The Truth Is
Starring :
Oh Sehun & Kim Jongin (GS)
Summary :
Hanya kisah Sehun yang menjalani harinya dengan baik setelah berpisah dengan Jongin, tapi sebenarnya ia...
.
.
.
.
~ Harap baca Author Note ~
.
.
.
.
"Kita akhiri saja semuanya, Hun."
Sehun merasa tak percaya akan kata-kata yang baru saja ia dengar dari bibir tebal kekasihnya, Kim Jongin.
Akhiri katanya? Yang benar saja!
"Wae? Kenapa kita harus mengakhirinya? Kurasa hubungan kita baik-baik saja." Jawab Sehun menyebalkan.
Sehun merasa tak ada yang salah dengan kisah cinta mereka. Bahkan tadi pagi mereka berangkat ke sekolah bersama menaiki motor merah kesayangan Sehun. Tapi kenapa gadis tan ini memutuskannya?
Jadi ini alasan kekasihnya mengajaknya bertemu ditaman belakang sekolah, untuk memutuskannya?
"Aku tak tahan lagi bersamamu, Hun. Kau lebih peduli pada teman-temanmu dibandingkan aku, kau bahkan sering sekali membatalkan kencan kita demi bermain dengan teman-temanmu. Kau juga selalu sibuk dengan klub basketmu hingga melupakanku." Jelas Jongin panjang lebar. Akhirnya ia bisa mengungkapkan segala unek-uneknya akan prilaku menyebalkan pria dihadapannya ini.
Tapi Sehun malah terdiam dengan wajah datar yang membuat Jongin geram. Pria itu tak berusaha menjelaskan sesuatu atau berusaha menenangkannya?! Hahh. Jongin tak habis fikir kenapa ia bisa sangat menyukai pria menyebalkan ini.
"Baiklah kalau itu maumu. Kita akhiri saja." Ucap Sehun santai setelah ia terdiam sesaat.
Rahang Jongin terjatuh dengan seketika.
Sehun menyetujui usulnya untuk berpisah begitu saja?! Hey, Jongin mengatakan itu untuk memberi sedikit peringatan pada Sehun agar pria itu lebih memperhatikannya, bukan malah menyetujui usulnya untuk berpisah.
Sialan. Jongin merasa marah.
Apa selama ini hanya dirinya yang jatuh cinta diantara mereka? Apa pria pucat itu tidak pernah menyukainya? Apa perhatian yang ia berikan selama ini tak ada artinya?
PLAK
Tangan halus Jongin mendarat dengan mulis dipipi kanan Sehun, bahkan hingga membuat pipi putih pria itu berubah warna menjadi merah.
"Brengsek kau Oh Sehun! Aku membencimu!" Jongin berteriak dengan wajah merah karena marah setelah menampar Sehun.
Sedangkan Sehun hanya bisa terdiam tanpa bisa membalas. Tentu saja, mana mungkin ia memukul wanita. Sehun itu pria sejati.
Setelahnya Jongin berlari meninggalkan Sehun yang masih bertampang datar ditaman belakang sekolah mereka.
.
.
.
.
~ o ~
.
.
.
.
Tak terasa sudah satu bulan berlalu sejak kejadian penamparan yang terjadi ditaman belakang sekolah mereka.
Sehun sedang berbaring tengkurap dikamarnya, ia sedang berbain sebuah game pertempuran di ponsel pintarnya.
Setelah berpisah dengan Jongin, ia tak pernah merasa sedih sedikitpun. Tepatnya ia tak punya waktu untuk merasa sedih akan perpisahannya. Posisinya sebagai kapten basket di sekolahnya membuat ia sangat sibuk setiap harinya.
Di pagi hingga siang hari ia sibuk belajar dengan serius disekolahnya. Sore hari setelah sekolah berakhir ia sibuk mengajarkan teknik-teknik dalam bermain basket pada anggota klub lainnya. Saat malam hari mulai datang ia disibukkam oleh pekerjaan rumahnya yang menumpuk. Bahkan hingga di akhir pekan ia sibuk hang out dengan teman-temannya.
Ditambah lagi gadis-gadis yang mulai kembali mengejar-ngejarnya, membuat ia dengan mudah melupakan Jongin.
Berita putusnya mereka langsung tersebar luas di hari mereka putus. Sehun merasa heran dari mana mereka tahu semua itu. Setahunya Jongin adalah gadis pendiam yang hanya berteman dengan Kyungsoo si gadis pendiam dan Baekhyun si gadis bereyeliner, jadi rasanya sedikit tak mungkin Jongin yang menyebarkan kabar putusnya mereka.
Tapi ia tak peduli, yang terpenting kini ia bisa kembali bermain dengan teman-temannya dengan bebas, bahkan kalau beruntung ia juga bisa bermain-main dengan gadis-gadis cantik yang mengejarnya.
Jika saat ia masih bersama Jongin, ia selalu berangkat kesekolah bersama dengan gadis itu kini ia bisa berangkat kesekolah bersama gadis manapun yang ia mau.
Bahkan tadi pagi ia berangkat bersama Irene, si primadona sekolah yang sangat cantik. Ah, beruntungnya ia.
Sehun rasa ia baik-baik saja setelah putus dengan gadis tan itu.
.
.
.
.
~ o ~
.
.
.
.
Pagi ini Sehun berangkat ke sekolah bersama dengan Yeri, si adik kelas yang imut dan cantik. Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah Sehun dan Yeri banyak membicarakan hal-hal lucu dan tertawa. Membuat Sehun tersenyum mengingatnya.
Bahkan hingga Sehun mulai memarkirkan motor merah kesayangannya itu dilapangan parkir sekolahnya, senyum itu tak kunjung luntur.
Tapi senyum bahagia yang terpanjang di bibir tipis Sehun perlahan memudar saat ia tak sengaja berpapasan dengan Jongin di koridor sekolah.
Kelasnya dan kelas Jongin memang berbeda, membuat Sehun dan Jongin tak pernah lagi bertemu setelah mereka pisah.
Tapi hari ini Sehun kembali melihat Jongin. Gadis tan itu memotong rambut panjang halusnya hingga sebahu, membuatnya semakin terlihat manis.
Sehun tak memungkiri, mantannya itu terlihat lebih cantik setelah mereka berpisah.
Sehun terpaku sesaat melihatnya, bahkan hingga langkah kakinya berhenti ditempat membuat Yeri yang berada disebelahnya ikut berhenti.
Pandangan mata mereka bertemu. Sehun secara spontan menyunggingkan senyum tipis untuk mantannya itu. Tapi Jongin malah membalas senyumannya dengan wajah sinis dan jutek yang justru terlihat lucu dimata Sehun.
Senyuman Sehun semakin melebar saat jaraknya dan Jongin yang semakin dekat. Dengan langkah besar ia berjalan menuju Jongin, tapi gadis itu malah mengabaikannya dan berlalu begitu saja.
"Oppa, kau dan Jongin Sunbae benar-benar putus ya? Kukira itu hanya gosip." Ucap Yeri penasaran. Pasalnya ia melihat dengan jelas bagaimana Jongin sunbaenya itu menatap Sehun.
Ah, sayang sekali pasangan paling serasi disekolahnya itu benar-benar putus. Tapi baguslah, ia jadi memiliki peluang untuk menjadi kekasih Sehun.
Sehun tertawa remeh. Walaupun kini Jongin terlihat sangat cantik, ia tak merasa sedih sedikitpun.
.
.
.
.
~ o ~
.
.
.
.
"Tadi pagi aku bertemu Jongin didepan gegerbang sekolah. Ia terlihat semakin cantik setelah berpisah denganmu, Hun." Ucap Zitao, salah satu teman berkumpul Sehun disekolah.
"Benar. Saat istirahat tadi aku juga bertemu dengannya. Kalian tahu? Ia menyapaku! Ya Tuhan, gadis secantik Jongin menyapaku. Beruntung sekali aku." Tambah Luhan yang bercerita dengan semangat.
"Kudengar dari gadis-gadis penggosip itu, katanya tadi pagi saat kau berangkat bersama Yeri, kalian berpapasan dengan Jongin? Benarkah itu, Hun?" Kali ini Yixing yang bertanya.
"Hm." Sehun hanya menjawabnya dengan gumaman malas dan wajah datar menyebalkannya itu.
Luhan dan Zitao merasa kesal melihatnya.
Zitao memberi kode untuk memanas-manasi Sehun lewat matanya pada Luhan, dan diangguki semangat olehnya.
"Kau tidak menyesal melihatnya, Hun?" Tanya Luhan sok perhatian, padahal dalam hati ia berteriak "Pasti kau sangat menyesal, Hun. Aku yakin sekali."
"Ani. Aku tidak menyesal sama sekali." Jawab Sehun masih dengan nada dan tampang menyebalkan, membuat Yixing yang semula tak peduli ikut merasa kesal juga.
"Benarkah?" Tanya Yixing dengan nada menggoda.
"Tentu saja. Kalian ini seperti tidak mengenal Sehun saja. Ia tak mungkin menyesal karena itu. Bahkan kalau Sehun mau, ia bisa berpacaran dengan anak raja Korea sekalipun." Jawab Zitao melebih-lebihkan, membuat Luhan dan Yixing terbahak-bahak mendengarnya.
Tapi tidak dengan Sehun, ia hanya merespon perkataan Zitao dengan senyum tipisnya yang menyebalkan.
"Kudengar dari Kyungsoo, hari ini Jongin akan pergi kencan dengan Park Chanyeol. Kalian tahu Park Chanyeol? Pria tinggi yang menjadi kapten sepak bola sekolah itu." Ucap Yixing santai.
Ia sengaja mengucapkannya didepan Sehun. Padahal tadi pagi ia sudah berjanji pada kekasihnya -Kyungsoo- untuk tak mengatakan apapun pada Sehun. Tapi biarlah, ia ingin melihat reaksi yang diberikan sahabatnya itu.
Zitao tersedak minumannya saat mendengar perkataan Yixing, Luhan bahkan memelototkan matanya dengan horror.
Tapi Sehun hanya memberikan reaksi yang biasa saja. Pria pucat itu dengan santai tetap meminum colanya dengan santai.
Sudahlah, mungkin Sehun memang sudah tak mencintai Jongin lagi. Pikir Yixing.
.
.
.
.
~ o ~
.
.
.
.
Disinilah Sehun berada saat ini. Terletang dengan nyaman dikasur hanggatnya, memandangi langit-langit kamarnya yang tepasang poster besar dengan lambang Miami Heat ditengahnya.
Bukan, Sehun bukan sedang memandangi lambang klub basket favoritenya itu. Ia sedang memikirkan apa yang dikatakan Yixing tadi siang disekolah.
"Kudengar dari Kyungsoo, hari ini Jongin akan pergi kencan dengan Park Chanyeol."
Tentu Sehun tau laki-laki bernama Chanyeol itu. Pria bermata bulat dengan telinga lebar dan senyuman idiot tapi terlihat tampan.
Sehun gelisah memikirkan Jongin yang sedang pergi kencan dengan Pria bertelinga lebar itu.
Pasalnya ia tahu, sejak kelas satu Chanyeol sudah sangat menyukai Jongin. Hanya saja ia lah yang berhasil memenangkan hati Jongin.
Ia tak menyangka hingga saat ini Changeol masih menyukai Jongin.
Sehun terduduk dari posisi tidurannya. Ia bersandar pada kepala ranjangnya.
Ia membayangkan Jongin yang sedang menikmati kencan romantis dengan Chanyeol. Membuat Sehun sebal saja. Tapi saat meningat ia tak pernah mengajak Jongin pergi kencan romantis seperti itu membuatnya marah pada dirinya sendiri.
Sehun bisa saja menampakkan wajah baik-baik saja setelah mereka berpisah. Bahkan ia mampu membuat semua orang percaya bahwa ia tidak merasakan sedih dan galau sedikitpun setelah berpisah dengan Jongin.
Tapi dari hati yang terdalam Sehun tak merasakan semua itu.
Sejujurnya, Sehun selalu dihantui rasa bersalah dan penyesalan yang luar biasa setelah Jongin menamparnya hari itu.
Ia selalu menyibukkan dirinya dengan kegiatan penting hingga tak penting untuk mengalihkan fokusnya dari Jongin. Tapi sekeras apapun ia berusaha, hati dan fikirannya masih tertuju pada gadis Tan itu.
Ia selalu memikirkan Jongin tanpa sadar setiap saatnya.
Bahkan saat ia melihat Jongin yang berubah menjadi semakin cantik seperti itu membuatnya sangat gugup.
Sebenarnya Sehun sering sekali menstalking akun SNS Jongin setiap harinya. Tangannya gatal sekali untuk mencari tahu segala sesuatu tentang Jongin. Tapi ia merasa tak mungkin untuk menelpon atau mengirimi gadis itu pesan singkat.
Jadi ia memutuskan untuk menstalk Jongin.
Mulai dari foto-foto yang gadis itu unggah di Instagramnya hingga kicauan gadis itu tentang hari yang ia alami Sehun hapal dengan baik.
Sehun juga selalu bertanya tentang kabar Jongin pada Baekhyun secara diam-diam. Ia pernah menemui gadis bereyeliner itu untuk melaporkan segala sesuatu yang terjadi dengan Jongin padanya.
Ia tahu ia pengecut sekali, tapi mau bagaimana lagi. Ia masih merasa malu untuk menampakan wajahnya dan meminta maaf pada gadis yang masih sangat ia cintai itu.
Tapi ia merasa sangat terkejut saat Yixing mengatakan Jongin akan pergi kencan dengan Chanyeol malam ini. Kenapa Baekhyun tidak mengatakan apa-apa padanya?! Apa gadis mungil itu sudah tak mau membantunya lagi?!
Sehun merasa galau saat ini. Ia ingin sekali menelpon Yixing untuk bertanya dimana Jongin dan Chanyeol pergi kencan, lalu menyusul mereka dan mengacaukan kencan mereka.
Tapi Sehun tak memiliki keberanian sebesar itu.
Bahkan Sehun tak berani menampakan wajahnya dihadapan Jongin.
Haaaaaahhh. Sehun benar-benar merasa aneh saat ini. Ia galau.
Dalam hati ia berdoa, semoga saja Chanyeol membelikan makanan yang rasanya tidak enak untuk Jongin saat mereka kencan, agar Jongin kapok pergi kencan dengannya.
Atau Jongin yang tiba-tiba merasa mulas setelah memakan makanan yang Chanyeol berikan, lalu pergi ketoilet dan ternyata tissue toiletnya habis, agar Jongin merasa malu dan tak ingin bertemu Chanyeol lagi.
Atau Jongin yang sedang dalam masa periodenya saat kencan, lalu ia akan sangat sensitif dan sering marah-marah hanya karena Chanyeol melakukan sedikit saja kesalahan, agar Chanyeol tak menyukai Jongin lagi.
Hahhh. Sehun merasa seperti seorang pendosa karena mendoakan yang tidak-tidak untuk Jongin dan Chanyeol.
Apa yang harus Sehun lakukan?! Ia tak ingin pasrah begitu saja dengan Chanyeol, tapi ia juga tak mungkin tiba-tiba datang kehadapan Jongin untuk mengajaknya kembali bersama.
Ia benar-benar menyesal tak memperlakukan Jongin dengan baik selama ini. Ia juga sangat menyesal karena ia tak berusaha keras menahan Jongin saat gadis itu akan melangkah keluar dari hidupnya.
Sehun masih mencintai Jongin, sangat-sangat mencintai Jongin hingga sekarang.
Saat sedang melamunkan nasibnya dan mendoakan yang terburuk untuk Chanyeol dan Jongin, ponsel hitam Sehun bergetar tanda pesan masuk.
From: Byun Baekhyun
Subject: Cepat rebut kembali cintamu
"Chocolate Strawberry Café, 312-86 Myeongil-dong, Gangdong-gu, Seoul."
"Apa mmaksudnya ini?" Ucap Sehun pelan. Ia tak mengerti kenapa Baekhyun malah memberikan alamat Café padanya.
Sehun pun mengetikan pesan balasan untuk Baekhyun.
To: Byun Baekhyun
Subject: (empty)
"Apa maksudnya ini, Baek?"
Tak sampai satu menit, ponselnya kembali bergetar.
From: Byun Baekhyun
Subject: Neo pabboya?!
"Jinjja. Itu alamat café tempat Jongin dan Chanyeol berkencan. Cepat bergegas, rebut kembali cintamu sebelum Chanyeol benar-benar mendapatkannya."
Sehun langsung bergegas mengganti baju dan mengambil kunci motor beserta dompetnya yang tergeletak diatas meja belajarnya.
Ia harus sesegera mungkin sampai di café itu dan merebut kembali Jonginnya dari Chanyeol.
.
.
.
.
~ Tunggu Kelanjutannya yaaaa ~
.
.
.
.
Author Note:
Hai, hai, hai. Apa kabar?
Saya balik lagi bawa fanfic berchapter nih, ada yang tertarik baca? Hehehe. Semoga kalian suka yaaa.
Ada yang bertanya, kenapa saya bisa update banyak fanfic dalam waktu singkat. Saya mau jawab sekalian curhat dan ngasih nasihat nih buat readers-nim semuanya.
Saya perempuan kelahiran 1997, jadi kalau umur kalian lebih muda dari saya, silakan panggil saya kakak, eonni, noona atau apapun yang kalian suka. Hehe.
Alasan kenapa saya bisa update cepat dan banyak adalah karena saya sedang punya banyak waktu luang. Tahun kemaren saya baru saja lulus SMK. Dan seharusnya saya kuliah saat ini. Tapi saya memutuskan untuk tidak kuliah dengan biaya dari orang tua, makanya sejak awal lulus sekolah saya langsung bekerja untuk biaya kuliah. Niatnya saya mau kuliah ditahun kedua saya setelah lulus. Tapi sepertinya niat saya belum bisa tercapai.
Setelah lulus SMK saya langsung mendapat pekerjaan di instansi pemerintah dengan kontrak kerja selama 6 bulan, tapi kontrak kerja saya beberapa bulan lalu, dan sampai hari ini saya belum mendapat pekerjaan baru. Itu alasan saya punya banyak waktu luang.
Saya juga mau ngingetin readers-nim yang sekarang masih sekolah nih. Belajarlah dengan benar dan carilah koneksi yang menguntungkan, karena bukan mau sombong atau apa, tapi nilai rapor dan hasil ujian nasional saya hasilnya cukup memuaskan, kemampuan bahasa asing saya juga memuaskan, dan tinggi badan saya yang lumayan tinggi (167), seharusnya dengan semua kelebihan yang ada saya bisa dengan mudah mendapat pekerjaan kan?
Tapi keadaanya saya merasa sangat sulit untuk mencari pekerjaan. Bahkan untuk pekerjaan yang gaji dan jabatannya sangat kecil pun sulit saya dapatkan. Dimasa ekonomi yang sulit seperti ini apa lagi Indonesia juga menggunakan sistem Masyarakat Ekonomi Asean, jadi saingan kita untuk bekerja itu bukan hanya dari Indonesia, tapi seluruh Asia.
Bahkan saya pernah tergeser ditempat kerja oleh orang Jepang.
Jadi untuk semua readers-nim yang masih sekolah, saya harap kalian benar-benar belajar. EXO memang terasa penting untuk kita, tapi masa depan jauh lebih penting untuk kita.
Sekiaaan, yeorobuun~
