Attenttion!
: Fanfict ini hanya sekedar pelampiasan ide tentang versi lain dari Satria Garuda Bima X, bukan bermaksud menyebarkan spoiler, plagiasi atau hal sebagainya. Hanya sebagai bentuk apresiasi seorang penggemar satria series dengan cerita versi fan itu sendiri. Jika ada kesamaan, hanyalah sesuatu yang tidak disengaja. Selamat membaca.
Chapter 1 "Pertemuan yang ditakdirkan"
... Tap..tap ... tap ..
Sebuah suara larian sepasang kaki dan nafas yang berhembus tak beraturan memecah keheningan hutan. Seorang anak berlari ketakutan sambil terus melihat ke arah belakang. Lalu, gerombolan bayangan hitam dengan senjata mengejarnya dari belakang. Anak itu mempercepat larinya agar tidak terkejar oleh mereka.
"Kalian! Cepat kejar dan tangkap anak itu! Jangan biarkan dia lolos." Seru sebuah suara yang menggema mengerikan.
Anak itu tetap berlari, tanpa mengatur nafasnya terlebih dahulu. Dan bayangan itu semakin dekat menujunya. Tiba-tiba, dia terjatuh dari tebing yang tidak terlalu dalam. Membuat berguling-guling tanpa kendali. Bayangan yang tadi mengejarnya mencari jalan yang lebih aman ke bawah ngarai.
Dengan tertatih-tatih, anak itu meneruskan pelariannya. Hari semakin larut, dan dia telah menghabiskan seluruh tenaganya untuk berlari. Dia berhenti di sebuah bus yang nampaknya berhenti sementara. Anak itu masuk dan duduk di bagian belakang bus, dengan keadaan yang tidak terlalu ramai. Dia menutupi seluruh tubuhnya dengan mantel yang dia kenakan, sambil terus menggenggam sesuatu berwarna Emas di kedua tangannya. Dia kelelahan, matanya berat, dan angin malam membawanya tertidur lelap.
...
Cahaya matahari begitu hangat dan deruman kendaraan membangunkannya. Dia terkejut, bus itu membawanya ke kota. Dengan patung dan air mancur yang menyambutnya. Dia belum pernah melihat kota sebelumnya, sehingga dia tidak berhenti untuk melihat ke sekelilingnya. Anak itu turun di mana bus itu berhenti. Sekarang, dia sedikit berjalan santai, tapi tetap waspada jika bayangan itu masih mengejarnya. Tanpa sengaja dia menabrak seseorang.
"Uh .. Maaf" katanya dan beranjak pergi.
Lalu, sesuatu terjatuh ke arah laki-laki itu. Benda pipih berwarna hijau dengan hiasan simbol yang aneh. Sambil merapikan jaket kulit hitamnya, Pemuda itu memungut benda itu. Sekilas dia memandangi benda itu, tiba-tiba dia melihat sesuatu dalam pikirannya.
Penyerangan… pertempuran para Satria… sosok bayangan… Cahaya keemasan… dan wajah yang menangis…
Dia terkejut, dan lemparkan pandangannya ke sekeliling, untuk mencari anak yang menabraknya tadi. Tapi sayang, keramaian sudah menghapus jejak keberadaannya.
"Penglihatan ini…" serunya.
...
"Ray… sudah lama sekali ya"sahut Randy.
"Apa maksudnya, kak?" Tanya Ray.
"Semenjak pertarungan terakhir kalian dengan Black Lord. Jakarta kembali damai, dan tugas kalian sebagai satria sudah tidak ada lagi, kan?"
Rena juga ikut berbicara sambil sibuk dengan Gadgetnya "apa yang dibilang Kak Randy itu benar,kak. Ditambah lagi, Dimas juga pergi ke luar negeri dan kita tidak tahu kapan dia akan pulang"
"Tidak perlu khawatir tentang itu, Rena." Sahut Ricca yang masuk bersama paman "Master akan kembali beberapa hari lagi. Dan tentu saja dia akan sangat senang bisa berkumpul lagi dengan kita"
"Paman juga akan menyiapkan makanan spesial untuk menyambutnya."sahut Paman.
Ray, Rena dan Randy sangat senang mendengar kabar itu. Dan kebetulan, Reza datang dengan wajah kebingungan.
"kalau begitu, aku akan jalan-jalan dengan Ricca" seru Rena.
"ada apa,Reza?" Tanya Ray.
Dia hanya terdiam, sambil terus melihat benda yang dia temukan itu.
"benda apa itu? Kelihatannya aneh" kata Randy.
"aku tidak tahu pasti. Benda ini jatuh saat aku bertabrakan dengan seseorang, dan aku melihat sesuatu yang aneh saat memegang benda ini"kata Reza.
"Apa itu?"
"Sesuatu, akan datang, kak." Serunya.
...
Kondisi pasar jajanan yang banyak menarik keinginan Rena dan Ricca untuk mencuci mata mereka.
"Wah… makanannya banyak banget, pasti enak!" seru Rena.
"Iya… bagaimana kalau kita beli beberapa untuk kepulangan master" sahut Ricca.
"Hmm… bagus juga idemu"
Banyak yang mereka beli, makanan dan jajanan lezat untuk Ray dan semuanya. Namun, saat berbelanja, Rena terfokus pada seorang anak dengan mantel yang terus menatap ke arah salah satu jajanan.
"Hei…kamu kenapa?" Tanyanya.
Anak itu panic, dan menggeleng pelan.
"Jangan takut, kakak bukan orang jahat, kok. Hmm ... kamu pasti lapar. Ini makanlah!" kata Rena sambil menawarkan sebuah donat cokelat padanya.
Anak itu terdiam, terlihat tergiur dengan donat itu. Sambil duduk di salah satu toko, dia memakan donat itu dengan sangat lahap.
"dari penampilanmu, kamu sepertinya sudah lama tidak makan" kata Rena.
"iya… dan sepertinya, kamu tidak dari sini" sambung Ricca.
Anak itu mengangguk pelan.
"Oh iya, kalau kakak bisa tahu, nama kamu siapa?"
"Namaku ...Edo...Edo Brahmajaya kak" Jawabnya.
"ooh.. Edo ya" sahut Rena. "Nama Kakak Rena, kalau yang ini Ricca"
"Terima kasih atas donatnya ya, kak Rena" jawab Edo. namun beberapa saat, wajahnya terlihat panik sambil merogoh kantungnya.
"Ada apa, Edo?"Tanya Ricca.
"Pendant…kak…pendant milikku tidak ada" jawabnya.
"Pendant?" Rena Dan Ricca bingung dengan jawaban Edo.
...
Jauh di langit Bumi, sebuah pesawat Luar angkasa yang menakutkan mengelilingi bumi. Dan terdengar suara mengerikan yang tidak asing.
"jadi, dia sekarang ada di Jakarta? Jauh dari tempat asalnya" katanya sambil mengamati peta virtual.
"hufh… sekarang, semua jadi semakin merepotkan saja" seru suara lain yang terdengar indah tapi menyeramkan.
"pasti, dia ingin meminta bantuan para Satria, tunggu apa lagi. Kita harus menangkap dia" kata suara lain yang sangat bergema dan ambisius.
"Tenangkan dirimu, Hydron. Aku sudah memiliki rencananya. Dan kita juga akan mulai berinteraksi dengan mahluk bumi" sahut suara itu. "Pergilah, atas nama Yang Mulia Hades. Tangkap anak itu dan bawa dia pada kami."
Bersamaan dengan itu, sosok mahluk menerima perintah itu. Mahluk bermata merah dengan busur panah yang melingkar di pundaknya, dan pergi ke Bumi dengan Teleport.
...
Di saat bersamaan, terdengar Ledakan dan keributan, warga berhamburan. Rena,Ricca dan Edo terkejut mendengarnya dan kaget. Sesosok monster berjalan di depan mereka bersama gerombolan pasukannya.
"ITU Apa?" seru Rena.
Monster itu menggeram dan berteriak "Itu dia, Anak yang kita cari! TANGKAP DIA!"
"Kak Rena, Kak Ricca, Lari!" Seru Edo Sambil menggengam serbi mereka Dan Berlari.
Mereka berdua tidak mengerti kenapa lari, dan mereka terus meminta Edo menjelaskan semuanya. Namun, Edo hanya bisa berlari, tidak bisa menjelaskan secara rinci. Keadaan semakin genting saat mereka sudah terkepung dengan pasukan Monster.
"Lebih Baik kau menyerah, serahkan dirimu dan mereka akan selamat" seru monster itu.
"TIDAK!" kata Edo.
"Beraninya kau menolak!" katanya sambil menyiapkan busurnya, membidik tepat ke arah mereka bertiga.
Mereka hanya bisa menutup mata mereka, sampai…
"TUNGGU!" Sebuah suara memecah kepanikan, itu adalah Ray dan Reza yang datang di saat yang tepat.
"Kak Ray ... Kak Reza!" seru Rena Dan Ricca.
"Anak itu, bukankah yang menabrakku tadi pagi, jangan-jangan benda ini adalah miliknya" Pikir Reza saat dia melihat Edo.
"Siapa kalian? Dan apa mau kalian ke Bumi!?" Seru Ray.
Dengan mengenakan busurnya, monster itu berkata "Aku adalah Centor, pelayan setia Raja Hades. Pemanah terbaik di Kerajaan Vudo!"
"Apa, Vudo!?"kata Ray. "Kalian masih ingin menguasai bumi lagi!? Reza, ayo kita hadapi dia"
"Iya, Kak Ray!"
Edo melihatnya, dengan mata kepalanya sendiri. Ray dan Reza menggunakan Power Stone mereka, dan…
"BERUBAH!"
Sekarang tampak di depannya, pendekar berbaju baja berwarna merah dan hitam, dengan symbol Garuda di kepala dan pedang di tangan kanan mereka.
"Satria Garuda, BIMA X!"
"Satria Garuda, AZAZEL!"
"Para Satria… mereka berdiri di depanku" kata Edo.
"Temuilah para Satria Garuda, mereka akan membantumu dalam perjalananmu. Dan selama itu, mereka yang akan menjagamu." Edo mencoba mengingat sebuah pesan tentang para satria.
"Jadi, kalian adalah Satria yang selama ini dibicarakan itu. Baiklah, mari kita bermain." Kata Centor. "Necronian, SERANG!"
Pertarungan berjalan sangat seru, BIMA dan Azazel melawan para Necronian dengan pedang mereka masing –masing. BIMA dengan jurus api andalannya, dan Azazel dengan teknik petir Hitamnya dan kelihaiannya menggunakan Taranis. Edo pun terpana melihat aksi para satria secara langsung, dan mengetahui betapa kuatnya mereka. Hingga akhirnya tinggal tersisa Centor seorang.
"Sekarang, tinggal kau Sendiri, Centor" kata Ray.
"Baiklah, seranglah aku dari mana saja." Centor meremehkan para satria.
"Terima ini, GARUDA FLAMING SLASH!"
Namun, serangan itu dengan mudah ditepis dengan anak panah Centor.
"Apa, tidak Mungkin!?" kata Ray.
"Bagaimana dengan ini, TARANIS BLACK THUNDER!" Seru Reza, melemparkan jurus andalannya itu pada centor. Namun, sama juga. Serangan itu juga berhasil ditepis.
"Sudah kukatakan, aku adalah pemanah dan tim terhebat di Pemerintah Vudo. Sekarang Giliranku, ARROW RAIN!"
Ratusan panah ditembakkan oleh Centor, Membuat BIMA X dan Azazel kewalahan dan tidak bisa berkutik dari serangannya. Edo yang melihat kejadian itu terdiam.
" Aku harus lakukan sesuatu, para satria tidak boleh mati." pikirnya.
"Apa yang kau lakukan, Edo!?" Seru Rena saat menyadari Edo akan menghampiri para satria.
"Para Satria ... mereka tidak boleh mati sekarang." Serunya.
Dia berlari, dan berdiri di depan para satria. mencoba untuk melindungi mereka. Centor yang melihatnya cukup terkejut dengan yang dilakukannya.
"Jadi, kau lebih memilih mati? Rupanya tidak sayang nyawa kamu ya!?" kata Centor.
"Pergilah, di sini berbahaya. Bersembunyilah!" Teriak Ray.
"Tidak! Aku akan melindungi kalian!" kata Edo.
Para satria terdiam mendengar ucapannya.
"Kalian tidak boleh mati, karena kalian akan membantuku dalam perjalananku. Dan kalian yang akan melindungiku. Maka dari itu, kalian tidak bisa mati disini!" serunya.
"Tapi, bagaimana denganmu? Kau juga akan mati" kata Reza.
Namun, Centor telah melepas panahnya dan siap mengarah ke Edo.
"Awas!" Seru Rena Dan Ricca.
Aku takkan biarkan mereka mati, aku yakin, merekalah nantinya yang akan membawaku padanya. Pada jati diriku, tentang siapa aku sebenarnya, dan apa tujuan aku hidup sampai sekarang!
BLAZZZ ...
Cahaya emas berkilauan mengelilingi tubuhnya dan para satria, membentuk kubah pelindung dan menghempaskan panah Centor. Semua terkejut, termasuk Edo yang segera merogoh kantungnya, mengambil sumber cahaya itu. Dari sebuah benda keemasan yang selalu dibawanya.
"Jimatku!?" kata Edo.
Saat bersamaan, cahaya hijau keluar dari tangan kanan Reza. Dari benda yang dia temukan tadi.
"Jadi benar, ini adalah miliknya" kata Reza.
"ITU DIA!" teriak Centor. "Benda itu harus aku rebut"dia kembali membidik Edo.
Edo yang tidak siap membuat perisainya melemah, dan langsung hancur karena serangan Centor, membuatnya terpental cukup jauh. Di sisi lain, Centor telah siap dengan panah ganda keduanya ke arah Edo. Dan Edo tidak bisa mengelak lagi.
"Awas!"
JRUSS!
Panah itu mengenai sasaran, tapi bukan Edo, melainkan Azazel yang membelakanginya untuk melindunginya.
"Reza!" teriak Ray.
(Bersambung)
