Disclaimer : Animonsta
Warning : OOC,TYPO , ALUR GAJE , DLL.
DON'T LIKE
DON'T READ
Yaya gadis cantik nan manis yang mengenakan hijab berwarna pink itu terlihat sedang duduk termenung di kamarnya . Pikirannya sekarang hanya di penuhi oleh seseorang . Ya , seseorang yang merupakan cinta pertamanya .
Tapi walaupun begitu yaya tidak pernah mengungkapkan perasaan nya . Dia hanya bisa menmenyebut namanya dalam doa berharap cinta pertamanya yang akan menjadi suaminya kelak .
Tapi sekarang impian itu rasanya sudah mustahil sudah hampir tujuh tahun yaya tidak pernah mendengar kabar dari Boboiboy Halilintar . Ya Halilintar adalah cinta pertama Yaya . Tujuh tahun yang lalu Halilintar harus pergi ke Amerika untuk meneruskan perusahaan orang tuanya nya . Dan meninggalkan Yaya dengan harapan yang dia pendam seorang diri tidak ada yang mengetahui bahwa yaya mencintai halilintar kecuali Yaya dan Tuhan yang tahu .
Yaya menyerah pada cinta pertamanya saat dia mendengar bahwa halilintar akan dijodohkan dengan seseorang . Kenapa Yaya bisa mengetahui hal itu ? tentu saja karena temannya yang tak lain adalah adik kembar halilintar yang memberi tahunya , yaitu Boboiboy Taufan .
Saat mendengar suara adzan Yaya bangkit dari duduknya dan berajalan kearah kamar mandi yang ada di dalam kamarnya untuk berwudhu.
Setelah selesai berwudhu Yaya menghmparkan sajadah dan melaksanakan sholat ashar . Setelah selasai sembahyang kemudian yaya berdoa mencurahkan segala isi hatinya kepada Tuhan .
"Yaya ." terdengar suara ibu nya yang memanggil Yaya .
" Ya . Ummi " sahut Yaya dari dalam kamar .
Masih mengenakan mukena yaya membuka pintu kamarnya .
"Ada apa mi ?" tanya Yaya pada uminya .
" bisa tolong bantu umi ? bahan makanan di dapur sudah habis tolong belikan ke pasar ya ? " ujar ibu yaya .
"Baiklah . Kalo gitu yaya ganti baju dulu ."
Setelah mengangguk ibu Yaya pun turun lagi kelantai bawah karena kamar yaya letak nya berada di lantai atas .
Yaya memilih mengenakan baju berlengan panjang yang berwarna putih polos dan rok panjang berwarna Aquamarine dan kerudung yang senada dengan warna roknya . Yaya terlihat sangat manis meskipun tanpa riasan make up di wajahnya .
setelah selesai Yaya pun turun kelantai bawah dan menemukan ibunya sedang menggendong adiknya yang sepertinya baru bangun tidur .
" Nah ini daftar belanjaannya " kata Umi yaya sambil menyerahkan selembar kertas pada Yaya .
"Baik umi . kalau begitu Yaya pergi dulu . Assalamualaikum " kata yaya
" Waalaikumsalam . Hati-hati ."
Tepat saat Yaya keluar dari rumahnya seseorang menyapa Yaya .
"Hai Mimi " ujar sesorang itu ceria . Di dunia ini yang hanya memanggilnya dengan nama Mimi hanya ada satu orang yakni tentangganya sekaligus teman nya . Taufan .
Yaya menoleh kearah taufan tapi dia tidak menatap matanya .
"Hai taufan " sapa yaya .
"Mau pergi kemana ?"
"aku mau ke pasar ." jawab yaya singkat
"kalau begitu aku pergi dulu. Assala-"
"kalau begitu biar aku antar " ucapan yaya terpotong oleh taufan .
"tidak usah itu akan sangat merepotkan ." tolak yaya halus .
"tapi aku tidak menerima penolakan ." ujar taufan tegas dengan seringai kecil yang menghiasi wajah tampan nya .
yaya mengembungkan pipinya kesal percuma saja jika mendebat pria beriris Aquamarine ini sangat keras kepala jika keinginannya tidak di penuhi .
Yaya menghela nafas saat taufan sudah mengeluarkan mobil Zenvo ST1 dengan taufan yang sudah duduk di kursi kemudi .
"ayo . yaya nanti keburu sore " kata taufan .
Yaya pun tersenyum tipis sambil duduk tepat di samping taufaan . Taufan yang sempat melihat senyum yaya tersipu . Yaya temannya sedari kecil ini yang dulu tomboy sekarang tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang anggun .
mobil pun mulai menjauh dari rumah mereka .
"semakin lama kau semakin cantik saja sweetheart ." goda taufan yang membuat pipi ya bersemu . inilah kebiasaan yang paling di sukai taufan yaitu menggoda Yaya .
"diamlah kau fokus saja menyetir " ujar yaya ketus untuk menutupi rasa malunya .
"as your wish , sweetheart ."
"berhentilah memanggilku seperti itu taufan "
"baiklah .baiklah " taufan tersenyum tipis .
"ngomong-omong kamu ke pasar mau beli apa ??" tanya taufan memecah keheningan yanterjadi beberapa menit yang lalu .
"beli bahan masakan stok makanan di rumah sudah habis ."
"oh . Nah kita sudah sampai "
"terima kasih karena sudah mengantarku ."
"tidak masalah . lagi pula aku senang bisa mengantarmu kemanapun , sweetheart ."
Yaya melotot saat taufan kembali memanggil nya 'sweetheart' . taufan terkekeh melihat yaya melotot padanya. lalu yaya keluar dari mobil taufan dan mulai beranjak pergi dari sana .
Yaya tidak menyadari saat taufan juga ikut turun dari mobilnya dan mengikuti yaya .
merasa ada yang mengikutinya yaya pun berbalik .
"Astagfirullah . kau menganggetkan ku taufan ."
"hehehe "
"dan kenapa kau masih di sini ?" tanya yaya heran .
"tentu saja menemani mu ." ujar taufan santai .
" Ya ampun aku sudah besar taufan kau tidak perlu menemaniku , aku bisa belanja sendiri ."
"tapi aku mau menemanimu ." taufan masih bersikeras .
'keras kepala ' batin yaya sambil menghela nafas nya .
"terserahlah " pasrah yaya pada akhirnya . sementara itu taufan tersenyum senang .
"Ayo " ajaknya pada yaya yang hanya bisa menurut .
Yaya dan taufan pun mulai berjalan dengan taufan yang mendorong trolli dan yaya yang bejalan di depan taufan sambil membaca apa-apa saja yang harus debelinya persis seperti suami-istri yang baru menikah .
saat yaya ingin mengambil kotak sereal yang letaknya di rak bagian atas yaya tak bisa menjangkau nya dan dia berniat meminta bantuan taufan berhubung pemuda beriris Aquamarine itu tinggi . Saat yaya menoleh kebelakang yaya melimelihat taufan sedang memainkan fonselnya dengan sebelah tangannya dan sebelahnya lagi memegang trolli . entah kenapa yaya tiba-tiba membayangkan bahwa itu adalah Halilintar .
'Hali' batin yaya menyebut nama kecil boboiboy sulung tersebut . Merasa da yang memandangnya taufan pun mengalihkan pandangannya dan melihat yaya yang terus memandangya dengan tatapan yang sulit di artikan .
"Aku tau . aku ini memang tampan " ujar taufan dengan pedenya walaupun memang benar dia memang tampan . Ah tidak tapi sangat tampan . Buktinya saja sepanjang dia masuk ke supermarket banyak para remaja perempuan dan juga ibu ibu muda yang menatapnya secara terang-terangan .
Yaya tersentak saat mendengar suara taufan .
'betapa jahatnya aku ' batin yaya merasa bersalah .
"percaya diri sekali . " gumam yaya di sertai kekehan geli .
"akui saja lah aku ini memang tampan . iyakan sweetheart ?" goda taufan sambil mengedipkan sebelah matanya .
"isshh taufan sudahlah aku mau minta tolong . tolong ambilkan sereal yang ada di atas aku tidak bisa menjangkau nya ." yaya akhirnya mengutarakan maksudnya.
"hihihi ... kau ini memang pendek . tapi itulah yang membuatmu terlihat manis " gumaman taufan masih terdengar oleh yaya .
"kau bilang apa ?"
"bukan apa-apa ." kata taufan sambil mendekat kearah yaya .
Yaya mengembungkan pipinya kesal dengan sedikit rona merah yang menghiasi pipinya . yaya tidak sadar taufan sudah berada tepat di depannya . tangan taufan terulur ke atas untuk mengambil sereal tapi wajahnya menunduk melihat yaya yang lebih rendah darinya kerena tinggi yaya hanya mencapai dada taufan . Posisi mereka saat ini seperti taufan yang sedang mengurung yaya .
saat menyadari posisi mereka yang 'absurd' menurut yaya . perlahan pipi yaya di jalari oleh rona merah .
"k-kau ter-lalu dekat " ujar yaya gugup sambil mendorong dada bidang taufan dengan telunjuknya membuat taufan mundur satu langkah .
"Hmm?" taufan memringkan wjahnya karena tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan yaya barusan .
"sudah lah ayo cepat nanti keburu sore ." ujar yaya sambil berlaberlalu meninggalkan taufan .
"hey . Mimi tunggu " teriak taufan sambil mengejar yaya .
Setelah selesai berbelanja yaya pun memutuskan untuk pulang dan tentu saja dengan diantar oleh taufan .
"Terima kasih karena sudah menemaniku " ucap yaya sebelum turun dari mobil taufan di sertai senyuman manis yang membuat taufan terpesona
"tidak masalah . lagi pula aku senang bisa membantumu "
senyum yaya belum luntur .
"kalau begitu aku masuk dulu . assalamualaikum "
"Waalaikumsalam "
setelah yaya menghilang di balik pintu pagar rumahnya taufan melajukan mobilnya melewati rumahnya .
pagi ini yaya ada jadwal kuliah jam sembilan pagi tapi yaya ingin berangkat lebih awal karena dia sudah ada janji bersama sahabatnya .
setelah selesai berpakaian rapi dan tak lupan mengenakan hijab kesayangannya yang berwarna merah muda yaya pun turun dari kamarnya dan berjalan kearah dapur yang disana sudah terlihat ayah nya yang sedang memangku adiknya dan juga ibunya yang sedang memasak .
"Selamat pagi abi ." ucap Yaya sambil mencium pipi ayahnya .
"selamat pagi umi ." yang di balas dengan senyuman lembut oleh ibunya .
"selamat pagi adik " dan yang terakhir yaya mencubit hidung mungil adiknya dengan gemas ."ish kakak sakitlah "ujar adiknya yang sekarang sudah berumur 5 tahunan itu. Yaya hanya terkekeh pelan mendengar gerutuan adik laki-lakinya itu.
"selamat pagi putri kesayangan abi " sapa ayahnya balik .
"Mau kemana nih putri abi jam segini sudah rapi ?" tanyanya saat yaya sudah duduk di kursi makan tepat di samping kirinya .
"yaya ada kuliah pagi ini . sebenarnya nanti sih jam sembilan tapi yaya sudah ada janji dengan ying jam delapan nanti ."
"Hmmm " hanya itu tanggapan dari ayahnya lalu mereka pun mulai menyatap sarapan di selingi celotehan ring dari addik yaya .
sudah selesai dengan sarapannya yaya pun mencuci piring nya .
"apa perlu abi antar ?" tanya ayah yaya saat melihat yaya sudah memakai tas selempang nya .
"tidak usah abi . yaya mau naik bis saja "
"baiklah kalau begitu. Hati-hati dijalan ya ." uucap abinya mewanti-wanti .
"iya abi . Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam "
Yaya pun pergi setelah menyalami tangan kedua orang tuanya .
.
.
.
"YAYA " teriak seorang gadis cantik oriental dari kejauhan tepat saat yaya sudah masuk gerbang universitas .
"Hai Ying " balas yaya saat jarang mereka sudah dekat tak lupa di sertai senyuman khas nya . merka pun berpelukan sebentar .
"Aaa ... Aku kangen kamu tahu ." ujar ying -sahabat yaya- dengan semnagat .
"Aku juga " balas yaya . lalu mereka melepaskan pelukannya .
"bagaimana kalau kita ke Cafe yang ada di depan ? jadwal kuliah kamu jam sembilan nanti kan ? masih ada waktu satu jam lagi ." ujar Ying penuh semangat .
"hmm" yaya hanya mengangguk sebagai tanda bahwa dia setuju dengan usulan sahabat baiknya itu .
sesampainya di cafe yaya dan ying memilih untuk duduk di kursi cafe yang dekat dengan jendela yang langsung mengarah ke jalan raya .
"kau mau pesan apa ?" tanya Ying
" aku mau hot chocolate saja ."
" hmm. tidak sekalian dengan maknan nya . "
"tidak. aku sudah sarapan tadi ."
"oh . oke ."
setelah pesanan datang mereka mengobrol tentang banyak hal walaupun obrolan tersebut lebih di dominasi oleh Ying .
"oh iya aku hampir lupa ." seru ying sambil mengambil sebuah kertas yang seperti surat undangan tersebut .
"ini jangan lupa datang ya " ujar ying dengan senyum cerahnya .
" wahh . kenapa cepat sekali ?ku pikir kamu mau menikah bulan depan"tanya yaya bingung .
"hehehe ... kami memajukan nya lebih cepat lagi pula umur kami sudah cukup untuk menikan dan fang juga sudah cukup mapan ."
"kalau begitu. Selamat ya ." uajar yaya
"Terima kasih . Kamu juga cepat lah menyusul . kurasa taufan cocok denganmu " goda Ying .
"apa sih ? mana mau taufan sama aku " ujar Yaya memebela diri .
"tapi kelihatannya dia menyukai mu "
"oh ya ampun . sebnentar lagi jam kuliahku akan di mulai . ini aku baya-"
"tidak usah . hari ini biar aku yang taraktir "
"oh terima kasih ying . kau memang terbaik " lalu yaya mulai berjalan keluar dari cafe tersebut sebelum yaya mencapai pintu Ying kembali berkata .
"jangan lupa datang ya . datanglah bersama taufan ." ujar ying cukup keras membuat beberapa pasang mata yang ada di cafe menatap ke arahnya .
sementara yaya pipinya bersemu merah karena malu lalu yaya melesat peergi dari sana tanpa melihat ada seoraseorang pria yang akan masuk ke cafae tersebut .
BRRUKK...
"aduh " ujar yaya saat dirinya menabrak sesuatu yang membuatnya hampir terjatuh . Tapi untungnya sebuah tangan yang melingkari pinggang nya membuatnya tidak jadi terjatuh .
Mata sewarna madu bertemu dengan sepesang mata yang beriris Aquamarine . Lalu yaya cepat cepat melepaskan diri dari orang yang telah di tabraknya .
"Astagfirullahal'adzim ." gumam yaya sambil mengusap dadanya pelan .
"Maafkan aku ... aku tidak sengaja "
taufan menatap yaya khawatir pasalnya wajah yaya terlihat memerah seperti oorang yang sedang demam .
"kau baik-baik saja ?" Tanya taufan masih dengan raut wajah khawatir nya .
"ya tentu . maaf aku sedang buru-buru . sampai jumpa lagi ." lalu yaya pun melesat pergi meninggalkan cafe itu dan juga taufan yang masih menatap kepergian yaya .
Taufan memutuskan untuk masuk kedalam cafe dan dia melihat ying yang sedang makan .
"Aku melihatnya lho ." goda ying saat taufan sudah duduk di tempat duduk yaya tafi tepat berhadapan dengan ying .
"Apa ?" tanya taufan bingung .
"kau yang memeluk yaya ."
"itu hanya kecelakaan ." ujar taufan membela diri . Lalu taufan memanggil pelayan cafe dan memesan jus tomat dan sandwich .
Tak lama kemudian pesanan. taufan pun datang .
"kenapa kamu tidak mau memberi tahu perasaanmu yang sebenarnya kepada yaya ."
Ying adalah salah satu orang yang tahu bagaimana perasaan taufan yang sesungguh nya terhadap yaya .
"aku... aku takut ." ucap taufan pelan sambil .
"apa yang kau takutkan ?" tanya Ying
"aku takut bila nanti dia menolaku dia akan menjauhiku dan-"
"Demi Tuhan , taufan berhentilah menonton drama-drama ! Yaya bukan orang yang seperti kau tonton atu ku baca dalam novel ."u Jar ying berlebihan.
"aku juga mempunyai alasan lain ." Taufan bergumam lirih .
"apa ?" tanya ying karenan tidak mendengar terlalu jelas apa yang di ucapkan taufan .
"bukan apa-apa ."
"aku benar-benar akan sangat mendukungmu jika kamu akhirnya kau bersama yaya ."
"oh ya jangan lupa datang ya ke pernikahanku . ini surat udangannya ." tambah nya lagi .
"hmm akan ku usahakan ." ujar taufan semantara ying bersiap untuk pergi karena makannya sudah selesai .
"oh ya datanglah bersama Yaya oke . " ujar ying sambil tersenyum penuh arti lalu melenggang pergi dari cafe tersebut meninggalkan taufan yang sedang termenung .
.
.
.
Hari ini pernikahan ying dan fang . Yaya tidak melihat acara pengucapan janji suci mereka .
Yaya akan datang jam sepuluh tepat saat acara resepsi . Yaya memutuskan untuk memakai gamis berwarna putih bagian bawah gamis tersebut melebar dan yaya juga mengenakan kerudung berwarna pink muda yang panjangnya menutupi dada dan punggungnya . Yaya hanya memoleskan sedikit bedak dan lipbalm karena pada dasarnya yaya memang tidak suka berdandan tapi hal itu tidak mengurangi kecantikannya karena yaya memang sudah cantik . Setelah selesai berdandan Yaya pun turun kebawah dan melihat ibu dan ayah serta adiknya sedang menonton tv .
"Ummi , Abi " sontak yang di panggil menoleh ke belakang dan melihat Yaya yang sudah berpakaian rapi .
" Waah putri abi yang cantik ini mau kemana hemm ?? " tanya ayah yaya .
"Yaya mau ke pernikahannya ying ." jelas yaya
"apa perlu abi antar ?"
"Tidak usah bi . Yaya bisa memesan ta-"
TING TONG. ..
ucapan yaya terputus karena bel rumahnya berbunyi .
"biar ummi yang buka ." ummi nya beranjak untuk membuaka pintu .
"oh nak taufan ." seru ummi yaya .
"Assalamualaikum " tafan memberi salam kepada ibu yaya .
lalu ibu yaya mengajak taufan untuk masuk terlebih dahulu .
Taufan terlihat sangat tampan saat menggunakan tuxedo hitam membuatnya terlihat lebih dewasa .
"Assalamualaikum paman " taufan bersalaman dengan aayah yaya kemudian ibunya yaya menyuruh taufan untuk duduk .
"sebentar ya . bibi buatkan minum dulu "
"tidak usah bibi . Saya kesini hanya ingin mengajak yaya ke pesta pernikahan ying ."
"oh begitu . "
"mmm. kalau begitu kami berangkat dulu ."
setelah bersalaman kepada umi dan abinya di ikuti juga oleh taufan .
Yaya dan taufan pun sudah sampai di mobil taufan yang terparkir di depan rumah yaya .
"silahkan princess " ujar taufan sambil membukakan pintu mobil .
"ih apaan sih kamu ini ." ujar yaya dengan pipi yang bersemu merah malu sekaligus tersanjung dengan perlakuan taufan .
setelah itu taufan masuk dan duduk di kursi kemudi .
"tapi benar . hari ini kamu terlihat cantik , sweetheart ." goda taufan .
"terima kasih " ucap yaya malu-malu .
taufan tersenyum tipis melihat yaya yang malu-malu itu sangat menyenangkan menrut nya .
yaya membuka kaca momobil lebar-lebar kebiasaan nya jika dia hanya berdua dengan laki-laki .
Tak sampai satu jam mereka pun smaapi di sebuah gedung yang di sewa ying dan fang untuk mengadakaan. acara resepsi mereka .
Taufan dan yaya berjalan berdampingan menuju pintu masuk gedung .
Banyak orang yang menatap mereka . bagaimana tidak hari ini mereka terliahat seperti sepasang kekasih yaya yang terlihat cantik dan anggun berjalan dengan seorang taufan yang tentu sangat tampan membuat mereka terlihat sangat cocok .
Tapi taufan terlihat tidak peduli dengan hal itu wlaua banyak wanita cantik yang melihatnya dengan tatapan memuja bagi taufan yang paling cantik adalah yaya .
Mereka berdua berjalan ke tempan ying dan fang untuk mengucapkan selamat .
"Ah Yaya ."
ying memeluk sahabat nya itu .
"Selamat ya . " ucap Yaya lalu mereka pun melepaskan pelukannya .
setelah selesai bercakap-cekap dengan ying dan fang , yaya dan taufan pun memilih duduk di kursi tamu yang sudah di sediakan .
"Mimi . mau ku ambilkan minum ?"
"tidak usah taufan nanti aku ambil sendiri saja ." tolak yaya halus dengan senyum yang bisa membuat siapapun terpesona termasuk taufan .
"e ..emm kalau begitu kamu mau ngambil minuman dulu ." taufan melesat pergi meninggalkan yaya yang hanya duduk sambil memandang ponsel nya .
tak lama kemudian taufan kembali duduk di samping yaya sambil memegang gelas di tangan kanannya .
"taufan kamu baik-baik saja ?" tanya yaya saat melihat wajah raufan yang pucat .
"Y-ya A-aku baik-baik saja ." ujarnya terbata-bata .
'kumohon jangan kambuh sekarang setidaknya tidak di depan mimi ' batin taufan cemas keringat dingin mulai terlihat di pelipis taufan .
"sebaiknya kita pulang ." tegas yaya
"tapi-"
"pulang sekarang " tegas yaya saat melihat taufan semakin pucat .
"baiklah " ucap taufan akhirnya menuruti yaya .
Saat mereka sudah sampai di tempat parkir taufan yang berjalan lebih dahulu tiba-tiba menghentikan langkah nya dan berbalik .
"Mimi se-benarnya a-ada yang ingin k-ku katakan padamu " ucap taufan dengan terbata-bata .
"ada apa taufan ?" tanya yaya bingung .
"sebenarnya-" darah mulai keluar dari hidung taufan .
"Astagfirullah . Taufan Hidungmu berdarah " ujarnya panik .
pandangan taufan mulai mengabur dan tubuhnya terasa lemas dan pandangannya tiba-tiba gelap .
Taufan tidak sadarkan diri untungnya masih tubuh tegap taufan masih bisa di tangkap oleh yaya sebelum tubuhnya ambruk ke tanah .
"Astagfirullah taufan bangun . " Yaya panik bukan main saat merasakan suhu badan taufan yang panas .
"Tolong !Tolong ! " teriak yaya . tak berapa lama beberapa orang datang kesana dan salah satu dari mereka memberikan bantuan untuk mengantar taufan ke rumah sakit .
Setelah sampai di rumah sakit Yaya bergegas berlari dan memanggil beberapa suster yang sedang berlalu lalang .
"Sus tolong teman saya " ujar Yaya panik
melihat yaya yang panik suster tersebut segera memanggil perawat yang berada di sekitar sana .
Suster tadi mengikuti Yaya dengan membawa brangkar . setelah samapai disana yaya melihat orang yang membatunya tadi membuka pintu mobil dan mencoba memindahkan taufan ke atas brankar .
perawat tadi mendorong barankar yang sudah ada taufan . saat di pertengahan jalan ada seorang dokter yang menyerukan.
nama taufan .
"astagfirullah taufan " serunya saat melihat taufan terbaring tak sadarkan diri .
"bawa dia ke UGD saya yang akan mengurusnya ." ujar dokter tersebut .
"Nona teman nya taufan silahkan tunggu ."
setelah beberapa jam kemudian akhirnya taufan pun di pindahkan ke ruang rawat VVIP dan yaya sudah di perbolehkan untuk melihat taufan.
disana terlihat taufan yang terbaring dengan beberapa alat medis yang terhubung ke badannya.
yaya mengambil kursi dan mendudukinya tepat di sebelah ranjang pasien yang di tempati tufan.
"kenapa kamu bisa begini?"ucap yaya lirih kepada taufan yang tidak mungkin di jawab.
tak berserang lama kemudian terdengar suara adzan asar berkumandang yaya terperanjat saat dia ingat dia belum melaksanakan shalat dzuhur.yaya bergegas pergi untuk mencari masjid yang ada di sekitar rumah sakit tersebut.
setelah menemukan masjid yang di carinya yaya masuk kedalam masjid.setelah selesai mengambil wudhu yaya segera melaksanakan shalat ashar setelah itu melaksanakan shalat dzuhur.
saat yaya hendak meninggalkan masjid yaya mendengar suara seseorang yang sepertinya seorang pria yang sedang membaca surat al-kahfi dengan merdunya,yaya terdiam sejenak sambil mendengarkan seorang yang membaca surat al-kahfi tersebut.
Lantunan al-kahfi tersebut berhenti dan yaya pun beranjak kembali untuk melihat keadaan taufan . Saat sudah sampai di ruang rawat taufan yaya melihat pemuda itu sudah sadarkan diri dan sedang mengobrol dengan dokter bersurai blonde yang menangani taufan tadi .
"Assalamualaikum " ucap yaya sebelum masuk kedalam .
"Wa'alaikumsalam" jawab yang berada di dalam serempak .
"aku pergi dulu kalau ada sesuatu tekansaja tombol yang itu ." kata dokter berambut pirang itu lalu melenggang pergi .
"Mimi masuklah " jak taufan karena yaya masih berdiri diamabang pintu . Yaya dengan tergesa-gesa beralari saat merasa sudah dekat dengan taufan . Mata yaya berkaca-kaca lalu satu tetes air mata lolos .
"kau membuatku khawatir , bodoh . Tapi syukurlah kau sudah sadar ." ujar yaya dengan air mata yang sudah membanjiri pipi nya .
"ku mohon berhentilah menangis ." ujar taufan lirih dia paliang tidak tahan jika melihat yaya menangis .
Yaya mengusap air matanya dan menghela nafas untuk menenangkan dirinya .
mereka terdiam untuk beberapa menit yang cukup lama hingga akhirnya taufan memecah keheningan yang terjadi .
"Maafkan aku mimi aku tidak bisa mengantarmu pulang . kalau kamu mau pulang biar ku telepon orang rumah agar menjemput mu ."
"tidak usah, taufan . Aku bisa memesan taksi ."
"Sungguh maafakan aku tidak bisa mengantarmu ."
"iyaa tidak apa-apa . yang penting kamu sudah sadar ." kata yaya leelmbut disertai dengan sensenyuman .
"oh ini sudah hampir magrib . Apa tidak apa-apa kamu ku tinggal dulu ? " tanya yaya cemas karena dia juga tahu taufan hanya tinggal sendiri disini karena semua keluarganya tinggal di Amerika hanya taufan saja yang tinggal di kota ini untuk melanjutkan bisnis kakek nya yang sudah wafat beberapa tahun yang lalu .
"umh .. Mimi bolehkah aku minta tolong ?" pinta taufan
"ya tentu saja ."
"Tolong jangan beritahu siapapun kalau aku di rawat disini ."
"tapi -"
"kumohon " ujar taufan dengan suara yang lirih .
"baiklah. aku pulang dulu aktifkan terus ponsel mu oke kalau ada apa-apa hubungi aku ! veaok aku kesini lagi . Assalamualaikum "
"Iya , Waalaikumsalam "
Setelah kepergian yaya di sana hanya ada taufan , tapi tak beberapa lama kemuadian seseorang dengan pakain seperti dokter masuk kedalam .
"Assalamualaikum , kak taufan " ucapnya
"wa'alaikumsalam . Darimana kamu tahu aku ada disini ?" tanya taufan dengan raut wajah yang penuh kebingungan .
"oh itu . Tadi saya di beritahu dokter Ochobot kalau kakak di rawat disini ." kata pemuda itu lagi dengan formal .
"Ya ampun! kau ini bicaranya kaku sekali ." taufan cemberut melihat sikap pemuda itu yang selalu saja bersikap formal di hadapannya .
pemuda itu duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang taufan .
"bagaimana perasaan kakak saat ini ?"
"Hmm , lebih baik ."
"saya khawatir saat mendengar kakak masuk ke rumah sakit . Apa kakak sudah memberitahu kak Hali ?"
"tidak . well setidaknya belum sih ." ujar taufan sambil menunjukan senyum cerahnya .
"saya masih harus memeriksa beberapa pasien nanti saya kembali lagi ."
pemuda tadi melesat pergi tanpa menunggu jawaban dari taufan .
.
Pagi-pagi sekali Yaya dan ibunya sudah berkutat di dapur membuat sarapan untuk keluarganya dan juga membuat bekal makanan untuk seseorang yang akan di temuinya hari ini sebelum berangkat untuk kuliah . tak lama kemudian ayahnya beserta adiknya yang sudah mengenakan baju sekolah muncul dan duduk di kursi meja makan .
"putri abi udah rapi aja nih pagi-pagi begini ."
"yaya mau jenguk temen dulu bi sebelum berangkat kuliah " jelas yaya kepada abinya .
lalu mereka pun makan dalam tenang .
"Yaya berangkat dulu . assalamualaikum " setelah mencium tangan kedua orang tuanya yaya pu pergi untuk melihat keadaan taufan .
Sesampainya disana Yaya meliahat taufan sedang duduk sambil menatap keluar jendela .
"Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam . Mimi kau sudah ada disini ?" pertanyaan bodoh sebenarnya sudah tahu yaya sudah ada di depan nya .
"Mimi aku bosan di kamar terus aku ingin jalan-jalan ." ujar taufan manja .
"baiklah aku panggilkan perawat dulu agar bisa memindahkan mu ke kursi roda ."
" jangan aku masih sanggup berjalan kok " Taufan mencoba bangkit namun usahanya sia-sia karena sebenarnya tubuh nya terasa lemas karena sejak kemarin tidak ada makan yang benar-benar masuk kedalam perutnya karena makan yang masuk selalu berakhir dengan taufan yang memuntahkannya .
"dasar keras kepala. " gumam yaya " tunggulah ini tidak akan lama .
Setelah memanggil perawat pria yang membawa kursi roda dan membantutaufan agar duduk di kursi roda tersebut .
"Nah sekarang kita jalan-jalan ." ucap yaya ceria sementara taufan tersenyum melihat keceriaan yaya .
Mereka sampai di taman rumah sakit yang jarak nya agak jauh dengan kamar rawat taufan . yaya membawa taufan ke taman tersebut lalu mereka berhenti di dekat pohon rindang disana juga banyak anak-anak dan orang tua .
"oh ya aku membawakan mu ini " yaya mengambil kotak makann yang di siapkannya tadi sebelum berangkat ke rumah sakit .
mata taufan berbinar-binar melihat makanan yang di buat yaya .
"Suapin " ucap taufan manja .
Yaya mengha nafas 'tak apa ini hanya menyuapi ' batin yaya yang muali menyuapi taufan .
"masakan mu memang paling enak " puji taufan . Masakan yaya memang selalu enak kecuali biskuat buatannya yang jauh dari kata enak .
"Terimakasih " hanya itu yang bisa di ucapkan yaya .
Mereka pun mengobrol hingga tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu selama dua jam . yaya mengantar taufan kembali ke kamarnya setelah memastikan taufan meminum obat nya barulah yaya pamit untuk pergi kuliah .
"Astagfirullah . dua puluh lima menit lagi masuk " ujar yaya panik pasalnya dosen yang mengajar hari ini termasuk dosen killer .
Butuh waktu lima belas menit agar sampai di universitas jika di temput dengan taksi namun karena jalan hari ini macet yaya menghabiskan waktu dua puluh menit yang artinya lima menit lagi akan masuk .
Yaya berlari di sepanjang koridor fakultas . saat sudah samapai di depan kelas yaya melihat pintu sudah tertutup yang artinya dosen tersebut sudah datang .
Yaya mencoba meberanikan diri memmbuka pintu dan ternnyata belum ada dosen yang masuk yaya pun menghela nafas lega lalu cepat-cepat duduk di kursi nya .
"Maaf saya terlambat " Ucap seorang Pria yang baru saja masu.
Mata yaya membulat melihat pria tersebut paslanya pemuda tersebut sangat mirip dengan seseorang yang di kenalnya .
"Nama Saya Boboiboy Gempa . Saya dosen sementara yang menggantikan bu Timy ."
ujar dosen muda tersebut yang ternyata berna Boboiboy Gempa .
"Ada pertanyaan ?" tanya nya.
"Umur bapak berapa ? bapak kelihatan maih muda ." tanya salah satu mahasiswi
"Umur saya 25 tahun . ada pertanyaan lain ?"
yaya mengerutkan keningnya bingung pasalnya umur dosen ini smaa dengan umur taufan dan Halilintar tidak mungkin ini hanya sekedar kebetulan kan ?
"apa bapak sudah menikah ?"tanya mahasiswi lain .
"belum " ujarnya sinngkat di sertai dengan senyuman yang membuat lesung pipi nya terlihat membuat mahasiswi menjerit kesenangan .
"Baiklah . sepertinya untuk sesei pertanyaan sudah cukup . Selanjutnya saya ingin memberitahukan peraturan saat berad di kelas saya . Yang pertama saya tidak mentorelir mahasiswa yang terlambat dan satu lagi saya juga tidak mentorelir mahasiswa yang tidak mengumpulkan tugas ." jelas gempa panjang lebar .
"Baik saya akan mulai mengabsen dan pengumpulan makalah yang bu timy tugaskan "
Yaya panik saat dia mengobrak-abrik tasnya dan tidak menemukan maklah yang sudah di buatnya jauh-jauh hari . dan akhirnya nama yaya pun di sebu .
"Yaya yah ?" tidak ada jawaban .
"apa yaya tidak hadir ?" Serempak mahasiswa yang ada di sana menoleh pada yaya yang sedang berpura-pura membacabuku tapi sayanggnya sampul beku teraebut ternyata terbalik .
"Baru kali ini saya melihat seseorang membaca buku terbalik " Yaya tersentak dan segera menurunkan buku yang menutupi wajahnya .
"Mana makalahmu ?" tanya gempa .
"Maaf pak makalah saya tertingal dirumah ." ujar yayang sudah berkeringat dingin .
Gempa menghela nafas "Kamu setelah istirahat nanti temui saya diruangan saya untuk detensi ."
Yaya kira dosen pengganti ini tidak galak tapi ternyata dugaan nya salah karena bukanhanya saja galak tapi dosen baru ini menyebalkan menurut yaya .
Tbc
