Chapter 1 – Liberator Troops

.


Summary

Saat Yona, Hak, Vold dan Algira bertemu dengan Ogi, rupanya ada pihak ketiga yang tiba di tempat itu. Mereka berasal dari sebuah organisasi, kali ini mereka bermaksud membantu Hak dan Yona untuk mencapai tujuan utama mereka sendiri, mencegah terjadinya perang. Itulah sebabnya, para anggota pasukan ini pergi ke berbagai tempat untuk sebisa mungkin mencegah perang terjadi, mulai dari kerajaan Xing dan kerajaan Kouka.


Ryusui

.

Saat Ogi ditangkap oleh Hak, masuk 2 orang memakai mantel merah maroon bertudung lebar yang menerobos, sepasang wanita dan pria.

"sesuai perkiraan si nona besar, mereka tidak mau mengandalkan suku angin?" ujar si pria.

"untuk itu kita datang kemari, kan? kami datang kemari sesuai janji, tuan Ogi" ujar si wanita menyerahkan sekantung uang pada Ogi karena telah membantu mereka menjadi umpan.

Saat keduanya membuka tudung jubah mereka, mereka terkejut karena wajah keduanya sama persis. "kenapa kaget begitu? baru kali ini melihat kembar laki-laki dan perempuan?" ujar pria itu menunjuk adiknya "namaku Veer, dan ini adikku Veera... kami juga dari kerajaan Xing, tapi kami tidak termasuk fraksi putri Kou Ren atau putri Tao...".

"lalu, siapa kalian dan apa keperluan kalian?" tanya Algira.

"kami hanya melaksanakan misi kami untuk menjemput kalian... rekan kami yang lain sudah menghubungi raja Kouka dan pasti saat ini para jenderal sedang berkumpul di Fuuga bersama raja Kouka..." ujar Veer.

"rekan kami yang datang ke Fuuga pasti akan menjelaskan situasinya pada mereka, tapi jika situasi darurat terjadi, rekan kami yang ada di Sansan akan menyelamatkan teman-teman kalian..." ujar Veera.

"apa kalian bisa kami percaya?" tanya Vold.

"apa kau pernah dengar soal pasukan pembebas?" ujar Veera memiringkan kepala.


Kuuto

.

Di hadapan Soo Won, muncul seseorang berjubah merah maroon dengan tudung lebar yang menyandera Lily.

"siapa kau? dan apa keperluanmu?" ujar Joo Doh menghunuskan pedangnya.

"namaku Hannie... situasi darurat, akan kujelaskan cerita lengkapnya di Fuuga..." ujar Hannie melepaskan tudung jubahnya "yang jelas, jika anda memang raja yang menyayangi rakyatnya, tolong bantu kami untuk mencegah perang...".

"mengingat kau menyinggung wilayah suku angin, berarti ini berhubungan dengan kerajaan Xing?" ujar Soo Won yang dijawab dengan anggukan kepala Hannie.

Untuk sementara, Hannie hanya menjelaskan situasi kerajaan Xing.

"lalu? kau berasal dari fraksi siapa? putri Kou Ren atau putri Tao?" tanya Lily.

"tidak keduanya, saya berasal dari pasukan pembebas" ujar Hannie menurunkan pedangnya dari leher Lily.

"pasukan pembebas?" ujar Soo Won menautkan alis.

"benar, kami bergerak demi satu tujuan, untuk mencegah terjadinya perang... cerita lengkapnya akan saya beritahukan di Fuuga, mohon yang mulia bergegas..." pinta Hannie.

"...Joo Doh, cepat hubungi para jenderal dari suku lain dan minta mereka berkumpul di Fuuga" ujar Soo Won.

Saat Soo Won dan yang lain pergi, hanya tersisa Hannie bersama Lily yang dijaga Ayura dan Tetora.

"maafkan kekasaranku barusan, nona Lily... dan terima kasih banyak atas bantuannya" ujar Hannie membungkukkan badan.

Sebenarnya Hannie bisa masuk ke dalam kastil Hiryuu karena ia bekerja sama dengan Lily yang ia tangkap dalam perjalanan pulang menuju Sensui.


Fuuga

.

"sesuai perkiraan nona besar, pria itu tak ingin menghubungi kalian" ujar seorang wanita yang memakai jubah merah bertudung lebar mendarat di dekat Tae Woo dan Mundok yang tengah berlatih.

"siapa kau?" tanya Tae Woo.

"perkenalkan, namaku Nari, dari pasukan pembebas..." ujar Nari membuka tudung jubahnya "untuk sementara, selagi menunggu saudariku beserta para tamu yang akan datang kemari... bisa dengarkan saya?".

Di hadapan Mundok, Tae Woo dan Han Dae, Nari menceritakan kondisi kerajaan Xing serta apa yang terjadi di Sansan baru-baru ini, termasuk soal apa yang terjadi pada Yona dkk. Saking terkejutnya, Mundok, Tae Woo dan Han Dae tak tahu harus berkata apalagi.

"dimana... dimana tuan Hak dan tuan putri?!" ujar Tae Woo panik.

"tenang dulu, rekanku sudah menjemput mereka, terlalu riskan membiarkan mereka bertemu raja saat ini" ujar Nari menjitak Tae Woo.

Apa yang dikatakan Nari bukanlah tanpa alasan, tanpa ke-4 ksatria naga di sisi Yona dan Hak saat ini, besar kemungkinan Joo Doh tak akan melepaskan kesempatan untuk membunuh Hak kali ini meskipun Yona tak akan membiarkan itu terjadi, tapi tak ada kesempatan kedua yang lebih baik daripada saat ini bahkan Joo Doh pasti akan memanfaatkan ini untuk mendesak Soo Won menepati janjinya. Penyebab sikap Joo Doh seperti itu juga dijelaskan oleh Nari tentang apa yang terjadi di Sensui.

"semua informasi ini saya dapatkan dari nona Tsubaki, beliau yang telah meminta saya untuk menyampaikan itu semua pada tetua Mundok... nona Tsubaki juga menitipkan pesan, katanya 'tolong jangan marah pada Hak karena dia tak ingin membebani kalian untuk masalah yang berhubungan soal raja...' dan khusus untuk tetua Mundok, terima kasih banyak karena telah menyelamatkan kakakku pada insiden 15 tahun yang lalu...".

Mundok terbelalak, baru saja ia ingin bertanya lebih lanjut, Soo Won tiba bersama rombongan mereka yang terdiri dari Geun Tae, Joo Doh, Kyo Ga dan Joon Gi beserta pasukan mereka, tapi yang mengherankan adalah karena Lily juga ikut bersama Tetora dan Ayura.

"oh, gerak cepat seperti biasa, Nari?" ujar Hannie melepas tudungnya saat melihat temannya.

"itu kata-kataku, Hannie, tak salah nona Tsubaki mengirimmu ke Kuuto" ujar Nari melakukan toss.

Setelah para jenderal berkumpul dan kondisi di kerajaan Xing dijelaskan, Nari dan Hannie memberitahu apa posisi mereka.

"kami para pasukan pembebas merupakan pasukan yang bergerak secara diam-diam di 'bawah tanah', bisa dibilang kami adalah organisasi tentara rakyat yang menggunakan kekuatan militer dan kami terbentuk demi satu tujuan, mencegah dan meredam terjadinya perang, perselisihan atau pertumpahan darah yang sia-sia agar tak ada lagi anak-anak seperti kami..." ujar Hannie.

"perlu digarisbawahi, semua anggota pasukan pembebas adalah anak-anak korban perang yang telah dilatih menggunakan senjata dan ilmu bela diri..." ujar Nari mulai menceritakan apa yang membuat Kou Ren berniat mengobarkan perang dan apa yang dipikirkan Tao sampai ia berniat meminta kerajaan Kouka untuk menjadikan mereka sebagai negara jajahan kerajaan Kouka "nona Tsubaki sependapat dengan pemikiran putri Kou Ren bahwa ia tak akan membiarkan kerajaan Xing berada di bawah kontrol kerajaan Kouka dan menjadi negara jajahan kerajaan Kouka, tapi beliau tidak setuju dengan tindakan putri Kou Ren yang berniat memulai perang lebih dulu meski harus menggunakan wanita dan anak-anak sebagai pasukan mereka... beliau setuju dengan pemikiran putri Tao bahwa kekuatan kemiliteran kerajaan Xing saat ini berada di bawah kerajaan Kouka, yang berarti kerajaan Xing hanya akan berakhir jika perang terjadi sehingga kami dikepung oleh kerajaan Kouka dan kerajaan Sei, tapi bukan berarti beliau setuju dengan ide putri Tao agar kerajaan Xing menjadi negara jajahan kalian...".

Geun Tae memiringkan mulutnya "jadi, apa mau kalian? Sebenarnya pihak mana...".

"sekali lagi kami tekankan, kami tidak berpihak pada fraksi putri Kou Ren atau fraksi putri Tao karena kami bergerak atas perintah nona Tsubaki, kali ini agar negosiasi antara kerajaan Kouka dan kerajaan Xing bisa terwujud sehingga perang di antara kedua kerajaan tak perlu terjadi dan tak ada korban sia-sia yang jatuh..." ujar Hannie.

"dengan kata lain, perjanjian gencatan senjata, kan? kedua pihak yang saling berdamai tak melakukan kerja sama dan tak boleh menyerang satu sama lain berada pada posisi yang sama sehingga apa yang diputuskan pemimpin kalian yang paling bijaksana untuk mencegah terjadinya perang..." ujar Soo Won yang mengerti maksud Hannie.

"tapi jika ada salah satu pihak yang melanggar perjanjian gencatan senjata, pihak yang tidak melanggar akan lebih dirugikan, kan?" ujar Kyo Ga.

Hannie melirik Nari yang duduk di sebelahnya "...Nari".

"menurut laporan, ada 5 warga kerajaan Kouka yang dijadikan tawanan oleh putri Kou Ren setelah tertangkap di Sansan, kota paling ujung yang ada di perbatasan wilayah suku angin dan kerajaan Xing, salah satunya anak laki-laki berusia 15 tahun yang merupakan warga suku api... jika ingin mereka berlima bebas maka kedua teman mereka harus menghubungi raja untuk memastikan kalau perang takkan terjadi dan raja Kouka, yang mulia Soo Won tak boleh menyerang mereka lebih dulu atau tawanan akan dibunuh..." ujar Nari melihat catatannya.

"beritahu kami dari tadi?!" protes Joo Doh.

"kedua teman para tawanan itu sudah diamankan rekan kami yang menunggu di perbatasan, tugas kami hanya menyampaikan apa yang terjadi pada kalian dan membawa kalian ke hadapan putri Kou Ren... segala sesuatunya telah diperhitungkan oleh nona Tsubaki, jika terjadi situasi yang tidak diinginkan, pasukan kami yang sudah siaga di Sansan akan membawa kabur ke-5 tawanan itu... nona Tsubaki sendiri yang akan turun tangan untuk menghadapi putri Kou Ren kali ini..." ujar Hannie yang memasang tampang poker face sejak tadi.

"...baiklah, kita berangkat ke Sansan" ujar Soo Won berdiri.

Tentu saja, Lily ditinggal di Fuuga bersama Ayura dan Tetora.


Sansan

.

Seorang wanita berambut coklat kastanye bermata hijau yang memakai jubah merah maroon bertudung lebar itu membuka tudungnya dan berlutut di belakang wanita yang menatap keluar jendela "nona Tsubaki, semua persiapan yang anda minta sudah lengkap... Hannie dan Nari tengah dalam perjalanan kembali kemari bersama rombongan raja Kouka, Veer dan Veera juga sudah menjemput tuan putri Yona dan tuan Hak, kita tinggal melepaskan ke-5 tawanan itu dan segala sesuatunya berjalan lancar sejauh ini...".

Wanita berambut lurus yang berwarna merah tua yang pekat seperti bunga Tsubaki itu menoleh ke belakang dan tersenyum, setengah wajah dan mata bagian kirinya tertutup patch eye hitam dari kulit, mata birunya menatap bawahannya dengan sorot mata yang dingin "masih terlalu dini untuk merasa lega, tetap waspada dan kabari aku begitu rombongan raja Kouka... jika mereka sudah berada di dekat kota Sansan, setelah aku bicara dengannya, segera kirimkan beberapa orang kita untuk memberi kabar pada tentara mereka, dengan begitu pada saat Kou Ren berurusan dengan Soo Won di mess militer, kita bisa membebaskan kelima tawanan itu... kau seorang sudah cukup untuk misi itu, Kyouka...".

"suatu kehormatan bagi saya, nona Tsubaki..." ujar Kyouka menundukkan kepalanya.


NB :

Sebenarnya ini cerita yang kubuat setelah baca Manga chapter 134 dan Author putuskan untuk diposting sajalah.