All casts belong to God, their agencies and their parents

Wen (Cabe) Junhui © Bianca Jewelry

Warning: AU. Non-baku. Super OOC.

.

Wen Junhui, seorang lelaki yang lahir dua puluh satu tahun yang lalu di kota Shenzhen adalah lelaki tampan dengan tingkat percaya diri di atas rata-rata. Setiap pagi, jika ia menatap cermin, ia akan berkata bahwa ia semakin tampan setiap harinya. Tapi tahukah kalian, bahwa di balik wajah tampan dan tubuh atletisnya, dia bisa juga menjadi cabe jika bertemu dengan lelaki manly?

Seperti saat ia bersama dengan Choi Seungcheol yang ternyata adalah tetangganya…

Pertemuan pertama mereka diawali ketika ia melihat temannya yang bernama Zhou Jieqiong sedang berbincang dengan lelaki itu.

Seungcheol yang melihat seorang perempuan familiar di area kampusnya, memanggil gadis itu, mereka bertegur sapa setelah lama tidak bertemu. Tak lama kemudian, dari kejauhan Junhui yang mengenal Jieqiong, menghampirinya. Junhui mengkode gadis itu agar ia dikenalkan pada Seungcheol.

"Kak, kenalkan. Ini temanku, namanya Wen Junhui," ucap Jieqiong sambil menunjuk Junhui. "Dan ini kak Seungcheol," lanjutnya sambil menunjuk Seungcheol.

Junhui membungkukkan badannya. "Salam kenal, aku Wen Junhui."

Seungcheol ikut membungkukkan badannya. "Choi Seungcheol. Salam kenal juga."

Setelah saling bertegur sapa dan basa-basi tentang jurusan yang ditempuh di universitas itu, mereka bertiga pamit untuk melanjutkan kegiatan masing-masing.

Lalu alam mempertemukan mereka lagi untuk kedua kalinya. Dari kejauhan, Seungcheol yang sedang mengendarai motornya memperhatikan halte bus yang sebentar lagi akan dilewatinya dan menemukan Junhui duduk seorang diri di sana. Lelaki itu tampak menggoyang-goyangkan kakinya ke depan dan ke belakang sambil menggembungkan pipinya. Seungcheol tersenyum dan menganggap itu adalah hal yang menggemaskan, jadi ia menghentikan motornya di depan Junhui lalu membuka kaca helmnya.

"Dek Jun?"

Junhui mendongakkan kepalanya. "Halo, kak Seungcheol."

Seungcheol tersenyum. "Sedang menunggu bus?"

Junhui mengangguk.

"Rumahmu di mana? Mau bareng?"

Tentu saja Junhui mau pulang dengan lelaki tampan seperti Seungcheol. Tapi jika menerima langsung tawaran Seungcheol, nanti ia dikira gampangan. "Tidak merepotkan? Apakah kita sejalan? Aku tinggal di apartemen di daerah Hongdae."

"Aku juga tinggal di daerah sana," ucap Seungcheol. Ia memberikan helm lainnya pada Junhui. "Ayo naik."

Junhui menerima helm Seungcheol, memakainya lalu duduk di jok belakang. Ia bersorak dalam hati dan seketika jiwa cabenya kumat.

"Sudah?"

"Sudah," jawab Junhui. Sebenarnya ingin sekali ia melingkarkan tangannya pada pinggang Seungcheol. Tapi berhubung ini baru pertemuan kedua dan mereka belum terlalu dekat, ia harus menahan diri.

Seungcheol melajukan motornya menuju kawasan Hongdae. Tak lama kemudian, di depannya ada mobil yang berhenti mendadak. Seungcheol otomatis ikut mengerem mendadak hingga punggungnya bertabrakan dengan dada Junhui. Junhui juga otomatis memeluk pinggang Seungcheol agar tidak terjatuh dari motor.

Tanpa sadar, Junhui memeluk pinggang Seungcheol hingga ia sampai di apartemennya. Ketika motor sudah berhenti, ia baru sadar sudah memeluk Seungcheol selama di perjalanan. Junhui menyerahkan helm pada Seungcheol lalu membungkukkan badan. "Maaf ya kak, nggak nyadar."

Seungcheol menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa? Memang apa yang sudah kau lakukan?"

"Aku telah memelukmu selama perjalanan tadi."

Seungcheol tertawa. "Santai saja. Jangan cerita siapa-siapa ya," katanya lalu mengedipkan sebelah matanya.

Wajah Junhui merona. "O-oke."

Seungcheol meletakkan helmnya lalu menyisir rambutnya dengan tangan. "Kau tinggal di sini?"

Junhui mengangguk.

"Aku juga tinggal di sini."

Junhui membulatkan matanya. "Oh ya? Sejak kapan?" tanyanya dengan nada antusias tanpa disadarinya.

"Baru saja pindah. Aku parkir motor dulu ya. Lalu kita masuk."

Junhui mengangguk. Ia menunggu Seungcheol memarkirkan motornya kemudian mereka masuk ke gedung apartemen.

.

Lalu ada Shin Hoseok, seorang kating di kampusnya yang punya tubuh atletis…

Suatu hari ketika Junhui sedang diajak bermain sepak bola oleh Wonwoo, ia tak sengaja melihat Hoseok sedang ganti baju. Seharusnya Junhui tidak boleh mengintip 'kan? Tapi karena tubuh atletis lelaki itu, Junhui jadi salah fokus dan keterusan. Ya sudah, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan, yes?

"Haooooo!" seru Junhui saat ia kembali dari ruang ganti dan menemukan adik tingkatnya yang berasal dari China.

"Ya ko?" tanya Minghao dengan wajah polosnya.

Junhui langsung ngehype dan mengguncang-guncang badan kecil Minghao. "Tadi aku lihat kak Hoseok ganti baju."

"Terus?"

"Badannya bagus."

"Ih, kok ngintip sih ko?"

"Khilaf, Hao. Mau deh punya pacar yang badannya bagus kayak gitu."

"Ih koko, lain kali nggak boleh ngintip. Dosa tau."

Mau curhat soal cogan kok malah berakhir diceramahi. Ya sudahlah, mungkin Junhui salah tempat untuk curhat.

Di lain kesempatan, ketika Wonwoo tiba-tiba mengajak Junhui untuk fitness (katanya, tubuhnya Junhui itu terlalu kurus, oleh karena itu Wonwoo berinisiatif untuk mengajak temannya itu fitness, entah terserang virus rajin darimana), tak sengaja ia bertemu Hoseok di tempat itu.

Hoseok bersama temannya yang berama Son Hyunwoo berada di tak jauh dari Wonwoo dan Junhui. Hoseok sedang menggunakan chest press machine pakai acara topless sehingga Junhui yang sedang menggunakan treadmill salah fokus sampai senyum-senyum sendiri, sementara Hyunwoo sedang menggunakan shoulder press machine tak jauh dari Hoseok.

"Lihat apa sih?" tanya Wonwoo yang juga memakai treadmill di sebelah Junhui. "Sampai senyum-senyum begitu."

"Badannya kak Hoseok."

"Oh."

"Kok cuma 'oh' sih Nu."

"Terus aku harus balas apa?"

"Apa kek, temenin nyabe sini."

Wonwoo tersenyum miring, "Sorry, masih suka cewek."

Junhui cemberut. "Kalau aku ngegas oke nggak? Gemas nih pengen pegang-pegang badannya kak Hoseok."

"Dikira cabe murah kamu nanti."

"Gitu ya." Junhui turun dari treadmill. Ia menyisir rambutnya ke belakang, lalu mengambil botol minumnya yang masih steril dari mulutnya yang berisi susu protein. "Sudah ganteng 'kan ya?"

"Mau apa?" tanya Wonwoo heran.

"Mau ngasih ini ke kak Hoseok," kata Junhui sambil mengguncang pelan botol minumnya.

Wonwoo ikut turun dari treadmill, ia menghampiri Junhui lalu mengacak rambut lelaki itu hingga poninya turun. "Kalau ganteng begitu mana dilirik." Wonwoo merapikan kaos putih Junhui lalu menepuk kedua bahunya "Sana."

Junhui tersenyum lalu menghampiri Hoseok. "Hai kak," sapanya. "Hai juga kak Hyunwoo."

Hoseok tersenyum. "Hai Jun."

Hyunwoo tersenyum membalas sapaan Junhui.

"Nggak nyangka kita ketemu di sini. Mungkin jodoh." Belum apa-apa udah ngegas.

Hoseok cuma tersenyum.

"Ini, buat kakak," kata Junhui sambil menyodorkan botol minumnya.

"Apa ini?"

"Susu protein, kak."

"Makasih ya."

"Sama-sama. Jangan lupa diminum ya."

Lalu Junhui pamit pada kedua katingnya dan melanjutkan acara olahraganya.

.

Korban cabe selanjutnya dari Junhui adalah Yao Mingming. Adik tingkat dari China yang berada di klub dance di kampusnya yang hobi pamer roti sobek kalau ada perform yang badannya tidak kalah bagus dari Hoseok.

Suatu ketika Junhui sedang memperhatikan dua kating favoritnya sedang duduk berdua di kantin, Seungcheol dan Hoseok. Mereka duduk bersampingan dan sedang berbincang-bincang.

"Aduh." Seungcheol mengaduh ketika cutter yang digunakannya mengenai jari telunjuknya.

Hoseok berdecak. "Makanya hati-hati dong," ucapnya lalu meraih jari Seungcheol dan mengulumnya untuk memberhentikan darah yang mengalir.

Dapat Junhui lihat wajah Seungcheol memerah samar. Batin Junhui auto menangis, ia segera pergi dari sana dan pulang ke apartemennya.

Junhui tidak langsung masuk ke kamarnya melainkan menekan bel kamar temannya.

Ketika pintu terbuka, Junhui langsung memeluk orang itu dan menangis sejadi-jadinya. Yang dipeluk langsung terkena serangan jantung dan hatinya mencelos melihat Junhui menangis.

"Mingmingggg~" raung Junhui.

"Y-ya ko? Kenapa menangis? Ayo masuk," ajak Mingming sambil menuntun lelaki itu.

Junhui masih sesenggukan ketika Mingming kembali membawakan teh untuk Junhui. Ia memeluk bantal Mingming dan merengut lucu.

"Kenapa?"

"Kak Seungcheol sama kak Hoseok ternyata homo," adu Junhui.

Mingming sweatdrop. "Kau juga homo kali ko."

Junhui makin merengut dibilang homo oleh Mingming.

Mingming menahan diri mati-matian untuk tidak ngegas sama mantan terindahnya ini. Iya, Mingming pernah pacaran sama Junhui.

"Jadi kak Seungcheol sama kak Hoseok homo gimana?" tanya Mingming.

"Tadi jarinya kak Seungcheol kena cutter, terus dikulum sama kak Hoseok. Mana mukanya kak Seungcheol merah gitu."

Mingming mendudukkan diri di sebelah Junhui lalu menepuk bahu lelaki itu. "Ya sudah ko, cari yang lain saja. Mungkin di luar sana ada yang nunggu koko dengan setia," ujar Mingming ngode.

"Memang ada yang nunggu aku?" tanya Junhui mancing.

Mingming cengar-cengir.

"Nggak usah ngarep ya, mantan. Aku sudah got no feel sama kamu, kalau katanya Hansol sama Mingyu."

Tsadest kakak :')

Ngomong-ngomong, Hansol itu dua tahun lebih muda dari Junhui dan tinggal di apartemen yang sama dengan Junhui, Mingming dan Seungcheol. Kalau Mingyu seumuran dengan Mingming, setahun lebih muda dari Junhui. Hansol pernah bikin lagu dengan Mingyu, Seungcheol dan Wonwoo. Mereka berempat memang cinta dengan lagu rap. Hansol adalah adik kesayangan Junhui dan lebih dianggap sebagai anak oleh Junhui.

Dan ngomong-ngomong lagi, sejak kapan mantan terindahnya itu jadi punya mulut pedas? Mungkin dia terlalu banyak bergaul dengan Jeonghan yang hobi savage.

Gantian Mingming yang menangis, dalam hati. Mingming kuat kok, demi mantan terindah :')

.

Korban selanjutnya adalah Kim Mingyu. Yang juga punya body tak kalah bagus dari Hoseok dan Mingming. Walaupun belum pelihara roti sobek seperti dua orang itu, pokoknya badannya kekar sama seperti Seungcheol.

Suatu ketika Junhui dan Soonyoung sedang menonton pertandingan basket di lapangan setelah kelas berakhir.

"Kiming tuh Kiming." Soonyoung menyenggol Junhui ketika Mingyu masuk ke lapangan. Soonyoung adalah teman cabe seperjuangan Junhui. Dan ngomong-ngomong, Kiming adalah kode nama dari Kim Mingyu.

Junhui ikut berteriak seperti fangirl lain untuk menyemangati lelaki itu.

Ketika kuarter pertama dimulai tak sengaja bola basket yang dilempar oleh Mingyu mengenai wajah tampan Junhui.

Mingyu menyuruh Junhui untuk jangan pulang terlebih dahulu. Ia melanjutkan permainan dan pertandingan dimenangkan oleh tim Mingyu.

Soonyoung sudah pulang duluan karena ada perlu.

"Kak Jun!" seru Mingyu sambil menghampiri Junhui. "Maaf ya yang tadi, masih sakit?"

"Lumayan," jawab Junhui cengar-cengir.

"Mana yang sakit?" tanya Mingyu sambil mengecek wajah Junhui.

Junhui menunjuk pipinya.

"Duh, maaf ya," ujar Mingyu tidak enak. "Ayo aku traktir sebagai permintaan maaf."

"Daripada traktir, boleh aku minta yang lain?"

"Apa?"

"Cium saja, biar sakitnya hilang," ucap Jun dengan nada bercanda.

Mingyu celingukan melihat sekitarnya, ketika ia merasa orang-orang tidak memperhatikan, dengan kilat ia mencium pipi Junhui yang terkena lemparan bola.

Junhui membulatkan matanya. Tak menyangka kalau Mingyu akan menanggapinya dengan serius. Tapi sekali lagi, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan, yes?

.

Wonwoo, entah termasuk korban selanjutnya atau tidak. Yang jelas lelaki satu itu cuek dan tidak peduli dengan tingkah cabe Junhui.

"Wonuuuu~" Junhui memeluk Wonwoo dari samping.

"Apa?"

"Kau bohong…" kata Junhui lalu melepas pelukannya.

Wonwoo menaikkan sebelah alisnya dan menatap Junhui dengan pandangan bingung.

Junhui melanjutkan kalimatnya. "Katanya kalau aku ganteng kak Hoseok nggak mungkin suka. Buktinya dia mau sama kak Seungcheol."

"Ya kalau itu sih diluar kuasaku. Mana aku tahu dia suka yang ganteng."

Junhui cemberut.

"Cari yang lain deh."

"Tumben, biasanya protes kalau aku ngomongin cowok."

Wonwoo menaikkan kedua bahunya.

Junhui tersenyum lalu memeluk Wonwoo dari samping lagi. "Aku nyabe ke kamu aja ya?"

Wonwoo cuma bisa pasrah.

.

END

.

Agak gregetan lihat tjabenya Junhui. Seharusnya korban cabenya Jun masih banyak ya. Aku buat ini dulu, besok-besok mungkin ada yang lain (kalau ide ada dan tidak males ngetik lol), atau tidak sama sekali hehe :')

Terima kasih sudah mampir, krisar?