Chapter.1

"This Is Me"

Main Cast : Mingyu & Wonwoo

Slight : Wonwoo & Sungcheol

Genre : Family, School, Romance

Rate : T - M

WARNING: EYD yang gagal disempurnakan, BOYS LOVE

HAPPY READING ^^

Dingin nya malam mengusik tidur seorang namja manis berkulit putih. Ya, Jeon Wonwoo. Namja dengan rambut hitam tersurai di kepala nya yang kecil. Entah apa yang membuat tidur namja itu terasa sudah sangat tidak nyaman lagi, miring kanan, miring kiri, telungkup, terlentang, semua posisi tidur sudah dicobanya hanya agar dia bisa kembali tidur. Tuhan tolonglah dia, meskipun wonwoo tidak benar-benar mengantuk, dia harus tidur karena Pelajaran di sekolah telah menunggu nya esok, Wonwoo tidak ingin selama pelajaran dikelas dia mengantuk tidak konsentrasi hanya karena Kurang tidur. Hingga...

(PRANGKKK) Suara seperti gelas, piring atau apa membuat mata wonwoo benar2 terbuka.

"arg... argg...arggg"

Kira-kira seperti itulah lanjut suara yang masuk ke telinga wonwoo, tentu saja suara itu dari luar kamar Wonwoo. lantas ia cepat-cepat beranjak meninggalkan ranjang empuknya. Wonwoo membuka pintu kamar Saudaranya, dia yakin asal suara2 tadi adalah dibalik pintu ini. ya, Hyung nya, sangat yakin. dia hanya tinggal berdua dengan kakaknya selepas meninggalnya orang tua Wonwoo beberapa tahun lalu karena kecelakaan

Wonwoo membuka pintu dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati hyung nya sudah terkulai lemas di lantai dengan tangan yang berdarah karena pecahan gelas.

"yaaa... Sungcheol Hyung..." panik Wonwoo

"apa yang kau lakukan malam2 begini hingga seperti ini ha?" lanjutnya sambil memegang tangan Hyung nya yang berdarah

"tadi aku memanggil mu beberapa kali. dadaku terasa sesak dan sakit, tangan ku tdk sampai ke meja untuk mengambil obat hingga aku memanggil mu beberapa kali namun kau tdk kunjung datang, aku tidak enak mengganggu tidur mu, lalu kuputuskan utk mengambil sendiri hingga terjatuh seperti ini" Jelas Sungcheol panjang dengan terengah-engah dan memegang dada nya yg sakit

"yakk hyung...kenapa kau seperti ini.."

dengan cepat Wonwoo mengambil obat yang dimaksud dan segelas air, untuk diminumkan kepada kakaknya. Sungcheol yang menelan pil nya, lalu Wonwoo yang menyodorkan Gelas yang berisi air ke Mulut kakaknya

"ahhhhhhhh" lega Sungcheol selepas minum obat.

"sudah kewajiban ku untuk menjaga mu, kau tidak perlu tak enak padaku, aku harap kau masih ingat kalau aku ini saudara kandung mu Hyung, kenapa kau merasa tak enak?, kalau perlu kau berteriak sekerasnya, jangan pedulikan tetangga yang terganggu kerena teriakan mu.. kau paham... " cerewet Wonwoo sembari dia mengobati tangan Hyung nya yang berdarah dengan kain kasa

"yaak...kau ini bodoh atau apa? kalau dadaku sesak dan sakit seperti tadi mana bisa aku berteriak dengan keras ha? kau seharusnya yg peka." balas Sungcheol dengan memukul kepala wonwoo

"iya ya.. pokok nya aku tidak mau hyung berdarah seperti ini lagi" sambil membopong Hyung nya berdiri untuk kembali ke ranjang nya karena Wonwoo sudah selesai membungkus tangan Hyung nya dengan kain putih penutup luka

Wonwoo masih kawatir dengan keadaan Hyung nya hingga ia memutuskan untuk tidur seranjang dengan hyung nya. Dia ingin menjaga hyung nya, kalau kalau malam ini dia kumat lagi Hyung nya tidak perlu berteriak keras memanggil nya, dan permintaan itu di iyakan oleh Sungcheol karena Wonwoo meminta dengan merengek seperti anak kecil. Wonwoo merebahkan dirinya disamping Sungcheol, menatap langit langit ruangan itu, dan terdiam beberapa saat

"Sungcheol hyung..."

"Hmmmmm..." balas Sungcheol ringan

"Kau tau kalau aku mencintaimu?" ucap Wonwoo tiba2

"ya, lalu..."

Wonwoo merubah posisi rebah nya menghadap Sungcheol yang menatap langit2

"Hyung... dengarkan aku... aku menyayangimu... kau tau kau penyemangat hidup ku, aku sekolah dengan rajin karena dirimu, aku ingin membuat dirimu bangga, aku ingin menjadi orang sukses untuk membahagiakan mu. kau tau? jadi tetaplah disamping ku dan hiduplah sampai lama. Kau satu-satunya yang aku miliki" Wonwoo berkata dengan cepat.

"ya.. sekarang kau tidurlah.. kau harus sekolah besok" Sungcheol meratap tiba2 mendengar perkataan wonwoo barusan

"Saranghae Hyung..."

Obrolan kecil malam itu diakhir.i dengan Wonwoo yang tiba2 memeluk kakaknya, merasa takut kehilangan kakaknya, Wonwoo tidur disebelah Hyung nya dengan melingkarkan tangan nya di dada orang yang dicintainya.

Jika bertanya obat apa yang ingin diminum oleh Sungcheol malam hari seperti itu, itu adalah obat pereda rasa nyeri. Sungcheol menderita Kanker Paru-Paru, kondisi nya sedikit parah, hingga dia tidak bisa melakukan segala aktifitas nya sendiri. Apa-apa Wonwoo, apa-apa Wonwoo, jika dia memaksa untuk beraktifitas apalagi aktifitas berat, bisa-bisa seperti kejadian pagi ini yang akan terjadi dan membuat adik nya Wonwoo kawatir. Diusia dewasa nya sekarang ini Sungcheol adalah seorang perokok Aktif, jika ditanya bagaimana bisa seseorang yang masih muda sepertinya mendapatkan kanker paru paru yang mematikan, maka batang kecil berapi atau rokok itulah jawaban nya. Kalau penyakit keturunan sepertinya tidak, tidak ada satupun keluarga nya yang punya riwayat tentang kanker paru-paru sekalipun. Oleh karena itulah dia Wonwoo sangat membenci Rokok, Rokok lah yang membuat hidup orang yang dicintai satu-satunya menderita, yang membuat satu-satunya orang yang disayanginya harus kesakitan setiap saat.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hembusan angin malam membuat tubuh tinggi seorang pemuda sedikit menggigil. Dengan menggunkan mantel yang tebal, dia menyusuri jalanan kota Gangnam yang ramai dengan hiruk pikuk orang yang berlalu lalang disekitarnya. Sesurai poni indah menutupi jidat nya yang membuat nya menjadi namja tampan sekaligus imut. Ya, beda dengan tampilannya jika tidak memakai Poni, rambut yang tersurai ke belakang dengan balutan pomedo yang mengkilat, menampak kan jidat nya, dia menjadi namja yang keren, berwibawa, dan dewasa. Dia bisa membuat orang lain tak mengenalnya saat dia menutup i jidat nya dengan poninya, dia menjadi namja imut, polos, yang bahkan orang-orang tidak akan menyangka bahwa dia adalah seorang siswa SMA

.

(Kleeek) Bunyi kenop pintu yang diputar memecah kesunyian, tanda ada seseorang masuk ke dalam rumah

.

"Aku pulang" dengan suara berat yang seksi Mingyu spontan berucap,

.

Kebiasaan nya mengucap kan kalimat itu saat pertama kali membuka pintu sehabis keluar rumah tidak berubah sejak dulu. Meskipun Mingyu tau kalau dirumah tidak ada seorang pun yang akan membalas salam nya, dia tetap saja mengucapkanya. Mungkin sudah menjadi kebiasaan. Seminggu yang lalu dia masih mendengar seorang wanita menyambut nya ketika dia baru masuk kedalam rumah dan membalas salam nya

.

"Kau sudah pulang nak... cepat mandi dan ganti baju mu... Ibu akan membuatkan mu makanan".

Kalimat itu yang sering didengar saat Mingyu sudah capek sehabis pulang dari aktifitas nya yang melalahkan, paling tidak suara ibu nya, dan sambutan iklas yang menenangkan membuat nya sedikit melupakan rasa capek nya. Memeluknya, dan membuat nya merasakan kedamaian, keamanan dalam dekapan ibunya. Ya, sesosok Kim Mingyu memang sangat menyayangi dan mencintai Ibunya. Ibu nya, satu-satunya orang yang mengerti akan rasa lelah nya, yang mengerti kapan saat Minggyu senang dan sedih, dan juga mengerti disaat Mingyu dilanda masalah, bahkan menyemengati Mingyu dan memberi nya motivasi agar bisa segera mengatasi masalah nya

.

"Heiii... Kau adalah Kim Mingyu, Anak ibu yang kuat dan tidak cengeng seperti itu. Kau harus bisa, kau bisa menghadapi semuanya. Tenang, ibu akan selalu disamping mu"

.

Kurang lebih seperti itu yang dia ingat, kata kata mutiara yang dilontarkan ibunya saat dia sudah galau dirundung masalah, itu sudah membuat nya lebih semangat lagi, yang membuat nya tidak galau lagi.

Namun, sekarang sudah tidak ada lagi yang seperti itu, tidak ada lagi yang menyambut nya saat dia pulang kerumah, tidak ada lagi yang membuatkan nya makanan, dan tidak ada lagi sosok ibu yang menyemangati dan memberi kekuatan Mingyu saat Mingyu sedang dalam diujung kekesalan nya.. tidak ada lagii...eobseo... eobseoo... eobseoo..

.

"argggggggggg..." suara mingyu mengerang, sambil menjambak rambut nya dengan kedua tanganya.

.

Malam itu, Mungkin Mingyu teringat dengan ibunya, mengingat kenangan kenangan indah dengan ibunya yang kini sudah tidak ada lagi, membuat kepalanya sakit. Mingyu tergeletak dan mengistirahatkan kepalanya di sebuah sofa kecil di ujung ruang tamu. Tak lama dia tertidur disana, meninggalkan celana jeans, jaket tebal, dan sepatu yang masih terpasang sempurna di anggota badannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"APA KAU BERCANDA HA?" Teriak seseorang, keras mengagetkan seluruh Pengunjung di sebuah restoran elit yang mahal. Perhatian para pengunjung tertuju pada meja nomor 7 yang diisi oleh 3 Orang

.

"Kim Mingyu, dengarkan Ayah terlebih dahulu"

"Apa yang perlu kau jelaskan lagi di hadapan ku dan Wanita itu?"

.

(BRAAAKKKKK) Mingyu menggebrak meja dengan keras. sontak orang yang dihadapanya terkejut dan membuat wanita muda disabelah ayah nya mendelik dibalik punggung ayah Mingyu.

.

"Sebenar nya apa artinya Ibu bagimu. Apakah kau benar-benar sudah melupkan nya? Kau tau bahkan Kuburan ibu belum kering disana dan kau sudah berani mengenalkan Wanita Jalang ini dihadapanku? bahkan mungking dia tidak lebih tua dariku, DAN KAU AKAN MENIKAHINYA? Cihhhh.. apa kau sudah gila? ." Ucap Mingyu dengan nada marah

.

(blukk) Ayah Mingyu berdiri, tangan nya menggenggam menghantam pipi sebelah kanan Mingyu

.

"Kim Mingyu, jaga ucapan mu! kau pikir siapa kau bilang jalang ha?"

.

Mingyu memegangi pipi kirinya dimana terdapat sedikit darah segar mengalir di sudut bibir Mingyu

.

"Dengarkan aku Nona Manis" Ucap Mingyu sedikit nakal. Matanya beralih pada wanita yang sedari tadi hanya terduduk melihat pertengkaran Mingyu dan ayah nya

"Aku tau kau menyukai ayah ku, tapi aku juga tau kalau kau menyukai nya karena Harta nya juga kan? belum lama ini aku menjadi seorang anak Piatu kau tau, dan aku masih belum bisa melupakan ibu ku, aku belum sudi apabila ayah ku menikah. kau mengerti'?!" Balas Mingyu panjang dan tegas, membuat wanita itu sedikit takut

.

"Aku tidak mau membuang-buang tenaga ku lagi, silahkan kalau kau ingin melanjutkan ini semua. Aku yang akan pergi, dan enyah dari kehidupan mu karena aku tidak mau Ibu ku tergantikan oleh wanita seperti itu" Perkataan Mingyu yang tegas terhadap ayahnya mengeakhiri obrolan panas malam ini

Mingyu pergi meninggalkan mereka berdua yang masih shock terhadap reaksi Mingyu ketika ayah nya meminta restunya untuk menikah lagi

.

.

.

.

.TBC