Ohayou! Lady balik lagi dengan fic dan… PAIR BARUNYA! Muahahaha *evil laugh

Jujur saya bangga bisa membuat pair selain SasuSaku. Hehe

Maaf ya kalau ceritanya GaJe. Terus konfliknya belum muncul disini.

Ini masih permulaan aja ya. Semoga para readers suka! Arigatou ^^

---

Disclaimer : Masashi Kishimoto-senpai

Pairing : InoSai

Rated : T

Summary : Hidup memang tak pernah adil. Itu pikir Ino. Kekasihnya yang sangat ia cinta sekarang telah menjadi kakak tirinya. Bagaimana Ino bisa menghadapi kenyataan pahit ini?

My Step Brother My Love

Chapter 1 : Sweet Moment

Ino's POV

Aku, Yamanaka Ino. Anak satu-satunya dari keluargaku. Aku memiliki seorang ayah yang sangat mencintaiku. Dia adalah single parent, ayahku mencangkup semua pekerjaan rumah tangga yang dulu biasa dilakukan oleh ibuku. Tapi karena sebuah kecelakaan bodoh yang merenggut nyawa ibuku, sekarang aku dan ayahku hanya tinggal berdua di rumah yang cukup luas ini. Kau tahu? Ini sangat menjengkelkan. Belum lagi ayahku juga bekerja sebagai ketua kepolisian Yamanaka. Itu membuatku sering berada sendiri di rumah. Aku juga mempunyai sahabat bernama Sakura Haruno. Dulu, jika aku sedang kesepian, ia selalu bersamaku, tapi sekarang ia sudah mempunyai kekasih, Sasuke Uchiha. Ya, cowok paling popular di Konoha. Tapi siapa bilang aku juga tidak punya seseorang yang special? Aku punya. Hanya saja ia BELUM menjadi kekasihku. Tapi akan segera kudapatkan dia. Namanya Sai Satoshi..

End of Ino's POV

"Hoaam.." Aku terbangun dari tidurku yang lelap.

"Sudah pagi ya? Cepat sekali.." Batinku agak kesal.

Tapi akhirnya kupaksakan diriku untuk berjalan menuju kamar mandi. Seperti biasa hari ini aku sekolah. Aku sekolah di Konoha Gakuen. Sekolah itu sangat bagus, fasilitasnya lengkap dan tentu saja teman temannya pun sangat beragam. Aku tidak akan memperkenalkan teman-temanku sekarang, biar kalian tahu sendiri saja.

"Nuke dashita daichi de….." Dan seperti biasa, aku selalu bernyanyi sendiri di studio kecilku. Kamar mandi. Oh iya? Aku lupa bilang ya. Aku adalah vokalis dari sebuah band bernama 'Hikari' yang beranggotakan Aku, Sakura, Tenten, Temari dan Hinata.

"Hmm.. dingin!" Ujarku setelah keluar dari kamar mandi dan langsung berlari menuju kamarku.

Di kamar, aku segera berganti baju seragam, mengambil tas dan turun ke lantai bawah. Di bawah, sudah ada ayahku yang sedang memasak sarapan untukku. Hah, aku bangga mempunyai ayah seperti dia. Jika aku yang menjadi single parent, mungkin aku akan bunuh diri secepatnya.

"Oh, Ino. Kau sudah selesai mandi? Ayah sudah buatkan Natto untukmu." Ujarnya sambil tersenyum.

"Arigatou, Otou-san." Aku membalas senyumannya dan langsung membabat habis Natto yang sudah disajikan. Uhm, rasanya agak aneh, tapi sudahlah lupakan. Aku sudah buru-buru karena jemputan sekolahku sudah menunggu.

"Otou-san, aku berangkat ya!" Aku melambaikan tangan pada ayahku tercinta ini, kulihat ia membalas lambaian tanganku dan berteriak "Hati-hati di jalan!" Aku hanya tersenyum.

-

Aku selalu berangkat sekolah menggunakan bus sekolahku ini. Disini sangat nyaman dan teman-temanku pun banyak yang ikut disini, termasuk Sakura.

"Ohayou, baka Ino." Sapa Sakura sambil terkekeh. Aku menoleh.

"Apa? Jidat lebar." Jawabku sinis.

"Uh, death glare yang mengerikan. Aku takuut…" Sakura tertawa-tawa sendiri.

"Huh, gak lucu." Jawabku ketus.

"Haha, ayolah, itu kan hanya bercanda." Kata Sakura sambil mengacak acak rambutku.

"Huh, gak peduli." Aku mebuang muka.

"Hahaha, kau itu lucu, Ino."

"Memang. Kau baru tahu?" Jawabku. Sekarang aku yang agak sedikit menyeringai kecil.

"Aku ralat deh perkataanku…"
"Sakura-chan." Belum selesai Sakura bicara, sudah ada Sasuke dibelakangnya yang langsung menciumnya.

"Uhm… Sasuke-kun…. Kenapa disini? Aku kan malu.." Sakura mulai blushing. Sedangkan Sasuke hanya tersenyum kecil.

"Hah, romansa anak muda. Bener-bener ya remaja jaman sekarang tuh kerjaannya pacaran terus…" Ujarku sambil kembali membuang muka, sebenarnya aku cemburu. Kapan coba aku bisa mendapatkan first kiss ku?

"Kau hanya jealous, Ino." Sasuke menatapku tajam sambil membuat seringai kecil di mulutnya. Aku hanya berpura-pura tak melihat.

Ciit…

Akhirnya kita sampai di tujuan. Konoha Gakuen School. Tempat hampir seluruh remaja Konoha menuntut ilmu sekaligus mencari pasangan hidup.

Kulihat Sasuke dan Sakura sedang berjalan menuju kelas bergandengan tangan. Begitu pula dengan Naruto dan Hinata. Akh! Aku benci hidup ini!

"Hoi, Ino! Mau ikut kami tidak?" Tanya Sasuke setengah berteriak kepadaku yang masih terdiam di depan gerbang sekolah.

"Hah, tidak usah. Aku hanya akan mengganggu kalian." Jawabku.

"Oke! Dah!"

'Buset, tu cowok gak punya perasaan amat sih? Aku kira dia bakal maksa. Seharusnya dia lebih perhatian gitu dong sama cewek' Batinku kesal. Tapi akhirnya aku berjalan sendiri ke kelas.

Di kelas, baru saja aku duduk, Kakashi-sensei sudah datang. Hah, membosankan.

Kakashi mulai mengoceh, sementara aku hanya mencorat-coret meja dengan tanganku yang penuh seni ini…

Teng.. Teng..

Waktu istirahat telah tiba. Aku langsung berlari keluar kelas, diikuti ke-empat temanku dengan pacarnya masing-masing tentunya.

Sakura dengan Sasuke,

Hinata dengan Naruto,

Temari dengan Shikamaru,

Dan ada Gaara dengan pacar barunya juga. Matsuri.

Sementara itu, datang Lee dan Sai menghampiri kita. Sejauh ini, hanya aku, Lee, Sai, Neji dan Tenten saja yang masih jomblo. Aku masih bersyukur mempunyai teman senasib. Fufufu…

Tiba-tiba Sai mengambil tempat duduk disebelahku dan tersenyum. Oh, indahnya dunia…. Aku pun balik membalas senyuman mautnya itu.

Kita duduk di kantin tempat kita biasa nongkrong. Hampir semua murid Konoha Gakuen tahu bahwa itu adalah tempat langganan kita. Kita dikenal sebagai genk yang lumayan populer di kalangan anak-anak di sekolah ini.

"Hn.. aku bosan.." Keluh Neji tiba-tiba.

"Apa? Kenapa?" Tanya Naruto dengan polosnya seraya merangkul Hinata yang sedari tadi blushing gak karuan.

"Kalian bermesraan… sedangkan aku? Huh," Jawabnya sembari menaruh kepalanya diatas meja.

"Haha, kalau gitu cari pacar dong." Celetuk Sakura. Yang dilanjutkan anggukan dari Lee.

"Haah…" Neji hanya mendengus.

Beberapa saat kemudian setelah kita selesai makan, kita mulai mengbrol-ngobrol ria kembali.

"Aku pengen tau nih…" Ujar Sasuke tiba-tiba dengan mata mengintrogasi.

"Apa?" Jawabku Innocet.

"Ino, Tenten, Neji, Lee dan Sai. Apa kalian sudah mempunyai gebetan?" Tanya Sasuke lagi. Semua yang bersangkutan pun mulai blushing satu per satu.

"Ayolah, aku hanya ingin tau…" Sasuke mulai merayu. Semuanya speechless.

"Hah, yasudah. Aku akan mulai dari…." Kata-kata Sasuke menggantung. Semua yang merasa pun sweatdrop.

"Neji," Lanjutnya.

"Akh! Apa maumu?" Neji agak frustasi.

"Mauku? Kau menjawab pertanyaanku." Jawab Sasuke.

"Pertanyaan apa?" Tanya Neji pura-pura bodoh.

"Kau punya gebetan kan? TTM gitu.." Sasuke tertawa kecil.

"Ugh.. kalau punya memang kenapa?!" Suara Neji ditinggikan. Semuanya spontan tertawa, minus Tenten. Tahu kenapa? Pasti tau..

"Haha, siapa?" Tanya Sasuke lagi. Sekarang semuanya hening..

"Bukan urusanmu." Jawab Neji ketus.

"Kita ini sahabat, seharusnya terbuka.." Tiba-tiba Gaara mengeluarkan suaranya.

"Ayolah, Neji.. jawab.." Tambah Sakura.

"Ayo! Ayo Neji!" Teriak Naruto.

"Neji! Kau tidak pernah memberitahu sahabatmu ini!!" Tambah Lee lagi.

"Kau sudah punya gebetan? Muahahaha!" Temari tertawa, sedangkan pacarnya? Molor.......

"Neji-nii… siapa?" Tambah Hinata, adiknya. Neji depresi.

"Huaa! Tenten!" Neji berteriak histeris, tapi untungnya tak ada orang lain yang mendengar kecuali mereka yang ada di tempat itu.

"Apa?" Tanya Tenten innocent.

"Ugh.. aku bukan memanggilmu, Tenten!" Teriak Neji lagi.

"Hm…" Sasuke terlihat berfikir.

"Ha! Aku tau!" Lanjut Sasuke dengan wajah berseri-seri.

"Tahu apa Sasuke-kun?" Tanya ceweknya Sasuke, Sakura.

"Kau berteriak 'Tenten' tadi itu bukan memanggilnya, melainkan…" Kata-kata Sasuke terputus sebentar hanya untuk ingin melihat seberapa merahnya wajah Neji sekarang. Dia tahu kalau dia melanjutkan kata-katanya, muka Neji pasti akan seperti udang rebus bumbu rica-rica.

"Dia gebetanmu kan?" Lanjut Sasuke lagi.

Bingo.

Muka Neji sudah lebih merah dari buah kesukaan Sasuke. Sekarang mukanya terlihat sangat idiot. Tak jauh berbeda pula dengan Tenten. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Um…" Neji sweatdrop berat..

"Jawab Neji…" Gaara menambahkan.

"Yaa.. mungkin begitu.." Neji menjawab, selang satu detik ia langsung membenamkan wajahnya di meja dan menutupinya dengan kedua tangannya. Semuanya bertepuk tangan atas pengakuan Neji.

"Wihihiw…" Sakura meramaikan suasana.

"Neji…" Sekarang Tenten yang membuka pembicaraan. Membuat Neji menoleh.

"Ap—apa?" Tanya Neji terbata-bata, saking malunya.

"Aku……………. Mencintaimu…….." Tenten langsung to the point. Membuat semua yang ada disana speechless, menanti jawaban Neji.

"Aku…. Juga… mencintaimu…" Jawab Neji. Semuanya sontak berteriak histeria.

Nenek-nenek bangkotan juga tau, saat itu juga mereka jadian.

'Ah, ada yang berbahagia lagi. Huh' Geramku. Tapi kekesalanku cuma sementara ketika tiba-tiba bel berbunyi dan Sai menarik tanganku.

"Ayo, sudah masuk nih. Nanti kena amuk Tsunade-sama." Ujar Sai dengan senyumnya tanpa melepaskan genggamannya dari tanganku. Aku hanya bisa mengangguk pelan sambil tertunduk malu.

-

Teng.. Teng…

Bel pulang sekolah pun berbunyi, anak-anak kelas XI.C, kelasku, berhamburan keluar. Sedangkan aku masih merapikan buku-bukuku.

"Ino, bisa ikut aku sebentar?" Tiba-tiba Sai mengagetkanku. Mukaku langsung memerah..

"Kemana?" Tanyaku, berusaha menahan rasa malu.

"Pokoknya ikut deh. Hehe.." Jawabnya sambil menyunggingkan senyum khasnya. Yah, kalau menolak berarti aku termasuk orang terbaka se-jagat raya. Ia akembali menarik tanganku ke tempat tujuannya.

-

Aku sudah sampai di tempat yang ia maksud. Ada yang tahu?Atap sekolah!

"Wah, disini pemandangannya indah ya, Sai…" Ujarku sembari melebarkan kedua tanganku di udara.

"Iya, karena itu aku mengajakmu kesini…" Sai tersenyum lagi.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu…" Lanjut Sai lagi. Aku pun langsung menurunkan tanganku dan berjalan mendekat ke arahnya.

"Ada apa?" Tanyaku. Kulihat semburat merah di wajahnya, ia malu. Oh, sebenarnya apa yang mau ia katakan?

"Sudah sejak lama aku memendam perasaan ini, tapi aku tak berani mengungkapkannya……" Ujar Sai sambil memegang lembut kedua tanganku. Degup jantung 100 kali lebih cepat dari biasanya, apalagi sampai ia berkata..

"Aku… menyukaimu……"

To Be Continued

Hai para senpai! Gimana ceritanya? Bagus gak?

Gomen yah kalau ceritanya abal dan GaJe.

Sebenernya tadi lagi bikin lanjutan buat fic aku yang terabaikan 'Kenapa Harus Dia?'

Tapi malah buat fic baru lagi. Huhu

Aku tunggu ya reviewnya. Arigatou ^^