilang. Benar-benar menghilang! Apa ini sudah berakhir?
Baru saja ia ingin menghela nafas lega namun dihentikan dengan suara pintu terbuka perlahan. Dan itu adalah pintu lemari yang ia tempati.
Terlihat sosok yang besar bermata merah bercahaya dengan bentuk wajah yang sudah rusak dan telinga yang hanya ada satu. Gigi-gigi besi nya sangat runcing dan banyak hingga ke belakang kepalanya, menganga lebar seakan sedang tersenyum. Kuku besinya terhias darah yang sudah lama mengering, telah siap untuk merobek sekujur kulit mangsanya. Badannya pun sudah sangat rusak.
Seketika, ia menahan nafasnya tercekat. Wajahnya pun sudah sangat pucat. Apakah ini akhirnya? Ia gagal?
Tanpa ia sadari, air mata mengalir deras dari kedua mata goldnya itu. Ia tak bisa menahan rasa takutnya sekarang. Ia mati.
"Aku menemukanmu, Gempa..."
Dengan suara mesinnya, sosok itu menyerang dan menangis secara bersamaan.
=TBC=
A/n: hai guys, saya author baru disini. Maaf jika saya membawakan cerita genre Horror hehehe... Saya suka Horror sih tapi maaf juga jika tak terasa kesannya :D Maaf jika ada typos atau hal semacamnya... Saya harap kalian bisa menerima saua di fandom ini ^^ ok,
Mind to review?
¶salam Lexy :)
