PEMBUNUH CAHAYA
Judul : Pembunuh Cahaya Prolog dan Part 1
Genre : Romance,Drama
Rate : T sampai M++?
Casts :
KrisHun Couple
slight TaoHun and TaoRis couple.
Sehun EXO (GS)
Kris EXO/Wu Yifan as Kris and Cathy (Kris's twin sister)
Tao EXO
Lay EXO
ETC
Warning : GS FOR SOME CHARACTER ,typo,crack!pair,jangan lihat hanya dari pairnya saja.
Annyeong ^^
Author kembali dengan FF Remake yang ada kaitannya dengan FF author yang sebelum-sebelumnya.
FF Pembunuh Cahaya ini cerita yang keempat
Ini link FF sebelumnya
Ini link cerita yang Sweet Enemy (SUDO Couple) :
s/12301846/1/SWEET-ENEMY
link FF Perjanjian Hati (XiuHan/LuMin couple) :
s/12317589/1/PERJANJIAN-HATI
link FF You've Got Me From Hello (Chankai Couple)
s/12321743/1/YOU-VE-GOT-ME-FROM-HELLO
Sound Track :
Shanice - I love your smile
98 Degree – I Do (Propose Scene)
Jennifer Lopez - If You Had My Love
Kim Sunggyu – I Need You
STORY DON'T BELONG TO ME
REMAKE DARI NOVEL SANTHY AGATHA DENGAN JUDUL YANG SAMA
PROLOG
"Annyeong haseyo." ketika lelaki itu mendekatinya,Sehun menatapnya dengan bingung,lelaki itu tidak seharusnya berada disini. Dengan setelan serba hitam,rambut yang disisir rapi ke belakang dan penampilan yang luar biasa elegan,dia seharusnya berada di luar sana bersama para tamu yang berkelas. Tetapi entah tersesat atau bagaimana lelaki itu bisa menemukan jalannya kemari,di ruangan belakang dekat gudang tempat Sehun membereskan pot-pot bunga dan berbagai macam tanaman serta beberapa karung tanah bersama pegawainya untuk dinaikkan ke dalam truk pick up mereka.
"Apakah anda tersesat?" Sehun bertanya pelan,lalu menepiskan tanah dari bajunya. Dia mengangkat beberapa pupuk tadi dan itu mengenai pakaiannya,penampilannya pasti sangat bau dan berantakan tetapi lelaki itu tampaknya tidak peduli. Dia mengembangkan senyum yang luar biasa manis.
"Aku sengaja ke bagian belakang untuk mencari siapa di balik tanaman indah yang membuat pesta ala taman terbuka untuk perusahaanku berhasil."
Perusahaanku?Oke. Jadi lelaki ini adalah pemilik perusahaan yang kebetulan menyewa mereka untuk menyediakan stok tanaman bagi dekorator taman terkenal yang mendekor pesta mewah ala taman terbuka milik perusahaan itu.
"Saya menyediakan tanaman sesuai spesifikasi yang diminta oleh dekorator anda, dan dia mempunya standar yang tinggi dalam menentukan jenis tanaman apa yang harus dipasangnya di depan. Keindahan dekorasi pesta di depan murni karena tangan emas dekorator anda." Sehun tersenyum merendah.
Sementara lelaki itu mengernyitkan matanya tampak tidak setuju. "Tidak,dekoratorku tidak akan berhasil kalau kau tidak menyediakan tanaman berkelas tinggi. Aku bahkan masih terkagum-kagum akan keindahan varietas anggrek berwarna warni yang menghiasi bagian depan taman."
"Anggrek memang salah satu produk andalan rumah kaca kami." Mata Sehun berbinar,matanya memang selalu berbinar kalau membicarakan tentang bunga anggrek. Dia menumbuhkan tanaman itu dan merawatnya dengan tangannya sendiri, seperti seorang ibu yang menunggu dengan penuh kasih sang bayi yang tumbuh berkembang dan menjadi remaja yang cantik jelita.
"Dan yang pasti dirawat dengan sepenuh hati." Lelaki itu melemparkan tatapan memuji yang membuat pipi Sehun memerah. Lalu dia mengulurkan tangannya, "Kenalkan,aku Wu Yi Fan,pemilik Gold Enterprises. Teman-temanku biasa memanggilku Kris,sedangkan di Kanada aku lebih dikenal dengan nama Kris Wu."
Sehun menyambut uluran tangan lelaki itu,terpesona.
"Oh Sehun." jawabnya dengan suara pelan dan ragu.
Lelaki itu tampak ingin berkata-kata,tetapi kemudian salah satu pegawainya muncul di belakangnya. Dari percakapan mereka,Sehun mendengar bahwa ada tamu penting yang sudah datang di pesta di depan. Lelaki itu lalu melemparkan tatapan penuh permintaan maaf kepada Sehun,
"Jeosonghaeyo. Sebenarnya aku masih ingin bercakap-cakap denganmu, mungkin nanti di lain kesempatan." Dia melemparkan senyuman yang sopan lalu membalikkan badan dan meninggalkan Sehun.
Tanpa sadar Sehun menghela napas panjang,aura lelaki itu tampak begitu mengintimidasi dan membuatnya tanpa sadar menahan naaps dengan jantung berdebar. Dia lelaki yang tampan dan pasti luar biasa kaya. Gold Enterprise adalah perusahaan perkebunan dan pengolahan ginseng dan anggur yang cukup terkenal di Asia,mereka juga sudah mengembangkan diri menjadi penghasil produk-produk kemasan yang berbahan ginseng dan anggur.
"Sehun,sudah semua?" rekan kerjanya sekaligus sahabatnya,Tao membangunkannya dari lamunannya, "Kalau semua sudah beres,kita bisa pulang sekarang."
"Sudah beres semua." jawab Sehun cepat,lalu mengibaskan kembali kotoran tanah dan pupuk dari bajunya, dan naik ke kursi penumpang mobil pick up mereka. Tao menyusul kemudian dan menjalankan mobilnya,pulang ke rumah Sehun.
Rumah Sehun adalah rumah mungil yang terletak di pinggiran kota Seoul yang terasa sejuk di musim semi seperti sekarang ini dan berbukit,tetapi memiliki halaman yang sangat luas. Di tempat itu,Sehun melanjutkan merawat dan mengembangkan seluruh tanaman yang ada di rumah kaca warisan ibunya. Rumah kaca itu besar,dengan berbagai macam varietas tanaman dan bunga hias yang adalah jenis paling banyak disana,karena anggrek adalah bunga kesukaan ibunya.
Setelah lulus kuliah di bidang pertanian yang mendukung hobinya merawat tanaman dan bercocok tanam,Sehun fokus mengembangkan bisnis rumah kacanya. Semula memang berat,karena ibunya dulu kebanyakan hanya menjual tanaman anggrek dan tanaman hias hasil dari rumah kacanya,kepada sahabat-sahabatnya. Tetapi sejak ibunya meninggal,Sehun berusaha mengembangkannya,dengan dibantu Tao, sahabatnya sejak kecil yang memiliki bakat di bidang pemasaran. Mereka menawarkan pasokan tanaman eksklusif dan berkualitas ke semua pihak. Pada akhirnya ada beberapa hotel besar,rumah makan,dan butik-butik terkenal yang menerima pasokan tetap mereka setiap saat untuk menghias tempat mereka dan juga selalu mengambil tanaman dari mereka untuk taman-taman yang ada disana.
Bisnis Sehun berkembang bukan hanya karena menjual tanaman hasil rumah kacanya,tetapi juga memasok bunga-bungaan yang indah untuk hiasan hotel. Selain itu Sehun juga menerima tender untuk memasok tanaman bagi event-event tertentu,seperti untuk dekorasi pernikahan,pesta dan sebagainya. Sekarang dia dan Tao sudah bisa menggaji beberapa pegawai untuk membantu mereka.
Seperti sekarang,mereka menerima tender untuk memasok tanaman yang dipesan oleh dekorator tanaman ternama untuk menghias acara pesta eksklusif bertema taman terbuka yang diadakan oleh Gold Enterprises.
Tak disangkanya sang pemilik perusahaan sendiri yang menemuinya karena kagum pada tanaman yang dihasilkan oleh rumah kacanya. Pipi Sehun terasa memerah ketika membayangkan senyum Kris,tetapi kemudian dia menepuk pipinya,berusaha menyadarkan dirinya. Kris memuji tanamannya,bukan memuji dirinya, dia mengingatkan dirinya sendiri dalam hati.
"Annyeong haseyo,Sehun-ssi."
Hampir saja Sehun terlonjak dan menjatuhkan pot tanaman yang sedang dipegangnya. Dia menoleh dan ternganga melihat Kris berdiri disana,di pintu masuk rumah kacanya.
Lelaki itu masih tampak tidak cocok karena dia masih memakai jas hitam yang elegan dan menempel pas di tubuhnya,seolah dijahit khusus untuknya.
Apa yang dilakukan pria itu disini?
"Aku tadi di depan dan menemui…kekasihmu dan dia bilang aku bisa menemuimu disini. Ada tawaran bisnis yang ingin kutawarkan kepadamu."
"Tao bukan kekasihku." Sehun langsung membetulkan kata-kata Kris,membuat lelaki itu mengangkat alisnya penuh arti,
"Dan kalau masalah penawaran bisnis,anda bisa membicarakannya dengan Tao, dia lancar berbahasa Mandarin,siapa tahu anda membutuhkan kontrak kerja sama berbahasa Mandarin"
Itu memang betul,kalau menyangkut tender dan sebagainya semua diatur oleh Tao,Sehun hanya bertugas sesuai dengan hasratnya,menyediakan tanaman yang indah dan berkualitas,menikmati setiap saat yang bisa dihabiskannya di rumah kaca ini. Lagipula bahasa Mandarin Sehun belum terlalu fasih,padahal banyak konsumen potensial dari komunitas peranakan China-Korea di sekitar tempat tinggalnya. Para pemilik perusahaan China-Korea itu biasanya meminta kontrak dalam dua bahasa,yaitu bahasa Korea dan Mandarin. Kris merupakan salah satu anggota komunitas China-Korea di Seoul.
"Aku sudah membicarakan draft awal kesepakatan bisnis dengan Tao,tetapi aku tetap ingin menemuimu. Karena kata Tao kalau menyangkut tanaman kau yang paling ahli."
"Boleh saja,anda ingin membahas tanaman apa?"
"Bisakah kita membicarakan sambil makan malam? Makan malam informal saja, kau dan aku membicarakan secara santai tentang bisnis kita dan pemilihan makanan."
Pada akhirnya Sehun menerima tawaran itu,dan tidak disangka pertemuan itu membawa mereka ke pertemuan-pertemuan berikutnya yang membuat mereka berdua semakin dekat.
"Aku sangat senang menghabiskan waktu denganmu." Kris menatap Sehun dengan lembut, ketika mereka makan malam bersama di akhir pekan.
Sudah hampir tiga bulan mereka berhubungan,sejak pembicaraan masalah bisnis yang berlanjut dengan tender kontrak selama lima tahun dari seluruh cabang perusahaan Kris di Seoul dan sekitarnya. Dimana seluruh dekorasi kantor mereka dan taman mereka dipasok oleh rumah kaca Sehun,mereka menjadi sangat dekat.
Bisa dikatakan hampir setiap hari sepulang kerja,selarut apapun Kris selalu mampir dan mereka makan malam bersama. Mereka sangat cocok dalam semua pembicaraan,baik menyangkut hal-hal serius seperti masalah politik Korea Selatan dan Korea Utara,sampai ke hal santai seperti film Song Joongki ataupun lagu terbaru Coldplay.
Setiap saat mereka bersama sangat menyenangkan dan terasa begitu cepat. Ketika mereka berpisah, Sehun sudah langsung merindukan saat pertemuan mereka selanjutnya. Bagaikan pergantian dari musim semi ke musim panas yang terjadi sekarang, seperti itulah hubungan Kris dan Sehun saat ini. Berawal dari kehangatan dan keramahan yang berkembang menjadi cinta yang bergelora.
Semula Sehun tidak pernah berpikir bahwa Kris memiliki perasaan lebih kepadanya,dia mengira Kris benar-benar tertarik kepada tanaman hasil rumah kacanya dan kesepakatan bisnis mereka. Tetapi kemudian Tao menggodanya, mengatakan bahwa kalau Kris tertarik dengan kesepakatan bisnis, dia bisa saja mengirim salah satu pegawainya atau sekretarisnya untuk mengaturnya, tidak usah datang sendiri,apalagi sampai mengajak Sehun makan malam hampir setiap hari. Oh Sehun memang gadis yang polos yang belum mengerti tentang cinta.
Sekarang sudah tiga bulan merek berkenalan,dan mereka sudah sangat dekat dan mengenal satu sama lain. Seperti halnya Sehun,Kris juga sudah tidak mempunyai ayah.
Tetapi ibu Sehun meninggal karena sakit,enam bulan yang lalu,sedangkan Kris masih memiliki seorang ibu yang katanya tinggal di pinggiran kota Shanghai di rumah besar milik keluarga mereka. Kris sendiri memiliki sebuah rumah di kompleks mewah di tengah kota Seoul. Meskipun jarak Shanghai-Seoul jauh,Kris berjanji akan mengenalkan Sehun pada ibunya jika ibunya itu datang ke Seoul.
Malam ini,entah kenapa Kris tampak misterius,lelaki itu banyak berdiam diri dan tidak penuh canda seperti biasanya. Dan ketika mereka sampai di restoran, Kris telah mengatur sebuah makan malam resmi yang mewah, tidak seperti makan malam santai yang biasanya mereka lakukan setiap malam.
Sekarang lelaki itu menatap dirinya dengan tatapan mata serius dan penuh harap. Suaranya ketika berkata-kata terdengar serak dan lembut.
"Wo ai ini Sehun,kau mungkin tidak percaya cinta pada pandangan pertama, tetapi aku merasakannya. Semakin lama kita melewatkan waktu bersama, aku semakin merasa yakin. Aku ingin menjagamu Sehun,aku ingin menghabiskan hidupku denganmu,menjadi tua bersamamu." Lelaki itu mengeluarkan kotak hitam dari saku jasnya dan kemudian membukanya di depan Sehun yang ternganga kaget,
"I love you Oh Sehun. Will you marry me?."
Mata Sehun terbelalak kaget melihat cincin berlian yang berkilauan itu. Dia mengalihkan tatapan matanya ke arah Kris,melihat keseriusan yang terpancar disana.
"Omo. Kris,apa kau serius?."
Kris menganggukan kepalanya sambil tersenyum lembut,
"Aku ingin menghabiskan hidupku denganmu,Sehunnie. Saranghae."
"Tetapi kita….kita belum saling mengenal lama…" Sehun ragu.
"Tidak perlu waktu lama untuk mengenali cinta sejatimu." jawab Kris mantap,
"Kalau kau menerima lamaran ini,kau akan membuatku menjadi pria paling bahagia di dunia."
Sehun menelan ludah,perasaannya bergejolak, hawa musim panas semakin membuatnya bergejolak,dia juga mencintai Kris tentu saja,kebersamaan mereka telah menumbuhkan benih-benih cinta yang makin lama makin kuat,dan lamaran Kris ini benar-benar membuat dirinya sungguh bahagia. Dilamar dengan suasana romantis dan diucapkan kata cinta dalam tiga bahasa sungguh membuat Sehun melayang.
Tiba-tiba matanya terasa panas,air mata bahagia berdesakan menyeruak di sudut matanya, Sehun menelan ludahnya lalu menghela napas panjang, mengambil keputusan terpenting dalam kehidupannya,
"Yes,Kris. I will."
Lelaki itu memejamkan matanya dengan penuh kelegaan,lalu mengecup jemari Sehun lembut,
"Gomawo,Sehunnie." bisik Kris serak,penuh cinta.
Perempuan itu duduk di kursi roda,dengan mata kosong,dalam kegelapan kamar yang temaram. Suasana kamar itu lengang dan mewah.
Lalu pintu terbuka dan seorang lelaki memasuki kamar,dengan lembut lelaki itu berlutut di depan kursi roda perempuan itu. Dengan lelah ia meletakkan kepalanya di pangkuan si perempuan,memejamkan matanya dan tidak mengucapkan apa-apa.
Jemari perempuan itu bergerak,membelai kepala lelaki itu,meskipun matanya tetap kosong menatap ke depan.
Suasana begitu sakral dan syahdu…suasana kedekatan yang agung dan penuh kasih sayang.
"Cintalah yang membuatku mempertanyakanmu. Seberapa jauhkah kau akan berkorban, atas nama cinta?"
PART 1
Pernikahan mereka luar biasa mewah dan sangat indah,sayangnya ibu Kris tidak bisa hadir karena kata Kris,sang ibu sedang berobat ke Kanada. Kondisi pernikahan mereka yang mendadak membuat ibu Kris tidak bisa mengatur ulang jadwalnya. Tetapi kata Kris ibunya mengirim salam dan segera setelah pulang dari Kanada,beliau akan menengok mereka berdua sambil membawa kado pernikahan.
Mereka memasuki kamar pengantin yang sudah didekorasi dengan mewah oleh dekorator terkenal,tentu saja bunganya dipasok oleh rumah kaca Sehun. Beberapa merupakan sumbangan dari Tao sahabatnya yang sangat senang dengan pernikahan Sehun. Tao memang sahabat dekat Sehun,yang selalu membantunya kapanpun dia siap. Banyak yang mengira mereka berhubungan dekat tapi hanya Sehun dan Tao yang tahu bahwa mereka tidak bisa lebih dari itu,Tao seorang gay dan dia tidak tertarik kepada perempuan.
Sehun masih menyimpan rahasia itu sendiri,dia belum mengatakannya kepada Kris,semula dia masih ragu karena Tao sendiri yang membuatnya untuk tidak mengatakannya kepada siapapun. Lelaki itu masih malu dengan kenyataan dirinya dan tidak ingin siapapun tahu,kecuali Sehun sahabatnya. Tetapi Sehun mempertimbangkan untuk meminta izin Tao supaya dia bisa memberitahu Kris. Kris suaminya dan Sehun yakin Kris tidak akan menghakimi Sehun. Lagipula Kris beberapa kali menanyakan kedekatannya dengan Tao dan tampak cemburu karenanya. Kalau Kris sudah tahu bahwa Tao adalah gay,mungkin lelaki itu akan tenang.
Setelah berganti pakaian dengan gaun tidur warna putih miliknya,Sehun duduk dengan ragu di atas ranjang. Kris belum masuk daritadi karena masih banyak tamu di luar meskipun waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Para tamu itu kebanyakan rekan kerja Kris dan teman-temannya di komunitas China-Korea. Daritadi banyak tamu yang berbincang-bincang dengan Kris dalam bahasa Cantonese dan Mandarin. Karena hanya sedikit mengerti , Sehun hanya bisa menjawab singkat dengan 'ya' 'terima kasih' 'tentu saja' sambil tersenyum. Sehun masuk duluan karena dia kelelahan sejak pesta mewah tadi pagi,sedangkan Kris masih harus menemani tamu-tamunya demi kesopanan.
Sudah larut malam ketika Kris akhirnya masuk. Sehun masih menunggu dengan terkantuk-kantuk duduk di tepi ranjang,dia mendongak ketika lelaki itu menutup pintu kamar pengantin mereka.
"Semua sudah pulang?" Sehun bertanya sambil berusaha tersenyum.
Hening.
Kris menatapnya lama sekali,lalu menjawab singkat.
"Sudah."
Sekarang jantung Sehun berdegup kencang,dia hanya berdua saja dengan suaminya. Dia tidak pernah berduaan di kamar dengan lelaki manapun sebelumnya. Kris adalah lelaki pertamanya dalam segala hal. Dan malam ini mereka adalah suami istri. Pipi Sehun merona, membayangkan bagaimana mereka akan melewatkan malam ini. Sehun bagaimanapun juga menyimpan ketakutan kalau dia akan mengecewakan Kris yang sepertinya sudah begitu dewasa dan lebih berpengalaman dibanding dirinya. Selisih usia mereka delapan tahun,Sehun baru dua puluh empat tahun,sedangkan Kris tiga puluh dua tahun. Orang bilang usia mereka berdua adalah usia yang pas untuk hidup berumah tangga. Meskipun beberapa tamu tadi ada yang tidak percaya jika Sehun baru dua puluh empat tahun,dan menganggap Sehun terlalu cepat menikah.
"Belum tidur?" Kris berdiri di dekat meja rias,dan mulai melepas dasi,jasnya sendiri sudah disampirkan secara sembrono di kursi rias.
Sehun menggeleng,tersenyum malu-malu,
"Belum,aku menunggumu."
Mata Kris tampak itu tampak begitu misterius di balik cahaya lampu kamar yang kuning temaram.
"Seharusnya kau tidur duluan." gumamnya dingin,lalu melepas kemejanya dan melangkah masuk ke kamar mandi.
Sehun masih tertegun,bingung dengan perubahan nada suara Kris kepadanya. Lelaki itu tidak pernah berbicara dengan nada suara sedingin itu kepadanya. Apakah mungkin Kris lelah?.
Ketika Kris keluar dari kamar mandi,dia sudah berganti memakai piyama hitam. Dia mengangkat alisnya ketika sudah berdiri di pinggir ranjang.
"Minggir kesana." Gumamnya kasar,membuat Sehun bergegas naik ke atas ranjang dan bergeser ke ujung lainnya,dengan perasaan bingung dan was-was.
Kris lalu naik ke ranjang dan berbaring disana. Sehun menoleh hendak bertanya,tetapi lelaki itu berbaring membelakanginya dengan nafas teratur seolah jatuh tertidur begitu saja.
Apakah lelaki itu tertidur?Kenapa dia bersikap begitu?Apakah Kris kelelahan?Ataukah lelaki itu marah kepadanya atas sesuatu yang tidak dia sadari?Mungkinkah Sehun telah menyinggung Kris tanpa sadar? Tapi kapan?Kenapa?.
Seluruh pertanyaan itu menggayuti benak Sehun. Dia berbaring dengan mata nyalang,menatap punggung tegap Kris,
Tetapi sepertinya pertanyaannya tidak akan terjawab malam ini. Kris tampaknya sudah tertidur pulas. Akhirnya dengan perasaan yang berkecamuk bingung,Sehun memaksakan dirinya memejamkan pengantinnya berlalu dalam keheningan yang menyesakkan dada.
Pagi hari ketika Sehun membuka mata,dia masih merasa bingung akan keberadaannya. Sejenak dia kaget berada dalam kamar yang tidak dikenalinya,tetapi kemudian dia mengumpulkan ingatannya. Pernikahannya,rumah Kris…
Dengan gugup Sehun menegakkan tubuhnya,mencari Kris tentu saja. Tetapi sebelah ranjangnya kosong. Kris sudah tidak ada.
Diliriknya jam dinding tak jauh darinya,sudah jam tujuh pagi. Sehun tidak pernah bangun sesiang ini sebelumnya,dia selalu bangun jam enam pagi,kemudian menuju rumah kaca dan merawat tanaman miliknya. Sekarang tanaman miliknya sedang dirawat dalam pengawasan Tao, lelaki itu katanya ingin memberi kebebasan kepada Sehun untuk berbulan madu sementara.
Dengan canggung Sehun berdiri dan melangkah dari ranjang. Apakah Kris ada di luar untuk sarapan?Kenapa Kris tidak membangunkannya?Apakah lelaki itu tidak mau mengganggu tidurnya?
Sehun melangkah ke kamar mandi dan mandi dengan air hangat untuk menyegarkan dirinya dan tubuhnya yang terasa penat setelah pesta kemarin. Setelah itu dia melangkah ke luar kamar Kris.
Suasana rumah Kris tampak lengang. Kamar Kris berada di lantai dua,dan tidak ada siapapun disitu. Dengan ragu Sehun menuruni tangga,ada seorang pelayan disana yang langsung membungkukkan tubuh hormat begitu melihatnya.
"Dimana suamiku?." tanya Sehun pelan,masih merasa ragu mengklaim Kris sebagai suaminya.
Pelayan itu masih membungkuk hormat,
"Tuan Kris sudah berangkat sejak pagi tadi,Nyonya."
"Berangkat kemana?." Sehun mengernyitkan keningnya.
"Berangkat bekerja." Jawab pelayan itu singkat,lallu pamit untuk melanjutkan pekerjaannya di belakang.
Bekerja? Hari ini adalah hari pertama mereka resmi menikah dan Kris berangkat kerja? Sebegitu sibukkah suaminya sehingga tidak bisa libur setelah pernikahan mereka? Tidak adakah bulan madu seperti yang dilakukan orang-orang biasanya? Setahu Sehun, kebanyakan orang memilih melewatkan waktu bersama dengan tidak bekerja, tidak perlu harus berlibur ke suatu tempat, bahkan dengan hanya bersama-sama di rumah itupun sudah cukup.
Sehun mengira Kris akan meluangkan waktu untuk mereka bisa bersantai berdua, apalagi mengingat hubungan mereka yang singkat sebelum menikah. Tidakkah Kris ingin lebih banyak mengenalnya seperti Sehun yang sangat ingin mengenal suaminya lebih dalam?. Kris juga berangkat bekerja tanpa berpamitan kepadanya. Sehun masih bertanya-tanya akan sikap kasar dan dingin Kris semalam, tetapi pagi ini sikap Kris lebih membuatnya bertanya-tanya lagi.
Suami seperti apa yang meninggalkan pengantinnya setelah malam pertama mereka yang tidak tersentuh,hanya untuk pergi bekerja?
Sehun diam termangu. Matanya menatap keindahan rumah dengan segala interior mewahnya yang bergaya minimalis itu dengan bingung. Rumah itu terasa sangat asing baginya, dan tiba-tiba Kris juga terasa sangat asing baginya.
"Bagaimana malam pertamamu?" Tao langsung bertanya dengan menggoda ketika Sehun mengangkat teleponnya.
Sehun tersenyum lembut, "Kami belum malam pertama." Bisiknya,dia memang selalu jujur kepada Tao dalam hal apapun, dan kenyataan bahwa Tao adalah gay membuatnya semakin nyaman di dekat lelaki itu,
"Mwo?" suara Tao di seberang sana tampak terkejut, "Kalian belum melakukan malam pertama?"
Meskipun ada di seberang telepon,Sehun tersenyum malu-malu, "Kami terlalu lelah,kemarin sampai jam sepuluh malampun masih ada tamu yang berdatangan."
"Oh." Tao tertawa , "Itulah risikonya menikah dengan seorang boss besar." candanya. "Jangan khawatir,semuanya akan ditebus saat bulan madu kalian."
Sepertinya tidak akan ada bulan madu. Sehun membatin dalam hati,tiba-tiba merasa ragu.
"Sehun-ah?" Tao bertanya di sebrang sana,sepertinya dia sedang menanyakan sesuatu. Tetapi karena sibuk dengan pikirannya,Sehun tidak menanggapinya.
"Ne,Tao-ya. Ada apa?" gumam Sehun gugup.
"Aku tadi bertanya,kemana rencana kalian akan berbulan madu?"
Sejenak Sehun bingung harus menjawab apa,dia lalu berdeham karena gugup, "Eh….mollayo." gumamnya pelan,
"Kris belum memberitahuku rencananya."
"Mungkin dia akan memberimu kejutan." ada nada menggoda di suara Tao, "Aku membayangkan dia akan membawamu ke pulau eksotis yang luar biasa indahnya,seperti Maldive atau Bali mungkin,atau kampung halamanku di Qingdao juga tidak kalah bagusnya,kabari aku ya Sehun."
Sehun memaksakan senyum di suaranya, "Pasti,Tao." Mereka lalu bercakap sebentar mengenai rumah kaca Sehun.
Batin Sehun sedikit tenang ketika Tao mengatakan dia menyewa temannya untuk menghandle tugas merawat rumah kaca Sehun. Teman Tao itu dulu pernah melakukan hal yang sama ketika Sehun sakit dan hasilnya memuaskan. Tanaman di rumah kacanya akan baik-baik saja.
Sehun menghembuskan napasnya setelah mengakhiri percakapan dengan Tao. Ia masih bingung akan sikap Kris sejak semalam. Apakah mungkin seperti yang dikatakan oleh Tao,bahwa Kris ingin memberinya kejutan? Di film-film yang dilihatnya,orang-orang kadang bersikap aneg dan membingungkan ketika ingin memberi kejutan. Misalnya memberikan kejutan ulang tahun, orang-orang berkompolot untuk pura-pura lupa dan tidak memberikan selamat, hingga membuat orang yang ulang tahun merasa sedih dan kecewa, lalu pada malam harinya mereka memberikan pesta ulang tahun kejutan yang membahagiakan, membuat kejutan mereka lebih bermakna.
Itukah yang sedang dilakukan oleh Kris? Apakah lelaki itu sedang memberikan kejutan untuknya?
Sampai dengan siang hari, Sehun terus menghabiskan waktunya dengan kesepian di rumah itu. Dia sama sekali tidak menyangka inilah yang akan terjadi pada dirinya. Ditinggalkan bekerja, seorang diri di rumah satu hari setelah pernikahannya.
Dorongan untuk mengunjungi rumah kaca dan melarikan kebosanannya dengan merawat tanamannya sangat kuat. Tetapi kalau dia ke rumah kaca, Tao akan memberondongnya dengan sejuta pertanyaan, dan Sehun pasti tidak akan bisa menjawab, karena dia sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi.
Diliriknya ponselnya. Sepi,tidak ada kabar satupun. Dulu sebelum mereka berpisah, Kris selalu mengiriminya pesan-pesan penuh perhatian. Bahkan hanya untuk sekedar mengucapkan selamat pagi,menanyakan apakah dia sudah makan,atau juga kadang memberikan info tentang apa yang dilakukannya.
Tetapi sekarang berbeda,tidak ada satupun pesan dari Kris kepadanya. Apakah Kris sedang benar-benar sibuk?.
Sehun sungguh tergoda untuk menelepon Kris,tetapi dia takut siapa tahu akan menganggu Kris yang sedang berada di tengah rapat penting.
Dengan pedih Sehun menghela nafas panjang. Dia harus keluar dari rumah ini, atau dia akan menjadi gila.
Dengan cepat dia berganti pakaian,meraih tasnya dan memanggil taksi yang lewat dekat rumahnya.
"Garden Café" gumamnya, menyebut tempat Sehun biasa menghabiskan waktu siangnya disana. Secangkir teh hijau hangat mungkin bisa menghapuskan kegalauannya.
Café itu sangat cocok dengan namanya, 'Garden Café' nuansa taman sangat kental mengelilingi areanya, semua serba hijau dan memantulkan suasana alam yang indah, dengan tanaman hijau yang menarik dipadu dengan bunga-bunga anggrek di setiap sudutnya. Efek tamannya semakin nyata karena seluruh dindingnya terbuat dari kaca, sehingga pengunjung bisa menatap pemandangan taman, merasakan kedamaian sambil menikmati makanan dan minumannya di dalam café. Sehun sungguh merasa bangga karena dia memiliki andil dalam keindahan café ini, seluruh tanaman yang ada di café ini, baik di taman maupun bunga-bungaan dekorasinya, semua berasal dari rumah kaca Sehun. Lay, sang pelayan setengah baya yang sudah sangat dikenalnya tersenyum ketika melihatnya datang,
"Apa yang dilakukan pengantin baru disini?" tanyanya menggoda, membuat Sehun merasa malu.
Dia mencoba mengelak dari pertanyaan Lay, "Aku masih belum bisa melepaskan ketergantungan dari teh hijau di siang hari." Gumamnya penuh canda, membuat Lay tergelak.
"Pesanan akan segera diantar." gumamnya mengedipkan mata, lalu melangkah pergi.
Tak lama kemudian lelaki itu kembali, mengantarkan secangkir teh hijau beraroma khas yang harum yang masih panas. Sehun sangat menyukai aroma teh hijau ini,apalagi teh hijau dari Garden Café. Hampir setiap hari selama beberapa tahun terakhir ini, Sehun selalu mampir untuk makan siang dan menikmati secangkir teh hijau.
"Hanya andalah satu-satunya yang memesan teh panas, bahkan di saat suasana sedang panas." Lay melirik ke luar yang sedang terik. Untunglah tanaman hijau melindungi sekeliling area cafe ini, membuat udaranya tetap segar.
Sehun tertawa, "Kata orang, teh hijau mempunyai kemampuan menenangkan." Ia tengah membaca buku novel romantis dari penulis Kai yang dipilihnya sembarangan dari perpustakaan dekat café.
"Yah, menenangkan orang yang sedang banyak pikiran." Lay tersenyum, "Yang pasti bukan untuk pengantin baru sepertimu Sehun-ah. Seharusnya pengantin baru menyentuh suaminya,bukan menyentuh novel."
Lelaki itu setengah berbisik, "Tahukah kau apa yang selalu kupikirkan kalau menyajikan teh hijau ini?"
"Mwo?" Sehun langsung tertarik. Percakapan dengan Lay memang selalu menarik,lelaki itu seolah punya segudang pengalaman dan pengetahuan yang kadang-kadang bisa membuat Sehun terpana.
"Rahasia."
Sehun mengernyitkan keningnya makin dalam mendengar jawaban Lay.
Lay tertawa lagi, "Rahasia. Setiap memikirkan teh hijau aku selalu memikirkan tentang rahasia." Ditatapnya Sehun dengan serius, "Kau tahu ketika sajian teh hijau yang dipadu dengan melati datang kepadamu,aromanya sangat khas dan menakjubkan, membuatmu tergoda dan bahkan bisa membayangkan rasanya, sebelum kau mencicipinya. Tetapi kemudian ketika kau menyesapnya, kau pasti akan mengernyit, merasakan pahitnya yang menerpa lidahmu. Setelah itu ketika kau menyesapnya lagi dan lagi, barulah kau bisa menemukan keindahan citra rasanya yang berpadu. Teh hijau selalu penuh rahasia, dia tidak seperti aroma yang ditampilkannya, bahkan menyediakan kepahitan pada kontak pertama. Kau harus selalu sedikit demi sedikit menyibak lapisan demi lapisan rasanya hingga menemukan kenikmatan sejati dalam minuman ini."
"Wow!" Sehun terpesona mendengar penjelasan Lay, "Aku tidak pernah memandang teh hijau seperti itu sebelumnya. Bagiku dia hanyalah minuman yang enak dan membuatku ketagihan." Sehun tergelak, "Luar biasa memang pemikiranmu,Lay."
Lay terkekeh, "Kadang atasan saya bilang bahwa pikiran saya terlalu rumit." Lelaki itu melirik ke belakang, "Tetapi sekarang atasan saya sama sekali tidak pernah memprotes cara berpikir saya, sejak dia menikah. Dia terlalu sibuk berbahagia, menghabiskan waktuya dengan istrinya. Semua pengantin baru sepertinya tidak pernah tahan menjauhkan diri satu sama lain."
Lay mengedipkan sebelah matanya sebelum melangkah mundur, "Silahkan nikmati teh hijaumu, Sehun-ah."
Sementara itu Sehun tertegun mendengar kata-kata Lay tadi, bahwa semua pengantin baru tidak pernah tahan untuk menjauhkan diri satu sama lain.
Ia melirik handphonenya yang sepi dalam keheningan. Perasaan tak enak menghampirinya. Lalu ia melirik ke arah novel yang baru dibacanya,di novel yang dikarang oleh Kai itu , tokoh lelaki digambarkan sebagai sosok penuh kasih sayang, lembut dan romantis. Benar – benar mirip dengan sosok pangeran impian Sehun. Sehun selalu percaya jika ia akan menemukan sosok pangerannya suatu saat nanti, tapi melihat sikap dingin dan kasar Kris, Sehun menjadi ragu.
"Aku membuat keputusan yang benar. Hwaiting Sehun-ah!" gumam Sehun seraya mengepalkan kedua tangannya, ia berupaya menyemangiti dirinya sendiri.
Pada akhirnya Sehun tidak tahan untuk tidak mengunjungi Tao, dia berdiri di rumahnya yang sekaligus menjadi kantor mereka dengan ragu. Rumah Tao sendiri persis menempel di sebelah rumah Tao, jadi lelaki itu sering sekali bolak-balik antara kantor ke rumahnya, yang ditinggalinya bersama ibunya. Ayah dan ibu Tao asli China, tetapi mereka menetap di Korea karena menjadi dosen di universitas ternama di Korea yang dekat dengan tempat tinggal mereka saat ini. Ayah Tao sendiri sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu. Hubungan Tao dan Sehun sangat dekat, lebih dari sahabat, menyerupai adik dan kakak. Keluarga Tao juga sangat menyayanginya. Ketika ibu Sehun meninggal, otomatis keluarga Tao mengangkat dirinya menjadi anak angkat tidak resmi.
Ibu Tao menyetujui hubungan Sehun dengan Tao, maklum ia tidak tahu jati diri yang disembunyikan Tao sebagai seorang gay. Berkali – kali dia menyinggung betapa senangnya jika dia mempunyai menantu seperti Sehun. Apalagi ibu Tao juga memiliki hobby berkebun sama dengan bidang yang Sehun tekuni. Tetapi kemudian Sehun merencanakan pernikahannya dengan Kris, dia akhirnya menerima kenyataan bahwa mereka memang tidak ditakirkan melebihi sahabat. Bahkan kemudian ibu Taolah yang bersemangat membantu persiapan pernikahan Sehun, membuat Sehun terharu karena Ibu Tao betindak seperti ibu kandungnya. Ibu Tao juga mengajari Sehun beberapa tata krama dalam budaya China dan sedikit bahasa Mandarin saat tahu Sehun akan menikah dengan Kris yang notabene keturunan China.
"Apa yang kau lakukan disini?" suara di belakangnya membuat Sehun berjingkat karena kaget.
Sehun menoleh dan melihat Tao berdiri di belakangnya, lelaki itu sepertinya tadi keluar untuk membeli makanan, karena ada kantong plastik berlogo fast food di tangannya. Sehun melirik makanan yang dibawa Tao dan mencibir,
"Kau akan mati muda kena serangan jantung kalau tiap hari mengkonsumsi fastfood semacam itu." Gumamnya,
Tao tergelak lalu memutar bola matanya untuk mengejek pendapat Sehun. Dia melangkah mendahului Sehun memasuki bagian depan rumah Sehun yang sudah dialih fungsikan menjadi kantor mereka.
"Kenapa kau disini?. Bukankah seharusnya kau menghabiskan hari yang indah bersama suamimu?"
Sehun menjawab asal untuk menghindari kecurigaan Tao, "Kris ada urusan pekerjaan sebentar di kantornya jadi aku memutuskan untuk kemari dan menengok rumah kacaku."
"Bekerja di hari pertama setelah pernikahan?." Suara Tao meninggi, "Sungguh keterlaluan." Lelaki itu menggeleng – gelengkan kepalanya tak percaya
Mereka sudah memasuki area kantor dan Tao meletakkan plastik yang dibawanya ke meja. Dia menarik makanannya dan memakannya dengan nikmat, diliriknya Sehun yang memandang ngeri pada pesanan makanan Tao.
"Mau?." Tao menyodorkan makanannya, menggoda Sehun, Tao tahu persis bahwa Sehun adalah maniak makanan yang sehat dan pasti akan menolaknya.
Dan seperti dugaannya, Sehun menggelengkan kepalanya.
"Aku sedang bingung."
Tao menatapnya dan mengernyit, "Bingung kenapa?"
"Tentang Kris." Pipi Sehun memerah, "Dia...semalam sikapnya aneh.."
Tao tertawa, "Kebanyakan pengantin baru memang suka bersikap aneh,Sehun-ah….Mungkin nanti kau akan menemukan banyak hal baru dari suamimu. Sesuatu yang tidak pernah kau duga sebelumnya, tetapi memang itulah asyiknya perkawinan."
Sehun mencibir, "Seperti kau sudah ahli dalam perkawinan saja."
Tao tertawa, melahap makanannya dengan nikmat. "Aku memang belum pernah mengalami perkawinan, dan mungkin tidak akan pernah." Wajahnya tampak sedih, tetapi dengan cepat dia mengubah ekspresinya menjadi ceria, "Tetapi aku banyak membaca dan mencari tahu, kau bisa datang padaku kalau kau ada masalah dengan perkawinanmu."
Mereka tergelak bersama meskipun ada sedikit perasaan trenyuh di benak Sehun. Tao sama sekali tidak berpenampilan seperti gay, dia tidak lembut atau bersikap seperti perempuan. Tubuhnya gagah dan penampilannya jantan seperti lelaki kebanyakan. Sehun tidak bisa membayangkan bagaimana tersiksanya Tao harus berpura-pura dan mengingkari jati dirinya, apalagi mengingat bahwa ibu Tao sering sekali mendesak anak satu-satunya itu untuk segera menikah.
Berbicara tentang ibu Tao, Sehun teringat akan ibunya, ibunya yang cantik dan begitu lembut. Yang selalu Sehun kenang dari ibunya adalah aroma wangi bunga yang menyelubunginya, hasil dari seharian menghabiskan waktunya di rumah kaca. Ah seandainya ibunya ada disini, menghadiri pernikahannya, dia pasti akan sangat bahagia. Tetapi Sehun menyakini dalam hatinya bahwa ibunya pasti berbahagia di atas sana, melihatnya pada akhirnya menemukan lelaki yang menjaganya.
TO BE CONTINUE
Semoga suka ya FFnya
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa review,follow dan favorite.
Author pengen liat juga nih, berapa banyak KrisHun shipper wkwkwk
Ok deh. Annyeong^^
