THE COLDEST DOCTOR, DOCTOR BYUN!

.

By : Nyanmu

Main Cast : Byun Baek Hyun and Park Chan Yeol

[ChanBaek]

Support Cast : Exo's member

Genre : Romance, family

Rated : T

Length : Oneshoot with Prologue :D

Warn! GENDERSWITCH (GS) | Typo(s) | Alur gak jelas | Kata-kata absurd

.

.

The Prologue, Begin!

.

Seorang yeoja dengan kemeja hitam, rok coklat, dan jas putih tengah duduk dengan anggunnya dengan secangkir kopi di tangan kanannya. Rambut coklat madunya yang terikat tidak begitu rapi menambah paras kecantikannya.

Orang-orang berlalu lalang dengan pakaian rumah sakit; bau obat-obatan yang khas; jarum suntik; infus; alat bedah; ruang ICU; ruang operasi. Yeoja ini sudah terbiasa dengan semua hal yang menyangkut rumah sakit.

Ia terlalu terbiasa sampai-sampai ia sudah bosan dan muak dengan semua hal yang menyangkut dengan rumah sakit.

"Haaaaah", yeoja ini menghela napas panjang dengan mata lelahnya. Kemudian ia menyeruput sisa kopinya saat melihat seorang perawat yang merangkap sebagai asistennya itu berjalan menghampirinya.

"Dokter Byun, waktunya pengecekan", ucap perawat itu.

Yeoja yang dipanggil 'Dokter Byun' ini meletakkan cangkir kopinya yang sudah kosong dan mulai beranjak. "Ayo cepat, aku ingin semua ini segera berakhir", gumam yeoja ini.

"Pasien mana yang harus kuperiksa terlebih dahulu?", tanya Dokter Byun.

Asistennya berjalan agak cepat untuk mengimbangi langkah Dokter Byun. "Anu … tuan Kim Jongdae", ucap asisten Dokter Byun.

"Baiklah", ucap Dokter Byun kemudian mempercepat langkahnya.

Cklek!

"Selamat pagi Kim Jongdae-ssi, bagaimana keadaan anda?", tanya Dokter Byun dengan tampang datarnya. Ia seperti mengatakan hal tersebut tidak benar-benar untuk menyapa sang pasien. Ia seperti mengatakan sebuah prosedur tanpa sebuah minat.

"Pagi Dokter Byun, aku merasa lebih baik sekarang … terima kasih sudah merawatku", ucap Jongdae.

Dokter Byun masih sibuk mengecek keadaan Jongdae, tapi ia tetap mendengarkan. "Kurasa kau benar, kau sudah bisa pulang besok … beristirahatlah untuk hari ini", ucap Dokter Byun kemudian memberikan catatannya kepada asistennya.

"Siapa lagi?", tanya Dokter Byun kepada asistennya setelah mereka keluar dari ruangan Kim Jongdae.

"Umm … nona Xi Luhan di ruang 33", ucap asisten Dokter Byun.

'Anak itu lagi …', batin Dokter Byun.

Cklek!

"Selamat pagi Xi Luhan-ssi … kau sepertinya sering sekali masuk rumah sakit", ucap Dokter Byun tanpa melirik sang pasien dengan nada sedikit menyindir.

"Baekhyun! Tolong berhenti menggunakan bahasa formal denganku, memangnya sudah berapa lama kita bersahabat hah?! Dan … aku sering masuk rumah sakit karena aku harus menyelesaikan skripsi-ku, oke? Kau tau skripsi? Sesuatu yang memuakkan!", kesal Luhan.

"Dengar Luhan! Kau seharusnya menjaga kesehatanmu … aku muak melihatmu keluar-masuk rumah sakit terus", ucap Dokter Byun alias Baekhyun dengan nada dingin.

"Kau ini … dingin sekali! Kau tahu? Hanya kau satu-satunya dokter yang tidak ramah kepada pasiennya", bisik Luhan kepada Baekhyun.

Baekhyun tak menggubris ucapan Luhan. Ia justru sibuk mencatat kondisi Luhan untuk hari ini.

"Xi Luhan-ssi … maag-mu kambuh lagi … sebaiknya makan yang teratur, jangan terlalu banyak berpikir, jangan sampai stress, dan istirahat yang cukup", ucap Baekhyun kemudian berlalu dari ruangan Luhan.

"Ya! Kau! Byun Baekhyun! Dasar dingin!", teriak Luhan kesal saat melihat Baekhyun tak menggubris panggilannya.

Luhan mengerucutkan bibirnya sambil melirik pintu ruangannya. "Ya! Do Kyungsoo", panggil Luhan kepada asisten Baekhyun.

"Y-Ya?", sahut Kyungsoo.

"Kenapa kau tahan sekali menjadi asistennya? Aku saja sebagai sahabatnya harus bersabar tingkat dewa", gerutu Luhan.

"A-ha-ha-ha … itu … ya … itu ketentuan rumah sakit, lagi pula Dokter Byun adalah Dokter muda terbaik di rumah sakit ini … aku merasa terhormat bisa menjadi asistennya, oh! Aku tertinggal … aku permisi", ucap Kyungsoo kemudian melangkah untuk mengejar Baekhyun.

"Aku tahu dia itu dokter terhebat, tapi dengan sikap dinginnya … siapa yang mau mendekatinya? Untung saja aku mau berteman denganmu", monolog Luhan.

.

.

.

Bush!

Baekhyun menghempaskan dirinya di atas sebuah sofa di sebuah ruangan. Wajahnya sangat memperlihatkan bahwa ia sangat lelah.

Tok! Tok! Tok!

Cklek!

"Dokter Byun?", sebuah kepala menyembul dari balik pintu.

"Ya, masuklah", ucap Baekhyun dengan nada dingin.

"Nanti jam tiga anda harus melalukan sebuah operasi … aku hanya datang untuk mengingatkan", ucap asistennya alias Kyungsoo.

"Aku ingat, tenang saja", ucap Baekhyun melirik malas ke arah Kyungsoo.

"a-Ah, kalau begitu … ini berkas pasien yang akan melakukan operasi besok pagi", ucap Kyungsoo menaruh sebuah berkas di dekat Baekhyun.

"Maaf kalau menganggu, permisi", ucap Kyungsoo.

Setelah Kyungsoo pergi, Baekhyun melirik berkas yang Kyungsoo berikan kepadanya. Baekhyun membaca berkasnya. Namun, belum selesai ia membacanya, berkasnya ia hempaskan ke atas meja.

'Padahal sudah tidak ada harapan … kenapa memaksa melakukan operasi? Dasar bodoh … seharusnya mereka tinggal menunggu ajal saja'

.

.

.

"Sudah selesai, tolong selesikan sisanya", ucap Baekhyun kemudian keluar dari ruang operasi. Ia membuka masker yang ia kenakan dan menghirup udara segar sebanyak-banyaknya.

Bau darah yang menyengat sudah memenuhi alat penciumannya dan ia benci itu. "Haaah, melelahkan", ucap Baekhyun sambil membuang masker yang sudah ia kenakan.

"Dokter Byun!", panggil salah seorang rekannya.

Baekhyun menoleh dengan malas. "Ya?", sahut Baekhyun.

"K-Kau sudah bekerja keras lagi kali ini … terima kasih, kau sangat luar biasa tadi", ucap rekan Baekhyun bernama Bomi ini.

"Hum, ada lagi yang ingin kau katakan? Aku sibuk", ucap Baekhyun dengan dinginnya.

"A-Ah, tidak … maaf kalau aku mengganggumu, sekali lagi terima kasih", ucap Bomi.

Baekhyun tak menggubris dan segera pergi untuk membersihkan diri.

"Kau lihat itu?", seorang yeoja dengan rambut hitam legam sepunggung menghampiri Bomi.

"Ya, dia sangat sombong dan juga dingin, dasar", gerutu Bomi.

"Dia benar-benar dingin dan menyebalkan, ya 'kan Suzy?", lanjut Bomi melirik yeoja yang menghampirinya itu.

"Hum, benar-benar dingin … dia mungkin tidak punya hati. Bahkan setelah melakukan operasi minggu lalu dia tidak menangis saat pasien yang ia tangani meninggal dunia dan dengan kesombongannya ia berlalu ke ruangannya dengan alasan sibuk, haiish! Jinjjayo! Memangnya hanya dia satu-satunya mahkluk yang sibuk di dunia ini", ucap Suzy kesal.

"Sudahlah, biarkan saja … dokter berbakat selalu seperti itu", dengus Bomi.

"Dokter Byun punya alasan tersendiri untuk melakukan semua itu, kalian jangan berburuk sangka", ucap Kyungsoo saat melewati Suzy dan Bomi sambil membawa alat-alat operasi yang harus ia bersihkan.

"Aigoo … apakah sifat dingin si Byun Baekhyun menular? Bahkan Kyungsoo–astagaa", ucap Suzy kesal.

.

.

.

Baekhyun melepas jas putihnya dan menggantinya dengan mantel coklat yang terlihat hangat. Ia sudah bersiap untuk kembali ke rumahnya. Menikmati waktu tenangnya tanpa ada bau obat-obatan dan darah.

"Akhirnya selesai", gumam Baekhyun menyambar tasnya dan berjalan ke luar ruangan.

"Dokter Byun!", teriak seseorang.

Dengan terpaksa Baekhyun harus berhenti melangkah. Ia menghembuskan napas beratnya, tanda bahwa ia sangat terganggu. Kemudian berbalik dan mendapati seorang Do Kyungsoo menghampirinya.

"Ada apa, Kyungsoo?", tanya Baekhyun. Kentara sekali bahwa ia malas menanggapi Kyungsoo.

"Ah, tidak … apa kau akan pulang?", tanya Kyungsoo terlihat tidak enak untuk meminta sesuatu.

Baekhyun melirik Bomi dan Suzy yang melintas. Sepertinya mereka baru saja membeli makan malam di luar. Suzy dan Bomi melirik ke arah Baekhyun dengan lirikan yang mengatakan : aku tidak akan mengasihanimu.

"Aku akan pulang, ada apa?", tanya Baekhyun setelah melirik Bomi dan Suzy dengan lirikan super dingin.

"Ah, bukan apa-apa … maafkan aku karena mengganggumu, k-kau bisa pulang", ucap Kyungsoo kikuk kemudian segera pergi dari hadapan Baekhyun.

'Tak perlu kasihan kepadaku hanya karena aku tak memiliki siapa pun, Kyungsoo', batin Baekhyun.

Baekhyun berbalik dan kembali berjalan. Sepatu berhak yang ia kenakan membuat suara langkah kakinya terdengar begitu nyaring di parkiran mobil.

Cklek!

Baekhyun melempar tasnya ke jok sebelah kemudi. Moodnya agak hancur setelah melihat Suzy dan Bomi. Baekhyun menghempaskan pantatnya ke jok kemudi dengan kasar dan menutup pintu. Baekhyun terdiam sejenak sambil menatap kemudi mobil.

Duk!

Baekhyun menjatuhkan dahinya ke kemudi mobil. Ia agak lelah hari ini. Entah mengapa ia teringat akan mendiang halmoninya.

"Halmoni …", gumam Baekhyun sambil memejamkan matanya.

"Tidak! Aku harus merelakan halmoni", Baekhyun mengangkat kepalanya dan mulai menyalakan mobil.

Baekhyun memasang safety belt dan mulai memasukkan gigi. Tapi saat hendak menginjak pedal gas, ia buru-buru menginjak pedal rem karena ada seorang namja jangkung dengan pakaian kasual berdiri sambil memegang sebuah map di depan mobilnya. Sepertinya namja itu melamun.

"Haiiishh! Menganggu saja!", gerutu Baekhyun.

Tiiiiiin! Tiiiiiiin!

Namja itu terperanjat kaget dan menatap horor ke arah Baekhyun, sedangkan Baekhyun memasang wajah cemberut dan kembali menekan klakson mobilnya.

Tiiiiin! Tiiiiin!

"Iya! Iya! Aku menepi! Dasar!", gerutu namja tersebut dan mulai menepi.

"Tidak tahu namanya orang sibuk", gumam Baekhyun kembali memasukkan gigi dan mulai menginjak pedal gas.

Namja jangkung itu terdiam di tempat sambil menatap kepergian mobil Baekhyun.

.

.

.

"Aku pulang!", teriak Baekhyun sambil melepas sepatunya asal. Ia melempar tasnya ke atas sofa. Kemudian ia berjalan ke arah dapur dan menuang segelas air putih.

"Baekhyun! Kalau minum itu duduk! Sudah berapa kali halmoni memberitahumu!"

"Uhuk! Uhuk!", mendadak Baekhyun tersedak dengan air yang ia minum saat suara halmoninya yang sering kali memarahinya saat ia minum sambil berdiri itu terputar di otaknya.

Tak!

Baekhyun meletakkan gelas itu agak kasar. Ia berjalan tergesa ke dalam kamar.

Tanpa mengganti baju terlebih dahulu, Baekhyun menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan memaksakan matanya untuk tertidur. Ia benar-benar tidak ingin menangis karena mengingat mendiang halmoninya. Ia adalah yeoja kuat.

.

.

.

"Chagi … mulai sekarang kau tinggal bersama halmoni, ne … eomma dan appa mau jalan-jalan"

Gadis kecil berumur tiga tahun dengan rambut sepinggang itu menatap eommanya dengan pandangan sedih.

"Anak appa jangan sedih, nanti kita akan kembali lagi"

Gadis kecil ini memandang kedua orang tuanya kemudian tersenyum lebar. "Baik! Baekkie akan bersama halmoni dan tidak akan merepotkan halmoni!", ucap gadis kecil bernama Baekkie ini dengan semangat.

"Anak eomma pintar~ Baiklah, sampai jumpa~~~"

Baekkie melambai dengan senyum merekah di wajahnya. Kemudian ia berlari ke arah halmoninya yang sudah menantinya di gerbang.

"Baekkie sayang~ Jangan nakal ne", nasihat halmoni.

"Tentu saja! Baekkie anak yang baik", ucap Baekkie semangat.

.

Tutututututut! Tututututututut!

"Halmoni! Ada telfon!", teriak Baekkie sambil berlari ke arah dapur dimana halmoninya berada.

"Benarkah? Baiklah, chakkaman", ucap Halmoni melepas apronnya.

Baekkie memilih untuk kembali ke ruang tengah. Ia tidak ingin melewatkan acara kesukaannya.

Prang!

Baekkie terkejut dengan suara benda yang pecah. Dengan segera ia berlari ke arah dapur dan mendapati halmoninya tengah membereskan pecahan piring yang terjatuh.

"Halmoni! Halmoni tidak apa-apa?", tanya Baekkie khawatir.

"Tidak apa, lanjutkan menontonmu Baekkie", ucap halmoni tanpa memandang Baekkie sama sekali.

.

"Kasihan sekali Baekhyun, dia kehilangan orang tuanya di usianya yang sangat muda"

"Aku turut perihatin"

"Kuharap dia tidak mengetahui hal ini"

"Apa halmoninya bisa mengurusnya? Aku jadi khawatir sendiri"

Baekkie memejamkan matanya karena tidak tahan mendengar ocehan tidak bermutu dari orang-orang.

"Tidak usah sedih, ada halmoni di sini", ucap halmoni sambil memeluk Baekkie.

.

"Halmoni!", teriak seorang gadis remaja dengan seragam sekolah lengkap melekat pada tubuhnya.

"Halmoni! Halmoni kenapa?!", panik gadis ini sambil mengecek keadaan halmoninya yang baru saja jatuh.

"Halmoni tidak apa-apa kok", ucap halmoni dengan senyum lemahnya.

.

"Halmoni~ Ayo kita ke rumah sakit, halmoni harus cek kesehatan", rengek seorang gadis dengan pakaian kasual ini.

"Tidak, halmoni masih sehat", ucap halmoni sambil melanjutkan rajutannya.

"Ayolah halmoni … hanya cek saja", ucap gadis ini dengan puppy eyes-nya.

"Baiklah, hanya cek saja ya? Janji?", tanya halmoni.

"Janji!", cengir gadis ini.

.

"Dokter! Tolong halmoniku dokter! Kumohon selamatkan dia!", tangis seorang gadis dengan air mata berderai.

"Kami akan usahakan", ucap dokter tersebut kemudian masuk ke dalam ruang operasi.

.

"Kenapa! Kenapa?! KENAPA?! KAU BILANG AKAN BERUSAHA! KENAPA NYAWA HALMONI TIDAK TERSELAMATKAN?!", teriak gadis dengan wajah kacau ini.

"KAU TIDAK BERGUNA SEBAGAI DOKTER! DASAR SIALAN!", maki gadis ini.

"HALMONI! Bangun halmoni! Ini Baekhyun, halmoni … bangun halmoni … jangan tinggalkan Baekhyun, Baekhyun sayang halmoni … Baekhyun janji tidak akan nakal, Baekhyun janji! Jadi halmoni bangun ya"

"Hah!"

Baekhyun terbangun dengan napas terengah dan mata yang penuh dengan air mata.

"Halmoni …", gumam Baekhyun sambil mengusap wajahnya agak kasar.

Baekhyun terdiam sejenak kemudian melirik ke arah jam dinding. "Pukul tujuh pagi? Astaga … ini terlalu pagi untuk hari liburku yang istimewa ini", gumam Baekhyun sambil menyingkap selimutnya dan berjalan ke arah lemari pakaian.

Drrrt! Drrrt!

Saat Baekhyun menutup pintu lemarinya, ponselnya bergetar dan layarnya beberapa kali menyala. Menandakan bahwa terdapat sebuah panggilan masuk.

"Yeoboseo", ucap Baekhyun malas tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Ah, Dokter Byun … maaf mengganggumu di hari cutimu … aku tahu kau pasti lelah–"

Baekhyun tahu siapa orang plin-plan ini. "To the point, Kyungsoo", ucap Baekhyun dingin.

"Kyungsoo! Apa kau sudah menghubungi Dokter Byun! Kita membutuhkannya segera!"

"Ne ne! Aku sedang menghubunginya–Dokter Byun, kami membutuhkan bantuanmu, ada seorang pasien yang–"

"Biarkan aku pergi! Aku masih sehat! Chanyeol, aku masih sehat!"

"Halmoni …", lirih Baekhyun saat mendengar suara wanita renta di seberang sana.

"Ah, halmoni … kumohon menginap saja"

"Halmoni, tolong kembali ke kamar anda, nanti penyakit anda semakin parah"

'Halmoni? Sakit?'

"Kalian anak muda! Memangnya hanya kalian saja yang bisa sehat?! Halmoni sepertiku tentu saja masih sehat! Aku tidak ingin menginap!"

"Kyungsoo! Dimana Dokter Byun!"

"I-Ini aku sedang menghubunginya! Dokter Byun, bisakah kau–"

"Sudah pasti dia akan menolak"

"Suzy! Jaga omonganmu! Aku sedang berbicara dengan Dokter Byun di sini! Ah! Halmoni! Kumohon kembali ke ruanganmu, Dokter Byun akan segera datang, ne"

"Dokter Byun? Siapa dia? Aku tidak mengenalnya! Akan kuberitahu kau Dokter Byun! DOKTER BYUN! AKU INI SEHAT–Aigoo"

"Ah! Halmoni!"

"K-Kyungsoo! Kyungsoo! Apa yang terjadi di sana?!", panik Baekhyun saat mendengar suara wanita renta tadi mulai melemah.

"Halmoni, anda tidak apa-apa?"

"Minggir! Sudah kubilang aku ini masih sehat!"

"Dokter Byun–"

"Tunggu aku dua puluh menit, aku datang"

TUT!

.

THE COLDEST DOCTOR, DOCTOR BYUN!

.

Oke, ini baru prolog aja *ketawa setan* Gimana menurut kalian? Apa perlu aku lanjut? Atau perlu aku hapus? Responnya yeeee~~~

Don't forget to review :*