Kelinci dan Rubah

Kang Daniel x Hwang Minhyun

storyline by : chickendKID dinodeer

note : fanfic ini dipublish di wp juga di akun at/0062pinkmilk

happy reading!

Chapter 1. Teman Baru

.

.

"Pesanan atas nama Daniel?"

Seorang pemuda bersurai coklat terang yang tengah duduk di salah satu kursi langsung berdiri ketika mendengar namanya dipanggil.

"Ini ice americano nya dua Kak, maaf agak lama ya Kak." Ujar si pegawai sambil tersenyum ramah. Sementara pemuda yang bernama Daniel itu hanya diam tidak mempedulikan ucapan si pegawai.

"Terimakasih atas kedatangannya Kak."

Daniel pun segera meminum salah satu americano yang tadi ia pesan. Baru saja ia menyeruputnya tiba-tiba saja ia merasa seseorang menubruknya cukup kencang sehingga americano yang baru ia seruput itu tumpah dan jatuh ke lantai.

"Ya Tuhan maafkan akuuuu... aku beneran ngga sengajaaaa, gimana ini?"

Daniel mendecak kesal. Ia hendak berteriak dan memarahi orang yang berani menabraknya sampai matanya kini beradu pandang dengan mata sipit seperti rubah yang membuatnya tertegun.

"Cantik." Gumamnya pelan.

"Uhm... maaf? Anda baik-baik saja?" tanya pemilik mata rubah itu.

Daniel berdehem pelan. "Iya."

"Maafkan aku, aku beneran tidak bermaksud menabrakmu, aku minta maaf..." ujarnya dengan nada memelas. Daniel hanya menatap pemuda itu yang tengah mengedip-ngedipkan mata rubahnya dengan lucu, bibirnya sedikit mengerucut kecil dan pipinya yang gembil membuat Daniel ingin menggigitnya saja.

"Ngga apa-apa." Jawabnya singkat.

"Tapi kopinya gimana? Aku ganti sekarang ya?"

Daniel menggeleng kecil. "Ngga apa-apa." Jawabnya lagi.

Pemuda rubah itu masih terlihat merasa bersalah dan Daniel baru menyadari kalau kemeja yang dipakai pemuda itu basah karena kopi miliknya.

"Kemejamu..."

"Oh! Ngga apa-apa! Ini salah aku juga kok, tinggal dibersihin aja." Timpal pemuda rubah itu.

"Maaf ya."

Pemuda itu terlihat terkejut dan begitu juga Daniel. Untuk pertama kalinya ia mengucapkan maaf pada orang lain, tanpa dipaksa pula. Seorang Kang Daniel meminta maaf? Haha, yang ada semua orang yang tahu dirinya akan memandang tidak percaya, atau bahkan mengira dia amnesia. Dulu saat ia disuruh untuk meminta maaf pada kakak tingkatnya karena ia menghajarnya, guru-guru sampai harus mengancamnya untuk mengeluarkannya dari sekolah dan akan membuatnya tidak naik kelas sampai akhirnya Daniel meminta maaf dengan amat sangat terpaksa.

Namun kali ini ia tidak dipaksa siapapun dan kata maaf meluncur begitu saja dengan mudahnya ia utarakan pada pemuda rubah dihadapannya ini.

"Ngga apa-apa kok, lagian aku bawa sapu tangan buat ngelapnya."

Pemuda rubah itu kemudian mengeluarkan sapu tangan dan mencoba menghilangkan noda kopi yang tentunya sulit untuk dihilangkan.

"Sini aku bantu, ayo ke toilet." Ujar Daniel sambil menarik tangan pemuda itu.

Daniel yang sangat tidak Kang Daniel sekali hari ini membantu seseorang membersihkan kemejanya karena noda kopi yang ia tumpahkan. Jika ia menjadi Kang Daniel yang biasa, ia hanya akan memarahi si penubruk dan meminta ganti rugi. Tapi sepertinya pemuda rubah itu membuat Kang Daniel menjadi Kang Daniel yang tidak biasa.

"Ini susah hilangnya, nanti di laundry aja." Ujar Daniel.

Pemuda rubah itu mengangguk kecil membuat Daniel gemas.

"Ini pakai ini dulu."

Daniel pun memberikan jaket miliknya ke pemuda tadi.

"Ngga usah gapapa, makasih ya.."

Daniel mendecak pelan. "Pake aja, kemeja kamu basah banget soalnya." Titah Daniel.

Pemuda itu terlihat ragu. "Tapi kamu orang asing." Cicitnya.

Daniel menahan tawanya mendengar ucapan pemuda rubah itu. Memangnya usia pemuda itu berapa sih? Kenapa ia masih berbicara tentang orang asing seperti anak kecil?

"Yaudah ayo kenalan dulu. Aku Kang Daniel."

"Oh, aku Hwang Minhyun."

Daniel tersenyum mendengar nada suara dari pemuda rubah bernama Minhyun itu.

"Oke Minhyun, karena kita udah kenalan, berarti udah bukan orang asing lagi kan? Jadi jaket aku kamu pake ya?" pinta Daniel.

"Ih aku jadi ngerepotin kamu..."

Minhyun mengerucutkan bibirnya. Ingin rasanya Daniel mencubit bibir itu, tapi mengingat mereka baru berkenalan Daniel pun mengurungkan niatnya.

"Gapapa, ngga ngerepotin kok."

"Makasih ya Daniel."

Daniel tersenyum lagi. "Iya sama-sama. Btw Minhyun salam kenal ya."

"Iya, salam kenal juga Daniel."

Setelah itu Minhyun keluar dari toilet diikuti oleh Daniel, Minhyun berjalan di depan Daniel. Namun setelah keluar dari coffe shop tempat Daniel memesan kopi (yang toiletnya di gunakan Minhyun untuk membersihkan noda kopi di bajunya) Minhyun menghentikan langkahnya.

"Aku duluan yaa" ujar Minhyun seraya melambaikan tangannya pada Daniel. Kemudian ia berbelok ke arah halte bus. Daniel tersenyum, ia mengikuti langkah Minhyun. Saat menunggu di halte bus Minhyun tersadar jika dirinya diikuti oleh Daniel.

"Lho, kenapa ngikutin?" tanya Minhyun bingung. Daniel kembali tersenyum, kali ini ia memperlihatkan gigi kelincinya dengan mata yang sipit membuat dirinya terlihat sangat menggemaskan.

"Itu, kan jaket aku masih ada di kamu" jawab Daniel seraya menunjuk jaket yang kini tengah dipakai oleh Minhyun.

"Oh iya lupa, kan udah aku bilang aku jadi ngerepotin kamu" ujar Minhyun, hampir melepaskan jaket yang kini tengah di kenakannya namun tangannya ditahan oleh Daniel.

"Kan udah aku bilang juga ga ngerepotin kok, kamu boleh pake sampe rumah, nanti aku bawa kalo kamu udah nyampe" jawab Daniel, Minhyun mengerutkan keningnya bingung. Saat baru saja ia akan protes kemudian bus yang ditunggu datang.

"Mau naik bus ini kan?" tanya Daniel, dan Minhyun hanya mengangguk.

"Yuk, ntar keburu pergi busnya" ajak Daniel, ia menarik tangan Minhyun dan menaiki bus itu. Minhyun hanya terdiam ketika tangannya di genggam oleh lelaki asing berwajah menggemaskan itu. Kemudian Daniel membawa Minhyun ke kursi kedua dari belakang. Setelah itu Daniel mempersilahkan Minhyun untuk duduk, dan Minhyunpun terduduk di kursi dekat dengan jendela dengan Daniel yang terduduk di sampingnya. Minhyun menatap Daniel kebingungan.

"Ini ceritanya kamu nganterin aku pulang atau gimana?" tanya Minhyun.

"Hah? Enggak kok, bus ini juga jurusan yang biasa aku naikin kalo mau pulang ke rumah, kali aja kita emang searah kan?" jawab Daniel, Minhyun hanya mengangguk sambil sedikit mengerucutkan bibirnya lucu. Daniel benar-benar gemas ingin mencubit bibir Minhyun (untuk yang kedua kalinya).

Kemudian buspun mulai melaju dan selama perjalanan hening yang menyelimuti mereka. Minhyun hanya menatap keluar jendela, menikmati pemandangan ibu kota. Sementara Daniel menatap lelaki yang duduk di sampingnya, menikmati pemandangan indah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Selang beberapa waktu, di halte bus berikutnya Minhyun segera beranjak dari duduknya.

"Ah aku turun di sini" ujar Minhyun, Daniel pun ikut beranjak dari duduknya. Ia kemudian berjalan turun dari bus yang diikuti oleh Minhyun di belakangnya.

"Lho, kok kamu ikutan turun?" tanya Minhyun setelah mereka turun dari bus.

"Aku juga emang turun di sini, rumah aku sekitar sini juga kok" jawab Daniel seraya tersenyum. Minhyun hanya menatap Daniel yang tengah tersenyum, kemudian ia mengangguk dan ia berjalan diikuti oleh Daniel yang berjalan di belakangnya. Minhyun menghentikan langkahnya kemudian ia berbalik menghadap Daniel yang berada di belakangnya.

"Ini kesannya aku kayak diikutin penguntit tau ga?" ujar Minhyun.

"Hah?"

"Soalnya kamu jalannya di belakang aku sih" ujar Minhyun "Aku kan jadi takut" lanjutnya. Kemudian Daniel tertawa mendengar pernyataan Minhyun.

"Yaudah kalo gitu" Daniel melangkah maju, lalu ia kembali menggenggam tangan Minhyun.

"Kita jalannya barengan aja, biar aku ga kayak penguntit lagi" lanjut Daniel.

Kini mereka berjalan beriringan dengan Daniel yang menggenggam tangan Minhyun.

"Tapi ga usah sambil pegangan tangan juga kali ya?" tanya Minhyun. Daniel tersadar kemudian ia melepaskan genggaman tangannya pada Minhyun sambil sedikit terkekeh.

"Rumah kamu di mana emang?" tanya Daniel.

"Di depan belok kiri, rumah ke tiga dari sana itu rumah aku" jawab Minhyun, Daniel mengangguk.

"Kamu sendiri di mana rumahnya?"

"Sama, aku juga di depan belok kiri tapi nanti jalan lurus lagi" jawab Daniel.

Merekapun sama-sama berbelok ke arah kiri, hingga Minhyun berhenti tepat di rumah ke tiga setelah belok kiri. Rumah yang minimalis dengan halaman yang ditanami berbagai macam tanaman yang dengan indah menghiasi halaman rumah Minhyun.

Minhyun segera melepaskan jaket yang dipakainya.

"Ini, makasih yaa" ujar Minhyun seraya menyerahkan jaket pada Daniel.

"Sama-sama, ga perlu sungkan" jawab Daniel.

"Jadi rumah kamu dimana?"

"Sekitar sini juga, ke sana lagi" jawab Daniel seraya menunjuk arah jalan.

"Padahal rumah kamu sama rumah aku satu wilayah ya, tapi kita ga pernah ketemu" ujar Minhyun.

"Iya, mungkin dulu pernah ketemu, cuman karena kita ga saling kenal jadi ga sadar deh" terang Daniel dan Minhyun haya mengangguk.

"Yaudah kalo gitu aku masuk dulu yaa" Baru saja Minhyun akan melangkah masuk ke rumahnya, tangannya ditarik oleh tangan Daniel.

"Boleh pinjem hp kamu bentar?" tanya Daniel. Minhyun bingung, tapi ia malah mengeluarkan ponselnya dari saku kemudian menyerahkannya pada Daniel.

"Buat apa emang?" tanya Minhyun saat ia melihat Daniel mengotak-atik ponsel miliknya.

"Nih" alih-alih menjawab pertanyaan Minhyun, Daniel hanya mengembalikan ponsel milik Minhyun.

Saat Minhyun melihat layar ponselnya, ia memiliki satu pesan dari aplikasi LINE.

"Lho kamu nge add id line aku?" tanya Minhyun, Daniel tersenyum sambil mengangguk.

"Kenapa?"

"Kita kan temen? Jadi boleh dong aku nge add line kamu, jadi kita bisa komunikasi lagi nanti" jawab Daniel. Minhyun pun ikut tersenyum, ia merasa senang mendapatkan teman baru.

"Aku bakal ngehubungin kamu lagi nanti ya, dah" lanjut Daniel, kemudian ia melangkah pergi seraya melambaikan tangannya pada Minhyun. Minhyun pun ikut melambaikan tangannya pada Daniel. Setelah ia melihat punggung Daniel yang semakin lama semakin jauh dari pandangannya, barulah ia melangkah masuk rumahnya. Dengan bersenandung ria ia melihat layar ponselnya.

"Teman baru yang lucu" gumam Minhyun seraya tersenyum.

.

.

TBC

.

.

Halo aku kembali kolab sama chickenKID, kalau kalian exol pernah baca fanfic di fb mungkin pernah nemu fanfic hunhan yang bikinan kita wkwk

Fanfic kolab ini terjadi karena chickenKID biasnya Daniel dan aku Minhyun, haha iya semudah itu kita jadi suka nielhwang bareng xD

Semoga suka ya hehe

Sampe ketemu di chapter selanjutnya~

chickenKID dinodeer.