Story By: Bekantan Hijau.

Disclaimer: Yuusei Matsui.

Rate: T/M?

Genre: Drama.

Pair: Asa(Sr)Karu

Warning: Maybe-OOC, some mistakes EYD, AU, Sho-Ai, Semi-Pedo, typo.

xXx

Sponge Cake

xXx

.

.

.

"Nah."

Pria dewasa membelah kue berwarna cokelat dipenuhi krim vanili kental, manisan stroberi potong berlumur sirup melapisi bagian atas kue. Sedikit bau karamel menguar samar-samar.

Karma meneguk ludah. Fokus tembaga tak mau hengkang dari indahnya buah merah yang suka terasa asam-manis seperti setan kecil. Tak pernah kuat menahan air liur meleleh tiap kali menghirup bau manis buah kesukaan.

Bentuknya kecil. Dilihat dari sisi manapun, kue itu pastilah sangat lezat. Terlalu menggoda untuk dicicipi, sampai rasanya sayang untuk dimakan.

"Siap, Karma Akabane?"

Kekehan suara berat menyadarkan Karma. Cepat-cepat membuang muka.

"Jangan cuek begitu." Ujung garpu menusuk dalam salah satu potongan, remah-remah dibiarkan berguguran di atas piring kecil.

Dua jemari menangkup dagu, mengarahkan kepala merah lurus ke depan.

Karma mendecak jengkel. Tidak suka diperlakukan demikian. Cih! Mengapa pula tangan dan kakinya harus diborgol begini? Keparat betul Asano Senior!

"Sekarang, buka mulutmu."

"Memerintahku, Pak?" sinis Karma, tak mau menurut. Tembaga mendelik bengis.

"Oh, kamu tak akan menolak." Gakuhou tersenyum kecil.

"Percaya diri sekali."

"Saya tahu itu, Akabane."

Napas si merah auto tersumbat. Semakin dilihat, mau tak mau iris madunya semakin melebar kala potongan putih-merah muda disodorkan di depan mata. Kembali ia menelan ludahnya dengan susah payah.

Oh, sial, mengapa yang namanya stroberi selalu menggugah iman? Tak mampu dialihkan tatapan mata menuju arah lain daripada krim vanili bercampur sirup manisan stroberi. Buah kesayangan.

Dirasakannya lagi-lagi air liur menetes di rongga mulut. Cepat-cepat diteguk. Jakun naik-turun seiring masuknya saliva melewati kerongkongan.

"Masih mau menolak?" Menikmati perubahan ekspresi Karma, Gakuhou makin mendekatkan sponge cake di ujung garpu.

Aroma manis karamel dan sirup mengoyak ketabahan Karma. Andai tidak sedang duduk, pasti sudah berlutut lemas tak sanggup menahan godaan.

Akal sehat makin terkikis, terganti hawa napsu tak sabar mengulum buah merah itu di dalam mulut. Namun, masih keras kepala, Karma ngotot bungkam.

Gakuhou mengganti pagutan menuju pipi, membelai hamparan kanvas putih tanpa noda. Lembut. Mungkinkah ini efek dari mengonsumsi stroberi setiap hari? Hebat juga buah itu.

"A-aku tidak–"

"Kamu menginginkannya, Nak," potong Karma, mengintimidasi dalam-dalam sepasang tembaga lancang.

Sebal bukan kepalang. "Kubilang aku tid–Uph!"

Kue disuap paksa. Melesak masuk celah bibir seranum persik.

Si merah meriang.

Lidah Karma seakan terbakar bersamaan rasa manis-lengket meresap di permukaan lidah. Jejeran gigi lantas mengunyah. Bertekstur seperti busa, rasanya manis, kaya rasa kokoa.

"Bagaimana rasanya?"

Deretan seri menggigit bibir dari dalam, mencoba menahan sensasi lezat yang mendesak keluar. Suatu percikan tak terdeteksi di awal muncul di dalam. Mata dipejamkan erat-erat.

Kayu manis.

Karma menghisap manis-asam buah stroberi bercampur sirup karamel gurih. Lidah menjilati krim vanili lembut yang menempel di sela-sela gigi.

Rasanya sayang sekali ketika akan meneguk.

"Kamu menikmatinya, Karma Akabane. Suka kue buatan saya, Nak?"

Gakuhou tersenyum puas dibalas decihan Karma. Kini anak muridnya mengakui hasil masakannya tak kalah dari guru di kelas E.

xXx

The End

xXx

Sesi di mana Om Gaku menyuapi Mama Karma. Sengaja stop karena nanti makin galau menentukan rating. *watados*