KEHIDUPAN BARU

By Sakura Dini

Disclaimer: Naruto-Masashi Kishimoto

Pairing: Naruto X Hinata X Minato

Summary: "Naruto-kun. Berapa umurmu?"."18"."wah! Berarti Naruto-kun adalah kakakku ya.". Hinata tertawa kecil melihat raut wajah Naruto yang terkejut.

Note: tidak ada kisah ninja di fanfic ini. Sekarang sudah zaman modern bro… ngapain buat fanfic zaman dulu (Dini dilempar Author lain ke zaman purba*?*)

Chapter 1

~~Hinata's POV~~

Mamaku adalah seorang model terkenal. Hyuuga Hana namanya. Sayangnya, beliau sudah meninggal di usia muda tiga hari yang lalu. Karena penyakit kanker

-

-

-

Malam ini aku menunggu seseorang di depan stasiun. Seseorang yang akan mengubah hidupku.

Tak lama kemudian. Ada sebuah sepeda motor berhenti tepat di depanku.

"Kau Hyuuga Hinata?" Tanya pengendara sepeda motor tersebut . aku tak dapat mengenalinya karena ia masih menggunakan helm teropong.

Aku mengangguk. Pemuda tersebut lalu membuka helm teropongnya. Sehingga mata lavenderku dapat melihat wajahnya dengan jelas. Mata sebiru laut samudra dan berambut blonde spike.

Aku langsung mendekatinya. "Rupanya anda masih muda sekali ya? Namikaze Minato" aku menunduk memberikan salam.

Pemuda itu menggeleng. "Bukan! Aku bukan Minato"

Eh?! Kalau bukan. Lalu dia siapa? Aku disini kan menunggu Minato. Belum sempat aku menanyakannya. Ia lalu menunduk memperkenalkan diri.

"aku Namikaze Naruto. Putranya Minato. Aku kesini sebagai pengganti papaku untuk menjeputmu" ujarnya seraya tersenyum padaku.

-

-

-

Sepeda motor yang kutumpangi melaju dengan kecepatan stabil. Aku merangkul pinggang Naruto dari belakang. Bagaimanapun juga aku takut diriku akan terbang tertiup angin*?*.

"aku turut berduka cita atas meninggalnya mamamu" Naruto memulai pembicaran.

"Arigato"

"Pasti sangat berat bagimu"

"iya. Tapi sekarang aku disini untuk menemui papaku yang sesungguhnya"

"Ooo…. Siapa papamu?"

"NA-MI-KA-ZE… MI-NA-TO…" jawabku.

Naruto langsung mengerem sepeda motornya. Ia menoleh ke arah ku.

"Naruto-kun. Berapa umurmu?" tanyaku

"de..delapan belas…"

"wah! Berarti Naruto-kun adalah kakakku ya."

"A-pa?!"

Aku tertawa kecil melihat raut wajah Naruto yang terkejut.

-

-

-

"Itu berarti… kau adalah anak perempuanku?!" Tanya pria paruh baya yang wajahnya hampir mirip dengan Naruto.

Aku mengangguk. "ini kutemukan terselip di diary mamaku" ujarku seraya menyerahkan secarik potongan Koran kepada Minato.

Judul berita yang tertulis di Koran itu adalah

'Hyuuga Hana tinggal serumah dengan Namikaze Minato sang fotografer'

"Mamaku sama sekali tidak pernah cerita tentang papa. Setelah menyelidikinya kemana-mana, laki-laki yang pernah terlibat gossip dengannya hanya anda" jelasku

"PAPA?!" tiba-tiba Naruto mencengkram kerah baju Minato. "Semenjak mama Kushina meninggal. Kau bilang tidak akan menambahkan anggota baru ke dalam keluarga ini kan?!"

"Lalu, bagaimana ini?" Minato tampak kebinguangan.

Oh tidak! Apa mereka tidak akan mau menerimaku sebagai keluarga mereka?

"A-ku… mohon… ijinkan aku tinggal disini" aku membungkukkan separuh badahku.

"Apa maksudmu?!" Tanya Minato

"Mamaku sudah meninggal. Selain itu aku tidak bisa tinggal sendirian di rumah yang lama. Jadi aku mohon…. Papa… kakak…"

Minato dan Naruto saling memandang. Mereka berpikir sejenak. Dan…

"Wah Senangnya… punya anak perempuan semanis ini" puji Minato membuat wajahku merona.

"ta..ta-pi papa…" ujar Naruto. Sepertinya dia kurang setuju.

"Nah Naruto… antar adikmu yang paling cantik ini ke kamar yang masih kosong ya. papa mau istirahat dulu"

Minato tak peduli dengan ocehan Naruto. Minato langsung berlalu ke kamarnya.

~End Hinata's POV~

-

-

-

Normal POV

Pintu kamar dibuka oleh Naruto.

"Kau pakai kamar ini…… anggap saja sebagai rumah sendiri…" ujar Naruto.

Hinata pun memasuki kamar tersebut yang bernuansa bunga mawar merah.

"kamar ini biasanya dipakai oleh teman-teman wanita Minato. Mereka menginap di sini sementara karena jatuh hati pada papaku yang playboy itu." Naruto memutar bola matanya mengingat tingkah para wanita yang manja kepada Minato (maklum lah. Duda keren gitu loh! Dini juga mau durennya Naruto:-D:-D).

Hinata lalu duduk di ranjang yang bermotif mawar.

"Apa benar kau anak perempuannya Minato?" Tanya Naruto. Ia agak ragu saat melihat Hinata.

"Pak Minato sendiri tidak menyangkalnya bukan?" Hinata melihat langit-langit kamarnya. "rasanya senang sekali…. Ternyata sesuai bayanganku. Pak Minato itu keren, baik, hangat, masih tampan pula…" Hinata senyum-senyum sendiri.

"Hey. Aku beritau padamu ya! Dia memang papa yang 'ideal' karena dia mata keranjang, cekatan, dan juga pintar merayu. Jadi kau harus hati-hati dengannya! Selamat tidur!" seru Naruto. Ia lalu berlalu keluar kamar. Membuat Hinata sweatdropped melihat tingkah Naruto.

-

-

-

Hinata membuka tirai jendela kamarnya. Membiarkan sinar matahari masuk ke dalam kamarnya. Ia lalu melangkah keluar kamar. Aroma masakan menari melewati hidungnya (bisa nyanyi juga gak ya?:-P). membuat Hinata mengikuti asal bau.

Hinata masuk ke dapur. Ia melihat Naruto menggoreng sesuatu di wajan (wah Naruto jadi calon ibu rumah tangga yang baik :-D *dirasengan*).

"Pagi…" sapa Hinata.

Naruto hanya menoleh sesaat. Ia lalu kembali menggoreng tanpa membalas sapaan Hinata.

Hinata duduk di samping meja makan. Rasa ngantuk masih menghantuinya. Karena itu Hinata menidurkan kepalanya di atas meja. Tapi itu hanya sesaat ketika Naruto menaruh piring di meja makan, tepat di depan Hinata, Naruto juga duduk.

Hinata segera bangun. Ia mengucek matanya dan melihat dua telur mata sapi di atas piring, dua mangkuk berisi nasi lengkap dengan dua gelas minuman. (ealah… Naruto Cuma goreng telur rupanya. gosong gak ya. :-p *ditimpuk wajan*)

"Aku mau makanan yang berkuah" ujar Hinata membuat Naruto membelalakan matanya.

"JANGAN BERCANDA! Kau Sudah Datang Tiba-Tiba! Bangun Kesiangan Pula! Sekarang Masih Mengeluh Tentang Sarapan Pagi!" seru Naruto membuat Hinata harus menutup kedua telinganya.

Tiba-tiba Hinata tertawa kecil. "hihihi… Kau memarahiku seperti seorang mama saja…."

"i…tu wa-jar saja. Ini karena sejak aku kecil… a-ku sudah mengurus urusan rumah tangga disini" bela Naruto

"kalau mamaku……karena selalu sibuk. Ia tak pernah sempat memasak ataupun memarihiku. Ta-pi.. a-ku sangat me-nyayangi-nya… dan menga-guminya…" mata lavender Hinata tampak berkaca-kaca mengenang ibunya.

"Maaf. Aku tadi membentakmu…" nada suara Naruto melembut seperti kulit bayi*?*. "tapi.. rumah ini adalah daerah laki-laki. Papaku juga mata keranjang. Lebih baik kau pulang dan menenangkan dirimu"

"tidak bisa" Hinata menggeleng. "aku sudah menjual rumah dan seisinya. Karena aku sudah tidak membutuhkannya sekarang"

'dia benar-benar yakin untuk menetap disini selamanya' batin Naruto.

"Oh iya. Pak Minato mana?"

-

-

-

Di Studio pemotretan tempat kerja Minato.

~~Minato's POV~~

Akhirnya pemotretan hari ini selesai juga.

Cukup melelahkan. Memotret beberapa model dengan berbagai pose. Tapi aku suka pekerjaan ini. Apalagi jika ditemani berbagai model wanita yang cantik. Yah inilah kesenangan hidup yang diajarkan Jiraiya padaku. Hehehe…

Aku duduk sambil merapikan Kameraku. Mengecek lensanya, masih bersihkah atau tidak. Mengecek filmnya dll.

"Minato-kun…" panggil seorang model wanita dengan nada memanja. Yah itu wajar saja jika aku digemari. Aku kan Pria tertampan disini. (ih… narsis amat nih kakek-kakek *dirasengan*)

"Temani aku jalan-jalan yuk? Aku menemukan toko bagus loh kemarin" ajak Anko

"Maaf. Hari ini aku tak bisa.." penolakanku secara halus. Hari ini aku harus pulang lebih awal. Karena ada anggota baru di rumahku.

"kenapa?"

Kali ini aku tidak menjawab pertanyaannya. Mana mungkin aku mengatakan 'aku punya anak gadis yang baru'. Dia kan hanya tau tentang Naruto saja.

"Kalau Minato-kun tidak mau menemaniku… aku tidak jadi jalan-jalan akh" anko menunjukkan wajah kecewa dan sedih. Oh… aku paling tidak suka melihat wajah seperti itu.

"ya apa boleh buat. Aku akan menemanimu. Tapi sebentar saja ya" aku mengalah….

"PAPA!" tiba-tiba terdengar suara dari pintu masuk studio. Aku dan Anko menoleh.

Naruto datang bersama seorang gadis. Berambut indigo dan mata lavender. Oh.. itu Hinata.

"Hai Naruto. Lama tak bertemu" sapa Anko. "eh. Ini siapa?" tanyanya saat melihat Hinata.

Aku mengedipkan mata ke arah Naruto. Berharap ia menjawab 'hanya teman'. Bukan menjawab 'sudara tiri'. Tapi Naruto hanya diam. Melihat aku dengan tatapan ngeri.

Apa? Jangan bilang kau mengira aku menyukaimu Karena aku mengedipkan mata padamu. Dasar anak bodoh. (sama dengan bapaknya kan :-p *dibanting*)

"Pacarmu ya?" tebak anko. Karena sedari tadi Naruto hanya diam melihatku.

Belum sempat aku menjawabnya. Tapi… pucuk dicinta ulam masih jauh. Hinata yang menjawab dengan polosnya. "Aku anak gelapnya Pak Minato dari Hyuuga Hana"

Aduh mati aku! (kapan pemakamannya? :-p *dirasengan*)

Anko menatapku dengan tatapan Marah. "Aku Mau Pulang Saja!" serunya seraya berlari keluar studio. Akh… satu wanitaku pergi… (wah berarti masih ada wanita yang lain donk).

Aku melempar death glare ke arah Naruto. "Naruto! Kenapa kau mengajaknya kesini?"

"Apa boleh buat. soalnya dia ingin ke sini" bela Naruto.

~~End Minato's POV~~

Normal POV

"Wah… ternyata studio itu lebih kecil dari yang ku kira" guman Hinata sambil berjalan dan melihat sekeliling.

"hei bahaya. Jangan sampai mengganggu ya" tegur seorang kru. Sontak membuat Naruto & Minato melihat ke arah Hinata.

Hinata berdiri di bawah sinar lampu pemotretan. Membiarkan sinar lampu menerangi kulit putih wajahnya. Kipas angin yang masih menyala, membuat rambut indigonya yang terurai panjang Melambai-lambai ke belakang. Mata lavendernya seperti memancarkan sinar kelembutan. Senyuman bahagianya menyempurnakan kecantikannya. (halah. lebih cantikan Dini gitu loh! *dijyuuken*)

Minato lalu mengambil inisiatif memotret Hinata.

'Cklik'

Naruto terkejut. Hinata menoleh. Dan Minato hanya tersenyum ke arah Hinata.

-

-

-

Hinata berjalan di samping Naruto. Senyum bahagianya mengembang. Mereka sudah keluar dari studio pemotretan. Membiarkan Minato melanjutkan pekerjaannya.

"Apa Yang Barusan?!" Tanya Naruto.

"eh?!" Hinata menoleh.

"Kalau kau biarkan Minato melakukan kemauannya. Bisa tejadi hal yang bukan-bukan loh"

"habis… dia bilang 'aku akan memotretmu dengan cantik'. Lagipula dia itu 'papa'ku kan." Pipi Hinata merona saat mengatakan dirinya sendiri cantik.

"Huh. Dia selalu merayu wanita dengan cara seperti itu." Naruto menggembungkan pipinya.

"Kalau pak Minato yang mengatakan aku cantik, tak masalah"

"Dia itu Berengsek. Playboy!"

~~Naruto's POV~~

Tiba-tiba Hinata berhenti berjalan. Aku menoleh. Hinata tersenyum menatapku.

Mata Lavender yang indah berbaur dengan mata samudra yang kumiliki.

"A…a-pa?" akh… kenapa aku bicara gagap begini. (mungkin karena kau kembarannya Aziz gagap :-D:-D *ditimpuk sandalnya dalang*?*)

"Aku senang…. Selama ini aku selalu menjadi anak tunggal." Tiba-tiba Hinata merangkul lengan kiriku. "kau seorang kakak yang suka mengurus adik ya" ujarnya lagi sambil tersenyum.

"Kenapa kau menggandengku?"

"Aku kan adikmu"

"le…le-paskan"

"tidak mau. Aku mau menggandeng kakakku sampai pulang"

Ah sial! Kenapa aku jadi gugup seperti ini. Dia kan hanya adikku. Tapi dia sangat manis. Apalagi senyumannya…. Membuat jantungku berdebar

Dag-Dig-Dug-Duar!! Aarrghh…! Berhenti lah berdetak jantung! (mati donk!)

Ini semua gara-gara Minato. Kenapa buat anak yang cantik seperti ini. Kalau ganteng seperti aku, tak masalah. (ya ampun. Bapak & anak sama narsisnya :-x)

Seandainya waktu bisa berputar kembali. Aku akan menyuruh Minato buat anak cewek ini di atas kuburan supaya wajahnya tidak secantik ini (sekalian aja direkam cara buatnya :-D *author disensor* ).

~~End Naruto's POV~~

-

-

-

Normal POV

Sebuah mobil sedan melaju dengan kecepatan stabil. Minato mengendarai mobilnya dan Hinata duduk di sampingnya. (Naruto tidak ikut)

"senangnya… Bisa jalan-jalan naik mobil dengan Pak Minato" ujar Hinata kegirangan

"Aku juga senang" Minato tersenyum. "Aku ingin mencoba. Sekali saja. 'Kencan' dengan anak perempuanku"

Hinata menoleh. Ia sedikit terkejut dengan kata-kata 'kencan'. (prikitiew!! :-p)

"Jalan-jalan dengan anak laki-lakiku tidak ada enaknya. Dia juga menyebalkan"

"ah. Pak Minato ada-ada saja." Hinata tertawa kecil.

"ini untukmu" ujar Minato seraya menyerahkan amplop coklat berukuran sedang.

Hinata membukanya dan melihat ada beberapa foto perempuan di dalamnya. "mama" ujarnya saat melihat foto perempuan berambut indigo sepundak dan bermata coklat.

"Foto yang bagus bukan?" Tanya Minato. "kalau melihatmu. Aku jadi terkenang dengan masa-masa dulu. Kau sangat mirip dengan Hana" ujarnya lagi. Minato masih terus berkosentrasi mengendarai mobil. Sedangkan Hinata tersenyum melihat foto-foto Hana, ibunya.

Minato melirik kaca spion mobil. Ia melihat bayangan sepeda motor yang melaju di belakang mobilnya. Pengendaranya menggunakan helm teropong. Hmm… siapa ya? (may be valentine rossi*?*)

-

-

-

Mobil Minato berhenti di tepi pantai. Hinata segera turun dari mobil.

"Wah…. Cantiknya…" seru Hinata ketika melihat laut membentang luas.

Hari ini cuacanya sangat indah. Sinar matahari menyinari tubuh Hinata yang menggenakan baju lengan pendek berwarna putih dengan motif bunga lavender. Kali ini Hinata menggenakan rok panjang selutut berwarna biru laut. Hinata juga memegang topi budar yang senada dengan bajunya.

"ah… seandainya aku membawa baju renang" keluh Hinata. Ia menoleh ke arah Minato dan tiba-tiba…

'Cklik' Minato memotretnya. Hinata terkejut.

"Jahat! Pak Minato membawa kamera segala" protes Hinata

'Cklik' lagi-lagi Minato memotretnya. "wah. Wajah marahmu pun pantas untuk difoto" ujarnya tersenyum.

Minato pun mengambil beberapa gambar Hinata yang berpose dengan sesuka hatinya. Tanpa mereka sadari. Naruto mengintip mereka di balik semak-semak yang sedari tadi sudah mengikuti mereka.

"Kau Cantik" puji Minato. Membuat Hinata bersemu merah.

"Huh. Dia selalu mengucapkan kata begitu kepada semua wanita" Naruto berguman sendiri. "Dasar tunkang rayu" umpatnya kesal (Cemburu nih ye… :-D)

Tiba-tiba topi yang digenakan Hinata terbang tertiup angin dan jatuh di tanah. Minato pun memungutnya lalu memberikannya kepada Hinata.

"Ariga~"

'cup' tiba-tiba Minato mencium pipi kiri Hinata. Naruto terkejut membelalakkan mata. (awas matanya lompat! :-P)

"A…a-pa?" pipi Hinata merona.

"tak apa-apa kan? Aku ingin mencium anak perempuanku. Sekali saja." Minato tersenyum nakal. "Aduh!" keluh Minato kesakitan ketika tiba-tiba sebuah botol minuman menimpuk kepalanya dari belakang. (Dini teriak:"pelakunya Naru-hmp~!! *dibekep ama Naruto*)

Hinata dan Minato menoleh ke arah semak-semak. Asal lemparan tersebut. Tapi mereka tidak melihat siapapun di sana. Yeah. Mereka tidak tau Naruto bersembunyi di balik semak-semak

"Dasar Papa tidak tau malu! Awas saja kau ya!" gerutu Naruto seraya mengepalkan tangannya.

~~TBC~~

Whahahaha……… aku senang membuat Naruto cemburu :-D :-D. entah kenapa aku merasa Minato pantas menjadi playboy. Bagaimana menurut anda?

Fanfic ini sungguh gaje. Ah tidaaaaak!!!! (Dini teriak di dalam toilet*?*).

Sebenarnya aku ingin buat satu chapter saja. Tapi ternyata kepanjangan. Fanfic ini mungkin Cuma 2 chapter doank….

Namun….. aku ragu untuk melanjutkannya. Jika menurut para readers fanfic ini tidak menghibur anda.

Jadi Dini mohon berikan review… yah… please….

Terima Kasih~~

^_^