PROMISE
Cast: Kyuhyun x Yesung and other
A / N: Saya datang lagi: D ada yg kangen? #krriikk krrriikk oke no bacot berkepanjangan dari gua #plak just cek it out BD
.
.
.
"Tunggu aku di café biasa kita bertemu pukul 15. 30. Aku berjanji akan datang secepatnya .."
Masih teringat jelas kata-kata tersebut dibenaknya. Sebuah janji yang dilontarkan melalui media telpon empat jam yang lalu bagai tersimpan apik dibenaknya.
Satu minggu lebih dua hari tak bertemu kekasihnya membuatnya bahagia ketika sang terkasih akhirnya menghubunginya. Bahkan ia datang 30 menit lebih awal dari perjanjiannya.
Tangan seputih susu nan lembut itu mengangkat cangkir ke tiga selama beberapa waktu ini.
Tidak ada kata bosan jika sudah menyangkut yang tersayang walau ini sudah melewati dari perjanjian yang dibuat oleh si penelpon tadi.
tuk ~
ketukan halus antara cangkir dengan kaca meja dan dilanjuti helaan nafas lelah. Ia singkap lengan panjang bajunya dan melirik jam digital dilengan kiri sudah menunjukkan pukul 20. 34.
Pengunjung berangsur-angsur meninggalkan kursi yang sempat mereka singgahi. Café adalah tempat biasa ia datangi sehingga tau kapan café ini tutup. Masih terlalu lama memang, namun beberap pengunjung memilih untuk beranjak mengosongi café. Hanya tersisa ia dan sepasang kekasih disudut café serta tentunya para pegawai.
Drrrtt ~ drrrtt ~
Smarthphone yang ia letakkan diatas meja bergetar dan menampilkan id dari orang yang ia tunggu dari sore tadi.
Tanpa perlu menunggu lama bagi si penelpon karena ia sudah buru-buru mengangkat telponnya.
"Kyu ~ kau dimana? Kenapa tidak datang?" Jelas nada khawatir tidak bisa ia hilangkan. Terlalu takut terjadi sesuatu pada orang yang ia tunggu dengan setia.
'Yesung, mianhae baru menghubungimu. Prof. Jang tiba-tiba memberiku tugas menumpuk dan aku lupa memberitahumu .. "
Nadanya terdengar serak seperti sehabis bangun tidur. Mungkin ia kelelahan.
"Aku mengerti Kyu, istirahatlah. Kau pasti lelah .." dialah yang paling mengerti disini. Kyuhyun memang seorang mahasiswa jenius semester akhir, sudah tentu pasti akan banyak tugas yang harus ia geluti.
'Gomawo Yesung-ah ..'
"Ne Kyu, Sara- .. "
tuuutt tuuutt
"Hhh ~ .." Sepi. Ia merasa kesepian.
.
.
:: PROMISE ::
.
.
"Aku berjanji akan memberimu hadiah indah dihari jadi kita nanti .."
Nyatanya ini sudah empat hari berlalu dari tanggal jadi mereka dan enam hari berlalu saat orang itu membuat janji.
Zamrud yang berbentuk kura-kura kecil yang melingkar di leher jenjangnya adalah pemberian dari sosok yang ia tunggu pada hari jadi mereka tahun lalu.
Sebuah memory diotaknya memutar kembali kenangan setahun silam. Dimana sang pria yang ia cintai menatapnya dengan binar bahagia serta memperlihatkan kalung berbandul zamrud yang begitu indah dihadapannya. Masih ia ingat bagaimana jari-jari panjang itu membantunya untuk mengenakan kalung yang telah menjadi barang berharga untuknya dan ia telah berjanji didalam hati kecilnya akan menyimpan dan merawatnya dengan baik. Karena itu adalah pemberian dari orang yang ia cintai. Serta teringat pula ciuman manis dibawah sinar jingga sunset sebagai akhir hari mereka untuk bersama.
Kepalanya menunduk dalam.
Sepi. dalam kehampaan
.
.
:: PROMISE ::
.
.
"Aku akan menjadi yang pertama mengucapkan selamat untuk ulang tahunmu nanti .. aku janji"
"Selamat ulang tahun ya Kim Jonghoon .." ini adalah orang yang ke dua puluh mengucapkan selamat untuknya. Dan orang yang pertama adalah ibunya dengan kue tart coklat dimeja makan tadi pagi
Meskipun terlambat dari janjinya tapi ia tak menuntut pria yang kemarin lusa berjanji padanya. Tapi ia sangat berharap pria itu datang padanya. Ia berjanji tak akan meminta kado apapun dari prianya, ia hanya ingin kehadiran sosok itu disisinya. Melontarkan lelucon seperti biasanya dan genggaman hangat dijarinya serta pelukan nyaman ditubuh mungilnya.
Tes ~ tes ~
Lequid dengan indahnya meluncur bebas di pipi mulusnya.
Jari-jari mungilnya sedikit meremas kotak berbungkus sampul merah dengan pita biru mengikatnya -pemberian dari temannya tadi-.
"Kyu ~ .. datanglah .."
Tangan kanannya beralih meremas dada kirinya.
.
.
:: PROMISE ::
.
.
"Saat natal nanti aku janji akan membawamu ke jinhae-gu, disana tempat yang indah saat musim salju .. tunggu aku tepat jam 12 malam nanti ne?"
Matanya terasa perih, namun sulit untuk terpejam barang sejenak. Jam weaker nya masih menunjukkan pukul 02. 49 dini hari.
Lonceng malam natal sudah berlalu beberapa jam yang lalu.
Smarthphone tergeletak diatas meja Nakas.
Ia masih setia duduk dipinggir ranjang. Mengharapkan sosok yang kemarin padanya akan menjemputnya dan membawanya ketempat yang dijanjikan.
Tangannya meremas ujung mantel erat. Bibir bawahnya ia gigit. Mencoba menahan kantuk yang menyerang.
Tidak ada kata lelah untuk orang yang ia cintai.
Jari-jarinya melemah. Matahari sudah hampir terbit.
"A-aku ...
Aku lelah .. "
Biarkan ia tidur barang sejenak.
.
.
:: PROMISE ::
.
.
"Yesung, berjanjilah untuk selalu mencintaiku .."
Ia menepatinya. Permintaan yang ia balas dengan anggukan pasti dan kata 'Ya' dengan tegas. Senyum manis pun tak lupa ia berikan pada prianya.
Pria yang kini duduk dibawah pohon maple bersama orang yang tidak ia kenal.
Sesekali tawa bebas mengiringi mereka serta sesekali juga telapak besar yang biasanya menrangkum telapak tangan kecilnya dengan hangat itu mengacak surai pria lain disisinya.
Sekuat tenaga ia menahan cairan yang mendesak keluar dari pelupuk matanya. Namun mungkin ia sudah terlalu lemah untuk bertahan, cairan itu meluncur tanpa rintangan berarti.
Bolehkah ia berharap pria itu akan membalikkan badannya dan berlari merengkuh tubuhnya yang mulai rapuh?
Tuhan .. bisakah Engkau mengabulkan permohonan kecilnya?
.
.
:: PROMISE ::
.
.
"Berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku dalam keadaan apapun .."
Bisakah kita katakan dia tolol?
Dimana dia hanya bisa terpaku menatap sosok yang dia rindukan tengah memagut ganas bibir lawannya.
Lagi-lagi cairannya menetes dengan mulus dipipinya tanpa perlawanan berarti seperti biasanya.
Yesung, harusnya kau berlari kearah mereka dan menarik salah satu dari mereka. Paling tidak kau menamparnya atau memakinya dengan kasar.
Tapi, jangan harap itu akan dilakukan olehnya. Bisakah ku katakan hatinya terlalu lembut untuk melakukan hal kasar itu?
Kakinya seolah terpaku pada Lantai koridor kampus.
Niatnya untuk mengantarkan bekal pada kekasihnya yang terasa semakin sibuk akhir-akhir ini, bahkan sampai tak menghubunginya selama satu bulan ini. Ia khawatir. Tentu.
Tuhan .. inikah jawaban dari rasa takit yang terus menghantuinya selama ini? Yang selalu mengusik tidurnya dikala malam tiba?
Tuhan .. tolong bawa pergi dari sini.
Kakinya seolah menghianati hati kecilnya untuk pergi.
.
.
:: PROMISE ::
.
.
"Aku berjanji akan selalu mencintaimu."
"Will you marry me?"
Yesung menutup mulutnya tidak percaya. Air mata seolah memiliki pasokan berlebih dibalik pelupuk matanya.
Tuhan tolong, katakan ini salah.
Tidak cukupkah deritanya selama ini? Belum banyakkah air mata yang ia tumpahkan? Belum puaskah takdir mempermainkannya?
Dapat ia lihat jelas bagaimana pria yang selama ini ia nanti berlutut dihadapan pria yang berciuman mesra dengan prianya tempo lalu tengah tersenyum bahagia seolah dialah orang yang paling beruntung.
Ia sakit. Sungguh
"I Wi- .."
"Kyu ~" pemuda itu tersentak dan mengalihkan antensinya dari lelaki dihadapannya. Mencari asal suara yang terdengar lirih namun mampu merasuki gendang telinganya.
"Y-Yesung .."
Wajah dengan pahatan tampan itu menegang. Posisi yang semula berlutut dihadapan pria yang tadi memancarkan binar bahagia kini berdiri kaku.
Tangan yang tadi menadahkan sebuah kotak beludru kini terkulai lemas disisi tubuhnya.
Kaki jenjang pria itu melangkah gusar kearahnya yang hanya bisa berdiri dengan sisa tenaganya serta air mata yang berlomba menganak sungai dipipi putihnya.
Dapat ia rasakan remasan pada kedua bahunya. "Yesung, a-aku bisa jelaskan .."
Penjelasan. Ya, itu yang ia butuhkan dari awal. Tapi bukankan sekarang sudah jelas?
Hh, sudah dikatakan diawal tadi. Bahwa ialah yang paling mengerti.
Dengan halus dia menampik tangan yang masih bertengger dipundaknya. Ia coba beranikan diri untuk menatap sepasang caramel favoritnya, yang selalu berhasil membuatnya lumpuh dalam tatapan lembutnya dengan onyx sembab miliknya.
"Aku mengerti Kyu .." dalam keadaan seperti ini sulit baginya untuk menahan getaran pada nada suaranya. "Aku bukan pilihanmu .." ia paksakan sudut bibirnya untuk terangkat dan membentuk senyuman manis, yang nyatanya hanya sebuah senyuman tipis nan miris. "Tapi seharusnya kau mengatakannya dari awal, agar tidak membuatku terlihat bodoh karena menunggumu .."
Bagai sebuah cambuk keras yang berhasil memecut ulu hati seorang Cho Kyuhyun.
Tuhan apa yang telah ia lakukan? Apa yang harus ia lakukan?
"Semoga kau bahagia Kyu .." kakinya perlahan mundur dan berbalik. Melangkah dengan rantai yang membelenggu kakinya.
Ia berhenti lalu berbalik masih dengan senyum yang ia paksakan untuk melengkung lebar. "Aku tunggu undangannya ne? "
Ia benar-benar melangkah pergi tanpa menoleh lagi. Ia berjanji untuk berusaha merakit hatinya kembali yang telah hancur lebur. Entah ia harus mulai dari mana.
Diam-diam hati kecilnya berbisik untuk tetap mencintai pria yang selalu memenuhi ruang hati dan pikirannya.
.
.
Kyuhyun termangu ditempatnya. Matanya menatap kosong pada jalan yang barusan dilewati sosok pemuda berparas manis yang entah apa yang telah dibuat lelaki tadi hingga membuatnya mematung.
Otak jeniusnya seolah tak lagi berfungsi. Otot-ototnya seolah mati rasa untuk sekedar bergerak.
Apa ini?
"Kyu .. gwenchana? Nugunde? "
Tepukan halus dipundaknya berhasil membawanya sadar. Dia menatap sepasang mata foxy yang menatapnya lembut.
Ia selami begitu dalam mata indah itu.
Apakah ini benar?
"Ming,"
.
.
:: PROMISE ::
.
.
"Aku berjanji akan selalu mencintaimu .."
"Aku berjanji akan menjaga dan melindungimu .."
"Aku berjanji akan menikahimu saat lulus nanti .."
"Aku berjanji akan membangun rumah yang indah setelah kita menikah nanti .."
"Aku berjanji ..."
"Aku berjanji ..."
Janji yang manis. Ia selalu tersenyum jenaka bila kekasihnya bernjanji dengan semua yang membuatnya bahagia, apa lagi bila janji itu ditepati.
"Hiks .. hiks ~" ia baru saja tertidur hanya dalam waktu empat jam setelah menangis semalaman karena takdir yang begitu kejam untuk anak manis sepertinya. Lalu terbangun satu jam yang lalu dan kembali menangis mengingat hal yang membuatnya menjadi seperti ini. Dosa apa yang telah ia buat sampai ia menemukan akhir pahit dari kisah cintanya.
Ia bertanya-tanya, apa Tuhan masih menyayanginya?
Jika diingat, ia selalu datang kegereja setiap minggunya. Menyembah, memuji dan berdoa kepada-Nya.
Tuhan. Tuhan. Tuhan.
Apa Kau ada?
Jika Kau ada, Engkau pasti tidak akan membuatnya terpuruk seperti ini.
Yesung menggeleng.
Tidak, ini bukan salah Tuhan. Dialah yang terlalu naif disini. Dia melupakan kosa kata ' Dunia itu kejam'. Ia terlalu bodoh dengan mengatakan 'dunia itu indah'.
Anak yang polos. Sungguh jahat orang yang tega menyakitinya.
Berharaplah ia menemukan akhir bahagia dari cerita hidupnya yang begitu ia dambakan hadir.
Jari-jarinya bertaut dan ia dekatkan dengan dadanya. Mata dengan kelopak yang membengkak itu tertutup. Kepalanya menunduk dalam. Hati kecilnya mulai bersuara, merapalkan doa untuk Sang Penguasa.
'Tuhan .. aku percaya kau ada.
Tolonglah aku .. '
.
.
:: PROMISE ::
.
.
END
O
R
T
B
C
?
MOHON MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA ATAS KEKURANGAN FF INI! DAN FF INI TIDAK DI EDIT ULANG ALIAS NO PERBAIKAN!
NYIAHAHAHAHA! Apa ada yg mewek? Apa ada? Saya harap ada #duagh (re: gak ada .. epep lu garing #jleb)
Hhh ~ ff ini hadir sebenarnya dari diri saya sendiri. Maksudnya gini, saya bukan tipe orang yg suka dibuat janji, karna pada akhirnya gak bisa ditepati bikin dongkol. Saya selalu marah ke orang yg tidak menepati janjinya. Dan saya paling TIDAK SUKA MENUNGGU! Jadi Yesong gua bikin berlawanan dengan karakter saya yg ini. (Re: #bubar .. me: eh mau kemana? Belum selesai ngomong gua ..)
Oke, kalo ada yg bilang 'gak ada yg nanya!' Saya cuma curhat muehehehe.
Send youre comment please, do not comment when only 'next / lanjut' DX
