Fake Love

Present by vantexia

Main Cast : Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Park Jimin, Min Yoongi

Pair Cast : Vkook, Jikook, Minyoon

Genre : Romance, Drama, Hurt-Comfort

Rate : Mature

Warning : Gender Switch, Smut, Typo

.

.

.

.

.

.

.

.

Matahari kini tengah berada tempat tertinggi. Pada umum nya karyawan dan juga pekerja kantoran yang sedang beristirahat akan memilih untuk makan siang atau menyantap secangkir hot americano bersama dengan kolega atau rekan kerja mereka.

Namun suasana disebuah hotel tampaklah berbeda. Seorang pemuda dan pemudi kini tengah telanjang tanpa sehelai benang yang melekat pada tubuh mereka. Tanpa peduli dengan dinginnya AC yang berhembus menyapu kulit mereka.

Tubuh keduanya saling bertaut menghadap ke arah jendela hotel. Seakan mempertontonkan aksi panas mereka ke seluruh kota Seoul.

"A-ahh.. sakithh.. oppa.." racau sang gadis yang saat ini dalam keadaan yang teramat kacau. Seluruh tubuhnya saat ini telah di penuhi dengan bekas luka kemerahan akibat hisapan, gigitan, pukulan serta cambukan yang ditinggalkan oleh pemuda yang saat ini tengah menyetubuhiya.

Tidak peduli dengan rintihan kesakitan yang di alunkan sang gadis malang. Dengan kasar pemuda tampan itu terus menerus mengeluar masukan miliknya kedalam lubang anal sang gadis yang saat ini tengah dalam posisi menungging.

Kedua tangannya tengah menangkup dua buah dada besar dan sexy milik sang gadis. Bahkan sesekali jemarinya bermain dengan kasar di atas pucuk kemerahannya yang kini sudah menegang dan mengeras.

"AHHH.." gadis itu kembali memekik nyaring ketika dengan kasar jemari panjang sang pemuda menjambak surai kelamnya.

"Teruslah merintih kesakitan! Dengan begitu kau setidaknya bisa menyenangkanku" ujar pemuda itu dengan nada dinginnya.

"Kumohon aku hentikan.. aku tidak kuat lagi oppa.."

PLAK!

Suara nyaring tamparan kembali terdengar, akibat pemuda itu melayangkan sebuah tamparan kencang pada bokong sintal milik gadis itu.

"Shut up slut!"

Decitan kasur terus mengalun diiringi dengan suara pertemuan kulit dengan kulit memenuhi hotel mewah tersebut.

Jeon Jungkook hanya bisa pasrah menerima hentakan demi hentakan pada tubuhnya ketika benda milik pemuda tersebut terus menerus begerak keluar masuk dari hole-nya.

Saat ini kedua kaki jenjang gadis itu benar-benar terasa lemas seperti jelly, bagaimana tidak sejak tadi pemuda bernama—Kim Taehyung terus menerus menyetubuhinya tanpa henti. Seakan sudah tiada hari esok.

Bahkan ini adalah kali keempat hari ini dan untuk pertama kalinya pemuda Kim tersebut bereksperimen dengan gaya baru.

Sang gadis hanya bisa mengigit bibirnya saja untuk menahan rasa sakit yang ia rasakan pada rektumnya ketika pemuda itu mulai menaikan ritme hentakannya. Semakin cepat, semakin kasar dan semakin liar.

Sembari berusaha menahan air mata yang nyaris jatuh dari pelupuk matanya.

Rintihan, desahan, erangan kembali mengalun di dalam kamar tersebut.

Baru setelah hampir 30 menit lamanya penyatuan tubuh mereka barulah pemuda Kim tersebut mencapai pelepasannya kemudian mengeluarkan cairan miliknya di dalam tubuh sang gadis.

Dengan tubuh penuh luka dan berjalan dengan kaki yang terbuka lebar serta nafas yang terengah-engah seakan baru saja ia mengikuti lomba maraton. Jungkook tengah menumbangkan tubuhnya di atas kasur king size tersebut. Menarik selimut putih itu yang kemudian ia gunakan untuk menutup tubuh telanjangnya.

Sementara pemuda Kim yang tadi habis menyetubuhinya kini tengah meraih pakaiannya yang sudah berserakan di atas karpet. Mengenakan kembali celana bahan nya tentu tidak lupa dengan gucci belt miliknya.

Sembari mengenakan dan mengancing kembali kemejanya. Pemuda Kim tersebut berjalan mendekati sang gadis yang kini sudah bersandar pada headboard ranjang.

"Thank you for today slut" bisik pemuda tampan di telinga si gadis disertai dengan nadanya yang seolah dengan sengaja menghina dan merendakan martabat gadis itu.

Jungkook hanya terdiam, onyx hitamnya hanya mendelik tajam menatap ke hazel pemuda kejam tersebut. Kemudian gadis cantik itu memalingkan wajahnya agar tatapan keduanya tidak bertemu kembali.

Dengan santai dan tanpa dosa sama sekali pemuda tersebut melangkahkan kaki pergi keluar dari kamar hotel tersebut. Meninggalkan sang gadis cantik sendirian.

Onyx indah itu kini sudah mulai berkaca-kaca, sehingga tanpa disadari setetes air mata telah berada pada pelupuk matanya. Jatuh membasahi pipi gembil kemerahannya.

BRUK!

Baru saja sang gadis membanting sebuah bantal ke arah tembok. Sehingga bantal malang tersebut telah berada di lantai.

Benci, ya ia sangat membeci hidupnya

Dianugerahi dengan wajah cantik dan menawan berserta terlahir dari sebuah keluarga kaya dan terhomat hanyalah sebuah kutukan bagi Jeon Jungkook.

Semenjak ia masih kecil jarang sekali ia mendaptkan kasih sayang berserta kehangatan dari kedua orangtuanya.

Kedua orangtuanya terlalu sibuk bekerja dan berpergian keluar negeri. Jika sedang berada di rumah pun appa dan eomma nya jarang sekali memperhatikan dirinya.

Keduanya hanya fokus kepada sang eonnie saja yang bernama Jeon Yoongi. Yang berusia 4 tahun lebih tua daripada dirinya.

Seberapa keras Jeon Jungkook mencoba dan berusaha hasilnya tetap saja sama. Ia tidak akan pernah bisa lebih baik daripada sang eonnie.

Bahkan seringkali prestasi si bungsu Jeon berakhir dibandingkan dengan si sulung.

Hingga pada usianya yang ke 17 tahun ia menerima sebuah kabar. Sebuah kabar buruk yang hanya menambah petaka dan juga mimpi buruk bagi dirinya.

Kedua orangtuanya menjodohkannya secara paksa dengan sang pemuda kejam.

Semenajak hari itu hari-harinya bertambah semakin suram saja.

Hampir setiap hari pemuda beringas itu memaksa Jungkook bersetubuh.

Tanpa peduli jika ia lelah, sakit bahkan jika tamu bulanannya tengah hadir. Ia diperlakukan selayaknya jalang. Ah—lebih tepatnya seperti seorang budak sex. Jika jalang masih bisa menolak atau kabur. Sedangkan Jungkook seumur hidup akan terikat dengan pemuda gila tersebut. Tanpa memiliki hak untuk melawan.

Drttt.. Drttt…

Ponsel milik Jungkook tiba-tiba saja bergetar membangunkan si cantik dari tidurnya. Sekilas kedua mata bulatnya menatap ke arah jendela kamar hotel. Menatap Jingga nya langit serta matahari yang kini hendak beranjak pergi. Pertanda jika senja telah tiba.

Dengan memegang salah satu pinggulnya Jungkook beranjak bangun dari ranjang. Melangkahkan kaki dengan perlahan dan tergopoh masuk ke dalam kamar mandi.

Sejenak Jungkook melihat bayangan cermin dirinya. Menyedihkan matanya terlihat sedikit sembab, seluruh tubuhnya di hiasi dengan bekas kissmark tidak lupa dengan beberapa luka kemerahan akibat cambukan dari belt mahal milik pemuda itu.

Sudut bibirnya tampak terluka mungkin akibat ciuman yang diberikan Taehyung terlalu beringas atau ia yang tadi mengigit bibirnya terlalu kuat karena menahan rasa sakit.

Sementara itu di lantai teratas sebuah gedung perkantoran. Seorang pemuda tampaknya tengah dengan serius menatap ke arah layar komputernya dan juga beberapa berkas penting yang baru saja diletakan oleh sang sekertaris di atas meja kerjanya.

"Sial! Mengapa begini!" umpatnya begitu mendapati jika salah satu grafik saham milik perusahannya tengah menurun sore ini.

Tring.. Tring..

Telephone kantornya tengah berbunyi saat ini dengan segera pemuda itu pun mengangkat panggilan tersebut.

"Halo selamat sore" ujar sang pemuda tangannya sibuk memeriksa lembaran demi lembaran dokumen yang berada di atas mejanya.

"Halo Taehyung" ujar sang penelpon.

"Ah—Harabaeoji ada apa sampai-sampai kau menelpon ku?"

" Aku ingin agar besok kau dan juga Jungkook hadir di acara charity tahunan yang diadakan oleh perusahaan kita"

Pantas saja sang harabeojinya sampai menelepon langsung, ternyata besok ada acara penting. Karena terlalu sibuk bekerja Kim Taehyung hampir saja Kim Taehyung melupakan acara penting yang diselenggarakan keluarga mereka setiap tahunnya.

"Hmm.. baik harabeoji aku akan hadir"

"Jangan sampai terlambat"

"Tenang saja aku janji akan datang tepat waktu"

"Baiklah jaga dirimu baik-baik Tae dan juga sampaikan salamku untuk Jungkook"

"Baiklah harabeoji sampai jumpa"

Dengan segera Taehyung mematikan sambungan telepon tersebut.

Setelah membersihkan diri di hotel dan menikmati makan malam di sebuah korean bbq restaurant yang berada di daerah Myeong Dong. Barulah Jungkook memutuskan untuk pulang ke mansion mewah milik keluarga Jeon.

Rumah yang begitu megah itu kini tampak sepi, bagaimana tidak sang pemudi Jeon baru saja tiba di rumah megahnya setelah jarum jam menunjukan angka 12:00–tepat tengah malam.

Dengan perlahan dan mengendap-ngendap—tampak seperti seorang pencuri kecil, Jungkook membuka pintu rumahnya. Ia benar-benar tidak berniat membangunkan siapapun.

Baru hendak melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tiba-tiba saja ia di kejutkan dengan lampu ruang tengah keluarganya yang tiba-tiba saja menyala.

"Darimana saja kau?" tanya seorang pria paruh baya dengan suara tegasnya.

Gadis itu pun menoleh kebelakang, benar saja ia telah mendapati Tuan Jeon; sang appa tengah memasang wajah asam dan menyilangkan tangannya.

"Bukan urusanmu" balas Jungkook dengan singkat dan dingin.

"Kau semakin hari semakin kurang ajar saja! Sifatmu itu benar-benar berbeda jauh dengan eonniemu! Lihatlah kau seperti jalang dan anak liar saja baru pulang tengah malam begini!"

Gadis itu tampak jengah dengan ocehan sang ayah hanya memutar bola matanya malas saja. Kejadian seperti ini benar-benar sudah menjadi makanan sehari-harinya saja.

"Hey! Mau kemana kau?!" teriak sang appa dari bawah sana. Sementara Jungkook dengan acuh terus menaiki setiap anak tangga seolah tuli dan tidak peduli dengan apapun.

Sejak masih kecil hubungannya dengan kedua orangtuanya sudah sangat buruk. Ditambah kedua orangtuanya memaksanya untuk putus dengan sang kekasih dan menjodohkan Jungkook dengan Taehyung. Jangan salahkan Jungkook jika ia bersikap seperti itu.

Sementara itu ditempat lain, seorang pemuda tengah berdiri di balkon kamarnya. Tanpa peduli dengan dinginnya hembusan angin malam yang secara terus menerus meniup wajah dan juga rambut blondenya.

Sejak tadi pemuda yang bernama Kim Taehyung terus saja termenung. Seperti sedang memikirkan sesuatu.

Sesekali ia melirik pada layar ponselnya. Berusaha untuk meyakinkan dan juga memberanikan dirinya untuk menghububungi orang itu.

Setelah diam dan berpikir beberapa saat ia pun menyentuh layar ponselnya, menghubungi orang itu.

Suara panggilan terhubung mulai terdengar

"Halo.." suara serak khas bangun tidur menyapa indra pendengaran Taehyung.

"Halo siapa ini?" tanya orang itu.

"Jangan main-main ya! Kumatikan sekarang"

Tit.. tit..

Sambungan panggilan keduanya terputus.

Taehyung hanya diam seribu bahasa saja, lidahnya tiba-tiba terasa kelu seolah tidak mampu untuk satu katapun.

Pemuda yang sejak tadi sudah berada di luar itu pun kini memutuskan untuk masuk kembali ke dalam kamarnya.

Membaringkan tubuhnya yang terasa amat lelah akibat aktivitasnya sepanjang hari ini.

Suara serak basah milik gadis itu seakan menjadi obat tidur untuk bagi penderita insomnia seperti dirinya.

Dengan perlahan ia mulai memjamkan kedua hazelnya. Memasuki alam bawah sadarnya.

Jungkook saat ini tengah berada di sebuah hamparan luas padang rumput yang hijau. Menikmati hembusan angin yang meniup kulit dan surai legamnya. Menikmati waktu afternoon tea nya bersama dengan Mad Hatter dan juga tuan kelinci.

Tiba-tiba saja ia merasakan basah pada wajahya. Mebangunkan gadis cantik itu dari mimpi indahnya.

"Bangunlah muscle pig!" suara sang eonnie tiba-tiba saja terngiang di telinganya.

"Hnghhh.. lima menit lagi" bukannya bangun sang gadis malah memilih untuk menarik selimutnya sehingga menutupi wajah dan kepalanya. Berusaha kembali masuk ke alam mimpi.

"Kau lupa hari ini adalah hari midtest pertamamu"

Mendengar kata Midtest Jungkook dengan segera bangkit dari ranjangnya. Membiarkan selimut pink miliknya terserak di lantai. Dengan segera berlari masuk menuju ke dalam kamar mandi. Menggosok gigi dan mencuci wajahnya dengan cepat.

Sial! Ia terlambat, padahal ujian ini merupakan salah satu ujian penting penentu keberhasilannya mendapatkan gelar sebagai murid berprestasi.

Sementara sang kakak diluar sana hanya berdecak dan menggelengkan kepalanya. Tidak mengerti mengapa adiknya jika sudah tidur benar-benar seperti mayat. Bahkan tadi ia sampai-sampai harus menyiramkan segelas air tepat ke wajah sang adik. Namun masih saja sang adik tewas tak sadarkan diri.

"Lain kali jika kau terlambat aku tidak mau mengantarkanmu" oceh Jeon Yoongi; sang eonnie sembari menatap kesal sang adik.

"Maafkan aku eonnie, hehe.." sang adik manis hanya terkekeh memamerkan dua buah gigi kelinci miliknya.

"Turun sana!" sadis sang eonnie, yang kesal karena ia menjadi ikutan terlambat. Akibat sang adik membutuhkan waktu yang lama hanya untuk bersiap.

"Ya…ya... bye eonnie" sang adikpun turun dari Mercedes S63. Berlari dengan segera memasuki gedung sekolahnya.

Sementara Yoongi hanya bisa mengela nafas panjang saja. Jika Jeon Jungkook bukanlah adik kesayanagannya maka ia sudah memilih untuk menenggelamkan bocah itu di sungai Han.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

.

.

.

Halo semua ff ini adalah ff pertama aku yang aku tulis di ffn. Sebenernya tujuan aku nulis GS karena aku pingin uji coba kemampuan aku nulis GS (Soalnya udah lama banget aku ga nulis GS)

Terima Kasih banyak buat kalian yang udah mampir ke cerita aku. Mohon maaf kalau cerita aku masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Karena sampai hari ini aku masih terus belajar gimana cara merangkai kata-kata dan bikin deskripsi yang bagus.

Terima kasih juga buat adek aku tersayang shouharaku yang udah mau baca, bantu review, bahkan memberikan aku kritik dan saran, setia ngedukung aku sampai aku jadi semangat nulis lagi. Tanpa mu aku butiran debu/bernada/

Mohon tinggalkan review, kritik dan saran dari kalian akan sangat bermanfaat buat aku

xoxo vantexia