Verse two

Ich sehe dich, wenn auf dem fernen Wege

Der Staub sich hebt,

Der Staub sich hebt, Der Staub sich hebt,

Der Wandrer bebt.

I see you, when on the distant road

The dust rises,

In deep night, when on the narrow bridge

The traveler trembles.

-Nähe des Geliebten (Nearness of Beloved One)

By Johann Wolfgang von Goethe


A Rise Of The Guardians fanfiction

"Meine Geliebten"

by Flaremaiden a.k.a Mizuno Hikaru

Diclaimer:

Rise Of The Guardians belongs to Dreamworks and William Joyce

Warning:

There's an OC, but I swear it's not a marry-sue. Not Jack x OC either.

I just wondering 'what if' Jack Frost used to have a best friend from his human life.


PERMULAAN

Burgess, Pennsylvania – masa lalu

Permukaan es berderak di bawah kakinya.

Seorang gadis berdiri mengigil-rambutnya yang pirang berkibar liar, sesekali melecuti wajahnya sendiri. Mata hijaunya sembab. Dengan agak rikuh dia menarik turun topi bulunya menutupi telinga.

Dunia tampak putih, ganas tanpa ampun di tengah amukan badai salju. Mantel tebal yang dikenakannya tidak banyak membantu. Di atas sana, bulan purnama masih tampak terang; seolah – olah mengasihani dirinya.

Gadis itu merebahkan dirinya di tengah danau beku, berselimutkan salju, lengannya menggapai ke atas.

Tubuhnya mulai mati rasa diterpa angin utara yang tajam menusuk. Tapi gadis itu masih tidak peduli. Bulan tampak mungil teraling oleh telapak tangannya. Untuk sesaat dia nyaris mempercayai bahwa dia bisa menggenggam bulan.

Sahabat baiknya meninggal di tempat ini, tepat satu tahun lalu. Pemuda berambut cokelat dengan senyum jenaka dan lolucon yang tidak pernah habis. Pemuda itu berjanji mengajarinya bermain skate, "Besok…!" Dengan wajah penuh senyum pemuda itu melambai, sebelah tangannya menggandeng adik perempuannya.

Tapi esok tak pernah datang.

Hari itu… danau es merengut sahabatnya dengan tiba – tiba, tanpa isyarat.

Badai salju bertambah deras, menimbuni tubuhnya dengan gundukan salju. Dalam hati gadis itu bertanya – tanya… inikah yang dirasakan sahabatnya saat terjebak jatuh ke dalam air yang dingin membeku?

"Hey," Gadis itu berbisik pelan, "Man in moon… apakah kau benar – benar ada? Aku… aku punya banyak hal yang belum sempat kukatakan kepadanya. Ada begitu banyak hal… yang belum sempat kusampaikan…"

Waktunya tidak banyak tersisa. Gadis itu tahu. Kesehatannya memburuk dari hari ke hari. Dokter hanya bisa menggelengkan kepala. "Sakit yang disebabkan oleh hati… tidak dapat disembuhkan dengan pil atau kapsul…"

"Lynnie! Lynnie…!" Iris kecoklatan itu bersinar saat memanggil nama si gadis. Lynnette hanya mencibir, "Lynnette. Kita sudah 17 tahun, Jackson Overland… Jangan memanggilku dengan Lynnie lagi."

Lynnie.

Mendadak gadis itu rindu dengan panggilan itu. Sungguh, dia benar – benar ingin sahabatnya memanggilnya Lynnie lagi. Bahkan dengan nada mengejek sekalipun.

"….masih banyak hal," Nafasnya mulai terputus – putus, "…yang belum aku katakan padamu, Jack…"

Pandangannya mulai gelap. "Belum…," Air matanya menetes jatuh, "Aku belum boleh berakhir sampai di sini…"

Hanya tiupan angin utara yang membalas kalimatnya. Badai salju masih turun dengan derasnya, dan Lynnette memejamkan matanya. Di tengah danau es, perlahan dia tidur dalam keabadian.

Bulan meredup beberapa detik. Badai perlahan mereda, dan Man in moon menatap sosok gadis yang membeku biru di tengah danau. "Lynnette… Aku tidak bisa memberikan kesempatan pada seseorang yang membunuh dirinya sendiri—bahkan walau tidak secara langsung. Tapi aku akan memberimu waktu… dan pada saatnya tiba, kau dapat menyampaikan semua hal itu kepada Jack."

…pada saatnya tiba.

.

.

.

Burgess, Pennsylvania – masa kini

Jamie Bennet melompat naik ke atas kasurnya. Abby, greyhound betina miliknya sedang bermain bersama Sophie di lantai bawah. Tawa riang adik perempuannya itu terdengar nyaring, "Bunny! Hop hop…!"

Well, setelah secara tidak sengaja membuka portal ke 'sarang' Bunnymund dan menghabiskan waktu bersama sang kelinci paskah di sana, tampaknya Sophie menjadikan Bunny sebagai guardian favoritnya.

"Sophie, ayo waktunya tidur," Terdengar suara ibunya, diikuti nada protes Sophie dan lolongan Abby yang ikut – ikutan. Di luar sana, langit memang telah larut bertabur bintang. Malam terang cerah tanpa gumpalan awan, walaupun bulan masih melengkung sabit.

Jamie menyalakan lampu di atas nakas kecil dan meraih seri buku Ensiklopedia spirit dan monster terbarunya. Judul "Spirits, Ghosts and Urban Legend" tercetak besar - besar dalam huruf kapital tebal yang menyita sepertiga dari cover buku tebal itu. Jamie baru membaca separuh, dan tidak sabar untuk segera mengenal seluruh karakter yang tertulis di dalamnya.

"….buku baru?"

Sekeping salju melayang masuk lewat jendela, dan Jamie berseru gembira, "Jack Frost!"

Sang winter spirit melayang masuk ke tengah ruangan, "Hai, Kiddo"

Jack tampak bahagia. Pemuda dengan rambut perak itu sangat menikmati peran barunya sebagai guardian.

Yah, memang dia tidak terikat jadwal hari khusus atau bekerja penuh bakti seperti kawan – kawannya sesama guardian—Jack Frost, the guardian of fun, memang lebih dikenal sebagai sosok usil yang sering menggangu orang dengan tiupan angin dingin. Atau jalan yang licin karena lapisan es. Dan Jack tidak yakin keahliannya membuat pola beku di permukaan kaca atau perang bola salju bisa digunakan di luar musim tanpa membuat fenomena.

Jadilah dia lebih sering menghabiskan 'waktu berkualitas' dengan kawan – kawan guardiannya. Menjenguk Babytooth, mendengarkan celotehan Tooth tentang gigi – gigi yang sekarang makin tidak sehat akibat manisan modern, membantu (atau lebih tepatnya merecoki) para Yeti di Santoff Claussen, minum eggnog dan menghabiskan cookies North, dan tak lupa membekukan beberapa elf mungil yang mondar – mandir di hadapannya waktu dia bosan.

Favorit Jack? E. Aster Bunnymund a.k.a si Kelinci Paskah, guardian of hope. Apalagi hal yang paling menyenangkan saat menggoda seseorang selain respon intens dari yang bersangkutan? Bunnymund benar – benar mudah untuk dipancing karena sifatnya yang cepat naik darah. Mulutnya masih sama ketus dan kasarnya sejak pertemuan pertama mereka, terutama saat Jack merecokinya ketika melukis telur Paskah.

"Tapi Paskah masih lama…!" Jack berargumen, "Kau bisa berhenti melakukan persiapan satu dua hari. Santai sedikit. Siapa tahu dengan begitu kau bisa mendapat ide baru supaya desain telur paskah tidak terlalu kuno. Jadi tampilannya tidak begitu – begitu saja…"

Lalu Bunny murka dan melemparnya ke Burgess dengan lubang kelincinya, "Begitu – begitu saja katamu? Desainku klasik, bukan kuno!"

Jack memainkan tongkatnya, menunjuk ke cover buku yang masih dipegang Jamie dan tertawa membaca judulnya, "Apa seri yang ini menarik?"

"Tentu saja…!" Jamie memperlihatkan buku itu dengan bangga, "Kali ini mereka bahkan menuliskan asal usul dan trivia tentang karakter spirit yang dibahas. Ada satu yang bahkan ada di Burgess ini! Legenda 'girl of the lake' –gadis di danau"

"Whoa whoa… tunggu, kota ini punya legenda?" Jack menghenyitkan alisnya. Tiga ratus tahun dia habiskan, tapi belum pernah dia tahu ada legenda di kotanya.

"Oh, memang tidak banyak orang tahu. Aku bahkan baru tahu setelah membaca buku ini. Itu legenda lama, nyaris tabu," Jamie membuka halaman bukunya. Dia menunjuk halaman yang bertuliskan 'Girl of The Lake'. Ilustrasinya menunjukkan seorang gadis semi-transparan dengan rambut pirang panjang, sepasang mata hijau gelap, kulit pucat, dengan topi dan mantel bulu tebal. Gadis itu melayang di atas es, wajah cantiknya tampak kesal, dan Jack berani bersumpah ada sesuatu yang familiar dengan sosok gadis itu.

"Untuk memanggil girl of the lake, kau harus menyebutkan namanya tiga kali malam hari di danau. Tapi konsekuensinya, begitu dia muncul, dia akan membunuhmu jika kau tidak segera melarikan diri." Jamie menunjuk kolom kecil dengan di ujung halaman, "Sejarah menyebutkan namanya Lynnette Adams. Dulu dia putri kepala desa. Lynnette meninggal membeku di tengah danau saat badai salju. Kata orang, dia sengaja bunuh diri dan menghantui danau setelah itu."

Gadis itu berdecak kesal saat Jack memamerkan senyum simpulnya. "Jackson Overland, turun dari sana!," Lynnette berseru dari bawah pohon. Jack tertawa. "Ayolah Lynnie, berhenti jadi little-goodie-two-shoes. Ini hanya lolucon…!"

"…Lynnie." Jack bergumam lirih.

Jamie mendongak, "Oh, benar. Itu nama yang harus kau sebutkan tiga kali di danau. Jack? Kau baik – baik saja…?"

"Aku tahu gadis ini," Jack memegang tongkatnya erat, "Lynnie. Lynnette Adams. Dulu dia sahabatku semasa aku masih jadi manusia…"

.

.

.


to be continued to part 2...


.

.

Ada yang bisa nebak arti "Meine Geliebten"? :trollface:

Lalu apa ada yang nunggu - nunggu adegan rating yang dijanjiin di atas? :trollface 2x:

Nggak, bener kok, nanti ratingnya naik. Nanti :trollface 3x:

Sekarang statusnya masih K kayaknya. Ini gw lagi mikir mau dibikin T apa M...

.

.

Jadi gw dikasi tau Chima kalo di DA lagi ada festival FFN ROTG. Lalu gw cengap waktu salah satu syaratnya minta ditulis dalam bahasa Indonesia.

Soalnya gw termasuk author murtad yang kebiasaan nulis pake bahasa Inggris, trus kagok gile nulis bahasa Indonesia; gara - gara setiap kali ngetik, kalimat yang nonggol di otak itu bahasa Inggris. Lalu waktu gw coba translate ke bahasa Indonesia... rasanya aneh. Jadilah gw semedi dan detox otak biar bisa nasionalis lagi /digeplak

Wish me luck buat nulis adegan rating lebih tinggi (T/M) dalam bahasa Indonesia ya. Kosakata smut gw semua dalam bahasa Inggris nih, dan pararel katanya dalam bahasa Indonesia itu agak - agak... ehem. *silang jari lalu ngabur jauh - jauh*

.

.

Btw this fic is dedicated buat Chima yang ga pernah absen kyaaaa kyaaaa bareng di FB dan rela gw gangguin jam 2 pagi gara - gara gw gaptek FFN.

Sabar - sabar ama kegaptekan FFN gw ya. Biasanya gw maennya livejournal soalnya :p

.

.

P.S.

Denger - denger, sepanjang movie Dreamworks, ROTG paling banyak haternya ya? Pake acara 'perang' antara hater vs fangirl?
Well, level fangirling gw aman damai dari drama berhubung gw fans super duper gaptek yang tepar duluan tiap pulang kantor akibat faktor "U" -tapi denger fangirls dibilang sebagai penyebab jeleknya nama ROTG, rasanya berat sebelah ya. Tanpa fangirls, sebuah fandom bisa nggak gerak lho. Dan sama seperti nggak semua manusia itu jahat, nggak semua fangirl itu annoying.

P.S.2.
Behave ya. Gw yakin semua pembaca FFN punya kesadaran buat bersikap dewasa. No flame, no spam. Nggak suka, cukup tutup tab dan pergi dalam sunyi (hallah bahasa gw!) Enjoy! Ditunggu R&Rnya :D Chapter 2 akan segera diposting... setelah cukup kuota review :trollface 4x: /dikeplakrame2